Beranda / Fantasi / Kultivator Inti Semesta / Bab 13: Tekad dan keyakinan diri

Share

Bab 13: Tekad dan keyakinan diri

Penulis: Evanscapenovel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-01 21:31:08
Liu Qingyun memimpin perjalanan kembali. "Kita masih harus melewati satu gunung lagi sebelum singgah di kota."

Daniel yang penasaran, karena baginya pusat kekaisaran terasa sangat jauh, bertanya, "Tetua, apakah setelah kita sampai di kota, perjalanan menuju pusat kekaisaran She masih jauh?"

Liu Qingyun menggelengkan kepalanya. "Masih cukup jauh. Kita masih memiliki perjalanan panjang. Namun, patriark tidak ingin kita terlalu lama di jalan. Oleh karena itu, patriark memberiku banyak uang agar kita bisa menggunakan jasa transportasi. Kita akan menggunakan kapal laut untuk mempercepat perjalanan menuju pusat kekaisaran."

“Rooaarr!”

Saat mereka asyik mengobrol, tiba-tiba mereka dihadang oleh sekawanan binatang buas. Di depan mereka berdiri lima harimau besar. Tiga di antaranya memiliki ranah pendekar raja bumi peringkat 1, sementara dua lainnya memiliki ranah pendekar raja bumi peringkat 3.

Harimau-harimau itu memiliki tubuh yang kekar dan berotot, dengan bulu belang hitam dan or
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kultivator Inti Semesta   Bab 14: Daniel menerobos

    Liu Qingyun menatap Xiao Tian dengan heran, karena anak kecil itu memikul tubuh harimau yang ukurannya lebih besar daripada dirinya sendiri. “Perjalanan kali ini benar-benar banyak kejutan. Tian ini setiap hari hanya bekerja menyapu dan membersihkan rak buku. Namun, siapa sangka dia telah menyembunyikan kemampuan yang melebihi orang lain. Patriark benar-benar beruntung menemukan cucu angkat sepertinya.” Mendengar ucapan Liu Qingyun, Shu Hen pun mengangguk setuju.Xiao Tian mulai membersihkan daging-daging harimau itu, lalu mengumpulkan kayu bakar dalam jumlah besar. Xiao Tian tidak menggunakan alat untuk menciptakan api. Sebaliknya, dia terus mengubah tenaga dalamnya menjadi elemen api. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya dia berhasil menciptakan api yang keluar dari telapak tangannya. “Sepertinya di masa depan aku harus sering berlatih. Sekarang aku sudah mengetahui cara mengubah tenaga dalam menjadi elemen alam. Namun, ini masih terlalu lemah; elemen yang aku ubah belum bisa aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 15: Organisasi Tengkorak

    Melihat beban yang begitu berat menempel di tubuh Xiao Tian, Liu Qingyun dan Shu Hen saling menatap sambil tersenyum pahit. Mereka berdua memperhatikan Xiao Tian dan Daniel yang sedang bertukar pemahaman.“Tetua Shu Hen, apakah kamu menyadari sesuatu?” Liu Qingyun bertanya dengan wajah datar.“Tetua Qingyun, bisakah kamu mengatakannya dengan jelas?” Shu Hen balik bertanya dengan wajah sangat penasaran.“Apakah kamu mengingat keterampilan tubuh yang Tian gunakan?” Mendengar ucapan Liu Qingyun, Shu Hen sedikit mengernyit.“Kita baru menyadarinya sekarang. Tian bisa bergerak dengan sangat cepat dan menampilkan keterampilan peringan tubuh yang begitu sempurna, sedangkan dia menggunakan beban yang begitu berat. Bukankah jika dia tidak menggunakan beban dalam tubuhnya, dia bisa bergerak lebih cepat lagi?” Shu Hen baru menyadari hal itu.“Bukan jika, tapi itu pasti. Andai dia menampilkan keterampilan peringan tubuh seperti tadi tanpa beban di tubuhnya, mungkin kita juga akan kewalahan jika b

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 16: Kemarahan Xiao Tian

    Organisasi Tengkorak memiliki nama yang paling menakutkan di Dinasti She. Mereka adalah organisasi dari pendekar aliran hitam yang terkenal karena kebuasan dan kejahatan mereka.Liu Qingyun mendengus dingin. “1000 keping emas, apakah kamu sedang merampokku di siang bolong?”“Jika aku merampokmu, apa yang bisa kamu lakukan terhadapku? Kalian hanya berasal dari sekte kelas tiga. Jangan katakan bahwa kalian sudah memiliki nyali untuk membuat masalah denganku!”Bang—Liu Qingyun langsung berdiri dan melepaskan aura bertarung yang sangat besar. “Kamu pikir pendekar aliran putih akan takut terhadap kalian pendekar aliran hitam? Walaupun Sekte Pedang Tertinggi adalah sekte kelas tiga, kita tidak pernah takut terhadap pendekar aliran hitam seperti kalian! Jika ingin bertarung, keluarlah! Tempat ini terlalu sempit untuk melakukan pertarungan.”“Hahaha, aku tidak menyangka tetua seperti mu berani menantangku. Namun, tidak apa-apa, aku harus memberi pelajaran kalian! Agar kalian sadar sekte kela

