Share

CH-362

last update Last Updated: 2025-04-05 13:43:14

Dari udara, mata Xiao Tian menatap pemandangan itu dengan dingin. Sorot matanya menusuk tajam, bagai bilah pedang tak berperasaan yang menyapu seluruh wilayah klan Yan.

Leluhur klan Yan yang berdiri di tengah puing-puing formasi, kini terlihat seperti orang bodoh. Wajahnya yang sebelumnya dipenuhi dengan kesombongan dan kepongahan… kini benar-benar pucat.

Tak percaya. Tak mampu memahami. Tak bisa menerima kenyataan.

Xiao Tian mendengus. Dingin. Tanpa ampun.

"Aku sudah memperingatkan kalian semua…” Suaranya rendah, tapi tegas dan menyebar ke seluruh penjuru. “Namun kalian memilih untuk menertawakan kata-kataku, memilih untuk menyepelekan, memilih untuk menyerangku. Maka… inilah hasil dari keputusan kalian sendiri.”

Ia mengangkat tangannya dan menunjuk langsung ke wajah lelaki tua itu.

“Sekarang… jangan salahkan aku. Salahkan leluhur kalian yang terlalu bodoh!”

Sorot mata Xiao Tian menyipit. Wajahnya kini bukan hanya serius, tetapi dipenuhi kebencian yang dalam dan membara. Awalnya dia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kultivator Inti Semesta   CH-218

    Semua orang menyaksikan sebuah naga biru gelap melingkar di udara. Lingkaran energi itu meluas perlahan seperti pusaran tak berujung. Dari tengah pusaran itu, muncul wujud seekor naga biru gelap. Ketika naga biru gelap itu muncul, tekanan dari puluhan gunung raksasa itu menghilang sepenuhnya. Seolah waktu sendiri terhenti untuk memberi jalan pada kehadiran naga itu. Tidak ada lagi yang bergerak. Gunung-gunung itu diam di udara, tidak bergeming sedikit pun. Bahkan suara pun ikut menghilang. Semua seperti dibekukan. Tidak hanya gunung-gunung raksasa yang berhenti tertahan. Tapi seluruh alam berhenti. Aliran dimensi tidak mengalir, denyut waktu terdiam. Detak jantung para Tetua, para murid, dan bahkan musuh-musuh mereka terasa melambat. RHOOAAR!!! BOOM!!! Naga biru gelap itu membuka mulutnya. Dari dalam kerongkongan raksasanya, muncul gelombang sonik tak terlihat, tapi daya rusaknya mutlak. Gelombang itu melesat ke langit, menyentuh puluhan gunung yang telah membeku di udara. Dala

  • Kultivator Inti Semesta   CH-517

    Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi membentuk segel tangan. Telapak tangannya menciptakan lingkaran rumit dari simbol ilahi. Kemudian, energi ilahi yang sangat padat meletus dari tubuhnya, memancar naik ke langit. RHOOAAR!!! RHOOAAR!!! Muncul sembilan naga raksasa lain. Tubuh mereka berlapis sisik perak dengan aliran energi yang mengalir seperti sungai petir. Naga-naga itu melesat menyerang dari berbagai arah, menerobos dimensi untuk menyergap dua puluh tubuh Dewa Darma. Namun, saat masih berenang di udara, pemimpin kelompok itu mendengus dingin. Suara dengusannya memantul di segala penjuru. “Kamu pikir bisa mengalahkan ku dengan serangan ini? Hahaha, mimpi fantasi. Walaupun sembilan belas tubuh Dewa Darma lainnya adalah Klon, kekuatan mereka bukan kloning!” Tubuh-tubuh Dewa Darma raksasa itu menghilang sekejap, seperti menguap dari pandangan. Saat mereka muncul kembali, posisi mereka sudah berubah. Mereka telah berada tepat di belakang naga-naga itu. Tanpa memberi waktu bere

