Home / Romansa / LANGIT penuh MELODY / 40. MIMPI BURUK

Share

40. MIMPI BURUK

Author: Ryanty_tian
last update Last Updated: 2025-12-04 23:57:06

Tanpa banyak bicara, Melody berdiri dan memeluk Langit. Membuat tubuh lelaki itu kaku karena pelukan sang kekasih, meski Langit sering mencium Melody tapi sangat berbeda jika wanita itu yang lebih dulu memulai.

Seperti saat ini, Melody yang lebih dulu memeluknya. Langit mengikuti memeluk tubuh wanita yang memiliki harum vanila ini, dan senyum indah itu tak hilang sama sekali dari bibir Langit.

Melody memejamkan mata, menikmati kenyamanan yang dia rasakan saat ini. Persetan Langit mau berpikir apapun tentangnya, yang jelas dia sangat ingin melakukan hal ini. Begitu menenangkan dan damai.

"Kamu sedang ada masalah, Honey?" tanya Langit dan Melody menggeleng saja.

"Mau sampai kapan memeluk saya seperti ini?" tanya Langit yang merasa cukup lama mereka berpelukan.

Melody mengangkat kepalanya, menatap Langit yang menunduk menatapnya. "Kamu nggak suka aku peluk?"

"Suka, sangat suka," balas Langit yang kini semakin mengeratkan pelukannya, "peluklah sesuka kamu."

Yang benar saja, Melody
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • LANGIT penuh MELODY   87. TAK TERBENDUNG

    “Penjaga Villa tersebut sudah saya amankan, dan dia menyerahkan bukti CCTV kejadian hari itu,” jawab Seto menyerahkan rekaman CCTV milik Zen.“Bagus, dan pastikan dia tersembunyi dengan baik sampai saat sidang berlangsung!” perintah Langit yang sudah mengantongi saksi dan bukti.“Baik.”“Saya juga mendapatkan rekaman amatir dari ponsel Zen, ini percakapan antara dia, Nesya dan juga Reza,” lapor Darto mengorek lebih jauh informasi.“Good,” jawab Langit puas, “saya akan transfer gajian kalian 2x lipat sekalian Transport kalian.”“Terima kasih,” jawab keduanya.Sementara itu, Nesya diam-diam mengikuti Alfred beberapa hari ini. Dia merasa ada yang disembunyikan oleh sang suami, insting seorang istri pasti merasakan hal ini.Dan benar, Alfred menemui Melody dan mereka terlibat pertengkaran. Bahkan Nesya naik pitam karena melihat Alfred memeluk Melody.“Sialan, wanita jalang. Masih berani dia menggoda Alfred,” geram Nesya yang langsung turun dari mobil untuk menghampiri mereka.Nes

  • LANGIT penuh MELODY   86. LAMARAN

    Ivander dan Nada sudah menyiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan keluarga Langit yang ingin melamar Melody, beberapa tamu undangan dan saudara sudah berdatangan. Tampak Alby dan Alexandra sudah datang, diikuti dengan Alfred dan Nesya di belakang mereka. Alfred mengumpat kesal dalam hati karena Melody tak memedulikan dirinya sama sekali, sedangkan Nesya dengan percaya diri menunjukkan kalau dia berhasil memiliki Alfred.Proses lamaran berlangsung, tampak Melody begitu cantik dengan balutan kebaya berwarna peach. Sedangkan Langit menggunakan tuxedo dengan rambut rapi khas dirinya, keduanya tampak tersenyum bahagia hari ini.Tinggal selangkah lagi mereka akan menikah, para tamu, sahabat, dan juga saudara mengucapkan selamat untuk mereka berdua.“Kamu cantik sekali,” puji Ditto yang datang bersama istri beserta anaknya.Mendengar hal ini, membuat Langit menatap Ditto dengan tajam. Sedangkan yang ditatap hanya tampak diam tanpa dosa.“Calon suami kamu pencemburu,” bisik Ditto,

