Share

CH-474

last update Last Updated: 2025-05-05 07:46:21

Keheningan yang sempat terjaga kembali pecah saat Xiao Tian mengalihkan pandangan pada Xiao Yue. Tatapannya lebih tenang dibandingkan sebelumnya, namun tak kehilangan ketajamannya. Tidak ada permusuhan, tapi juga tidak ada rasa lunak.

“Kamu sedikit berbeda dari teman-temanmu. Jangan buat aku kehilangan rasa hormat yang tersisa,” ucapnya, suara itu datar tapi jelas membawa peringatan. Lalu ia menoleh sekilas ke arah Xiao Zimo. “Nasehati dia, sebelum aku benar-benar membunuhnya.”

BOOM!!!

Aura pembunuh yang tersimpan dalam tubuh Xiao Tian meledak seperti badai dahsyat. Tekanan itu bukan sekadar energi. Itu adalah kehendak mutlak dari seorang yang telah membakar batasan dunia, seseorang yang tidak lagi terikat oleh hukum buatan manusia atau klan.

Aura itu mengalir deras seperti gelombang yang menelan semua yang ada di sekitarnya. Setiap partikel udara seolah menjerit di bawah tekanan yang tak terlihat, dan ruang di sekelilingnya terasa bergetar dalam diam.

Ribuan bayangan seperti kem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kultivator Inti Semesta   CH-475

    Namun, sebelum suasana bisa kembali tenang, dunia warisan langit berbintang tiba-tiba bergetar hebat. Getaran itu seperti gempa surgawi, memukul tanah, langit, dan seluruh ruang yang mengelilinginya. Tanah berdenyut, langit berkedut, dan dimensi itu sendiri seolah melenguh. Seluruh elemen berguncang, dan gelombang energi menyebar dari inti dunia itu. Gelombang itu tidak sekadar kekuatan, tetapi pertanda akan sebuah perubahan besar yang tak bisa dihentikan. Getaran ini tidak hanya dirasakan oleh para generasi muda yang berada di dalamnya, tetapi juga oleh semua monster tua dan pemimpin kekuatan yang menanti di luar. Mereka saling bertukar pandang, membaca pertanda lewat riak energi dan pecahan cahaya yang menyelinap keluar dari celah dimensi. Di antara mereka, Xiao Fa, Tetua Klan Xiao inti, langsung memusatkan seluruh persepsinya ke arah dunia warisan itu. Wajahnya serius, matanya menyorot tajam, penuh harap sekaligus tekanan. Kedua telapak tangannya mengepal di belakang punggung, me

    Last Updated : 2025-05-05
  • Kultivator Inti Semesta   CH-476

    Saat semua orang masih membicarakan nama Xiao Tian yang menggetarkan seluruh Alam Langit Berbintang, tiba-tiba gerbang raksasa yang terhubung langsung dengan dunia warisan langit berbintang mulai bergetar. Suara bergemuruh memecah keheningan, seperti suara runtuhnya dunia yang terbelah dari dalam. Retakan dimensi terlihat samar di tepi gerbang, dan dari sana, sosok terakhir yang paling mereka tunggu, dan paling mereka takutkan, perlahan muncul. Xiao Tian. Langkah kakinya mantap. Ia keluar dengan tenang, membelakangi gerbang raksasa yang baru saja ia lewati. Tidak ada kesan tergesa atau gentar. Matanya datar, namun sarat ketegasan. Namun, ketika kakinya menyentuh tanah di luar gerbang, Xiao Tian langsung merasakan tekanan atmosfer yang berbeda—padat dan menyesakkan. Udara terasa kental seperti lumpur dimensi, seolah tidak menginginkan kehadirannya. Napasnya terasa berat, dada seolah ditekan ribuan ton beban. “Sial, mengapa aku keluar ke tempat ini?” gumamnya dalam hati, alisnya menge

    Last Updated : 2025-05-05
  • Kultivator Inti Semesta   CH-477

    Jangankan orang-orang yang merasa bingung dengan kejadian yang tiba-tiba ini, Xiao Tian sendiri diliputi kebingungan. Jiwanya bergetar, bukan karena takut, melainkan karena ketidaktahuan yang mendalam. Siapa yang telah menolongnya? Ini jelas bukan kekuatan Leihuo Dashi. Ia mengenali dengan sangat pasti, aura ini bukan berasal dari dalam dirinya. Bahkan Leihuo Dashi pun tidak memiliki jejak energi seperti ini—murni, agung, dan seolah berasal dari hukum semesta yang tak tertulis. Sementara semua orang di udara hanya bisa bertanya-tanya tanpa suara, sebuah pemandangan mengejutkan terjadi di hadapan mereka. Kubah emas yang menyelubungi Xiao Tian perlahan mengangkat tubuhnya ke udara. Tidak terburu-buru, tidak melonjak, tetapi naik dengan stabil, mengabaikan segala bentuk tekanan dari luar. Cahaya dari kubah itu begitu terang dan agung, seakan menolak semua bentuk gangguan duniawi. Cahaya tersebut bukan sembarang cahaya, melainkan simbol pengakuan dan perlindungan dari eksistensi yang tid

