Share

Cemburu

Author: Pulungan
last update Last Updated: 2022-10-08 01:00:00

Andi langsung berdiri saat melihat Maya hampir terjatuh tapi seorang pria dengan sigap menahan kadua bahu Maya membuat Maya tidak jadi jatuh.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya pria berpakaian Dokter itu Maya langsung menggeleng.

"Saya tidak apa-apa Mas makasih banyak sudah membatu saya." jawab Maya lalu sedikit menundukkan kepalanya.

Dokter tersebut yang melihat Maya sangat sopan malah tersenyum.

"Gak usah formal gitu saya juga manusia biasa kok kalo lagi hamil gini jangan terlalu capek-capek ya." 

Saran Dokter tersebut yang di balas anggukan oleh Maya. 

Tidak jauh dari tempat mereka ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dengan raut tidak suka.

Apalagi melihat Dokter tersebut tersenyum ke arah Maya membuat Andi mengepalkan tangannya di bawah meja.

Apa sekarang dia cemburu? Bagaimana dengan Nora cinta pertamanya di bangku SMA yang kini mulai mengisi hari-harinya.

***

Sampai di belakang Maya buru-buru mencari Wini.

"Win." panggil Maya membuat Wini yang sedang menyusun makanan langsung menoleh.

"Ini pesanan meja nomor 5 tapi aku nggak bisa nganterin makanannya." ucap Maya membuat Wini mengernyitkan dahinya.

"Kenapa?" tanya Wini hati-hati.

"Ada Mas Andi Win." lirih Maya membuat Wini langsung menghentakkan kakinya ke lantai.

"Ini dunia ngapa sempit banget sih masa dia-dia mulu yang nongol." kesal Wini.

"Ya udah sini pesanannya biar aku yang anterin sekalian aku kasih racun." umpat Wini membuat Maya kaget.

"Eh ... jangan Win biarinlah jangan buat masalah." cegah Maya sambil memegang pundak Wini.

10 menit kemudian pesanan mereka sudah datang Andi bingung melihat yang mengantar makanan bukan Maya lagi.

Matanya mulai celingak-celinguk mencari keberadaan Maya namun hasilnya nihil.

Setelah selesai makan Andi pura-pura ingin melihat cara masak dan kebersihan restaurant.

Setelah di izinkan masuk ke belakang Andi langsung berjalan mencari Maya.

Tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat Maya sedang mencuci piring yang bagitu banyak sesekali ia memegangi pinggangnya.

Ntah apa yang terjadi Andi merasa sedang di tampar seratus kali oleh Ayahnya melihat Maya bekerja seberat itu.

"Maaf Pak, teman-temannya menunggu bapak di luar." ucap salah satu pelayan membuat Andi tersadar lalu mengangguk.

Maya yang mendengar suara itu langsung menoleh namun ia hanya bisa melihat bagian belakang Andi.

'Itu kayak Mas Andi.' ucap Maya dalam hati tapi ia tidak ambil pusing dan memilih melanjutkan pekerjaannya.

***

Sepanjang hari Andi merasa tidak tenang bekerja.

Ia terus kepikiran Maya yang sedang hamil besar malah bekerja di restoran.

"Mas." panggil seseorang dari pintu membuat Andi langsung menoleh lalu tersenyum.

"Kamu lagi ngapain? Ini aku jauh-jauh datang cuma mau bawain kamu kue." ucap Nora dengan semangat.

"Kenapa harus repot-repot Nora." jawab Andi.

Tapi saat ia hendak memasukkan kue tersebut ke mulutnya ia kembali teringat dengan Maya yang terlihat kesusahan mencuci piring.

'Maya udah makan belum sih?' gumam Andi dalam hati.

Ia tidak jadi memakan kue dan memilih meletakkannya kembali Andi memijit pelipisnya yang terasa pusing.

"Kok nggak dimakan sih? Aku udah perjuangan loh buat ini." kesal Nora

"Maaf ya, aku lagi nggak mood gara-gara banyak kerjaan habis ini aku mau pulang untuk istirahat dulu ya lain kali aja kita jalan." bujuk Andi membuat Nora kesal lalu mencebikkan bibirnya.

"Jangan marah dong ntar cantiknya ilang." gombal Andi membuat Nora kembali tersenyum.

***

Setelah pulang dari kantor Andi langsung melajukan mobil ke restoran tadi siang.

Begitu ia sampai ia melihat Maya dari dalam mobil masih bersih-bersih mengepel lantai sesekali ia melap keringatnya.

Ntah apa yahg terjadi tatapan Andi yang dulunya enggan untuk memperhatikan Maya sekarang malah berubah menjadi sendu.

Hampir satu jam ia menunggu akhirnya Maya keluar dari dalam.

Tanpa membuang waktu Andi langsung keluar sambil membawa payung karena hujan sangat lebat.

"May." panggil Andi membuat Maya yang sedang duduk meluruskan kakinya langsung mendongak ke atas.

"Ngapain kamu disini Mas?" tanya Maya kaget.

Kemudian Maya melirik Wini yang terlihat sangat marah.

