Home / Rumah Tangga / Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor / 1. Malam Pertama Yang Menyedihkan

Share

Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor
Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor
Author: Lil Seven

1. Malam Pertama Yang Menyedihkan

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2023-02-03 14:34:59

"Bodoh!"

Umpatan yang sama lagi. 

Sudah keberapa kali? Apakah sepuluh? 

Nilam hanya bisa duduk kaku di pinggir ranjang, memandang kosong suaminya yang tampan, Keenan. 

Wajah putih itu mengerutkan kening tak suka saat mata mereka bertemu, ekspresi jijik tak disembunyikan Keenan dari wajahnya ketika melihat Nilam. 

"Sudah nggak cantik, bodoh lagi! Bisa nggak, sih, kamu melakukannya dengan baik? Kenapa begitu bodoh dan kaku kayak pohon pisang?!"

Keenan memuntahkan semua amarahnya kepada Nilam yang duduk sambil menyembunyikan gemetar di tubuhnya. 

"I-ini juga pertama kalinya bagiku, Mas. Aku... aku nggak tahu apa yang harus dilakukan."

Nilam menggigit bibir bawah ketika mendapatkan pelototan Keenan. Ini malam pertama pertama mereka, tapi malam pertama ini rasanya seperti di neraka. 

Nilam tahu Keenan tidak menyukai pernikahan mereka ini, sepanjang prosesi pernikahan dia terus cemberut dan tak melihat Nilam sedikit pun. 

Namun, Nilam tak menyangka jika dia akan semakin jahat saat mereka hanya berdua. 

"Wajahmu benar-benar jelek tanpa riasan, membuat aku muak!"

Ejekan menyakitkan keluar dari mulut Keenan saat mereka berada di ranjang yang sama. 

Nilam hanya bisa menunduk, menahan rasa sakit di dada karena hinaan dari suaminya di malam pertama pernikahan mereka. 

"T-tapi... malam pertama harus dilakukan, kan, Mas?"

Keenan mengeluarkan dengusan jijik mendengar ucapan Nilam, matanya menyipit tak suka. 

Bukannya Nilam juga ingin melakukan hal ini, apa yang kamu rasakan saat pertama kali bertemu suamimu di pelaminan? Tidak ada rasa apa pun. 

Dia juga terpaksa menerima perjodohan ini atas paksaan halus kakaknya yang sudah tak mau menanggung hidup Nilam, jadi ini bukanlah pernikahan yang diharapkan. 

Mereka baru pertemu pertama kali tadi pagi saat akad nikah, Nilam berpikir ini akan baik-baik saja, tapi melihat wajah cemberut Keenan, dia tahu semua tak pernah baik-baik saja sejak awal. 

Namun, orang tua Keenan memaksa mereka harus melakukan malam pertama untuk membuang sial. 

Pernikahan pertama Keenan gagal karena kekasih yang dia nikahi tiba-tiba kabur saat malam pertama tanpa alasan yang jelas. 

Semenjak itu bencana demi bencana menimpa mereka. 

Ayah Keenan yang tiba-tiba ditipu, Keenan turun jabatan dan sang ibu sakit parah. 

Itulah kenapa pernikahan ini dilaksanakan untuk membuang sial, keluarga Keenan percaya bahwa semua bencana yang mereka dapatkan karena Keenan bercerai sehari setelah pernikahan. 

Nilam adalah kandidat yang cocok, dia sudah tak punya orang tua, hidup dengan kakaknya yang sudah mulai lelah menghidupi Nilam. 

Dengan wanita itulah akhirnya Keenan menikah. 

"Keenan, apa pun yang terjadi, malam pertamamu harus dilaksanakan agar kita semua terhindar dari semua kesialan ini."

Ayah Keenan mewanti-wanti agar Nilam pecah perawan malam itu, menurut dukun yang dia datangi, hanya itu satu-satunya cara menyingkirkan kesialan dari keluarga mereka. 

"Cih! Kenapa aku harus menghabiskan malam pertama denganmu, aku jijik melihat wajah jelekmu!"

.

Kata-kata pedas Keenan kembali mengiris hati Nilam. 

Dia begitu benci dan jijik padanya, tapi kenapa mau menikah dengannya? 

