“Pedang Naga Ibra,”
Pedang itu masuk ke tubuh Aryan, sinarnya membuat silau mata yang mendekatinya. Aryan saat itu turun dari udara, lalu tak sadarkan diri. Murid-murid menangkap tubuhnya dan menggotongnya ke dalam padepokan. Tubuh Aryan saat itu berubah, lebih berisi dari sebelumnya dadanya dan perutnya penuh otot. Wajahnya yang tampan menambah kejantanannya sebagai seorang pria. “Kenapa mbak? Sepertinya mbak jatuh hati?” tanya Ari sambil senyum-senyum. “Hussh, kamu berisik,” jawab Laila tersipu malu. Tak lama Aryan siuman, dia terkejut saat melihat sudah berada di tengah banyak orang. “Hem, kenapa saya di sini?” tanya Aryan. Laila mendekatinya , dia tersenyum dan memberi hormat kepada Aryan. Sedangkan Aryan masih dengan kebingungannya. ‘Sepertinya dia belum mengetahui dan paham dengan ilmu yang dimilikinya’ ujar Laila dalam hatinya. Tanpa ragu Laila mengatakan pada Aryan bahwa dia sudah menguasai semua ilmu Naga Hitam. Namun, Aryan masih dengan wajah kepolosannya hanya tersenyum. “Aryan, hari ini kita harus berangkat!” ajak Laila. “Ke mana?” tanya Aryan. “Kau ingat, makam kakek Sudiro yang di sebelahnya,” Aryan hanya mengangguk, Laila melanjutkan ceritanya, semua mengerti apa yang dikatakan oleh Laila. Ternyata warga dan murid-murid itu sebenarnya tidak ingin salah dalam menggunakan kekuatannya. Hanya saja jika ada penolakan dari mereka, salah satu jadi korbannya. Akhirnya Aryan mengerti, sebenarnya mereka juga ingin bebas dari ikatan perbuatan yang membuat semua orang menderita. “Baiklah, besok kita pergi ke makam tersebut.” “Aku akan mempersiapkan semuanya, Aryan.” Setelah itu Laila meninggalkan Aryan untuk mempersiapkan perjalanan esok hari. Pagi hari warga dan murid-murid sudah bersiap di halaman padepokan. Laila membagi sebagian mereka untuk ikut dan berjaga di padepokan. Setelah semua selesai, Aryan datang menghampiri mereka. “Sebelum kita berangkat, aku harap kalian bisa saling menjaga,” Ternyata rencana Aryan terdengar oleh kabar burung, sehingga saat ini ada seseorang berada di balik pohon sedang mendengar pembicaraan Aryan. “Hei!!” Aryan berteriak. Dia melompat lalu menarik pria tersebut, warga padepokan terpana begitu melihat Aryan membawa seseorang. “Siapa yang menyuruhmu?” tanya Aryan. Tampak wajah Aryan sangat tidak bersahabat, pria tersebut hanya diam. “Kalau ditanya mesti kamu jawab!” Laila pun angkat bicara, akhirnya Aryan memutuskan untuk membawa pria tersebut. Perjalanan pun di mulai, beberapa murid mengikuti Aryan dan Laila. Sebagian tinggal untuk berjaga-jaga. Tibalah mereka di tempat tujuannya namun, sangat aneh. Tempat itu tiba-tiba menjadi gelap gulita saat Aryan dan rombongan berada di sana. Dari kejauhan tampak seseorang sedang berdiri di atas gundukan tanah dengan jubah hitam panjang. Aryan berhenti dia memperhatikan gerakan orang tersebut. ‘itu Dika, aku tahu apa yang ingin dia lakukan’ batin Aryan. Wushh, wussh! Aryan berkelebat dan melayang ke udara, dia menghentikan kegiatan Dika dan anak muridnya. “Hentikan!!” Dika menoleh dan melihat orang yang coba menghentikannya. “Bangsat!!” Dika seketika marah, begitu ritualnya di ganggu dan dihentikan oleh Aryan. Mereka akhirnya bertarung tidak ada yang bisa menghentikannya. Tiba-tiba petir menggelegar bersahutan. Hujan dan angin pun berhembus kencang. Suara binatang liar bersahutan seolah-olah mereka pendukung perkelahian itu. Dhuar, dhuar!! Semua mata tertuju di sebuah makam yang terbuka. Laila