  • Kultivator Inti Semesta   CH-516

    “Bajingan, ternyata kelima orang itu berasal dari Klan Xiao, tapi sepertinya mereka berasal dari Klan Xiao cabang. Alasannya, garis darah mereka tidak semurni Xiao Fa,” ucapnya dalam hati. Pernyataannya tidak sekadar dugaan. Ia mengingat betul perbedaan halus pada riak energi dan bentuk tekanan dari garis darah. Setelah bertemu Xiao Fa, Xiao Rui, Xiao Zimo dan Xiao Yue, Xiao Tian bisa membedakan antara Klan Xiao inti dan cabang. Meskipun mereka sama-sama memiliki garis darah Binatang Api Petir, ada garis tipis yang memisahkan kekuatan murni dan kekuatan hasil persilangan. Orang-orang yang berasal dari Klan Xiao inti memiliki garis darah yang lebih murni. Orang yang berdiri di garis depan mengangkat tangannya. Gerakannya tidak cepat, namun langit seketika bergemuruh. Gelombang tekanan mengalir dari telapak tangannya, menjalar seperti petir membelah lapisan dimensi. Dalam hitungan detik, ratusan meteor api turun dari langit, masing-masing mengandung panas yang cukup untuk melelehka

  • Kultivator Inti Semesta   CH-515

    Saat Pemilik Villa Hati Seribu Bintang dan Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi tiba di wilayah luar, tempat itu telah dipenuhi oleh seluruh Tetua Villa Hati Seribu Bintang. Formasi langit yang mengitari wilayah utama telah pecah sebagian, dan kini sisa pelindungnya tampak rapuh. Udara di sekitar terasa menegang, penuh dengan tekanan yang membuat para murid kesulitan bernapas. Para Dewa pelindung berdiri tegak di tepian formasi energi, menggenggam senjata mereka masing-masing. Cahaya dari senjata mereka tidak lagi stabil, karena dipengaruhi oleh getaran hebat yang menjalar dari luar. Mata mereka menatap ngeri, karena formasi pelindung Villa Hati Seribu Bintang sudah dipenuhi dengan retakan yang menjalar cepat seperti kilat di langit mendung. BAANG!!! Formasi pelindung mereka hancur berkeping-keping, menjadi energi yang berhamburan di udara seperti pecahan kaca cahaya. Suara ledakannya mengguncang seluruh area langit. Ombak energi yang meledak menekan seluruh penjuru hingga banyak

  • Kultivator Inti Semesta   CH-514

    “Senior, terima kasih atas tawarannya. Tapi aku tidak bisa menerimanya,” ucap Xiao Tian tenang, menangkupkan tangan sebagai bentuk sopan. Gerakannya sederhana, tapi mengandung penghormatan yang tulus. Ia tahu kepada siapa dia sedang berbicara. Tapi hatinya telah memutuskan. Pemilik Villa Hati Seribu Bintang mengangkat dagunya sedikit. Matanya menyempit, bukan karena marah, melainkan ingin tahu. “Kenapa?” “Senior, akan lebih baik jika sumber daya itu diberikan kepada generasi muda Villa Hati Seribu Bintang. Mereka membutuhkan dorongan untuk tumbuh lebih cepat. Aku sendiri… aku kebetulan mendapatkan keberuntungan di area terlarang kalian, jadi itu sudah lebih dari cukup.” Jawaban Xiao Tian tidak mengandung kerendahan hati yang dibuat-buat. Dia mengatakan apa adanya. Keduanya saling berpandangan sejenak. Tidak ada tekanan. Hanya keheningan yang mengambang di antara mereka, seolah semesta pun menanti reaksi berikutnya. Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi menatap Xiao Tian dalam-da

  • Kultivator Inti Semesta   CH-513

    “Salam, kedua senior.” Walaupun Xiao Tian mengatakan salam, matanya menatap Pemilik Villa Hati Seribu Bintang. Nada suaranya datar, tanpa gentar, namun mengandung sopan santun yang terjaga. Tidak ada ketakutan, tapi juga tidak arogan. Pemilik Villa Hati Seribu Bintang mengangguk ringan, seperti memahami maksud dari tatapan Xiao Tian. “Teman muda, maafkan aku karena telah memberitahu Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi, bahwa kamu adalah Xiao Tian.” Nada suaranya tenang, namun mengandung beban pertanggungjawaban. Xiao Tian tidak langsung menjawab. Ia hanya menggeser sedikit posisinya. Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi tersenyum kecil. “Teman muda, tidak perlu khawatir, bibir orang tua ini tertutup rapat.” Suara itu terdengar ringan, namun tidak meremehkan. Xiao Tian mengangguk sedikit, lalu dengan tenang mengangkat tangan kanannya, mengusap wajahnya, dan memperlihatkan wajah aslinya. Sebuah tindakan yang menandakan penghormatan. Dia tidak menyembunyikan penampilannya di had