Pertanyaan tersebut berputar di kepala Nilam. 

Namun, tentu saja Nilam tak bisa bertanya, dia sudah dijual kakaknya kepada Keenan, jadi dia tak bisa melakukan apa pun kecuali patuh pada suaminya yang kejam ini. 

"L-lalu apakah kita tunda saja malam pertama ini, Mas?"

Nilam bertanya dengan putus asa. 

Dia juga manusia, kata-kata pedas Keenan sangat menyakiti hatinya. 

"Tidak bisa!"

Keenan menjawab cepat, dia harus menyelesaikan hal menyebalkan ini agar keluarganya terbebas dari sial. 

Namun, dia benci wanita bodoh ini. 

Tidak ada alasan khusus, hanya karena Nilam terlihat sangat polos tanpa riasan apa pun, menurut Keenan yang terbiasa dengan wajah cantik penuh riasan milik mantan istri yang lari dari pernikahan mereka, Nilam terlihat sangat jelek. 

"H-haruskah kita mematikan lampu?"

Jika masalahnya ada di wajah jelek Nilam, bukankah bisa selesai dengan mematikan lampu? 

"Masalahnya aku tak punya hasrat padamu!" bentak Keenan yang membuat Nilam makin mengkerut ketakutan. 

Dia benci. 

Benci kepada Nilam yang tampak polos dan kampungan. Dia mendambakan mantan istrinya yang cantik, manja, genit dan terlihat pintar. 

Tidak seperti Nilam yang seperti gadis bodoh dan tak punya wawasan. 

Apa pekerjaannya sebelum menikah dengan Keenan? 

Tidak ada. 

Dia hanya menghabiskan waktu sebagai pengasuh keponakan, putri kakaknya yang kini berusia 4 tahun. 

Keenan merasa jijik menikah dengan orang rendahan seperti Nilam. 

Namun, malam pertama ini harus berhasil, Nilam harus pecah perawan jika ingin keluarga Keenan lepas dari semua kesialan. 

Lalu apa yang harus dia lakukan agar punya hasrat kepada Nilam? Barang Keenan tak mau berdiri karena jijik dengan istrinya. 

"Hey, kamu."

Keenan bahkan tak mau menyebut namanya karena setiap melihat Nilam, hidung mancungnya mengerut jijik. 

"Y-ya, Mas?"

"Berdiri di depanku!" perintah Keenan dengan tegas. 

Nilam bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Keenan, pria itu memandang Nilam dari atas ke bawah dengan dahi berkerut. 

"Lepaskan seluruh pakaianmu!"

Mata Nilam terbelalak lebar mendengar perintah Keenan. 

"Lelet banget, sih! Aku nyuruh apa tadi? Lepaskan ya lepaskan! Kamu ingin malam pertama ini terjadi apa enggak?!"

Keenan lagi-lagi membentak. 

Nilam tahu betul apa syarat dia diterima menjadi menantu keluarga ini, malam pertama mereka harus berhasil atau mereka akan segera mengirim Nilam kembali kepada kakaknya. 

Itu akan menjadi hal yang lebih menakutkan daripada perintah Keenan untuk melepaskan seluruh pakaiannya. 

Meski enggan, sambil melirik ke arah sang suami yang menatap tajam padanya, Nilam mulai melucuti sseluruh pakaiannya satu persatu. 

"Kamu ini manusia apa siput, sih?! Lakukan dengan cepat!" sergah Keenan saat Nilam terlihat ragu melepaskan bra dan celana dalamnya. 

Keenan berdiri dan merobek pakaian dalam Nilam sehingga kini dia berdiri tanpa memakai apa pun di tubuhnya. 

Wajah Nilam memerah saat dia menjadi tontonan Keenan.

Keenan menelusuri tubuh Nilam dengan tatapan tajam dan bibir terkatup rapat. 

Sebenarnya tubuh Nilam cukup bagus, tidak ada lemak berlebih yang membuat tubuhnya menjadi jelek, buah dadanya besar dan terangkat, jelas-jelas Nilam adalah perawan yang mekar. 

Namun, bahkan sesudah melihat tubuhnya tanpa sehelai benang pun, hasrat dalam diri Keenan belum juga muncul. 