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 17: Ingin mengendalikan malah Dikendalikan

    Namun Xiao Tian belum menyadari kengerian roh artefak, roh artefak tidak diukur dengan seberapa kuatnya level artefaknya. Tetapi, itu tergantung roh apa yang disegel di dalam artefak.Setelah roh pedang terbangun, tiba-tiba tubuh Xiao Tian menjadi sangat dingin, seolah hawa dingin yang menusuk tulang mengalir dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Pandangannya menjadi sedikit gelap, dan aura mencekam mulai merasuki sekitarnya. Xiao Tian tidak menyadari bahwa dia menjadi pribadi yang lebih dingin daripada sebelumnya; tatapannya yang penuh amarah kini berubah menjadi pandangan kosong yang mengerikan, membuat siapa pun yang melihatnya bergidik ketakutan.Tanpa menyadari perubahan pada dirinya, Xiao Tian dikendalikan oleh pedang pusaka di tangannya. Tangan Xiao Tian terangkat secara otomatis, menghunuskan pedangnya ke arah dua orang yang tersisa dengan gerakan yang halus namun mematikan. Suara yang keluar dari mulutnya terdengar dingin dan menyeramkan, “Jadilah makanan untukku!” Suara it

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 18: Tidak Perlu Formalitas

    Xiao Tian tidak terlalu memikirkan perubahan dalam dirinya. Baginya, ancaman harus dihilangkan, bukan dipelihara. Daripada menunggu musuh-musuhnya bertaubat tanpa kepastian, lebih baik ia memberantas mereka sekarang juga.Xiao Tian menghampiri Liu Qingyun dan Shu Hen, kemudian berjalan menuju pemimpin kelompok organisasi Tengkorak yang tertancap oleh pedang. Orang itu menunjuknya dengan penuh amarah, namun dia sudah tidak memiliki kemampuan untuk berbuat apa-apa. “Anak kecil, apakah kamu sadar dengan apa yang telah kamu lakukan? Tindakanmu sudah membawa bencana untuk sektemu sendiri!”Boom—Xiao Tian langsung melompat, menginjak dada orang itu hingga seluruh tulang dadanya hancur. “Kamu tidak perlu mengancamku. Jika organisasi Tengkorakmu memiliki kemampuan, mereka bisa datang mencariku kapan saja! Aku paling membenci ancaman.” Tanpa banyak berpikir, Xiao Tian memukul wajah orang itu hingga kepalanya meledak.Keenam anggota organisasi Tengkorak akhirnya semuanya dibunuh oleh Xiao Tian

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 19: Salah Memilih Target

    Daniel terus berlatih dengan tekun. Pada malam hari, ia berkultivasi, memperdalam pemahaman dan kekuatan batinnya. Siang hari, ia mengasah keterampilan tubuh dan teknik pedangnya, mengikuti arahan Xiao Tian dengan disiplin tinggi. Dalam tiga hari, perubahan yang terjadi pada Daniel sungguh mencolok. Gerakannya menjadi lebih lincah dan tebasannya semakin bertenaga. Liu Qingyun dan Shu Hen, yang mengamati latihan Daniel, sangat terkejut melihat peningkatan drastis dalam kekuatan dan keahliannya. Liu Qingyun tak dapat menahan diri untuk memberikan komentar. “Tetua Shu Hen, apakah kamu sekarang menyadari bahwa kita sudah menjadi tua tapi tidak berguna?” katanya, dengan nada setengah bercanda namun penuh kekaguman. Mereka berdua saling berpandangan, menyadari bahwa semangat muda dan ketekunan Daniel telah memberikan pelajaran berharga bagi mereka.“Hahaha.” Shu Hen tertawa lepas. “Tetua Qingyun, memang sekarang kita merasa rendah diri. Namun, itu bukan berarti kita yang tidak berguna. Tet