    Last Updated : 2025-05-05
  • Kultivator Inti Semesta   CH-478

    Jawaban itu membuat dada Xiao Tian terasa sedikit hangat. Di tengah ancaman dan tekanan dari segala arah, ada satu suara yang memberinya ruang untuk bernapas. Ia tidak menduga bahwa Xiao Yue bersedia mengambil risiko sejauh itu demi dirinya. Meskipun ia tidak tahu seberapa besar kekuatan dunia warisan langit berbintang, dia yakin tempat ini tidak akan diam jika dirinya benar-benar dalam bahaya. Dan sekarang, bukan hanya dunia ini yang menyadari keberadaannya, tetapi juga satu dari darah inti Klan Xiao yang memilih untuk tidak berpaling. Xiao Fa menatap Xiao Tian dengan sorot mata penuh amarah. Urat-urat di pelipisnya menonjol. Rahangnya mengeras, dan napasnya terdengar berat seperti hembusan kemarahan yang tertahan. “Bajingan kecil, ketika Tetua Suci tiba, kamu tidak akan memiliki tempat untuk berlindung lagi!” Namun, yang ia terima bukan ketakutan, melainkan cengiran penuh ejekan. Xiao Tian mengangkat dagunya sedikit. Tatapannya menusuk, dan sorot matanya menunjukkan bahwa ia buka

    Last Updated : 2025-05-05
  • Kultivator Inti Semesta   CH-479

    Gerbang raksasa menghilang. Tiang emas menghilang. Rerumputan dan langit emas memudar, dan yang tersisa hanyalah lanskap kosong Alam Guijian seperti sebelumnya. Tanah kembali datar dan sunyi. Langit memucat. Aroma kekosongan menyebar, membungkam segala riak pertarungan yang sempat menggetarkan semesta. KRAAKKK!! Tiba-tiba langit robek seperti kertas yang tercabik. Suaranya menggema seperti retakan dunia, memaksa seluruh makhluk di sekitarnya untuk mendongak. Dari retakan langit itu, muncul seorang lelaki tua berjubah putih yang tampak tenang, namun auranya seperti jurang tanpa dasar. Tidak ada badai energi. Tidak ada tekanan dipaksakan. Namun, hanya dengan satu langkahnya turun dari celah langit, seluruh langit Alam Guijian seakan berhenti bernapas. Suara detak jantung seolah menghilang, waktu sendiri terpaksa menunduk. Para pemimpin kekuatan besar langsung membungkuk, bahkan Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi yang sebelumnya setenang batu karang, kini tak bisa bergerak. Napasny

    Last Updated : 2025-05-05
  • Kultivator Inti Semesta   CH-480

    Kesadaran ilahi itu menelusuri triliunan mil dengan tenang namun mematikan. Tidak ada satu pun ahli yang berani bergerak, apalagi bernapas lega. Bahkan satu pikiran jahat saja bisa terbaca dengan jelas oleh kekuatan ini. Dunia seperti dihentikan, hanya menyisakan kehendak Tetua Suci yang menjadi pusat segalanya. BUZZ!!! Lelaki tua itu menarik kembali kesadarannya dengan mendengus pelan, matanya berkilat. Sorot itu menunjukkan bahwa ia tidak hanya menemukan jejak, tetapi sudah menetapkan tujuan. “Aku menemukanmu!” Hanya itu yang ia ucapkan, sebelum tubuhnya menghilang begitu saja dari tempat berdirinya. Tidak meninggalkan gelombang kekuatan apa pun, hanya keheningan yang menyelimuti. Seolah kepergiannya sama tajamnya dengan kekuasaannya—sunyi, tapi menggetarkan semua lapisan langit. Para tetua dan ahli Alam Langit Berbintang langsung mengusap keringat dingin dari dahi mereka. Napas mereka kembali hadir, tapi tidak utuh. Bahkan Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi yang biasanya tid

