Share

Kunci Brankas Rahasia Suamiku.
Kunci Brankas Rahasia Suamiku.
Author: Winarsih_wina

Berapa Gaji Mas Darma?

Author: Winarsih_wina
last update Last Updated: 2022-06-10 03:15:38

"Apa mas? Tiga juta? Buat apa ibu uang sebanyak itu? Bukankah aku sudah memberinya 800 ribu sebulannya?"

Aku melotot mendengar permintaan mas Darma. Bukan karena pelit, tapi ini di luar pengeluaran kami berdua.

"Eh, Maya! Jangan serakah kau jadi orang! Memangnya kenapa kalau ibu minta tiga juta? Uang itu hasil keringat Darma, anakku. Jadi, jangan coba kau menguasainya!"

Aku terkejut mendengar ucapan ibu mas Darma. Dia seolah menuduh aku menguasai gaji anaknya.

"Kalau begitu, kenapa minta ijin padaku, Bu? Itu uang mas Darma. Jadi, minta saja padanya! Tak perlu bicara denganku."

Aku segera berdiri meninggalkan ibu dan anaknya itu. Biar mereka saja yang bicara soal uang tiga juta itu.

"Jangan begini, May. Aku menganggapmu istri. Karena itu, kita perlu bicara."

Aku kembali duduk lalu menatap mas Darma dan ibunya. Wanita itu tersenyum sinis, seolah aku istri yang tak berguna.

"Jadi bagaimana May? Kau setuju kan memberi ibu tiga juta?"

Aku kembali menatap mas Darma dan ibunya. Memangnya siapa aku untuk menolak permintaan ibu?

"Memangnya gajimu berapa mas? Coba kau bicarakan dengan ibumu kalau memang kau tak mau memberitahuku. Jadi, kalian bisa mengambil keputusan setelah menghitung hutang dan cicilan rumah serta mobil."

Aku tersenyum lalu kembali melangkah menuju ke dapur. Setiap kali mas Darma membawa ibunya kemari, bawaanku lapar terus. Di pikiran wanita itu, hanya uang ... uang dan uang. Sekarang, biar dia dan anaknya berpikir sedikit kali ini.

"May."

Aku mengangkat kepala saat mas Darma datang ke meja makan. Dia pasti paham ini akhir bulan, masih ada dua hari lagi gajian, tapi ibunya sudah meminta uang lagi.

"Tolong jangan lagi bersikap seperti itu pada ibu. Kasihan dia yang telah lama menjanda dan harus merawat tiga anak sekaligus."

Aku kembali menarik napas setelah mendengar ucapan mas Darma. Dia sadar ibunya punya anak tiga, terus kenapa hanya dia yang dibebani oleh ibunya dengan permintaan yang tak masuk akal?

"Sudahlah, mas. Percuma kita bicara. Bukankah aku sudah bilang, silahkan hitung dulu pengeluaranmu, baru penuhi permintaan ibu. Aku bilang pengeluaranmu ya, bukan pengeluaranku."

Aku kembali menikmati semangkuk mie kuah. Mas Darma terlihat menatap isi mangkuk yang tinggal kuahnya saja.

"Kenapa? Mau mie juga? Sana beli mie dan telur, nanti aku masakkan."

Aku berdiri menuju wastafel untuk mencuci tangan. Lalu kembali masuk ke kamar, lebih baik aku tidur saja daripada pusing sendiri.

"May, tunggu dulu, mas mau ngomong."

Aku berbalik dan menatap mas Darma. Pria ini semakin lama semakin tak berotak, dia tak berpikir kemampuan dirinya untuk menyenangkan keluarganya.

"Sudahlah mas, aku tak mau tau lagi apa yang mau kau lakukan. Seperti kata ibu, uang itu milikmu, jadi gunakan sesukamu."

Aku kembali melangkah menuju ke kamar. Biarlah mas Darma menghadapi kenyataan yang dia lupakan.

"May, tolong gunakan uang simpananmu untuk membantu ibu."

Aku berhenti melangkah saat mendengar ucapan mas Darma. Semakin lama, aku muak melihat pria tak tau diri ini.