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 20: Menerobos peringkat 5

    “Siapa yang kalian maksud?” tanya Xiao Tian sambil menyipitkan matanya. Pengalaman masa lalu telah mengajarinya untuk tidak mempercayai siapapun dengan mudah. Pamannya yang dulu terlihat baik dan ramah ternyata adalah sosok kejam, mereka adalah binatang buas yang membunuh kedua orang tuanya.“Tuan Muda, kami diperintahkan oleh Manajer Toko. Kami tidak hanya diperintahkan untuk melindungi Tuan Muda, tetapi juga untuk menyerahkan sesuatu kepada Tuan Muda. Tadi Tuan Muda terlalu buru-buru, sehingga Manajer Toko lupa memberikan kartu ini,” kata salah satu pria itu sambil menyerahkan sebuah kartu berwarna hitam dengan ukiran Naga dan Phoenix yang melingkar di tengahnya.Xiao Tian menyipitkan matanya dan menatap kartu itu dengan serius, mengenali simbol yang sama dengan kartu yang pernah dimiliki ayahnya. "Bukankah ini kartu VIP dari Asosiasi Naga Phoenix?" tanyanya dengan rasa penasaran, mengingat reputasi Asosiasi Naga Phoenix yang terkenal di Dinasti tempat ia dilahirkan."Tuan Muda sung

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 21: Tidak Beretika

    Ketika Xiao Tian keluar dari kediamannya, Liu Qingyun dan Shu Hen terkejut. Mereka bukan terkejut karena perubahan ranah Xiao Tian, karena mereka tidak bisa melihat ranahnya—Xiao Tian menyembunyikan ranahnya dari orang-orang. Liu Qingyun terkejut oleh penampilan Xiao Tian; dia tidak lagi tampak seperti anak kecil berusia 10 tahun, melainkan lebih seperti remaja berusia 15 atau 16 tahun. Mungkin ini adalah efek dari peningkatan pesat tenaga dalamnya yang mempengaruhi penampilannya. “Tuan Muda, akhirnya kamu keluar. Sudah saatnya kita melanjutkan perjalanan,” Liu Qingyun adalah orang pertama yang menyapa Xiao Tian. Sebenarnya, Xiao Tian sedikit terkejut dengan perubahan sikap Liu Qingyun dan Shu Hen. Awalnya, mereka selalu memanggilnya dengan namanya langsung, tetapi sekarang mereka selalu memanggilnya dengan sebutan Tuan Muda. Xiao Tian mengangguk. “Maaf sudah membuat kalian menunggu.” “Tidak, apa-apa.” Liu Qingyun tersenyum kecil. Dia sebenarnya ingin menanyakan ranah apa sekar

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07

Bab terbaru

  • Kultivator Inti Semesta   CH-481

    Mendengar namanya dipanggil secara langsung, dan orang itu berani meremehkan posisinya sebagai Tetua Suci, ekspresi Xiao Wen berubah muram. Dahinya berkeringat deras, dadanya naik turun menahan amarah. Napasnya tersengal marah, tapi matanya tidak menemukan sumber suara yang bisa dijadikan sasaran. “Siapa sebenarnya kamu? Apakah kamu sedang menyalakan api perang terhadap Klan Xiao ku?” teriaknya dengan suara menahan tekanan. Sorot matanya liar, mencoba mencari jejak si pemilik suara yang membekukannya di udara. “Hahaha… menyalakan api perang? Xiao Wen, kamu terlalu melebih-lebihkan dirimu. Di dalam Klan Xiao, siapa yang berani mengatakan perang terhadap tuan muda. Sekarang kembalilah. Mengingat kamu adalah Tetua Suci, aku akan memberikan wajah demi Yang Mulia Dewa Tertinggi, Xiao Jian. Namun, jika kamu berani ikut campur tangan secara langsung terhadap seorang junior lagi, aku pastikan bahkan Tetua Agung di Klan Xiao pun tidak akan ada yang bisa melindungi nyawa tuamu itu!” Kata-ka

  • Kultivator Inti Semesta   CH-480

    Kesadaran ilahi itu menelusuri triliunan mil dengan tenang namun mematikan. Tidak ada satu pun ahli yang berani bergerak, apalagi bernapas lega. Bahkan satu pikiran jahat saja bisa terbaca dengan jelas oleh kekuatan ini. Dunia seperti dihentikan, hanya menyisakan kehendak Tetua Suci yang menjadi pusat segalanya. BUZZ!!! Lelaki tua itu menarik kembali kesadarannya dengan mendengus pelan, matanya berkilat. Sorot itu menunjukkan bahwa ia tidak hanya menemukan jejak, tetapi sudah menetapkan tujuan. “Aku menemukanmu!” Hanya itu yang ia ucapkan, sebelum tubuhnya menghilang begitu saja dari tempat berdirinya. Tidak meninggalkan gelombang kekuatan apa pun, hanya keheningan yang menyelimuti. Seolah kepergiannya sama tajamnya dengan kekuasaannya—sunyi, tapi menggetarkan semua lapisan langit. Para tetua dan ahli Alam Langit Berbintang langsung mengusap keringat dingin dari dahi mereka. Napas mereka kembali hadir, tapi tidak utuh. Bahkan Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi yang biasanya tid