  • Kultivator Inti Semesta   CH-512

    Sumber Vena Kudus Ilahi mulai habis lebih cepat dari perkiraan. Dua ratus ribu yang ia keluarkan awalnya terasa cukup untuk beberapa hari, namun dalam waktu singkat hanya tersisa setumpuk kecil. Xiao Tian membuka mata, mengangkat tangannya ke dalam cincin dewa, dan mengeluarkan buah persik merah. Buah itu tidak asing, tapi juga tidak sepenuhnya dikenalnya. Ia merasa bahwa buah itu menyimpan sesuatu yang berbeda. Bukan hanya energi ilahi, tapi juga serpihan pemahaman, potongan kecil dari jalan beladiri yang tersembunyi di dalam daging buahnya. Ia menggigitnya tanpa ragu. Rasanya manis dan pekat, lalu sebuah gelombang kehangatan mengalir dari tenggorokan ke seluruh tubuhnya. Xiao Tian menutup mata lagi. Energi dari buah itu tidak liar, justru tenang. Tapi ketenangan itu membawa kedalaman yang membuat kesadarannya masuk ke dalam pusaran diam. Leihuo Dashi tetap bekerja. Ia memurnikan setiap tetes yang masuk, menyatu dengan naga-naga biru gelap, memastikan semua energi tersebar ke selu

  • Kultivator Inti Semesta   CH-511

    Xiao Tian menarik napas. Tubuhnya mulai memanas dari dalam. Bukan hanya karena api, tapi karena teknik ini menuntut kehendak yang selaras. Jika hatinya ragu, bahkan satu garis teknik pun tidak akan bisa sempurna. Dia menebaskan pedangnya ke depan. GRAAAHH!!! Phoenix Api mengepakkan sayapnya. Ribuan pedang api melesat dari tubuh siluet itu, meluncur ke arah ruang kosong, namun meninggalkan bekas terbelah di udara. Masing-masing pedang membawa kehendak pembantaian, kehendak penghancuran total, kehendak dari ras yang telah punah namun meninggalkan warisan mematikan. Napas Xiao Tian memburu. Tubuhnya terasa kosong seketika. Energi ilahi dalam tubuhnya terkuras habis hanya untuk satu kali eksekusi. Dia bersandar sejenak, tidak mampu berdiri, tapi matanya menatap langit luas yang berada di bawah kakinya. Teknik itu... berhasil. Tapi dia tahu, dia baru menggaruk permukaannya. Itu baru permulaan. Kekuatan sejati dari Pembantaian Phoenix Api masih jauh dari jangkauannya. Tapi meski b

  • Kultivator Inti Semesta   CH-510

    Xiao Tian beserta rombongan Villa Hati Seribu Bintang telah kembali ke istana, sedangkan Pemilik Villa Hati Seribu Bintang tidak ikut kembali bersama mereka, dia pergi berdua dengan Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi. Langit malam menyelimuti istana Villa Hati Seribu Bintang dengan cahaya lembut dari ribuan bintang yang menggantung di cakrawala. Udara malam terasa tenang, namun seluruh anggota rombongan tahu bahwa malam ini adalah penanda dari berakhirnya satu peristiwa besar, dan awal dari perubahan yang lebih besar lagi. Ketika Xiao Tian tiba di Villa Hati Seribu Bintang, dia tidak banyak berbicara dengan para anggota rombongan. Begitu mendarat, dia langsung meminta izin terhadap Bai Ruochen untuk berlatih di kuil leluhur mereka yang berada di atas langit. Xiao Tian ingin segera mempelajari dua teknik kuat dari kehendak Naga dan Phoenix. “Tian, aku akan mengantarmu. Ayahku sudah mengizinkan kamu untuk tinggal di kuil leluhur, jadi tidak perlu sungkan.” Suara Bai Ruochen terde

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status