Share

CH-545

last update Huling Na-update: 2025-06-04 08:53:44

Kematian satu orang saja membuat sisa dari kelompok itu membeku. Sembilan orang yang tersisa berkeringat dingin. Nafas mereka tertahan. Namun ego mereka menolak kenyataan bahwa orang yang berasal dari Alam Langit Berbintang dapat menjadi ancaman yang nyata.

BOOM!!!

Sembilan orang itu bergerak mundur secara bersamaan, membentuk formasi segitiga. Aura mereka dilepaskan tanpa penahanan. Dalam sekejap, kekuatan mereka meningkat. Ternyata mereka semua berada di peringkat delapan Alam Setengah Dewa, dan dalam waktu singkat, mereka meningkatkan ranah mereka enam peringkat sekaligus, mencapai peringkat empat belas Alam Setengah Dewa. Cahaya kekuatan menyelimuti tubuh mereka, membentuk medan tekanan luar biasa. Tanah retak di bawah kaki mereka. Langit seolah menjadi berat di atas kepala mereka. Namun ketakutan tetap terpendam dalam sorot mata mereka.

“Bocah sialan, kami akan membunuhmu!”

Namun sebelum mereka sempat membentuk segel tangan—

WHOOSSHH!!!

Bayangan Xiao Tian menghilang dari te
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Wuhan Reareo
Keren habis ... semangat thor...
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
cerita yg sangat bagus
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Kultivator Inti Semesta   CH-562

    Saat Xiao Tian masih mengobrol dengan Bai Ruochen, suara Xiao Jian terdengar lagi, lebih tegas, lebih berat, menggetarkan ruang di sekelilingnya. “Xiao Hu, kamu pimpin acara. Sekarang sudah saatnya kompetisi dibuka secara resmi!” Nada suara Xiao Jian kali ini mengandung tekanan tak terbantahkan. Suaranya tidak hanya terdengar di telinga, tapi seolah menekan langsung ke dada semua yang hadir di istana emas itu. Ruang yang megah mendadak terasa lebih hening, seolah menunggu instruksi berikutnya dengan napas tertahan. Xiao Hu, adalah adik Xiao Jian, dia langsung berdiri di udara menatap semuanya. Wajahnya penuh kewibawaan, tubuhnya tegap dan otoritasnya sangat terasa. Garis rahangnya tegas, tatapannya lurus ke depan tanpa goyah, menandakan bahwa dia bukan hanya sekadar pelaksana perintah, melainkan tokoh penting yang terbiasa memegang kendali. Kemudian dia menatap tiga puluh generasi muda Klan Xiao. “Kalian juga memasuki arena!” “Baik Tetua.” Jawaban serempak itu menggema dengan kek

  • Kultivator Inti Semesta   CH-561

    Setelah menyambut para tamu spesial, beberapa generasi muda Klan Xiao muncul di istana emas itu. Ada tiga puluh generasi muda dengan aura yang sangat kuat, aura mereka menyelimuti seluruh arena seperti gelombang energi yang tidak bisa dihindari. Setiap langkah mereka menimbulkan getaran ringan di udara, dan wajah mereka penuh dengan keyakinan dan kebanggaan. Setiap gerakan mereka menunjukkan bahwa mereka adalah para jenius yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan Klan Xiao. Langkah kaki mereka tidak tergesa, namun memiliki irama yang menggetarkan. Setiap sorot mata menyapu arena dengan rasa percaya diri yang tidak dibuat-buat. Aura keturunan langsung Klan Xiao terpancar jelas dari tubuh mereka, seperti sinyal tak terbantahkan akan garis keturunan murni yang mereka bawa. Bahkan sebelum pertarungan dimulai, sebagian penonton telah menggertakkan gigi, merasakan tekanan mental yang tak terlihat. Di singgasana utama, Xiao Jian memperhatikan mereka satu per satu. Tatapannya tid