"Cukup mas, kalau bodoh jangan keterlaluan. Memangnya kapan kita punya tabungan? Uang yang kau beri aja, hanya cukup untuk membayar listrik dan air. Uang untuk belanja, aku yang talangi. Jangan lupa jatah ibumu juga dari uang yang kau beri itu."

Aku terpaksa mengatakan itu karena sepertinya mas Darma mulai lupa diri.

"Aku tau May. Karena itu, aku minta tolong. Untuk kali ini saja, bantu ibu. Dia sangat membutuhkan uang itu."

Aku kembali menarik napas, entah bagaimana menjelaskan pada pria ini kalau kami tak punya simpanan.

"Kau begitu keras kepala, mas. Sekarang katakan, uang dari mana aku untuk membantu ibumu?"

Aku melipat tangan di depan dada, menunggu pria pandai ini bicara.

"Katakan, aku menunggu kau jawab pertanyaanku, Mas?"

Mas Darma tampak mengaruk kepalanya. Dia menatap dompetku yang tergeletak di atas nakas.

"Kau punya kartu ATM, pasti ada isinya. Gunakan itu dulu untuk membantu ibu gajian nanti aku ganti."

Aku tersenyum, sepertinya mas Darma mau menipuku. Dia pasti mengira uangku banyak dan bisa dia manfaatkan.

"Mas ...mas aku heran pada mu. Memberi nafkah saja kurang, bisa-bisanya berpikir istrimu punya banyak uang. Aku saja tak kerja, 24 jam menjaga rumah ini."

Kali ini mas Darma menatapku, seolah tak percaya kalau aku tak punya uang.

"Kalau begitu, pergilah cari hutangan. Nanti, gajian aku yang membayarnya."

Kali ini, aku tertawa mendengar ucapan mas Darma. Entah untuk apa uang itu, sehingga ibu minta sekarang juga harus ada.

"Kalau begitu, minta ibu saja cari hutangan. Dia kan tahu di mana tempatnya, kenapa harus aku yang kau paksa? Lagipula dua hari lagi kau gajian mas. Kenapa tak menunggu saja sampai kau terima gaji itu?"

Aku menatap mas Darma, terlihat wajahnya seperti orang gugup. Aku tahu dia memang berniat membohongi aku lagi.

"Sudahlah mas, ini sudah malam aku mau istirahat. Soal pembicaraan ini, aku anggap selesai. Jangan paksa untuk cari pinjaman atau apa pun itu karena itu tak akan pernah terjadi."

Kali ini, aku benar-benar meninggalkan mas Darma. Dia tak lagi bicara, seolah tak tau lagi mau bicara apa."

***

"Bukan aku tak mau memberi uang itu Bu, tapi Maya memang tak mau mencarikan pinjaman."

Aku terbangun karena haus. Saat keluar, aku mendengar mas Darma sedang bicara dengan ibunya melalui ponsel. Ternyata, mereka belum selesai membahas uang tiga juta itu.

"Sudahlah Bu. Kalau mau, minta mas Diki dulu. Nanti, ada uang aku bayar. Kalau sekarang, mana ada uangku."

Kali ini, mas Darma seperti mulai emosi. Dia seolah berteriak pada ibunya. Walau melalui ponsel, pasti wanita itu sakit hati mendengarnya.

"Kalau begitu, aku ambilkan uang simpanan saja. Untuk saat ini, tabungan itu kita kurangi saja untuk ibu."

Tunggu dulu, tadi mas Darma bilang tabungan? Aku kok tak tau dia punya tabungan? Memangnya, uang dari mana yang dia tabung? Aku mencium aroma penipuan di sini.

Sepertinya, aku harus mengasah bakat detektif ku lagi. Mas Darma dan keluarganya, sudah berani menyimpan rahasia rupanya ...