  • Kultivator Inti Semesta   CH-479

    Gerbang raksasa menghilang. Tiang emas menghilang. Rerumputan dan langit emas memudar, dan yang tersisa hanyalah lanskap kosong Alam Guijian seperti sebelumnya. Tanah kembali datar dan sunyi. Langit memucat. Aroma kekosongan menyebar, membungkam segala riak pertarungan yang sempat menggetarkan semesta. KRAAKKK!! Tiba-tiba langit robek seperti kertas yang tercabik. Suaranya menggema seperti retakan dunia, memaksa seluruh makhluk di sekitarnya untuk mendongak. Dari retakan langit itu, muncul seorang lelaki tua berjubah putih yang tampak tenang, namun auranya seperti jurang tanpa dasar. Tidak ada badai energi. Tidak ada tekanan dipaksakan. Namun, hanya dengan satu langkahnya turun dari celah langit, seluruh langit Alam Guijian seakan berhenti bernapas. Suara detak jantung seolah menghilang, waktu sendiri terpaksa menunduk. Para pemimpin kekuatan besar langsung membungkuk, bahkan Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi yang sebelumnya setenang batu karang, kini tak bisa bergerak. Napasny

  • Kultivator Inti Semesta   CH-478

    Jawaban itu membuat dada Xiao Tian terasa sedikit hangat. Di tengah ancaman dan tekanan dari segala arah, ada satu suara yang memberinya ruang untuk bernapas. Ia tidak menduga bahwa Xiao Yue bersedia mengambil risiko sejauh itu demi dirinya. Meskipun ia tidak tahu seberapa besar kekuatan dunia warisan langit berbintang, dia yakin tempat ini tidak akan diam jika dirinya benar-benar dalam bahaya. Dan sekarang, bukan hanya dunia ini yang menyadari keberadaannya, tetapi juga satu dari darah inti Klan Xiao yang memilih untuk tidak berpaling. Xiao Fa menatap Xiao Tian dengan sorot mata penuh amarah. Urat-urat di pelipisnya menonjol. Rahangnya mengeras, dan napasnya terdengar berat seperti hembusan kemarahan yang tertahan. “Bajingan kecil, ketika Tetua Suci tiba, kamu tidak akan memiliki tempat untuk berlindung lagi!” Namun, yang ia terima bukan ketakutan, melainkan cengiran penuh ejekan. Xiao Tian mengangkat dagunya sedikit. Tatapannya menusuk, dan sorot matanya menunjukkan bahwa ia buka

  • Kultivator Inti Semesta   CH-477

    Jangankan orang-orang yang merasa bingung dengan kejadian yang tiba-tiba ini, Xiao Tian sendiri diliputi kebingungan. Jiwanya bergetar, bukan karena takut, melainkan karena ketidaktahuan yang mendalam. Siapa yang telah menolongnya? Ini jelas bukan kekuatan Leihuo Dashi. Ia mengenali dengan sangat pasti, aura ini bukan berasal dari dalam dirinya. Bahkan Leihuo Dashi pun tidak memiliki jejak energi seperti ini—murni, agung, dan seolah berasal dari hukum semesta yang tak tertulis. Sementara semua orang di udara hanya bisa bertanya-tanya tanpa suara, sebuah pemandangan mengejutkan terjadi di hadapan mereka. Kubah emas yang menyelubungi Xiao Tian perlahan mengangkat tubuhnya ke udara. Tidak terburu-buru, tidak melonjak, tetapi naik dengan stabil, mengabaikan segala bentuk tekanan dari luar. Cahaya dari kubah itu begitu terang dan agung, seakan menolak semua bentuk gangguan duniawi. Cahaya tersebut bukan sembarang cahaya, melainkan simbol pengakuan dan perlindungan dari eksistensi yang tid