    Last Updated : 2025-05-05
  • Kultivator Inti Semesta   CH-481

    Mendengar namanya dipanggil secara langsung, dan orang itu berani meremehkan posisinya sebagai Tetua Suci, ekspresi Xiao Wen berubah muram. Dahinya berkeringat deras, dadanya naik turun menahan amarah. Napasnya tersengal marah, tapi matanya tidak menemukan sumber suara yang bisa dijadikan sasaran. “Siapa sebenarnya kamu? Apakah kamu sedang menyalakan api perang terhadap Klan Xiao ku?” teriaknya dengan suara menahan tekanan. Sorot matanya liar, mencoba mencari jejak si pemilik suara yang membekukannya di udara. “Hahaha… menyalakan api perang? Xiao Wen, kamu terlalu melebih-lebihkan dirimu. Di dalam Klan Xiao, siapa yang berani mengatakan perang terhadap tuan muda. Sekarang kembalilah. Mengingat kamu adalah Tetua Suci, aku akan memberikan wajah demi Yang Mulia Dewa Tertinggi, Xiao Jian. Namun, jika kamu berani ikut campur tangan secara langsung terhadap seorang junior lagi, aku pastikan bahkan Tetua Agung di Klan Xiao pun tidak akan ada yang bisa melindungi nyawa tuamu itu!” Kata-ka

    Last Updated : 2025-05-05
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 1: Tangkap dan Bawa Mereka!

    Di Kota Wuyu, sebuah kota besar dari Dinasti Ming, penguasanya adalah kerajaan Wang. Namun, raja saat ini tidak bermarga Wang, melainkan bermarga Xiao. Nama raja saat ini adalah Xiao Jian, menantu raja Wang sebelumnya. Istri Xiao Jian adalah putri sulung raja Wang sebelumnya. Kini, Xiao Jian bersama istri dan anaknya sedang dikelilingi oleh jenderal dari kerajaan Wang sendiri, yang dibantu oleh tokoh-tokoh kuat dari kekuatan lain.Xiao Jian berdiri bersama istrinya, Wangmei, sementara di belakang mereka ada anak laki-laki berusia 7 tahun, bernama Xiao Tian.“Xiao Jian, sekarang aku akan mengambil nyawamu dan juga anak, istrimu. Aku akan mengambil tahta yang semestinya milikku!”Orang yang berbicara adalah Wang Chong, dia adalah adik Wangmei. Namun saat ini, adik yang paling dia sayangi memberontak, bahkan dia berani membunuh semua orang yang setia pada Xiao Jian."Adik Wang Chong, mengapa kamu melakukan ini? Jika kamu menginginkan tahta, aku tidak akan sungkan untuk memberikan semuany

    Last Updated : 2024-07-29

Latest chapter

  • Kultivator Inti Semesta   CH-481

    Mendengar namanya dipanggil secara langsung, dan orang itu berani meremehkan posisinya sebagai Tetua Suci, ekspresi Xiao Wen berubah muram. Dahinya berkeringat deras, dadanya naik turun menahan amarah. Napasnya tersengal marah, tapi matanya tidak menemukan sumber suara yang bisa dijadikan sasaran. “Siapa sebenarnya kamu? Apakah kamu sedang menyalakan api perang terhadap Klan Xiao ku?” teriaknya dengan suara menahan tekanan. Sorot matanya liar, mencoba mencari jejak si pemilik suara yang membekukannya di udara. “Hahaha… menyalakan api perang? Xiao Wen, kamu terlalu melebih-lebihkan dirimu. Di dalam Klan Xiao, siapa yang berani mengatakan perang terhadap tuan muda. Sekarang kembalilah. Mengingat kamu adalah Tetua Suci, aku akan memberikan wajah demi Yang Mulia Dewa Tertinggi, Xiao Jian. Namun, jika kamu berani ikut campur tangan secara langsung terhadap seorang junior lagi, aku pastikan bahkan Tetua Agung di Klan Xiao pun tidak akan ada yang bisa melindungi nyawa tuamu itu!” Kata-ka

  • Kultivator Inti Semesta   CH-480

    Kesadaran ilahi itu menelusuri triliunan mil dengan tenang namun mematikan. Tidak ada satu pun ahli yang berani bergerak, apalagi bernapas lega. Bahkan satu pikiran jahat saja bisa terbaca dengan jelas oleh kekuatan ini. Dunia seperti dihentikan, hanya menyisakan kehendak Tetua Suci yang menjadi pusat segalanya. BUZZ!!! Lelaki tua itu menarik kembali kesadarannya dengan mendengus pelan, matanya berkilat. Sorot itu menunjukkan bahwa ia tidak hanya menemukan jejak, tetapi sudah menetapkan tujuan. “Aku menemukanmu!” Hanya itu yang ia ucapkan, sebelum tubuhnya menghilang begitu saja dari tempat berdirinya. Tidak meninggalkan gelombang kekuatan apa pun, hanya keheningan yang menyelimuti. Seolah kepergiannya sama tajamnya dengan kekuasaannya—sunyi, tapi menggetarkan semua lapisan langit. Para tetua dan ahli Alam Langit Berbintang langsung mengusap keringat dingin dari dahi mereka. Napas mereka kembali hadir, tapi tidak utuh. Bahkan Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi yang biasanya tid

