Share

Kutukan Kain Kafan Wasiat
Kutukan Kain Kafan Wasiat
Author: Delly Asmal

Bab 1

Author: Delly Asmal
last update Last Updated: 2025-01-14 12:01:06

Sett!!

“Berhenti kalian!!”

Seorang pemuda berteriak sambil meluncurkan anak panah ke arah Aryan dan Sudiro.

“Siapa kau?” tanya Sudiro.

“Ha-ha-ha,” tawa seseorang dari balik pohon besar.

Sudiro mendekati sumber tawa tersebut, orang itu pun menampakkan dirinya. Sudiro hanya bisa memperhatikannya, ternyata dia mengetahui siapa dibalik topeng tersebut.

“Buka saja topengmu, Dika!” seru Sudiro.

Aryan yang mendengar ucapan Sudiro tersentak, Dia merasa kakeknya tahu segalanya.

“Untuk apa kau membawanya ke sini?” tanya Dika.

“Bukan urusan kamu, dasar bocah!” ujar Sudiro.

Tanpa basa-basi Dika melepaskan pukulannya kepada Sudiro namun, mengenai Aryan.

Bugkkh!

“Aryan!!” teriak Sudiro.

Lalu dia mendekati Aryan, tampak wajah Aryan sedikit kesakitan, Sudiro akhirnya menyerang Dika karena sudah melukai cucunya, terjadilah perkelahian antara mereka.

Pukulan pertama mendarat di dada Dika, sehingga Dika terpental jauh ke pinggir sebuah tebing.

“Jangan pernah ganggu cucu saya mengerti!!” seru Sudiro.

Dengan tatapan tajamnya Sudiro meninggalkan Dika, lalu mereka pergi dan kembali melanjutkan perjalanannya. Sebuah desa yang tidak bisa di tempuh oleh kendaraan beroda, hanya bisa dengan berjalan.

Tak lama sampai di sebuah tempat yang tampak sunyi dan gelap di sebuah padepokan kuno. Terdengar tapak kaki-kaki orang berlari menuju mereka.

“Selamat datang guru!!” ucap para murid serentak.

Sudiro memperhatikan mereka satu persatu lalu dia memperkenalkan Aryan.

“Kenalkan, Aryan cucu saya. Dia akan meneruskan padepokan ini,” jelasnya.

Semua terdiam, baru saja Sudiro menaruh tubuhnya di kursi. Tiba-tiba sosok hitam dengan kepulan asap terbang melintasi Aryan dan berhenti di hadapan Sudiro. Aryan terdiam, kaget, saat melihat wujud asli sosok tersebut.

Wajahnya yang penuh luka dan lendir gigi tajam menyeringai ke arahnya.

Grrrr!!

Suara erangan makhluk tersebut sangat menggelegar. Seketika tangannya melesat, makhluk itu mencekik leher Aryan. Sudiro yang melihat hal itu mencegahnya.

Duggghhk!!

Sudiro menendang makhluk itu hingga terjatuh.

“Harimau Langit!” seru Sudiro.

“Ha-ha-ha-ha,” tawa makhluk itu.

“Berhenti! Ternyata belum puas juga kamu?” tanya Sudiro.

“Eh, kakek tua, seharusnya akulah yang menjadi penerusnya!!” ujarnya.

Sudiro tidak banyak bicara lagi, dia melepaskan kekuatannya untuk melumpuhkan makhluk itu yang ternyata adalah Dika.

Wush!! Seett!!

Beberapa tenaga dalam melesat tepat di bagian vital Dika. Akhirnya Dika terhempas, dia mengeluarkan darah dari sudut bibirnya.

Saat Sudiro ingin melayangkan pedangnya, seketika ada yang menarik tubuhnya dari sana.

Perkelahian berakhir Aryan mencoba bertanya dengan Sudiro.

“Kakek, apakah dia musuhmu?”

Sudiro terdiam, karena Dika salah satu alumnus padepokan Naga Hitam. Dia tidak menjawab pertanyaan Aryan sedangkan Aryan menggerutu dan bergumam dalam hatinya.

‘kenapa aku tanya kakek diam saja? Kakek sangat aneh’ Aryan sedikit menggaruk kepalanya karena bingung.

Namun, Sudiro mengalihkan pertanyaan Aryan. Dia menepuk pundaknya lalu berkata kepada Aryan.

“Sudahlah, jangan kau pikirkan dia,” ujarnya.

Aryan mengikuti langkah kakeknya memasuki sebuah ruangan yang gelap, lalu berhenti di depan sebuah kamar.

“Masuklah, ini kamar kamu,” ujar Sudiro.

“Oh, tapi kenapa gelap kek?” tanya Aryan.

“Di sini tidak ada penerang seperti di kota, cukup dengan sebuah lampu dinding saja,” jelas Sudiro lalu dia melangkah meninggalkan Aryan.

Aryan memasuki kamar tersebut, dia mendekati bibir ranjangnya. Tiba-tiba jendela kamarnya bergerak sendiri. Aryan terkejut melihat itu dan dia berdiri mendekati perlahan.

