Share

Kabar Buruk

Pagi itu Harun berpamitan pada keluarganya. Ia hendak kembali ke Semarang karena libur kerjanya telah usai. Ia mencium tangan perempuan yang kini semakin gemuk juga laki-laki yang tengah bersiap untuk mengantarkan Harun ke stasiun.

“Hati-hati ya, Le.” Emak mencium kening anak laki-laki yang sekarang tampak gagah.

Enggeh,” Harun mengangguk menurut.

“Kamu hati-hati di rumah, belajar yang bener, jaga emak sama bapak ya,” Harun menyalami adeknya yang sekarang tingginya tidak jauh beda dengannya. Perempuan itu hanya mengangguk, tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

“Kamu sekarang sudah tinggi ya, jadi mas mu ini tidak bisa mengelus rambutmu lagi,” Harun memecah keheningan. Perempuan yang mau di elus rambutnya menanggapi dengan memonyongkan mulutnya.

“Jangan monyong gitu, nanti kamu tambah cantik, Dek,” Harun meledek adeknya agar tidak sedih. Semua tertawa mendengar ledekannya kecuali S

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status