“Lebih baik kita kembali Aryan!”
Laila mengajak Aryan untuk kembali ke padepokan. “Baiklah,” ujar Aryan. Sampai di padepokan Aryan kembali ke kamarnya. ‘Sepertinya aku harus istirahat, tempat ternyaman adalah kamar sendiri’ Aryan sambil merebahkan tubuhnya namun, tiba-tiba tangannya ada yang menahannya di sisi kiri dan kanan nya. “Akkhh, lepaskan!!” teriak Aryan. Aryan berusaha melihat sosok yang sedang berada di kamarnya. Sosok itu membawa sebuah tongkat besi dengan tubuh besar, dia mendekati Aryan. “Aryan, kamu harus meneruskan ritual itu!!” ucap sosok itu. “Siapa kau?” tanya Aryan. “Ha-ha-ha, aku? Yang jelas nyawamu ada di genggamanku!!” ujarnya. “Jin Marid!?” tegas Aryan “Akhirnya kau tahu, jadi lakukan apa yang telah diperintahkan, demi Sudiro,” jelas Jin Marid. “Tidak akan!!” tegas Aryan. “Kau tahu dia pengikut setiaku,” jelas Jin Marid. Kukunya menyentuh wajah Aryan dan lari ke perutnya. Tanpa banyak bicara kukunya di tancapkan ke pusarnya. Cruuttt!! Perut Aryan mengeluarkan darah, Aryan merasakan sakit yang tak tertahankan, sedangkan Jin Marid itu meninggalkan Aryan , tanpa rasa bersalah. “Berhenti!!” teriak Aryan. Buggkhh!! Aryan terjatuh dari tempat tidurnya. “Aduh, sialan Cuma mimpi,” ujar Aryan. Dia melihat perutnya , dia kaget ada bekas seperti luka yang tertusuk namun, dia tidak menemukan luka itu. “Hm, apakah ini sebuah firasat dan petunjuk?” ucap Aryan. Aryan terdiam lalu mencoba duduk di bibir ranjang. Dia mendengar sesuatu, suara orang meminta tolong. “Tolong, tolong, tolong ...” Suara itu jelas namun, sangat jauh. Aryan coba mendekati sumbernya dan asalnya yang tidak dia tahu. Dia coba membuka gorden jendela, begitu dia melihat. Mata Aryan melotot seperti tidak percaya saat melihatnya. “Mamaaaa ...!!” teriaknya. Wanita dengan balutan kain putih seperti sedang tersiksa, wajahnya menangis meminta tolong pada Aryan. Wanita itu ternyata adalah mamanya. Aryan mendekati mamanya, dia coba melihat lebih dekat, begitu kain putih itu tersingkap tampak tubuhnya sedang di ikat oleh rantai besi. Aryan coba melepaskannya tapi rantai itu sangat panas. “Mama, ini benar mama?” tanya Aryan bingung. Dia mencoba membuka mata batinnya dan mengeluarkan ilmu kanuragannya “Pendingin Jiwa” Tiba-tiba tubuhnya dingin seperti salju, guna melepaskan ikatan rantai tersebut. “Jangan Aryan, biarkan saja, mama tidak akan bisa kembali saat ini.” Ucapnya. Aryan tetap ingin melepaskan ikatan rantai yang menyiksa mamanya. Dhuarrr!! Suara perlawanan antara panas dan dingin membuat Aryan terhempas jauh, sedangkan mamanya ditarik oleh makhluk mengerikan, dengan gigi taring tajam dia menggenggam mamanya Aryan. “Hentikan, jangan siksa mamaku!!” teriak Aryan. Sebuah gerakan memutar dari kedua tangannya lalu kakinya yang digerakkan setengah lingkaran. Sebuah sinar berwarna biru dihempaskan untuk sosok yang mengerikan tersebut Buggkkhh!! Dhuaar!! Sosok itu tumbang tapi masih bisa berdiri seketika itu juga Aryan bingung, padahal dia sudah melepaskan ilmu penghancur sukma. “Ingat Aryan selama kau memegang buku itu, aku akan tetap memanfaatkan mereka yang berada di peti tersebut,” ujar sosok itu. Lalu sosok itu menghilang membawa wanita yang masih dalam genggamannya. Aryan duduk lemas, bingung harus bagaimana, dia berpikir seperti sedang makan buah simalakama serba salah. Dia kembali ke kamarnya, untuk mencari jalan keluarnya, apa yang harus dia lakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam perguruan Naga Hitam. Tok! Tok! Aryan segera membuka pintunya , di depannya Laila berdiri dengan wajah pucat. “Ada apa Laila?” tanya Aryan. “Cepat, kita harus keluar dari padepokan!!” ajak Laila. Aryan mendengar suara petir menggelegar di langit pertanda akan ada kejadian. Semua warga dan murid-murid berhamburan mereka mendatangi Aryan. “Ayo guru kita harus pergi!!” ucap salah satu warga padepokan Naga Hitam Aryan berlari keluar dia melihat sesuatu di langit. Seekor naga berwarna hitam. “Kenapa dia bisa keluar?” tanya Aryan. “Pasti ada yang berhasil menghancurkan persembunyiannya.” Jawab Laila. Tiba-tiba Aryan mencoba melompat ke atas kepala Naga itu, untuk menenangkannya. Aaarrggkkhh!!! Mata merah, dan kakinya yang ingin mencabik-cabik orang sekitarnya, Aryan sudah berdiri di atas kepalanya. Telapak tangannya di letakkan di atas kening naga hitam. Laila kagum, ketika melihat Aryan dengan cepat menguasai ilmu itu. Tampak Aryan melayang di udara, dia mencoba membuat sebuah lingkaran cahaya. Seketika itu juga warga dan murid sujud di hadapan Aryan. Semua mata tercengang saat Naga Hitam tiba-tiba menjadi sebuah pedang. “Apa!?” . BersambungSekelebat bayangan itu mencoba mencegah Ari, akhirnya dia terjatuh. “Ari!” seru Aryan.“Ha-ha-ha, enak saja kau tidak bisa mengambil Ari begitu saja.“ Ucapnya. Aryan yang melihat makhluk itu merasa sangat emosi. Dia akhirnya melawannya, kali ini dengan kekuatan yang sedikit membabi buta. Dia merasa tidak menerima semua hal. Setiap kitab yang dia dapatkan, disembunyikan di balik tubuhnya.“Jika kau menyentuh Ari, akan aku masukkan kau ke neraka!” seru Aryan.“Sombong sekali kau bocah gendeng.” Aryan semakin marah, dia melawannya dengan jurus tendangan tanpa bayangan, makhluk itu bingung begitu melihat banyaknya tendangan yang di terimanya. Karena merasa terancam dia menyandera Ari dengan sebuah cambuk api.Ari masih dengan wajahnya tanpa senyum dan tawa. Dia tak bicara sedikit pun namun, kelihatan di wajahnya kesakitan yang amat sangat. Aryan berusaha menyelamatkannya. Sedikit berhati-hati, sedikit lengah akhirnya dia bisa merebut Ari, dengan segera Ari di tarik oleh Aryan untu
“Kenapa kau masih di sini?” Aryan balik bertanya pada sosok penunggu padepokan tersebut, anehnya dia santai tidak menggubris ucapan Aryan. Mereka semua diam, tidak ada pergerakan sama sekali. Aryan hanya menunggu apa yang akan di lakukan padanya. Tiba-tiba dia mengatakan sesuatu pada Aryan.“Aryan kau ingin menikahi Laila?” Aryan yang mendengarkannya, bingung mereka saling pandang. Makhluk ini tidak emosi justru seperti ingin membantunya. Dia mendekati Aryan lalu memperhatikan Aryan. Namun, Aryan dan Zian justru bersiap-siap agar tidak tertipu oleh yang tak kasat mata ini.“kalian jangan takut, justru aku ke sini ingin meluruskan niat kalian.” “Maksudmu apa?”Makhluk itu diam saja, lalu dia membentangkan tangannya ke langit untuk memperlihatkan sesuatu. Ternyata sebuah bayangan masa depan, terlihat Aryan dan Laila yang tampak hidup bahagia. “Kau jangan merekayasa, kau siapa?”“Jangan bingung Aryan, ini nyata.”Laila terdiam, dia menatap Aryan. Memastikan dia akan percaya h
