Share

Chapter 15

"Saya tahu pekerjaan utama kamu itu apa. Tapi tolong sedikit bermorallah. Kamu sedang bekerja saat ini. Tahan dulu hasratmu!"

Tanpa melihat pun, Mayang sudah tau siapa orang yang membekap sekaligus menyeretnya masuk ke dalam kamar ini. Sena!

Mayang berusaha memberontak. Tetapi Sena tetap membekap mulutnya erat. Sena kemudian memaku tubuhnya di belakang pintu kamar. Menatap wajahnya dengan pandangan merendahkan terang-terangan.

"Dengar, saya tidak peduli kamu mau berjualan di mana dan dengan siapa saja. Tetapi tidak saat kamu masih berada di rumah ini. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Pahami itu!" desis Sena geram. Seiring emosinya suara Sena, diikuti dengan menguatnya bekapan tangan di mulutnya. 

Mayang tidak bisa menjawab, karena Sena belum melepaskan bekapannya. Mayang mulai megap-megap kehabisan udara. Paru-parunya serasa terbakar. Tidak kuat menahan sesak, Mayang menggigit telapak t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status