"Amanda, ini calon suami mu Juna. Arjuna Nitis Sukma" Amanda di paksa menikah dengan lelaki asing. Padahal dirinya merasa jika ia sudah menikah. Namun keluarganya bersikeras kalau Amanda masih lajang, belum menikah. Setelah pernikahan yang terkesan memaksa dia jalani. Amanda harus mengalami kejadian yang aneh dan misterius. Amanda yakin jika dirinya sudah menikah dengan pria bernama Bimo Prakoso. Kenapa keluarganya bisa lupa? malah justru memaksa dirinya menikah. Terlebih Juna adalah sosok yang penuh misteri. Apakah yang sebenarnya terjadi dengan Amanda? Yuk ikuti kisahnya dalam cerbung GARIS DARAH WARISAN.
View MoreSeorang perempuan muda terbangun dari tidurnya dengan susah payah sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit. Perempuan muda dengan usia dua puluh lima tahunan itu kaget saat matanya memindai sekitar.
Dirinya kini berada di sebuah kamar yang begitu asing baginya.
“Amanda! Kamu sudah bangun sayang?” Tampak ibu paruh baya berusia sekitar lima puluh tahunan berjalan mendekat dengan perlahan.
Tangannya membawa nampan yang berisikan segelas teh panas yang masih terlihat kepulan asapnya.
“Kamu sudah bangun sayang?” Ibu tersebut kembali bersuara.
Sang ibu mengulang kembali pertanyaannya yang tidak mendapatkan jawaban. Sambil tangannya meletakkan apa yang dirinya bawa di atas meja. Mengambil isinya dan menyodorkannya kepada perempuan muda bernama Amanda yang menggelengkan kepalanya sebagai bentuk penolakan..
“Ini dimana, Mah?” Perempuan yang lebih muda itu mengedarkan matanya ke penjuru kamar yang memang asing untuknya.
“Di mana? Ya di rumah dong sayang. Kamu ada di kamarmu sekarang. Masa kamu lupa dengan kamar mu sendiri sih, Nak?”
“Di rumah? Kamar?” Dahi Amanda berkerut.
Perempuan muda tersebut merasa aneh mendengar jawaban dari wanita yang telah melahirkannya tersebut. Pasalnya, ingatannya hanya tentang dirinya yang tengah mengendarai mobilnya untuk menuju ke rumahnya. Perempuan muda itu teringat jika tadi dia harus menembus sebuah hutan karena ingin cepat sampai rumah. Dia mengikuti petunjuk G****e map demi bisa mencapai jalur tercepat agar sampai ke rumah.
Suaminya pasti sudah menunggu kepulangannya. Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka yang pertama dan perempuan muda itu sudah menyiapkan kado spesial. Tapi kenapa saat ini dirinya malah terbaring di rumahnya.
“Maaf Mah, Manda harus pulang sekarang. Pasti sekarang Mas Bimo sudah menunggu Manda di rumah. Tak seharusnya Manda disini.” Amanda berusaha bangun dari ranjang tempatnya berbaring. Namun tubuhnya bergegas ditahan oleh tangan sang ibu yang berada disampingnya.
“Kamu kok jadi linglung sih Manda? Apa gara-gara kamu demam tiga hari ya? Kamu jadi aneh begini.” Wanita yang dipanggil mamah oleh Amanda nampak khawatir dengan kondisi Amanda.
“Kamu mau kemana sih, Nak? Terus, siapa itu Bimo?” Wanita paruh baya tersebut bergegas mendaratkan telapak tangannya di dahi sang anak karena sang anak tak kunjung memberikan respon kepadanya.
“Tidak panas kok. Normal, tapi kok kamu jadi linglung begini sih? Lebih baik Mamah telpon dia saja deh. Kamu istirahat lagi saja, Manda”
“Dia? Dia siapa Mah? Maksudnya Mamah mau telpon Mas Bimo kan Mah?” Dahi Amanda berkerut mendengar sang mamah menyebut kata dia.