Aryan yang melihat kedatangan Jin Marid, membuat dia muak. Dia perhatikan dari ujung kepalanya sampai ke kakinya. “Apa yang kau lihat?” tanya Jin itu.“Aku ingin segera memusnahkanmu!” jawab Aryan.“Ha-ha-ha, bocah kau baru umur berapa, lagakmu sombong sekali!” Aryan terdiam, saat ini dia hanya menunggu apa yang akan di lakukan oleh Jin tersebut. Tak lama benar saja, ternyata tangan Jin tersebut sudah bersiap akan menyerangnya. Wuushhh!Untung Aryan berusaha mengelaknya, dia melesat bak angin bersama Laila. Saat itu keluar manusia yang sudah tak berbentuk seperti manusia dari dalam tanah. Bau busuk yang menyengat membuat Aryan dan Laila mual.“Makhluk apa mereka Aryan?” tanya Laila.“Ehm, itu manusia yang sudah lama mati. Dibangkitkan oleh Jin.” Jawab Aryan.Mereka menutup mulutnya masing-masing, yang dihadapi kali ini bukan manusia. Tapi bangkai manusia yang di hidupkan. Mereka menyerang secara bergantian, Aryan melumpuhkan mereka satu persatu.Begitu juga dengan Laila, merek
Laila menunggu apa yang akan terjadi di langit, saat dia melihat sebuah kilatan dan cahaya yang bersinar. Seolah-olah kilat itu akan menyambar tubuhnya.“Apa lagi ini?” Laila bingung, dia merasa tidak sanggup menghadapi apa yang terjadi, di bawah serigala lapar menunggunya terjatuh. Sedangkan padepokan sudah menjadi rumah para jin peliharaan Sudiro.Tak lama sebuah cahaya melesat ke hadapannya, berubah menjadi sosok yang dia kenal, Dika. “Ha-ha-ha, akhirnya kau sendiri kan!” Dika mendekati Laila.“Jangan coba-coba kau menyentuhku!” ucap Laila. “Kenapa kau takut?” tanya Dika dengan angkuh.Laila terdiam, dia merasakan hal buruk akan menimpanya, dia melihat Dika yang tampak lebih kuat. Rasa khawatir merasuk ke dalam hatinya, apakah dia bisa mengalahkan Dika. Bingung bercampur menjadi satu, Laila hanya bisa menunggu Aryan yang sedang memulihkan kekuatannya. Dika memperhatikan perlindungan yang dibuat olehnya, dia menyentuhnya akhirnya hilang. Laila yang melihatnya kaget, itu art
Zian tidak main-main dengan kekuatannya, dia juga melayangkan tendangan tanpa bayangan. Kepala makhluk itu bingung, mencari kaki Zian yang sebenarnya. “Kurang ajar!!” seru makhluk itu.“Kau akan rasakan ini!!” “Buugkhhh!!” “Duugkkhh!” Makhluk itu terjatuh, tersungkur, sedangkan Zian hanya tersenyum sinis. Begitu dia melihat makhluk itu terjatuh.Dia tidak memberi peluang sedikit pun. Hingga Naga hitam pun tak memberi kesempatan padanya. Dia berteriak lalu mengeluarkan api dari mulutnya.Makhluk itu terbakar, hangus seperti kayu bakar. Zian merasa puas apa yang telah dia lakukan. Naga hitam kembali ke pedang yang di pakai Zian. Lalu berubah menjadi sinar berwarna biru yang melesat ke tubuh Aryan. Zian menolong Laila yang terluka, dia melihat Laila yang sudah tak berdaya. “Kak Laila, bertahanlah.” Ucap Zian yang tengah memberi energi murni padanya.Wuushhh ... Sebuah sinar masuk ke tubuh Laila, tak lama dia pun siuman. Saat dia bangun sebuah darah berwarna hitam keluar. “
Aryan mengambil waktu untuk bertapa, Laila hanya bisa menemaninya. Sosok yang sejak tadi memperhatikan mereka akhirnya menampakkan dirinya. Laila kaget begitu melihatnya. Sosok itu seolah-olah ingin menerkamnya atau menghabisinya. “Siapa kau?” tanya Laila. “Ha-ha-ha, jangan pernah kalian bersatu!” Laila bingung dengan ucapan sosok tersebut, wajahnya menyerupai seekor kadal. Namun, tubuhnya berwujud manusia. Wajahnya yang sangar tidak membuat Laila takut sedikit pun. “Jika kau mengganggu Aryan hadapi aku lebih dahulu!” “Gadis kecil yang sombong!” Laila bersiap-siap untuk menyerangnya, tapi justru sosok itu malah mengejar Aryan. Laila kaget bukan main, tak menyangka dia secepat itu mengejar Aryan. Untung Aryan tidak bisa di sentuhnya, Laila sudah memberi perlindungan buatnya. “Sialan!!” “Hem, kau licik, aku atur strategi.” Ucap Laila percaya diri. Sosok itu geram saat Laila mengatakan hal tersebut, akhirnya dia menyerang Laila. Dia mengeluarkan kayu yang berada di ta