"Jemput kamu." jawab Andi membuat Maya bingung sedangkan Wini malah membuang pandangannya.

"Aku bisa pulang sendiri aku punya uang kok, aku kerja di gaji hari Mas tenang aja." tolak Maya membuat Andi kesal.

"Bisa pulang sendiri aja nggak!" timpal Wini dengan suara ngegas membuat Maya kaget.

"Kamu pulang aja Mas aku pulang sama Wini." tolak Maya.

"Ada yang harus kita bicarakan May." lagi-lagi Andi membuat Maya bingung dengan sikapnya.

Saat melihat Wini mau marah buru-buru Maya memegang tangan sahabatnya itu.

"Baiklah aku pulang aku pulang duluan ya Win hati-hati kamu." lanjut Maya supaya Wini tidak emosi.

***

Selam berjalan pulang Maya hanya diam sambil pandangannya ke luar jendela mobil melihat derasnya hujan.

Sedangkan Andi malah melirik- lirik Maya yang sedang sibuk dengan khayalannya sendiri.

Setengah jam perjalanan akhirnya mereka sampai sebenarnya 15 menit juga sampai.

Tapi Andi sengaja mengambil jalan yang jauh berharap Maya menikmati pemandangan.

"May." panggil Andi tapi tidak ada sahutan sama sekali hampir 3 kali Andi memanggilnya tetap tidak ada respon dari Maya.

Andi melepas sabuk pengamannya lalu mendekatkan tubuhnya ke Maya.

Detik kemudian ia tersenyum melihat Maya sudah tertidurb tanpa Andi sadari tangannya perlahan menyentuh wajah Maya yang seharian sudah capek kerja.

Detik kemudian jantungnya berdebar-debar melihat Maya yang terlihat pulas.

Wajah yang bersih itu terlihat damai saat tidur perlahan Andi lebih mendekatkan tubuhnya ke Maya lalu mencium kening Maya sekilas.

Maya yang merasa terganggu lalu berusaha membuka matanya.

Alangkah kagetnya ia melihat wajahnya hampir tidak berjarak dengan Andi.

"Yuk masuk " ajak Andi saat melihat Maya sudah bangun.

Andi merasa canggung dan malu melihat Maya kaget.

Tanpa membuang waktu mereka langsung masuk Andi menyuruh Maya duduk di sofa.

"Apa yang ingin kamu bicarakan Mas?" tanya Maya to the point.

Sambil tangannya mengusap-usap perutnya yang terasa sedikit sakit akibat pergerakan bayinya.

"Berhenti kerja!" 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Dulu kemana saja kamu Andi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati   Ending

    "Bagaimana dengan Devan?"pertanyaan Andi sukses membuat Maya terdiam lalu kembali menunduk, air matanya kembali menggenang membuat Andi kaget."Hey ... kok malah nangis sayang, kenapa?" tanya Andi lagi sambil tangannya meraih wajah Maya.Maya menepis tangan Andi lalu berhambur kepelukan suaminya itu.Andi paham dengan posisi Maya, mungkin saja istrinya ini masih diambang kebimbangan dengan keputusannya.Andi mengusap punggung Maya lembut sambil menciumi puncak kepala wanita itu."Mas," lirih Maya."Iya sayang mau apa, hem?" "Bantu Kak Devan ketemu Wini please." pintanya membuat Andi diam sejenak."Kak Devan cinta banget sama Wini Mas, aku jahat.Aku udah buat Wini pergi, aku tuduh Wini yang bukan-bukan, hiks." Maya kembali terisak, Andi hanya tersenyum sambil tangannya mengusap air mata Maya."Ada syaratnya," tantang Andi."Apa itu?""Kamu nggak boleh nangis lagi, kalo kamu nangis-nangis terus kayak gini, aku nggak mau bantu." tegas Andi membuat Maya langsung mengangguk."Hu'um aku

  • Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati   Jujur

    Devan benar-benar putus asa setelah melihat pesawat yang di tumpangi Wini lepas landas.Hatinya terasa perih dan ngilu, andai ia bisa mengulang waktu ingin rasanya ia memahami perempuan itu terlebih dahulu.***Tiga hari kemudian, Andi sedang di rumah orang tuanya, di ruang tamu mereka ngobrol terkait Andi dan Maya. Andi hanya diam mendengarkan omongan kedua orangtuanya."Assalamualaikum." panggil seseorang dari pintu membuat semuanya langsung menoleh, jantung Andi terasa berdetak lebih kencang melihat wanita itu.'Apakah pagi ini bener-bener fix semuanya berakhir, intinya apapun itu aku harus terima dengan lapang dada.' ucap Andi dalam hati."Sini Nak, kita ngobrol secara kekeluargaan dulu." ucap Ayah yang dibalas anggukan oleh Maya."Gimana May, disini Ayah dan Mama hanya mengikuti kemauan kalian. Rencana ini sudah lama dan banyak sekali pertimbangan." ucap Ayah memulai percakapan, Andi langsung tercekat."Em ... Maaf Ayah, Mama untuk keputusan aku serahkan ke Maya sepenuhnya, jadi

  • Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati   Aku Pergi

    "Sebentar aku periksa dulu." ucap Devan.Maya langsung menjauh sedikit lalu Devan memeriksa Hana, bibir Maya terus berdoa begitu juga dengan Wini dan Andi."Alhamdulillah, Hana nggak kenapa-kenapa kok ini efek obat, Hana lagi istirahat aja kasih ketenangan dulu ya." terang Devan lalu mengusap kepala Hana.Maya kembali mendekap Hana lalu tangisnya kembali pecah, andai boleh mengubah keadaan Maya ingin sekali menggantikan posisi Hana."Hana ... jangan tinggalin Bunda, Nak. Hana satu-satunya kebahagiaan Bunda, kasian sama Bunda sayang, Bunda mohon banget sama Hana." irih Maya bahkan matanya mulai terasa perih dan kepalanya sakit karena terlalu lama menangis.Air mata Andi ikut berjatuhan melihat pemandangan menyakitkan itu di hadapannya.Wini tidak kuat melihat itu, ia langsung memilih keluar dan berlari ke taman belakang rumah sakit sambil menutup mulutnya menahan tangis.'Ya Allah aku mohon banget beri Hana kesembuhan, bayi itu hadir menjadi kebahagiaan buat semuanya menjadi pemersatu

  • Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati   Hana Masuk Rumah Sakit

    "Kamu masih sayang sama Andi?" tanya Devan, membuat Maya mendongak lalu menggeleng pelan.“Aku nggak tau kak, tapi aku nggak bisa ngebayangin jika Mas Andi beneran ninggalin Hana." lirih Maya, Devan tersenyum sekilas lalu menuntun maya untuk duduk.“Kamu ingat May, kamu selalu bilang Hana adalah kekuatan dan kebahagiaan kamu dan kebahagiaan Hana sekarang adalah Ayahnya.Kamu gak tega memisahkan Hana dengan kebahagiaannya dan yang aku lihat itu adalah kebahagiaan kamu juga.” ucap Devan Panjang lebar membuat Maya menunduk melihat Hana yang di balut jas Andi.“Tanyakan hati kecil kamu May, jangan hanya emosi sesaat kamu malah salah ambil langkah.Kamu malah ngorbanin Hana dan masalah aku nggak perlu khawatir, I am okey.Kamu tahu nggak alasanku selama ini selalu mengunjungimu hampir setiap hari?” tanya Devan, lagi-lagi maya hanya menggeleng.“Awalnya jujur aku suka sama kamu, tapi semakin hari apalagi melihat perjuangan Andi untuk menemui Hana itu sangat tulus.Aku langsung sadar ternyat

  • Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati   Kamu masih sayang?

    “Nggak May ... Aku memang lagi ada tugas di luar kota, nanti begitu semuanya selesai aku segera kembali kok, aku akan datang jenguk Hana lagi." jawab Andi berusaha santai agar Maya tidak semakin curiga.“Bohong kan Mas, ada yang kamu sembunyikan dari aku dan Kak Devan.Kamu selama ini tetap kontakan sama Wini?” tanya Maya membuat Andi kaget, tapi sebisa mungkin Andi berusaha tetap tenang, sedangkan Devan langsung melihat Maya.‘Wini, Andi kontakan sama wini?’ ucap Devan dalam hati, sudah hampir tiga bulan ia tidak mendengar gadis lucu imut itu. Andi menggeleng sekilas lalu ia fokus melihat Hana, Maya yang melihat itu hanya tersenyum mengejek sambil menggeleng tidak habis pikir dengan Andi.“Mas ingin melihatku bahagia dengan Kak Devan, Mas tidak ingin melihatku menangis lagi, Mas ingin semuanya baik-baik saja.Namun itu semua cuma di mulut nyatanya Mas cemburu melihatku dengan Kak Devan, Mas nggak sanggup melihatku semakin hari semakin dekat dengan Kak Devan begini bukan yang Mas bil

  • Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati   Menyerah

    Saat Andi hampir saja tertidur, Hana mulai serba salah dan merengek membuat Andi kembali membuka matanya.Ia melihat Maya sudah pulas sambil menggenggam erat tangannya.Perlahan ia melepaskan tangan Maya lalu ia beralih menggendong Hana karena jika tidak Hana pasti akan mengamuk seperti biasanya."Udah mainnya sayang, udah ngantuk?" ucap Andi mulai menimang-nimang Hana.Tapi bayi itu tidak langsung tidur melainkan serba salah seperti biasa mencari posisi ternyaman.Maya terjaga dari tidurnya mendengar suara Hana, ia melihat Andi sedang berusaha menenangkan putrinya."Mas." panggil Maya membuat Andi menoleh."Sini Hana biar aku susuin dulu." ucap Maya.Andi hanya mengangguk lalu merebahkan Hana di samping Maya, saat Maya hendak membuka kancing baju atasannya, tiba-tiba ia teringat ada Andi.Maya menoleh ke arah Andi membuat sang empu paham maksud Maya."Aku di ruang tengah aja." ucap Andi karena tahu pasti Maya malu menyusui Hana di depannya.Setelah Andi keluar, Maya langsung memberi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status