YUK TERUS BACA DAN BERI ULASAN 🌟 5 NYA BIAR MAKIN SEMANGAT. JANGAN LUPA VOTED JUGA SEBAGAI DUKUNGAN UNTUK CERITA BARU SAYA INI.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Yanguwais
awal cerita yg bagus bikin gemes klo punya mertua model begini.
goodnovel comment avatar
Agus Irawan
hai kak izin promosi ya. teman-teman mampir ke Novelku yuuk judul. "Kembang Desa Sang Miliarder" Nama pena" Agus Irawan
goodnovel comment avatar
Isabella
seruh selalu cerita mertua yg egois
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kunci Brankas Rahasia Suamiku.   ENDING.

    "Kalian penipu, untuk menguasai harta ibu kalian sengaja bilang bangkrut. Kalian ingin menguasai hak Aina putriku."Siti berteriak, membuat semua orang yang datang ke acara tujuh hari nenek Fandy terkejut. Mereka tak menyangka kalau wanita itu tidak memiliki sopan-santun. Membuat Hardi muak."Cukup! Hak apa yang kau maksudkan, Siti. Aina bahkan bukan darah dagingku, dia anak harammu dengan pria lain. Apa kau mau semua orang tau siapa ayah Aina? Sudah siap di hancurkan istri dan keluarga pria itu?"Siti terkejut dia tak menyangka Hardi akan semarah itu. Selama ini tak ada yang tau soal Aina selain Hardi dan orangtua Fandy, tapi sekarang Hardi siap membuka aibnya."Bagaimana?"Siti gemetar dia hanya bisa menatap Hardi tanpa berani untuk bicara. Dia tak siap berhadapan dengan keluarga kekasihnya, apalagi tanpa perlindungan Hardi."Sebaiknya kau pergi daripada hanya membuat omong kosong. Demi harta kau tak sadar sedang berada di mana, selama ini kau sudah enak hidup dari belaskasihan kami

  • Kunci Brankas Rahasia Suamiku.   Keputusan Akhir.

    "Ini gak mungkin, pasti akal-akalan kalian kan. Jangan mentang-mentang ibu tinggal bersama kalian lalu kalian berusaha menguasai hartanya."Sari terlihat marah saat pengacara keluarga datang sesuai permintaan Sari. Malas ribut orangtua Fandy menuruti permintaannya."Awalnya aku tak mau melibatkan kalian. Sayangnya kau terlalu serakah Sari, apa boleh buat segera kosongkan rumah yang kalian tempati, karena itu termasuk harta ibu yang di gadaikan. Bahkan rumah ini sudah bukan milik ibu lagi, hutang dan kesombongan membuat semuanya hilang."Kali ini Maya dan Fandy tak berani bersuara. Mereka lebih memilih untuk mendengarkan para orangtua yang bicara, agar tak terjadi keributan yang lebih panjang."Bagaimana Har? Apa kau siap bicara pada wanita ini? Wanita yang tak sadar siapa dirinya. Hanya mantan tapi masih merasa berkuasa, aku rasa sudah waktunya kau buang dia, daripada menyusahkan mu terus-menerus."Maya dan Fandy terkejut begitu juga dengan Sari. Wanita itu tak menyangka akan mendapat

  • Kunci Brankas Rahasia Suamiku.   ekstra Part(2) Warisan.

    "Setelah ibu meninggal akhirnya kalian datang juga. Begitu inginnya kalian mendapat warisan ibu."Baru saja masuk ke rumah, belum juga mendudukan bokong ke kursi. Susah terdengar ucapan pedas seorang wanita."Maksud Tante Sari apa ya? Kenapa bicara soal warisan? Saat nenek belum genap tiga hari meninggal."Fandy yang terkejut langsung menatap istri adik papanya. Mereka memang tak dekat, bahkan saat dia dan Maya menikah tak ada keluarga papanya yang datang. Sepertinya dia tau sebabnya."Heran saja, sejak ibu sakit tak ada kalian datang menjenguk tapi begitu dia meninggal cepat sekali datang pasti menginginkan harta warisan kan? Sudahlah aku bisa menebaknya dengan mudah."Fandy terlihat mengepalkan tangan, tentu dia emosi mendengar tuduhan Tantenya. Namun tidak dengan Maya, wanita itu terlihat santai sekali membuat Fandy heran dan juga bingung."Sayangnya Tante salah besar. Kami berdua tak membutuhkan warisan dari siapapun, asal tau aja kami berdua sudah memiliki dua perusahaan besar un

  • Kunci Brankas Rahasia Suamiku.   Ekstra Part (1) Warisan.