Namun, tanpa menjawab pertanyaan dari putrinya. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik tersebut mengambil ponsel dari kantong bajunya. Tangannya mulai sibuk mengutak-atik ponsel keluaran terbaru tersebut. Sementara itu Amanda yang masih pusing tak mempedulikan tingkah ibunya lagi. Kepala disandarkan di tepi ranjang sambil memejamkan matanya. Jemari lentiknya sesekali memijat pangkal hidungnya dengan pelan.
Amanda berusaha mengingat sesuatu. Tapi dirinya tak ingat banyak hal. Perempuan muda itu hanya ingat jika sang suami tengah menunggunya di rumah saat ini. Hanya itu yang dia ingat, selebihnya dirinya tak ingat apapun. Termasuk alasan kenapa dirinya tiba-tiba terbaring di rumah sang mama.
“Mah, tolong telepon Mas Bimo. Tolong kabari dia kalau Manda ada di sini. Manda takut kalau Mas Bimo khawatir dan mencari Manda.” Amanda meminta tolong karena kini dirinya tidak menemukan tas miliknya yang berisi dompet, ponsel dan lain sebagainya.
Wanita yang bernama Bu Linda langsung menghentikan kegiatan jemarinya yang tengah sibuk di layar smartphone miliknya. Matanya menatap sang anak dengan dahi berkerut. Kemudian perlahan menggelengkan kepalanya.
“Tunggulah sebentar, Manda. Juna akan segera datang kemari. Sepertinya demam mu kemarin tidak main-main. Ini buktinya kamu jadi linglung begini.” Bu Linda membuang nafas kasar.
“Juna siapa sih, Mah? Suamiku kan Mas Bimo?” Amanda bingung karena sang ibu sejak tadi menyebut nama yang asing di telinganya.
“Dari tadi kamu sebut-sebut nama Bimo sih, Manda? Bimo itu siapa? Kok kamu bilang suami sih? Calon suami kamu itu Juna, bukan Bimo. Kamu itu masih lajang. Belum menikah.”
“Juna? Juna siapa, Mah? Amanda nggak kenal Juna, Mah!” Kini giliran Amanda yang keheranan.
Tentu saja perempuan muda tersebut merasa heran ketika sang ibu menyebut nama Juna, bukan nama Bimo suaminya. Terlebih nama Juna begitu asing baginya. Sementara itu, Bu Linda meremas jemari lentik milik Amanda, menatap wajah sang anak dengan penuh cinta.
“Juna itu calon suamimu, Manda! Masa kamu lupa sih? Dia adalah keturunan ningrat dari keluarga Nitis Sukma. Calon suamimu itu bernama Arjuna, Arjuna Nitis Sukma.”
Mata Amanda terbuka lebar. Bagaimana mungkin dirinya akan menikah dengan lelaki asing yang baru saja dia dengar namanya dari mulut sang ibu. Terlebih dirinya juga telah menikah dengan seorang pria yang teramat dirinya cinta, yaitu Bimo Prakoso, seorang pengusaha sukses.
“Jangan bercanda deh Mah! Nggak lucu deh! Manda sudah menikah Mah. Suami Manda bernama Bimo Prakoso. Hari ini hari ulang tahun pernikahan kami yang pertama. Bercanda Mama keterlaluan ah!”
Amanda berbicara sambil tertawa lirih. Berharap apa yang dikatakan oleh sang ibu hanya sebuah candaan. Namun saat Amanda melihat sorot mata ibunya. Amanda tahu, jika saat ini sang ibu tidak main-main dengan perkataannya.
Wajah Amanda yang tadi sempat meremehkan ucapan sang ibu perlahan memudar berganti dengan wajah takut dan panik.
“Mah, Mamah lagi bercanda kan? Mamah nggak serius kan? Mas Bimo itu suami Manda, menantu kesayangan Mamah loh. Mamah nggak mungkin lupa kan?”