Sreeekk! Sreeek!!

Suara gesekan dari tirai jendela yang tertiup angin. Aryan mencoba melihat keluar jendela, Aryan tersentak tak percaya.

“Astaga,” desisnya sambil menutup mulutnya.

Sungguh pandangan itu bukan yang dia harapkan. Tampak seperti manusia namun, wajahnya datar tanpa hidung atau mata. Dia menyeringai ke arah Aryan, lalu mendekatinya, saat tangan makhluk itu ingin meraih leher Aryan tiba-tiba.

“Aryan!” Sudiro memanggil Aryan dan masuk ke kamarnya.

Sosok itu pun menghilang tanpa jejak, saat menoleh kembali Aryan kebingungan karena tak melihat sosok tersebut. Sedangkan Sudiro mendekati Aryan, bertanya tentang kesediaannya sebagai penerus Naga Hitam. Tanpa pikir kembali dia menerima tawaran Sudiro.

‘Aku sudah terlanjur berada di sini, mana mungkin aku menolak lagi,’ ucap Aryan dalam hatinya.

Saat itu juga Sudiro merasa lega dengan jawaban Aryan, tampak raut wajahnya yang penuh harap. Bukan harapan saja namun, ada sesuatu yang disembunyikan olehnya.

Aryan kembali memandangi jendela tersebut, desa yang dikelilingi oleh beberapa pohon yang rimbun dan besar. Terlihat sangat gelap dan sedikit mencekam, hanya beberapa rumah saja. Aryan berusaha tenang dan tidak bersuara sedikit pun. Namun, tiba-tiba dia merasa tercekik, tidak bisa bicara. Dia melihat beberapa makhluk mendekatinya.

“Si- siapa kau?” tanyanya dengan suara bergetar.

Mereka mendekati Aryan namun, tidak untuk melukainya. Aryan yang sudah terlebih dahulu merasa takut akhirnya terjatuh dan tak sadarkan diri.

Bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tanzanite Haflmoon
ternyata si Aryan aslinya gak mau ya . tapi sudah terlanjur di sana dia terpaksa a.. penasaran kelanjutannya otw bab 2
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
diawal bab msh aman thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 101

    Sekelebat bayangan itu mencoba mencegah Ari, akhirnya dia terjatuh. “Ari!” seru Aryan.“Ha-ha-ha, enak saja kau tidak bisa mengambil Ari begitu saja.“ Ucapnya. Aryan yang melihat makhluk itu merasa sangat emosi. Dia akhirnya melawannya, kali ini dengan kekuatan yang sedikit membabi buta. Dia merasa tidak menerima semua hal. Setiap kitab yang dia dapatkan, disembunyikan di balik tubuhnya.“Jika kau menyentuh Ari, akan aku masukkan kau ke neraka!” seru Aryan.“Sombong sekali kau bocah gendeng.” Aryan semakin marah, dia melawannya dengan jurus tendangan tanpa bayangan, makhluk itu bingung begitu melihat banyaknya tendangan yang di terimanya. Karena merasa terancam dia menyandera Ari dengan sebuah cambuk api.Ari masih dengan wajahnya tanpa senyum dan tawa. Dia tak bicara sedikit pun namun, kelihatan di wajahnya kesakitan yang amat sangat. Aryan berusaha menyelamatkannya. Sedikit berhati-hati, sedikit lengah akhirnya dia bisa merebut Ari, dengan segera Ari di tarik oleh Aryan untu

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 100

    “Kenapa kau masih di sini?” Aryan balik bertanya pada sosok penunggu padepokan tersebut, anehnya dia santai tidak menggubris ucapan Aryan. Mereka semua diam, tidak ada pergerakan sama sekali. Aryan hanya menunggu apa yang akan di lakukan padanya. Tiba-tiba dia mengatakan sesuatu pada Aryan.“Aryan kau ingin menikahi Laila?” Aryan yang mendengarkannya, bingung mereka saling pandang. Makhluk ini tidak emosi justru seperti ingin membantunya. Dia mendekati Aryan lalu memperhatikan Aryan. Namun, Aryan dan Zian justru bersiap-siap agar tidak tertipu oleh yang tak kasat mata ini.“kalian jangan takut, justru aku ke sini ingin meluruskan niat kalian.” “Maksudmu apa?”Makhluk itu diam saja, lalu dia membentangkan tangannya ke langit untuk memperlihatkan sesuatu. Ternyata sebuah bayangan masa depan, terlihat Aryan dan Laila yang tampak hidup bahagia. “Kau jangan merekayasa, kau siapa?”“Jangan bingung Aryan, ini nyata.”Laila terdiam, dia menatap Aryan. Memastikan dia akan percaya h