    Fandy dan Maya duduk menghadap gundukan tanah merah yang masih basah. Di sana terbaring seorang wanita yang pernah merusak pernikahan mereka, wanita yang hingga akhir hayatnya tak sempat meminta maaf pada Fandy Maya."Sudah siang, kita pulang sekarang. Papa dan mama ingin bicara dengan kita."Fandy menautkan jari tangan pada tangan sang istri. Dia tau Maya masih belum bisa percaya pada kedua orangtuanya, setelah mereka sempat melakukan kesalahan pada wanita itu."Berapa lama kita di sini, Mas? Apa bisa aku pulang duluan? Rasanya tak nyaman berada di sini apalagi ada Hera."Maya terlihat tak nyaman tapi Fandy juga tak mungkin membawa istrinya pulang sekarang. Apa kata orang kalau mereka pulang, mereka saja datang setelah tiga hari kematian sang nenek. Jadi gak pantas kalau langsung pergi."Tenang ada aku bersamamu. Lagipula mama dan papa kan sudah meminta maaf, apa salahnya kita beri mereka kesempàtan, jangan sampai kejadian yang di alami nenek terjadi pada orangtua ku juga.""Apa kau

  • Kunci Brankas Rahasia Suamiku.   Ending.

    Kedua pasangan itu berciuman dengan panas. Mereka bahkan lupa berada di mana saat itu, Sandoro benar-benar bahagia, saat gadis yang dia cintai membalas perasaannya. Sandoro menarik tangan gadis yang baru satu jam yang lalu menerima cintanya. Mereka duduk di kursi ruangan Maya, posisi duduk mengangkang kekasihnya, membuat milik lelaki itu semakin tegang. Apalagi wanita itu justru duduk di pangkuannya, jelas membuat miliknya semakin membesar."Ah ....Pak milikmu menusuk milikku."Gadis itu terkejut hingga melepaskan ciuman di bibir kekasih barunya. Pria itu tersenyum dan meremas pantatnya."Mau buka celana dalammu? Agar dia bisa benar-benar masuk dan membuatmu merasakan nikmatnya."Gadis itu mengerjabkan matanya. Seperti berpikir antara takut dan ingin merasakan, benda besar yang menusuk miliknya. Perlahan dia bangun dari pangkuan Sandoro, menatap mata kekasihnya lalu membelai wajah pria yang tengah memejamkan mata itu, dia tau Sandoro tengah berusaha menetralkan panas di tubuhnya."Maa

  • Kunci Brankas Rahasia Suamiku.   Hikmah Dibalik Musibah

    "Hai ...mau kemana kau?"Sandoro dan bapak Maya terkejut, saat melihat Fandy berdiri menuju pintu kamar yang di tempati istrinya."Aku rela menerima rasa sakit yang di berikan istriku, tapi aku tak bisa tetap diam saat dia merasakan sakit, karena apa yang dia pikirkan apalagi semua itu tidak benar."Fandy membuka pintu dan menemukan sorot mata dingin dan penuh rasa kecewa. Perlahan dia mendekat dan bersiap, seandainya sang istri kembali menyerangnya."Kau bisa memukul atau menamparku jika itu membuatmu lega, Yank. Aku memang bodoh, hingga tanpa sadar terus membuatmu terluka dan kecewa. Hanya saja kau harus tau, aku mencintaimu tak ada wanita lain yang bisa menggantikan cinta itu. Lagipula apa yang kau pikirkan? Hingga jatuh pingsan sebelum Sandoro bicara. Apa mungkin itu bawaan bayi kita, yang sudah berkembang di rahimmu? Mungkin dia juga ikutan marah, karena mamanya berpikir papanya melakukan kesalahan lagi."Maya terlihat bingung dengan apa yang suaminya bilang. Mata wanita itu ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status