Amanda berbalik meremas jemari sang ibu agar mencabut semua perkataannya. Namun sia-sia, tatapan bu Linda tak berubah. Jemari Amanda terlepas dari genggaman tangan sang ibu karena lemas.
Tok tok tok tok
Suara pintu kamar diketuk dengan pelan.
“Masuklah Nak!” Suara lembut Bu Linda terdengar.
Sementara itu Amanda refleks menolehkan wajahnya ke arah pintu kamar.
Pintu kamar terbuka perlahan. Diikuti dengan masuknya lelaki yang begitu rupawan.
“Manda, ini Juna. Arjuna Nitis Sukma, calon suamimu!”
CATATAN TAMBAHAN: Tempat kejadian, tanggal, dan cerita hanya fiksi. Tak ada nilai sejarah di dalamnya.
Semenjak kepulangan Amanda. Kini gadis ayu itu tinggal bersama kedua orangtuanya karena Amanda sering menangis dan menjerit ketakutan saat malam hari. Terlebih Bimo suaminya sering keluar kota untuk mengurus bisnis. Membuat Bu Linda dan Pak Agus selaku orang tua Amanda menjadi khawatir dengan keadaan anak mereka.Selama tiga bulan terakhir, Amanda sudah sepuluh kali dibawa ke Paranormal. Semuanya angkat tangan. Mereka bilang jika ada satu makhluk yang mengikuti Amanda. Seorang perempuan cantik berambut panjang yang dikepang satu dengan pakaian kebaya kuno warna hijau tua.Orang tua Amanda sampai bingung, bagaimana cara mereka agar bisa menyelamatkan Amanda. Mereka pikir dengan kembalinya Amanda dari jurang, maka anak mereka akan selamat. Namun kenyataannya anak perempuan mereka justru semakin buruk keadaannya.Amanda berteriak, lalu melamun, kemudian berteriak lagi. Seolah Amanda benar-benar ketakutan. Saat sang suami meminta haknya. Amanda menjadi sangat liar dan berkata jika Bimo bu
“Kakek!” Amanda berteriak histeris dengan posisi terduduk dan mata melotot“Alhamdulillah!” Terdengar suara serentak mengucap Hamdalah.Amanda yang masih pusing memegangi kepalanya. Pandangannya masih sedikit buram. Gadis ayu itu tersentak saat seseorang tiba-tiba memeluknya dengan erat sambil menangis. Ternyata itu adalah ibunya yaitu Bu Linda. Amanda dapat merasakan jika wanita yang telah melahirkannya itu sangat khawatir dengannya.“Alhamdulillah, Sayang. Kau sudah bangun. Alhamdulillah.” Amanda memeluk balik sang Ibu.Pandangannya yang sudah mulai jelas, kini memindai seluruh ruangan. Ternyata dirinya berada di ruang keluarga yang dikelilingi oleh bapak-bapak yang masing-masing di tangan merek
Bumi pun bergetar dengan hebatnya. Gelombang laut meninggi, siap menghantam pesisir. Angkasa seolah terbelah, siap menimpa siapapun yang ada di bawahnya. Suara guntur bergandengan tangan dengan sang angin yang sibuk menari berputar-putar siap menerbangkan apapun yang menghalanginya. Amanda yang mulai paham dengan situasinya pun terus-menerus mengucap nama Tuhan. Dia memanglah seorang hamba yang sering lalai dengan kewajibannya. Amanda sangat bersyukur mulutnya masih diijinkan untuk menyebut nama penguasa semesta alam.“Allahu Akbar. Ya Allah. Allahu Akbar!” Amanda terus bertakbir sambil menangis. Dia tak hafal doa apapun. Dia hanya mampu menyebut nama Tuhan dengan setulus hati, berharap kali ini Allah mau menolongnya.Amanda terus menangis karena menyesal. Selama tiga hari ini dirinya sama sekali tak ingat dengan Tuhan. Andai dirinya tak jauh dari Tuhan pasti dia takkan mengalami hal yang sangat mengerikan seperti ini. Amanda mengutuk dirinya sendiri yang baru sekarang ini mengingat d