  • Kultivator Inti Semesta   CH-476

    Saat semua orang masih membicarakan nama Xiao Tian yang menggetarkan seluruh Alam Langit Berbintang, tiba-tiba gerbang raksasa yang terhubung langsung dengan dunia warisan langit berbintang mulai bergetar. Suara bergemuruh memecah keheningan, seperti suara runtuhnya dunia yang terbelah dari dalam. Retakan dimensi terlihat samar di tepi gerbang, dan dari sana, sosok terakhir yang paling mereka tunggu, dan paling mereka takutkan, perlahan muncul. Xiao Tian. Langkah kakinya mantap. Ia keluar dengan tenang, membelakangi gerbang raksasa yang baru saja ia lewati. Tidak ada kesan tergesa atau gentar. Matanya datar, namun sarat ketegasan. Namun, ketika kakinya menyentuh tanah di luar gerbang, Xiao Tian langsung merasakan tekanan atmosfer yang berbeda—padat dan menyesakkan. Udara terasa kental seperti lumpur dimensi, seolah tidak menginginkan kehadirannya. Napasnya terasa berat, dada seolah ditekan ribuan ton beban. “Sial, mengapa aku keluar ke tempat ini?” gumamnya dalam hati, alisnya menge

  • Kultivator Inti Semesta   CH-475

    Namun, sebelum suasana bisa kembali tenang, dunia warisan langit berbintang tiba-tiba bergetar hebat. Getaran itu seperti gempa surgawi, memukul tanah, langit, dan seluruh ruang yang mengelilinginya. Tanah berdenyut, langit berkedut, dan dimensi itu sendiri seolah melenguh. Seluruh elemen berguncang, dan gelombang energi menyebar dari inti dunia itu. Gelombang itu tidak sekadar kekuatan, tetapi pertanda akan sebuah perubahan besar yang tak bisa dihentikan. Getaran ini tidak hanya dirasakan oleh para generasi muda yang berada di dalamnya, tetapi juga oleh semua monster tua dan pemimpin kekuatan yang menanti di luar. Mereka saling bertukar pandang, membaca pertanda lewat riak energi dan pecahan cahaya yang menyelinap keluar dari celah dimensi. Di antara mereka, Xiao Fa, Tetua Klan Xiao inti, langsung memusatkan seluruh persepsinya ke arah dunia warisan itu. Wajahnya serius, matanya menyorot tajam, penuh harap sekaligus tekanan. Kedua telapak tangannya mengepal di belakang punggung, me

  • Kultivator Inti Semesta   CH-474

    Keheningan yang sempat terjaga kembali pecah saat Xiao Tian mengalihkan pandangan pada Xiao Yue. Tatapannya lebih tenang dibandingkan sebelumnya, namun tak kehilangan ketajamannya. Tidak ada permusuhan, tapi juga tidak ada rasa lunak. “Kamu sedikit berbeda dari teman-temanmu. Jangan buat aku kehilangan rasa hormat yang tersisa,” ucapnya, suara itu datar tapi jelas membawa peringatan. Lalu ia menoleh sekilas ke arah Xiao Zimo. “Nasehati dia, sebelum aku benar-benar membunuhnya.” BOOM!!! Aura pembunuh yang tersimpan dalam tubuh Xiao Tian meledak seperti badai dahsyat. Tekanan itu bukan sekadar energi. Itu adalah kehendak mutlak dari seorang yang telah membakar batasan dunia, seseorang yang tidak lagi terikat oleh hukum buatan manusia atau klan. Aura itu mengalir deras seperti gelombang yang menelan semua yang ada di sekitarnya. Setiap partikel udara seolah menjerit di bawah tekanan yang tak terlihat, dan ruang di sekelilingnya terasa bergetar dalam diam. Ribuan bayangan seperti kem

  • Kultivator Inti Semesta   CH-473

    Xiao Tian menarik napas dalam, dada naik turun perlahan. Langkahnya mantap saat menuruni tiang emas, dari ketinggian satu juta meter. Begitu kakinya menyentuh tanah, suasana berubah drastis. Xiao Rui, yang sejak tadi menunggu di bawah, mendengus keras. Wajahnya memerah, matanya menyimpan kilatan kemarahan yang tak lagi bisa disembunyikan. Luka harga dirinya terlalu dalam untuk disembuhkan oleh waktu. “Xiao Tian, jangan terlalu bangga karena mengukir nama di puncak tiang emas!” suaranya melengking, mencoba menunjukkan keangkuhan yang sudah tak memiliki dasar. “Walaupun kamu memiliki bakat tinggi, kamu belum apa-apa! Setelah keluar dari dunia warisan ini, kamu harus membayar semua yang telah kamu lakukan padaku!” Namun, sebelum ancamannya selesai terucap— WHOOSSHH!! Bayangan berkelebat. Dalam sekejap, Xiao Tian telah berdiri di hadapan Xiao Rui. Tak seorang pun melihat pergerakannya. Seperti bayangan kematian yang muncul tanpa peringatan, keberadaannya menyelimuti udara dengan tek

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status