Ini semua karena wajahnya yang jelek. Pasti! 

"Jalan! Jalan berlenggok-lenggok di depanku seperti wanita genit!"

Keenan memberi perintah, meminta Nilam berjalan seperti wanita genit, seperti jalan Jihan, mantan istrinya. 

Meski canggung, Nilam tak punya pilihan lain selain mematuhi perintah Keenan. 

Namun, apa pun yang ia lakukan, tak pernah memuaskan Keenan. 

"Kamu ini lagi jalan apa cosplay jadi robot, hah? Kamu sudah jelek, nggak bisa jalan centil lagi!"

"Aku sudah berusaha, Mas," desah Nilam dengan putus asa, mendengar itu, Keenan semakin marah. 

"Kamu nggak tahu cara jalan cewek centil? Busungkan dadamu dan angkat bokongmu! Begitulah cara jalan cewek genit, cepat lakukan!"

Air mata berderai di wajah Nilam, saat seperti badut dia memenuhi permintaan Keenan suaminya. 

Menahan malu luar biasa, Nilam mulai membusungkan dadanya dan mengangkat pantat, berjalan se genit mungkin di depan Keenan. 

Hatinya lebam, pecah. 

Pernikahan ini sudah hancur sejak awal. 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   47. Sebenarnya Hubungan Kita Apa?

    "Siapa yang sedang menggoda—"Nilam tidak bisa melanjutkan ucapannya karena telunjuk Gallen yang kini berada di bibirnya, memberi isyarat pada wanita itu agar diam. "Di mataku, kamu sedang menggoda seorang pria tadi," jawab Gallen, berbisik di samping telinga Nilam. Karena jarak di antara mereka yang begitu dekat, Nilam merasa kesusahan bernapas, apalagi saat aroma harum khas Gallen menyerbu indra penciumannya. "Hey, Nil."Gallen yang masih memenjara tubuh Nilam dengan kedua tangan, memanggil wanita itu dengan suara dingin."Ya, Mas?"Gallen memegang dagu Nilam sehingga membuat Nilam mendongak untuk menatap tengah matanya, begitu pandangan mereka saling bertemu, Gallen yang tampaknya masih marah, berkata dengan mata sedikit menyipit."Jangan senyum-senyum genit ke pria lain selain aku. Sugar Daddy-mu ini nggak terima, ngerti?" titahnya dengan suara tajam tanpa bisa dibantah.Kening Nilam berkerut mendengar ucapannya tersebut, dia pun menatap mata yang kelihatan marah itu dengan pen

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   46. Gallen Cemburu

    Anehnya, jauh di dalam lubuk hati Nilam, dia malah menunggu lagi moment seperti malam itu.Wanita itu juga merasa jika di pertemuan kedua ini Gallen meminta dilayani lebih jauh, maka dia mungkin dengan rela akan memberikannya.Bagaimana pun juga, sebagai sugar baby, Nilam sudah menghabiskan uang Gallen puluhan juta, jadi dia merasa tak enak hati kalau tidak memberi imbalan apa pun.Sayangnya, sampai detik ini, Gallen tak pernah membutuhkan jasanya lagi.Dia seperti dibuang untuk kedua kalinya."Hey, Nil. Kamu ini nggak butuh apa pun apa giman? Kenapa kamu hanya menggunakan uangku untuk makan, gunakanlah berbelanja baju dan yang lainnya sekali-kali."Suatu hari Gallen mengirim pesan yang lumayan panjang untuk Nilam, kesempatan itu tidak diabaikan oleh Nilam yang yang secara aneh merindukan pesan-pesan singkat pria tersebut.Beberapa hari ini memang Gallen tak mengirim chat apa pun, mungkin dia sangat sibuk. Pria seperti Gallen kan super sibuk, jadi Nilam memahami keadaannya.Nilam buru