berlari menghampiri makam itu. ‘Ternyata Dika sudah menyatukan darahnya dan dia berhasil membangkitkan kakek’ ucapnya dalam hati. Tampak tangan yang menggapai- gapai di permukaan tanah. Wajahnya pun terlihat jelas, dia naik ke atas tanah dengan melompat. Seakan-akan tidak percaya semua yang sedang terjadi. “Kakek Guru!!” Tidak ada yang berani mendekati Sudiro, dia bukan seperti manusia biasanya. Sorot matanya penuh dengan kebencian dan haus akan kemenangan. Sudiro mendekati mereka dan Laila, dia juga memandangi udara di mana Dika bersama Aryan sedang bertarung. Dia menyeringai seperti serigala lapar, “Ggggrrrkkhh,” “Berhenti kek!” Laila coba menghentikan Sudiro yang semakin mendekat namun, dia tetap berjalan mendekatinya. Entah apa yang akan dia lakukan, begitu dekat dia menarik sebuah tali yang melekat di tubuhnya. Akhirnya lepas, dia merasa bebas dari ikatan tersebut. Sudiro kembali mendekati Laila, tangannya hendak meraihnya tapi, “Jangan!!” BersambungSekelebat bayangan itu mencoba mencegah Ari, akhirnya dia terjatuh. “Ari!” seru Aryan.“Ha-ha-ha, enak saja kau tidak bisa mengambil Ari begitu saja.“ Ucapnya. Aryan yang melihat makhluk itu merasa sangat emosi. Dia akhirnya melawannya, kali ini dengan kekuatan yang sedikit membabi buta. Dia merasa tidak menerima semua hal. Setiap kitab yang dia dapatkan, disembunyikan di balik tubuhnya.“Jika kau menyentuh Ari, akan aku masukkan kau ke neraka!” seru Aryan.“Sombong sekali kau bocah gendeng.” Aryan semakin marah, dia melawannya dengan jurus tendangan tanpa bayangan, makhluk itu bingung begitu melihat banyaknya tendangan yang di terimanya. Karena merasa terancam dia menyandera Ari dengan sebuah cambuk api.Ari masih dengan wajahnya tanpa senyum dan tawa. Dia tak bicara sedikit pun namun, kelihatan di wajahnya kesakitan yang amat sangat. Aryan berusaha menyelamatkannya. Sedikit berhati-hati, sedikit lengah akhirnya dia bisa merebut Ari, dengan segera Ari di tarik oleh Aryan untu
“Kenapa kau masih di sini?” Aryan balik bertanya pada sosok penunggu padepokan tersebut, anehnya dia santai tidak menggubris ucapan Aryan. Mereka semua diam, tidak ada pergerakan sama sekali. Aryan hanya menunggu apa yang akan di lakukan padanya. Tiba-tiba dia mengatakan sesuatu pada Aryan.“Aryan kau ingin menikahi Laila?” Aryan yang mendengarkannya, bingung mereka saling pandang. Makhluk ini tidak emosi justru seperti ingin membantunya. Dia mendekati Aryan lalu memperhatikan Aryan. Namun, Aryan dan Zian justru bersiap-siap agar tidak tertipu oleh yang tak kasat mata ini.“kalian jangan takut, justru aku ke sini ingin meluruskan niat kalian.” “Maksudmu apa?”Makhluk itu diam saja, lalu dia membentangkan tangannya ke langit untuk memperlihatkan sesuatu. Ternyata sebuah bayangan masa depan, terlihat Aryan dan Laila yang tampak hidup bahagia. “Kau jangan merekayasa, kau siapa?”“Jangan bingung Aryan, ini nyata.”Laila terdiam, dia menatap Aryan. Memastikan dia akan percaya h
Aryan yang melihat kedatangan Jin Marid, membuat dia muak. Dia perhatikan dari ujung kepalanya sampai ke kakinya. “Apa yang kau lihat?” tanya Jin itu.“Aku ingin segera memusnahkanmu!” jawab Aryan.“Ha-ha-ha, bocah kau baru umur berapa, lagakmu sombong sekali!” Aryan terdiam, saat ini dia hanya menunggu apa yang akan di lakukan oleh Jin tersebut. Tak lama benar saja, ternyata tangan Jin tersebut sudah bersiap akan menyerangnya. Wuushhh!Untung Aryan berusaha mengelaknya, dia melesat bak angin bersama Laila. Saat itu keluar manusia yang sudah tak berbentuk seperti manusia dari dalam tanah. Bau busuk yang menyengat membuat Aryan dan Laila mual.“Makhluk apa mereka Aryan?” tanya Laila.“Ehm, itu manusia yang sudah lama mati. Dibangkitkan oleh Jin.” Jawab Aryan.Mereka menutup mulutnya masing-masing, yang dihadapi kali ini bukan manusia. Tapi bangkai manusia yang di hidupkan. Mereka menyerang secara bergantian, Aryan melumpuhkan mereka satu persatu.Begitu juga dengan Laila, merek