  • Kultivator Inti Semesta   CH-560

    “Hahaha, Yang Mulia Xiao Jian, aku tak berharap kamu akan menyaksikan kompetisi ini! Walaupun aku sedikit kecewa, tadinya aku datang ingin bertemu denganmu secara langsung. Sayang, yang hadir hanya tubuh klon, bukan tubuh sejati,” ucap seorang pria paruh baya dengan nada yang cukup sombong. Nadanya santai, tapi terselip ketidaksenangan yang sengaja dipertontonkan. Suasana yang tadinya mulai mereda kembali mengencang. Beberapa tokoh penting yang berdiri tidak jauh dari pria itu segera mundur dua langkah. Mereka menjauhkan diri tanpa suara, hanya dengan tatapan tajam dan ekspresi penuh perhitungan. Tidak ada yang ingin terseret oleh kalimat sembrono itu. Ini adalah wilayah Klan Xiao, bukan tempat untuk memainkan sindiran terhadap Xiao Jian. Aura di sekitar pria itu mulai bergolak perlahan, namun bukan berasal dari dirinya sendiri. Ada tekanan samar yang mulai muncul di atas langit, seperti kabut yang menebal sebelum badai. Xiao Jian tersenyum kecil. Tidak menjawab dengan kata-kata.

  • Kultivator Inti Semesta   CH-559

    Ketika orang-orang berlutut dengan khidmat, dan penuh pemujaan. Mereka melihat Xiao Tian tidak berlutut. Sosoknya tetap berdiri tegak, bahkan saat langit terasa menunduk karena kehadiran Kaisar Dewa Tertinggi. Semua orang yakin, bahwa Xiao Tian pasti mati. Tidak ada yang mengira akan ada yang berani menunjukkan sikap seperti itu di hadapan Xiao Jian, apalagi di tengah arena yang dijaga oleh hukum dan otoritas Klan Xiao. Wajah para tetua, murid inti, bahkan beberapa pemimpin kekuatan yang duduk di tribun, berubah. Mereka saling melirik dengan tatapan terkejut, khawatir, atau bingung. Beberapa bahkan menggertakkan gigi, merasa seolah sedang menyaksikan detik-detik terakhir seseorang yang akan musnah karena kesombongannya sendiri. Pemilik Villa Hati Seribu Bintang dan Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi mengirimkan transmisi suara terhadap Xiao Tian. Nada mereka cepat dan tegang. “Teman muda, cepat berlutut. Jangan impulsif! Walaupun kamu tidak ingin berlutut bahkan terhadap langit

  • Kultivator Inti Semesta   CH-558

    Setelah batu persegi empat itu diperlihatkan dan membuat seluruh mata tertuju kepadanya, batu itu menghilang kembali. Tidak pecah. Tidak ambruk. Ia kembali tenggelam seperti ditelan ruang dimensi yang menjaga namanya tetap abadi di balik kompetisi. Tanah menutup kembali dengan formasi yang menyala lembut. Keheningan yang menyusul bukan karena keterkejutan, tapi karena seluruh penonton dan peserta sedang menyerap makna dari semua yang baru saja mereka saksikan. Ini bukan hanya ajang adu kekuatan. Ini adalah pertarungan untuk menjadi sejarah. Lalu, Tetua itu melanjutkan ucapannya. Wajahnya tidak menunjukkan perubahan, namun nada suaranya kini lebih bersemangat. “Sekarang kompetisi akan dimulai secara resmi, dan kita akan menyaksikan kehadiran orang yang selalu ingin kalian semua lihat!” BUZZ!!! Selesai berbicara, semua orang melihat cahaya yang sangat terang di lokasi kosong di antara tribun penonton. Cahaya itu muncul perlahan, namun dalam hitungan napas, berubah menjadi ledakan ke

  • Kultivator Inti Semesta   CH-557

    Para pemimpin kekuatan membungkukkan tubuh mereka terhadap Tetua Klan Xiao itu. “Tuan, maafkan kami karena tidak bisa mengontrol emosi. Kami tidak akan mengulanginya lagi!” Nada suara mereka terdengar penuh ketundukan, bukan sekadar karena rasa hormat, tapi karena sadar bahwa tindakan gegabah mereka nyaris memicu amarah Klan Xiao. Bahkan mereka yang telah menempati posisi tertinggi di kekuatan masing-masing tahu, satu kesalahan di tempat ini bisa menghapus nama mereka dari peta kekuatan galaksi. Suara membungkuk mereka serempak seperti gema kesalahan yang tak bisa ditutupi dengan harga diri. Mereka berdiri sebagai pemimpin, namun di hadapan Tetua Klan Xiao, mereka tak lebih dari para murid yang ditundukkan oleh sistem yang lebih tua dari usia organisasi mereka sendiri. Xiao Tian yang melihat itu dari arena beladiri sedikit tersenyum. Walaupun banyak nafsu pembunuh yang diarahkan kepadanya, tidak mengubah ekspresinya sama sekali. Dia tetap tenang dan dingin seperti sebelumnya. Tatap

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status