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   45. Sugar Daddy Posesif

    Gallen menyeringai senang saat bibir Nilam menyentuh bibirnya sekilas ketika hendak mengambil black card, sementara gigi wanita itu kini menggigit ujung black card di mulut Gallen untuk mengambilnya."Gunakan sepuasmu."Ucapannya tersebut dilontarkan oleh Gallen dengan senyum lebar, sementara Nilam menatap black card yang kini berada di tangannya tersebut dengan mata berbinar-binar.Dulu saat menikah dengan Keenan, dia hanya pernah memegang kartu seperti ini tanpa bisa menggunakannya karena Keenan suami yang pelit, tapi sekarang dia bisa mendapatkannya dengan mudah, benda di tangannya itu seperti harta karun baginya.Seandainya dia sudah melupakan rasa malu, mungkin Nilam akan menciumi black card pemberian Gallen, tapi tentu saja Nilam masih memikirkan image-nya yang mungkin sudah tak tersisa di mata Gallen setelah dia menggigit black card dari mulut pria arogan yang memiliki kepribadian aneh ini. Gallen yang menatap puas Nilam karena berhasil menjatuhkan harga diri perempuan sombong

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   44. Gigit Blackcard Ini Kalau Mau Uangku

    "Kau kayaknya lagi butuh uang banget, ya? Karena itu kamu datang ke sini begitu cepat?"Gallen, berbisik dengan suara rendah di belakang Nilam. Nilam segera berbalik dan memandang wajah tampan dengan hidung mancung tersebut seraya menelan ludah."L, lalu, apa yang harus kulakukan agar mendapatkan uang darimu?"Dia tergagap, sejujurnya, sampai detik ini tak tahu apa yang membuat Gallen tertarik padanya.Wajah cantiknya?Nilam memang cantik sejak rajin memakai make up dan skincare, tapi tak secantik itu sampai membuat seorang Gallen, pria muda kaya raya yang sudah biasa dikelilingi wanita super cantik, tertarik padanya.Buktinya, beberapa hari ini Gallen telah mengabaikan dirinya. Mungkin pria itu sudah menemukan partner yang lebih cantik. Atau trauma nya sudah sembuh. Lalu apa yang sebenarnya membuat pria ini tertarik dan memanggilnya kembali malam ini?Body-nya?Ah, buah dada yang dimiliki Nilam memang sedikit besar, tapi juga tak sebesar itu sehingga membuat pria tergila-gila.Lalu

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   43. Jatuh Ke Pelukan Sugar Daddy

    Namun, hidup seperti surga bagi Nilam, di mana dia hanya perlu menyodorkan bibir pada Gallen dan mendapatkan uang yang banyak, tidaklah berlangsung lama.Entah karena apa, pria muda tampan itu seakan membuangnya dan tak pernah mengenal dirinya sama sekali.Bahkan ketika Nilam kebetulan di tempat yang sama, Gallen sama sekali tak menoleh kepada Nilam, tatapannya dingin dan menganggap Nilam seperti lalat atau apa pun yang mengganggu dirinya.Padahal Nilam pernah, sudah berdandan secantik dan semenarik mungkin, tapi tetap saja, Gallen tidak menoleh padanya.Ini sangat aneh.Apakah dia sudah bosan?Apakah dia melakukan kesalahan yang tak disadari dan menyinggung perasaan pria itu?Pertanyaan itu terus berputar, tapi tak menemukan jawaban.Tatapan dingin dan acuh tak acuh, disertai wajah muram seperti tak tertarik, adalah tatapan khas Gallen pada orang yang menurut dirinya tak penting, Nilam merasa sedikit sakit hati saat akhirnya ditatap seperti itu oleh Presdir muda tersebut.Padahal saa

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   42. Pria Kaya Yang Aneh

    "Tentu saja," jawab Gallen dengan enteng, menatap Nilam dengan ekspresi malas."Kamu sama saja telah kubeli seharga 600 juta, setelah dipotong 100 juta atas permintaan ganti rugimu tadi. Jadi, bukankah posisimu sekarang nggak lebih dari sebuah barang di mataku?"Mendengar itu, Nilam tak bisa berkata-kata, melihat ke arah Gallen sebelum kemudian menatap pakaiannya sendiri."Kamu sungguh-sungguh ingin aku melepas semua ini?"Gallen hanya mengangkat satu alis, duduk di kursinya dengan menopang dagu."Yah, sisakan pakaian dalam, aku nggak ingin mataku yang suci ini ternodai."Nilam hanya mendengus sesaat ketika mendengar Gallen menyebut bahwa areas sensitifnya membuat matanya ternoda.Belajar dari pengalaman sebelumnya, semakin dia mengelak maka si berengsek ini akan menghukum lebih kejam, karena itu, tanpa mengajukan protes, Nilam mulai membuka kancing kemejanya satu persatu.Meski dengan perasaan dongkol bukan main.Satu kancing, dua kancing, sudah terbuka, ketika tangan Nilam menyentuh