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 99

    Aryan yang melihat kedatangan Jin Marid, membuat dia muak. Dia perhatikan dari ujung kepalanya sampai ke kakinya. “Apa yang kau lihat?” tanya Jin itu.“Aku ingin segera memusnahkanmu!” jawab Aryan.“Ha-ha-ha, bocah kau baru umur berapa, lagakmu sombong sekali!” Aryan terdiam, saat ini dia hanya menunggu apa yang akan di lakukan oleh Jin tersebut. Tak lama benar saja, ternyata tangan Jin tersebut sudah bersiap akan menyerangnya. Wuushhh!Untung Aryan berusaha mengelaknya, dia melesat bak angin bersama Laila. Saat itu keluar manusia yang sudah tak berbentuk seperti manusia dari dalam tanah. Bau busuk yang menyengat membuat Aryan dan Laila mual.“Makhluk apa mereka Aryan?” tanya Laila.“Ehm, itu manusia yang sudah lama mati. Dibangkitkan oleh Jin.” Jawab Aryan.Mereka menutup mulutnya masing-masing, yang dihadapi kali ini bukan manusia. Tapi bangkai manusia yang di hidupkan. Mereka menyerang secara bergantian, Aryan melumpuhkan mereka satu persatu.Begitu juga dengan Laila, merek

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 98

    Laila menunggu apa yang akan terjadi di langit, saat dia melihat sebuah kilatan dan cahaya yang bersinar. Seolah-olah kilat itu akan menyambar tubuhnya.“Apa lagi ini?” Laila bingung, dia merasa tidak sanggup menghadapi apa yang terjadi, di bawah serigala lapar menunggunya terjatuh. Sedangkan padepokan sudah menjadi rumah para jin peliharaan Sudiro.Tak lama sebuah cahaya melesat ke hadapannya, berubah menjadi sosok yang dia kenal, Dika. “Ha-ha-ha, akhirnya kau sendiri kan!” Dika mendekati Laila.“Jangan coba-coba kau menyentuhku!” ucap Laila. “Kenapa kau takut?” tanya Dika dengan angkuh.Laila terdiam, dia merasakan hal buruk akan menimpanya, dia melihat Dika yang tampak lebih kuat. Rasa khawatir merasuk ke dalam hatinya, apakah dia bisa mengalahkan Dika. Bingung bercampur menjadi satu, Laila hanya bisa menunggu Aryan yang sedang memulihkan kekuatannya. Dika memperhatikan perlindungan yang dibuat olehnya, dia menyentuhnya akhirnya hilang. Laila yang melihatnya kaget, itu art

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 97

    Zian tidak main-main dengan kekuatannya, dia juga melayangkan tendangan tanpa bayangan. Kepala makhluk itu bingung, mencari kaki Zian yang sebenarnya. “Kurang ajar!!” seru makhluk itu.“Kau akan rasakan ini!!” “Buugkhhh!!” “Duugkkhh!” Makhluk itu terjatuh, tersungkur, sedangkan Zian hanya tersenyum sinis. Begitu dia melihat makhluk itu terjatuh.Dia tidak memberi peluang sedikit pun. Hingga Naga hitam pun tak memberi kesempatan padanya. Dia berteriak lalu mengeluarkan api dari mulutnya.Makhluk itu terbakar, hangus seperti kayu bakar. Zian merasa puas apa yang telah dia lakukan. Naga hitam kembali ke pedang yang di pakai Zian. Lalu berubah menjadi sinar berwarna biru yang melesat ke tubuh Aryan. Zian menolong Laila yang terluka, dia melihat Laila yang sudah tak berdaya. “Kak Laila, bertahanlah.” Ucap Zian yang tengah memberi energi murni padanya.Wuushhh ... Sebuah sinar masuk ke tubuh Laila, tak lama dia pun siuman. Saat dia bangun sebuah darah berwarna hitam keluar. “

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 97

    Aryan mengambil waktu untuk bertapa, Laila hanya bisa menemaninya. Sosok yang sejak tadi memperhatikan mereka akhirnya menampakkan dirinya. Laila kaget begitu melihatnya. Sosok itu seolah-olah ingin menerkamnya atau menghabisinya. “Siapa kau?” tanya Laila. “Ha-ha-ha, jangan pernah kalian bersatu!” Laila bingung dengan ucapan sosok tersebut, wajahnya menyerupai seekor kadal. Namun, tubuhnya berwujud manusia. Wajahnya yang sangar tidak membuat Laila takut sedikit pun. “Jika kau mengganggu Aryan hadapi aku lebih dahulu!” “Gadis kecil yang sombong!” Laila bersiap-siap untuk menyerangnya, tapi justru sosok itu malah mengejar Aryan. Laila kaget bukan main, tak menyangka dia secepat itu mengejar Aryan. Untung Aryan tidak bisa di sentuhnya, Laila sudah memberi perlindungan buatnya. “Sialan!!” “Hem, kau licik, aku atur strategi.” Ucap Laila percaya diri. Sosok itu geram saat Laila mengatakan hal tersebut, akhirnya dia menyerang Laila. Dia mengeluarkan kayu yang berada di ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status