  • Kultivator Inti Semesta   CH-479

    Gerbang raksasa menghilang. Tiang emas menghilang. Rerumputan dan langit emas memudar, dan yang tersisa hanyalah lanskap kosong Alam Guijian seperti sebelumnya. Tanah kembali datar dan sunyi. Langit memucat. Aroma kekosongan menyebar, membungkam segala riak pertarungan yang sempat menggetarkan semesta. KRAAKKK!! Tiba-tiba langit robek seperti kertas yang tercabik. Suaranya menggema seperti retakan dunia, memaksa seluruh makhluk di sekitarnya untuk mendongak. Dari retakan langit itu, muncul seorang lelaki tua berjubah putih yang tampak tenang, namun auranya seperti jurang tanpa dasar. Tidak ada badai energi. Tidak ada tekanan dipaksakan. Namun, hanya dengan satu langkahnya turun dari celah langit, seluruh langit Alam Guijian seakan berhenti bernapas. Suara detak jantung seolah menghilang, waktu sendiri terpaksa menunduk. Para pemimpin kekuatan besar langsung membungkuk, bahkan Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi yang sebelumnya setenang batu karang, kini tak bisa bergerak. Napasny

  • Kultivator Inti Semesta   CH-478

    Jawaban itu membuat dada Xiao Tian terasa sedikit hangat. Di tengah ancaman dan tekanan dari segala arah, ada satu suara yang memberinya ruang untuk bernapas. Ia tidak menduga bahwa Xiao Yue bersedia mengambil risiko sejauh itu demi dirinya. Meskipun ia tidak tahu seberapa besar kekuatan dunia warisan langit berbintang, dia yakin tempat ini tidak akan diam jika dirinya benar-benar dalam bahaya. Dan sekarang, bukan hanya dunia ini yang menyadari keberadaannya, tetapi juga satu dari darah inti Klan Xiao yang memilih untuk tidak berpaling. Xiao Fa menatap Xiao Tian dengan sorot mata penuh amarah. Urat-urat di pelipisnya menonjol. Rahangnya mengeras, dan napasnya terdengar berat seperti hembusan kemarahan yang tertahan. “Bajingan kecil, ketika Tetua Suci tiba, kamu tidak akan memiliki tempat untuk berlindung lagi!” Namun, yang ia terima bukan ketakutan, melainkan cengiran penuh ejekan. Xiao Tian mengangkat dagunya sedikit. Tatapannya menusuk, dan sorot matanya menunjukkan bahwa ia buka

  • Kultivator Inti Semesta   CH-477

    Jangankan orang-orang yang merasa bingung dengan kejadian yang tiba-tiba ini, Xiao Tian sendiri diliputi kebingungan. Jiwanya bergetar, bukan karena takut, melainkan karena ketidaktahuan yang mendalam. Siapa yang telah menolongnya? Ini jelas bukan kekuatan Leihuo Dashi. Ia mengenali dengan sangat pasti, aura ini bukan berasal dari dalam dirinya. Bahkan Leihuo Dashi pun tidak memiliki jejak energi seperti ini—murni, agung, dan seolah berasal dari hukum semesta yang tak tertulis. Sementara semua orang di udara hanya bisa bertanya-tanya tanpa suara, sebuah pemandangan mengejutkan terjadi di hadapan mereka. Kubah emas yang menyelubungi Xiao Tian perlahan mengangkat tubuhnya ke udara. Tidak terburu-buru, tidak melonjak, tetapi naik dengan stabil, mengabaikan segala bentuk tekanan dari luar. Cahaya dari kubah itu begitu terang dan agung, seakan menolak semua bentuk gangguan duniawi. Cahaya tersebut bukan sembarang cahaya, melainkan simbol pengakuan dan perlindungan dari eksistensi yang tid