  • LANGIT penuh MELODY   85. MENGGEBU

    “Maaf, saya anaknya. Bapak sedang tidak enak badan, sehingga nggak bisa menemui kalian,” jawab Zoni, anak dari Zen.“Baiklah, nggak masalah,” kata Seto untuk sementara.“Kalian ingin menyewa Villa ini berapa lama? Saya bisa memberikan harga yang miring jika kalian bersedia,” tawar Zoni pada Seto dan Darto.Seto dan Darto sengaja tidak memberitahu tentang tujuan asli mereka datang, hal itu supaya mudah untuk menemui Zen. Tapi, yang datang malah anaknya.“Kami boleh melihat sebentar Villa tersebut?” minta Seto.“Boleh, mari ikut saya,” ajak Zoni yang begitu ramah.Seto dan Darto saling pandang, mereka mengikuti Zoni masuk Villa tersebut. Mereka harus mendapatkan informasi lebih dan melihat keadaan Villa, dan mungkin nanti malam bisa menyusup ke sana.Zoni menjelaskan beberapa hal tentang Villa ini, ada berapa jumlah kamar dan beberapa fasilitas yang ada. Seto menanggapi perkataan Zoni, sedangkan Darto mengamati beberapa tempat yang ada CCTV.“CCTV Villa ini lumayan banyak,” ujar

  • LANGIT penuh MELODY   84. LELAKI BRENGSEK

    Melody sangat ingin tertawa saat ini, apa Alfred lupa kalau saat ini dia sudah menikah dengan Nesya? Malah dengan mudah bilang cinta padanya, sungguh menggelikan. “Hei, kamu udah nikah. Pikir pakai otak kamu, biar waras dan nggak mempermainkan hati wanita,” kata Melody dengan sarkas, dia kesal karena Alfred begitu mudah berpaling. “Tapi aku emang mencintai kamu, Mel. Maaf aku baru menyadari hal itu dan membuat keputusan yang salah dengan menikah dengan Nesya,” jawab Alfred mengungkapkan isi hatinya. Kali ini Melody tak dapat menahan tawanya, sungguh menggelikan sekaligus membagongkan. Alfred sungguh menjadi lelaki pecundang sekarang, sudah menikah tapi masih menginginkan Melody. “Kamu emang nggak punya hati jadi laki-laki,” hina Melody yang tidak menyangka Alfred akan menjadi seperti ini. Padahal Melody sudah merelakan Alfred bersama Nesya, memutuskan untuk move on dan memulai hidup baru lagi. Dan sekarang Alfred dengan percaya diri menyatakan cinta padanya, padahal lelaki i

  • LANGIT penuh MELODY   83. KEJADIAN SEBENARNYA

    Di kediaman Mahapura. Melody terkejut bukan main ketika Roseline mengajaknya minum teh bersama, pasalnya calon mertuanya itu tak menunjukkan sikap ramah selama ini. Melody mengikuti kepala pelayan Kim menuju taman belakang rumah, wanita itu gugup bukan main menemui Roseline. Terlihat wanita itu duduk dengan anggun, menikmati harumnya teh.“Duduklah!” perintah Roseline ketika Melody datang.“Iya,” jawab Melody duduk.“Minumlah!” perintah wanita itu menatap datar Melody.“Terima kasih.”Melody yang sejak tadi mengamati cara minum Roseline, dan dia hanya mengikuti hal itu. Melihat wanita itu sama saja melihat Langit ketika diam, tatapan tajam itu juga sama.“Kamu sudah lama mengenal Langit?” tanya Roseline menatap Melody, begitu dingin dan mengintimidasi.“Kami bertemu ketika di Rumah sakit ketika Mamanya sakit, dan saya mulai mengenal Langit beberapa bulan terakhir karena kita baru bertemu,” jawab Melody jujur, meski dia salah telah membahas mama Langit.Roseline tampak terk

  • LANGIT penuh MELODY   82. INGATAN YANG KEMBALI

    “Kita tidur, yuk. Ngantuk,” ajak Bintang karena merasa sudah malam, dan waktu bercanda sudah habis.“Ayo, aku sudah merindukan bantal guling. Dan besok pagi aku ada rapat,” imbuh Galaxy mulai menguap.“Kalian tidur sana,” usir Langit.“Dih, bilang aja mau berduaan sama Melody,” ejek Galaxy memainkan bibirnya.“Kalau iya kenapa? Sirik?” jawab Langit langsung.“Sudahlah, ayo kita tidur,” ajak Awan menarik kedua saudara mereka masuk ke kamar. Bintang dan Galaxy menggerutu sepanjang perjalanan, sesekali mereka menoleh melihat Langit dan Melody untuk memastikan. Awan tampak senang melihat kebersamaan mereka, Melody memang pantas mendapatkan lelaki sebaik Langit.Melody berdiri di tepi kapal, menikmati pemandangan malam yang sangat jarang dia bisa nikmati. “Pakailah, supaya kamu tidak kedinginan,” kata Langit memakaikan jas yang dia pakai pada Melody.“Makasih,” jawabnya tersenyum.Langit berdiri di samping Melody, dan melakukan hal yang sama. Keduanya masih tampak diam, memilih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status