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   41. Merayu Gallen

    Nilam mendesah.Matanya menatap sayu pada Gallen,Dengan wajah sedih dan terlihat sangat putus asa, Nilam mengucap kata-kata yang keluar dari mulutnya."Kamu tahu sebagai pegawai rendahan, aku nggak mungkin punya uang sebanyak itu, bukan, Tuan Gallen," ucap Nilam dengan wajah memelas, berharap Gallen ini merasa kasihan padanya dan membatalkan tuntutan.Namun, hal itu sepertinya sama sekali tak mempengaruhi Gallen. Dia memasang wajah tanpa ekspresi, hanya mengangkat satu alisnya dengan tak tertarik.Tahu bahwa ekspresi andalan tidak berpengaruh pada Gallen, Nilam menarik napas panjang.Seluruh sendi rasanya sudah lemas. Tak bisa berpikir apa pun lagi saat ini, dia merasa uang itu sangat banyak, membayangkannya saja sudah tak sanggup. Kenapa cobaan datang bertubi-tubi seperti ini?Nilam menjambak pelan rambutnya, merasa sangat frustrasi.Mengenaskan.Gallen yang mulai kasihan kepada wanita yang duduk di depannya tersebut, menarik napas panjang."Baiklah. Untukmu aku punya dua tawaran

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   40. Menampar Pipi Tuan Direktur

    Nilam seperti kehilangan akal sehat, saat kini tengah duduk di sebuah ruangan super mewah dengan interior luar biasa, milik seseorang yang beberapa saat lalu dia tampar pipinya.Wajah wanita cantik itu sedikit memucat saat melihat plakat di depan meja pria itu, ada tulisan jabatan PRESIDEN DIREKTUR di sana.Gallen, pria yang telah ditampar Nilam pagi tadi, duduk dengan nyaman di kursi milik Presiden direktur, menatap Nilam tanpa ekspresi."Nona Nilam."Suaranya berat saat memanggil Nilam, matanya yang tajam menatap lurus ke arah wanita itu, mengirimkan intimidasi.Namun, bukannya takut atau terintimidasi, Nilam malah menghela napas panjang.Pasalnya, gaya seperti itu mengingatkan dia pada seseorang pria yang sangat dibencinya, Keenan. Gayanya yang dingin dan mengintimidasi membuat Nilam muak, dia teringat pada sosok yang menghancurkan hidupnya dan mengantarkan Nilam pada penderitaan panjang. "Langsung katakan saja apa maksud tujuanmu, kalau kau ingin memberiku 100 juta seperti yang

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   39. Apa Pria Ini Takdir Baru Nilam?

    "Mungkin ini shock yang terjadi setelah kecelakaan, tolong Anda jangan terlalu mengejutkan dirinya dan berilah penjelasan yang lembut tentang apa yang terjadi saat dia kembali sadar nanti, Tuan Muda."Dokter yang dipanggil oleh Gallen, menjelaskan kondisi Nilam dengan sopan. Gallen hanya bisa menarik napas panjang.Dia menyugar rambutnya ke belakang dengan ekspresi lelah, memandang seorang perempuan muda yang kini kembali terbaring tak sadarkan diri di atas kamar tidur rumah sakit."Kenapa sejak tinggal di kota ini, aku terus terlibat peristiwa yang merepotkan, sih?" desahnya lelah.Ini hari kesepuluh sejak dia dipanggil oleh kakeknya ke kota ini karena akan diangkat sebagai direktur utama hotel yang dikelola sang kakek.Sejak hari pertama, dia terus mendapatkan masalah, berurusan dengan staff hotel yang korup dan para penjilat, sangat melelahkan.Lalu, mobil yang dia kendarai menabrak wanita ini saat sedang dalam perjalanan pulang dari hotel, mengakibatkan dia koma sehingga dirawat d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status