Laila menunggu apa yang akan terjadi di langit, saat dia melihat sebuah kilatan dan cahaya yang bersinar. Seolah-olah kilat itu akan menyambar tubuhnya.“Apa lagi ini?” Laila bingung, dia merasa tidak sanggup menghadapi apa yang terjadi, di bawah serigala lapar menunggunya terjatuh. Sedangkan padepokan sudah menjadi rumah para jin peliharaan Sudiro.Tak lama sebuah cahaya melesat ke hadapannya, berubah menjadi sosok yang dia kenal, Dika. “Ha-ha-ha, akhirnya kau sendiri kan!” Dika mendekati Laila.“Jangan coba-coba kau menyentuhku!” ucap Laila. “Kenapa kau takut?” tanya Dika dengan angkuh.Laila terdiam, dia merasakan hal buruk akan menimpanya, dia melihat Dika yang tampak lebih kuat. Rasa khawatir merasuk ke dalam hatinya, apakah dia bisa mengalahkan Dika. Bingung bercampur menjadi satu, Laila hanya bisa menunggu Aryan yang sedang memulihkan kekuatannya. Dika memperhatikan perlindungan yang dibuat olehnya, dia menyentuhnya akhirnya hilang. Laila yang melihatnya kaget, itu art
Zian tidak main-main dengan kekuatannya, dia juga melayangkan tendangan tanpa bayangan. Kepala makhluk itu bingung, mencari kaki Zian yang sebenarnya. “Kurang ajar!!” seru makhluk itu.“Kau akan rasakan ini!!” “Buugkhhh!!” “Duugkkhh!” Makhluk itu terjatuh, tersungkur, sedangkan Zian hanya tersenyum sinis. Begitu dia melihat makhluk itu terjatuh.Dia tidak memberi peluang sedikit pun. Hingga Naga hitam pun tak memberi kesempatan padanya. Dia berteriak lalu mengeluarkan api dari mulutnya.Makhluk itu terbakar, hangus seperti kayu bakar. Zian merasa puas apa yang telah dia lakukan. Naga hitam kembali ke pedang yang di pakai Zian. Lalu berubah menjadi sinar berwarna biru yang melesat ke tubuh Aryan. Zian menolong Laila yang terluka, dia melihat Laila yang sudah tak berdaya. “Kak Laila, bertahanlah.” Ucap Zian yang tengah memberi energi murni padanya.Wuushhh ... Sebuah sinar masuk ke tubuh Laila, tak lama dia pun siuman. Saat dia bangun sebuah darah berwarna hitam keluar. “
Aryan mengambil waktu untuk bertapa, Laila hanya bisa menemaninya. Sosok yang sejak tadi memperhatikan mereka akhirnya menampakkan dirinya. Laila kaget begitu melihatnya. Sosok itu seolah-olah ingin menerkamnya atau menghabisinya. “Siapa kau?” tanya Laila. “Ha-ha-ha, jangan pernah kalian bersatu!” Laila bingung dengan ucapan sosok tersebut, wajahnya menyerupai seekor kadal. Namun, tubuhnya berwujud manusia. Wajahnya yang sangar tidak membuat Laila takut sedikit pun. “Jika kau mengganggu Aryan hadapi aku lebih dahulu!” “Gadis kecil yang sombong!” Laila bersiap-siap untuk menyerangnya, tapi justru sosok itu malah mengejar Aryan. Laila kaget bukan main, tak menyangka dia secepat itu mengejar Aryan. Untung Aryan tidak bisa di sentuhnya, Laila sudah memberi perlindungan buatnya. “Sialan!!” “Hem, kau licik, aku atur strategi.” Ucap Laila percaya diri. Sosok itu geram saat Laila mengatakan hal tersebut, akhirnya dia menyerang Laila. Dia mengeluarkan kayu yang berada di ta