  • Kultivator Inti Semesta   CH-476

    Saat semua orang masih membicarakan nama Xiao Tian yang menggetarkan seluruh Alam Langit Berbintang, tiba-tiba gerbang raksasa yang terhubung langsung dengan dunia warisan langit berbintang mulai bergetar. Suara bergemuruh memecah keheningan, seperti suara runtuhnya dunia yang terbelah dari dalam. Retakan dimensi terlihat samar di tepi gerbang, dan dari sana, sosok terakhir yang paling mereka tunggu, dan paling mereka takutkan, perlahan muncul. Xiao Tian. Langkah kakinya mantap. Ia keluar dengan tenang, membelakangi gerbang raksasa yang baru saja ia lewati. Tidak ada kesan tergesa atau gentar. Matanya datar, namun sarat ketegasan. Namun, ketika kakinya menyentuh tanah di luar gerbang, Xiao Tian langsung merasakan tekanan atmosfer yang berbeda—padat dan menyesakkan. Udara terasa kental seperti lumpur dimensi, seolah tidak menginginkan kehadirannya. Napasnya terasa berat, dada seolah ditekan ribuan ton beban. “Sial, mengapa aku keluar ke tempat ini?” gumamnya dalam hati, alisnya menge

  • Kultivator Inti Semesta   CH-475

    Namun, sebelum suasana bisa kembali tenang, dunia warisan langit berbintang tiba-tiba bergetar hebat. Getaran itu seperti gempa surgawi, memukul tanah, langit, dan seluruh ruang yang mengelilinginya. Tanah berdenyut, langit berkedut, dan dimensi itu sendiri seolah melenguh. Seluruh elemen berguncang, dan gelombang energi menyebar dari inti dunia itu. Gelombang itu tidak sekadar kekuatan, tetapi pertanda akan sebuah perubahan besar yang tak bisa dihentikan. Getaran ini tidak hanya dirasakan oleh para generasi muda yang berada di dalamnya, tetapi juga oleh semua monster tua dan pemimpin kekuatan yang menanti di luar. Mereka saling bertukar pandang, membaca pertanda lewat riak energi dan pecahan cahaya yang menyelinap keluar dari celah dimensi. Di antara mereka, Xiao Fa, Tetua Klan Xiao inti, langsung memusatkan seluruh persepsinya ke arah dunia warisan itu. Wajahnya serius, matanya menyorot tajam, penuh harap sekaligus tekanan. Kedua telapak tangannya mengepal di belakang punggung, me

  • Kultivator Inti Semesta   CH-474

    Keheningan yang sempat terjaga kembali pecah saat Xiao Tian mengalihkan pandangan pada Xiao Yue. Tatapannya lebih tenang dibandingkan sebelumnya, namun tak kehilangan ketajamannya. Tidak ada permusuhan, tapi juga tidak ada rasa lunak. “Kamu sedikit berbeda dari teman-temanmu. Jangan buat aku kehilangan rasa hormat yang tersisa,” ucapnya, suara itu datar tapi jelas membawa peringatan. Lalu ia menoleh sekilas ke arah Xiao Zimo. “Nasehati dia, sebelum aku benar-benar membunuhnya.” BOOM!!! Aura pembunuh yang tersimpan dalam tubuh Xiao Tian meledak seperti badai dahsyat. Tekanan itu bukan sekadar energi. Itu adalah kehendak mutlak dari seorang yang telah membakar batasan dunia, seseorang yang tidak lagi terikat oleh hukum buatan manusia atau klan. Aura itu mengalir deras seperti gelombang yang menelan semua yang ada di sekitarnya. Setiap partikel udara seolah menjerit di bawah tekanan yang tak terlihat, dan ruang di sekelilingnya terasa bergetar dalam diam. Ribuan bayangan seperti kem

  • Kultivator Inti Semesta   CH-473

    Xiao Tian menarik napas dalam, dada naik turun perlahan. Langkahnya mantap saat menuruni tiang emas, dari ketinggian satu juta meter. Begitu kakinya menyentuh tanah, suasana berubah drastis. Xiao Rui, yang sejak tadi menunggu di bawah, mendengus keras. Wajahnya memerah, matanya menyimpan kilatan kemarahan yang tak lagi bisa disembunyikan. Luka harga dirinya terlalu dalam untuk disembuhkan oleh waktu. “Xiao Tian, jangan terlalu bangga karena mengukir nama di puncak tiang emas!” suaranya melengking, mencoba menunjukkan keangkuhan yang sudah tak memiliki dasar. “Walaupun kamu memiliki bakat tinggi, kamu belum apa-apa! Setelah keluar dari dunia warisan ini, kamu harus membayar semua yang telah kamu lakukan padaku!” Namun, sebelum ancamannya selesai terucap— WHOOSSHH!! Bayangan berkelebat. Dalam sekejap, Xiao Tian telah berdiri di hadapan Xiao Rui. Tak seorang pun melihat pergerakannya. Seperti bayangan kematian yang muncul tanpa peringatan, keberadaannya menyelimuti udara dengan tek

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status