“Itu dia! Cepat tangkap!”Amanda terus berlari tanpa berani menoleh ke belakang. Dia yakin jika yang mengejarnya adalah rombongan yang diutus oleh ayah mertuanya.Jatuh bangun Amanda berlari menembus hujan yang tak mau berhenti. Gadis ayu itu tak peduli jika kakinya yang tanpa alas kaki itu terluka karena terus menapaki tanah yang licin.“Cepat tangkap dia! Jangan sampai kabur!” Lagi suara rombongan itu terdengar. Membuat irama jantung Amanda semakin tak karuan.Kini Amanda harus berjuang sendiri karena suaminya tak lagi di sampingnya. Tak ada yang bisa diandalkan kecuali dirinya sendiri. Keselamatan nyawanya tergantung dari tekad yang dia miliki. “Aku harus selamat, aku harus pulang!” Amanda berucap sambil menangis. Berusaha menyuntikan kekuatan untuk dirinya sendiri.“Mamah, Papah, Mas Bimo.” Amanda memanggil satu persatu nama orang yang dikasihinya.Gadis ayu itu kini ingat semuanya. Siapa suaminya yang sebenarnya. Semua kepingan ingatannya yang hilang perlahan kembali memasuki kep
Amanda tak lagi mampu menahan tangisnya. Dia pikir Arjuna adalah lelaki yang akan melindunginya. Nyatanya, dia hanya lelaki jahat yang bersembunyi dibalik wajah tampannya. Amanda tak menyangka jika dalang di balik semua yang tengah terjadi pada dirinya adalah Arjuna. Amanda menangis tersedu sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Arjuna berusaha menenangkan Amanda dengan memeluknya. Namun tubuhnya didorong oleh Amanda."Jangan sentuh aku!" Amanda berteriak kencang."Tenanglah, Diajeng. Tolong tenang. Jangan sampai suaramu didengar oleh mereka yang tengah mengejar kita." Arjuna berusaha menenangkan Amanda.Amanda berusaha tenang walau isak tangisnya masih terdengar."Aku mengaku, aku memang salah karena telah memanggilmu kemari, bahkan aku berniat memanfaatkan tubuhmu demi kepentingan pribadi. Aku sangat menyesal, Diajeng. Tapi aku tak bisa berbuat banyak karena semua takdir yang kau alami itu terikat dengan beliau, Amanda. Maafkan aku, Diajeng."Amanda mengerutkan dah
"Apa! Jadi aku akan dijadikan tumbal oleh keluargamu!" Amanda berteriak tatkala dirinya tahu apa yang sebenarnya terjadi."Kau adalah titisan dari istriku yang telah meninggal, Amanda. Dalam tubuhmu mengalir darah warisan dari trah istriku.""Tunggu-tunggu!" Amanda menghentikan perkataan Arjuna yang menurutnya sangat tak masuk akal itu."Titisan? Darah warisan? Maksudnya apa? Bukannya tadi kau bilang jika aku adalah tumbal?" Amanda semakin bingung dan frustasi dengan apa yang dihadapinya saat ini."Tenanglah sebentar, Diajeng. Biarkan aku menyelesaikan perkataanku.""Baiklah kalau begitu. Ceritakan semua padaku. Kenapa aku bisa sampai di sini. Maksudku, kenapa harus aku?" Amanda menghembuskan nafas kasar. Dirinya marah serta kecewa dan juga penasaran.Amanda menatap serius Arjuna yang mulai menceritakan segalanya. Dimulai dari kisah mendiang sang istri yang bernama Nastiti hingga dimana gadis ayu itu berakhir menjadi tumbal untuk melahirkan penerus Trah Nitis Sukma."Jadi perempuan ya
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments