Share

Bab 2

Author: Azalea
last update Last Updated: 2025-03-26 17:28:48

“Sudahlah, tidak usah dibahas yang tak ada.”

“Tapi aku benar-benar mengirimkan uang setiap bulan untukmu, Senja.” Aku mencoba meyakinkan. “Aku bahkan ada bukti transfernya.”

Kemana perginya uang yang selalu kukirim, seharusnya Senja tidak perlu bekerja karena uang dariku pasti sangat cukup untuk menopang hidup wanita itu dan juga ibunya.

Sepertinya aku harus menanyakannya pada Rini. Dulu aku dapat nomor rekening dari sahabatnya Senja itu. Kalau bukan bertanya padanya aku pasti tidak akan dapat apa-apa. Aku percaya karena Rini dan Senja sahabat dekat.

“Mohon maaf, Pak. Di sini saya bekerja jadi saya tidak mau membahas hal yang di luar pekerjaan.” Senja tak memberi kesempatan aku menjelaskan.

Pesanan sudah datang. Aku melirik Senja penuh curiga.

“Apa? Saya tidak akan mungkin meracuni Anda, Pak. Bisa-bisa saya dipenjara dan an-” Senja menggigit bibir untuk menghentikan ucapannya.

“An apa?” Sebelah alisku terangkat.

“Tidak. Silakan dimakan, kalau dingin tidak enak.” Senja memaksakan senyum.

Aneh sekali gelagatnya.

“Masalahnya kamu ini selalu jail kalau kesal padaku.”

Senja memang begitu, dia lugu tapi kalau kesal itu tidak bicara tapi malah menjahiliku. Itu yang membuatnya berbeda dari wanita lain yang pernah kukenal.

Aku jadi rindu saat bersamanya, seperti dulu saat kami awal menikah. Dia begitu manis dan seperti candu untukku.

“Rokok, Pak?” Senja menawarkan lebih dulu padaku.

“Aku lagi nggak mau ngerokok.”

Senja mencabut satu batang tembakau itu lalu membakar ujungnya.

“Kamu apa-apaan?” Mataku melotot, berniat mengambil alih namun Senja lebih dulu menjauhkan tangannya.

“Ini hak saya, Pak. Tidak usah mengatur, kalau tidak suka bisa pergi dan ambil uang Anda kembali.”

Aku mengalah daripada harus pergi, kubiarkan saja Senja menghisap rokok yang terselip di antara jemari lentiknya. Kenapa dia bisa jadi begini? Berubahnya jauh sekali.

Ponsel Senja tiba-tiba bergetar namun dia terlihat tidak berani menerima panggilan.

“Angkat. Santai kalau bersamaku.” Dengan genit aku mengedipkan mata padanya.

“Terima kasih.” Senja buru-buru merogoh ponsel dari dalam tasnya. Dia berdiri dan berjalan menjauh dariku,

Senja meringis, dia melirik ke arahku yang juga menatapnya.

“Aku ... ada tamu, Dan.”

Suaranya begitu pelan tapi aku masih bisa mendengarnya.

Dengan siapa dia bicara? Apa dengan pacarnya?

Tak lama dia kembali, tapi terlihat ragu untuk bicara. Akhirnya aku saja yang bertanya.

“Ada apa?”

“Hm ... boleh saya ke bawah sebentar, Pak?”

“Ya. Tapi nggak boleh lewat dari sepuluh menit.”

“Terima kasih, Pak.” Dia tersenyum lebar lalu berlari keluar dari ruangan.

Aku menyandarkan punggung pada sofa, menatap apa yang tadi Senja pesan. Hanya dengan melihat saja perutku rasanya sudah mulas apalagi kalau memakannya langsung.

[Sayang, ngapain kamu ke tempat karaoke sore-sore begini? Sama siapa? Ada urusan apa?]

Kuhela napas panjang saat membaca pesan dari Mona. Ini yang membuatku merasa ragu untuk melanjutkan menikahi Mona. Dia sangat posesif, posisiku saja dia selalu melacaknya. Kemanapun aku pergi, setelahnya selalu dicecar tanya yang tak henti.

Sebenarnya aku lelah tapi tidak mau membuat orang tuaku malu karena mereka sudah melamar Mona untukku. Hubungan kami sudah tujuh tahun. Saat aku menikahi Senja, statusku adalah pacar Mona.

Baru satu tahun ini Mona kembali setelah menyelesaikan S2 di Jerman.

Orang bilang hidupku sempurna, bergelimang harta, wajah yang rupawan dan calon istriku bukan wanita sembarangan. Dia pewaris tunggal MD Grup yang membawahi perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif, makanan dan juga kosmetik.

“Maaf membuat Anda menunggu, Pak.”

Aku tersentak melihat Senja masuk dengan napas memburu. Dadanya naik turun membuat pikiranku melayang kemana-mana.

Kumasukkan kembali ponsel ke saku celana tanpa membalas pesan dari Mona.

“Ketemu sama siapa?”

“Maaf tapi itu bukan urusan Anda, Pak.”

Senja kembali duduk di tempatnya, dia mematikan puntung rokok lalu meraih botol air mineral, meneguknya hingga habis setengah, tetesan air ada yang keluar dari sudut bibir Senja, mengalir membasahi lehernya yang jenjang.

Aku menelan ludah melihatnya. Sudah lama aku tidak pernah merasakan reaksi tubuh begini, aku juga merasa aneh. Wanita secantik dan seseksi apapun tidak memantik hasratku. Selama beberapa tahun ini setelah meninggalkan Senja, aku tidak pernah tidur dengan wanita manapun.

Tapi melihat Senja begini saja, gairahku langsung mencuat.

Apa kamu sengaja menggodaku, Senja?

Kedua tanganku mengepal.

Senja mengenakan pakaian yang memamerkan lekuk tubuh membuatku semakin tak bisa berpikir lagi.

Dada ini bahkan sudah berdebar kencang.

“Kenapa melihatku seperti itu, Pak? Apa ada yang salah?” tanya Senja terheran-heran sambil menjilat bibirnya yang basah.

Tanpa aba-aba kudorong pundak Senja membuat wanita itu menjerit kaget, air dalam botol di tangannya tumpah dan separuh mengenai Senja membuat tubuh atasnya tercetak semakin jelas.

“Anda mau apa, Pak?” Senja menahan dadaku saat saat jarak semakin terkikis.

“Kamu ... masih istriku, Senja.” Napasku mulai memburu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 5 (S2)

    Bodo amat, mau pacar atau selingkuhannya itu bukan urusanku.Selesai makan, aku beranjak untuk mencuci piring bekasku. Tidak mungkin aku membiarkannya begitu saja kalau tuan rumahnya saja membersihkan piring bekasnya padahal ada art di sini.“Mau ngapain ya?”Bingung mau melakukan apa, keliling rumah aku sungkan apalagi tidak ada pemiliknya. Tadi malam memang tidak ada acara memperkenalkan semua sudut rumah karena terlalu larut untuk melakukannya.Akhirnya kuputuskan untuk duduk di teras sambil menunggu ibu mertuaku kembali. Ibu mertua, rasanya aneh aku yang selama ini sendiri tiba-tiba punya ibu mertua.Setelah bosan menggulir isi sosial media. Aku beralih membuka grup yang sudah lama tidak aku intip, semenjak bekerja aku jarang masuk dan mengobrol dengan teman-temanku yang saat ini masih kuliah. Mereka sudah membujuk agar aku tidak keluar tapi aku tidak mau membuat kepalaku pecah karena harus memikirkan mata kuliah yang sama sekali tidak aku sukai.Tidak membaca semua pesan dari ata

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 4 (S2)

    “Argh!”Refleks aku menendang kakinya lalu mendorong tubuhnya sampai terjungkal. Mendengarnya bicara begitu membuat bayangan Reynand kembali muncul."Gia ada apa?" Suara Oma terdengar dari luar, sepertinya mereka masih ada di depan kamar.Aku mencoba mengendalikan diri, jangan sampai hilang kendali. Kutarik napas dalam-dalam mencoba untuk meredakan debar jantung yang menggila."Ada kecoa, Oma," sahutku sekenanya.“Tenanga kamu kuat juga ya,” katanya sambil berdiri, kuliat dia meringis sambil memegang bokongnya."Ck, nggak usah berisik deh!""Pokoknya kalau kamu nggak nurut, uang jajan akan saya dipotong."“Idih, siapa juga yang minta. Aku kerja ya, punya uang sendiri.”“Saya nggak mau kamu kerja.”Mataku melebar. “Jangan-”"Sekarang sudah jadi kewajiban saya buat nafkahin kamu. Saya juga nggak mau kamu kerja."Dari tampangnya dia terlihat kalem tapi aslinya benar-benar menyebalkan. Dia pikir bisa seenaknya“Nggak usah sok ngantur ya, pernikahan ini pun karena terpaksa. Aku yakin kamu

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 3 (S2)

    “Giana!” Mama menyusul dan menarik kasar tanganku, “kamu nggak usah turun, tunggu di kamar sampai akad selesai.”Sebelah alisku terangkat, “kenapa? Takut aku bikin malu ya?”Mama tidak menjawab dan menyeretku kembali masuk ke dalam kamar. Aku tidak dibiarkan sendiri, ada Mia yang Mama minta untuk menemaniku.“Aduh, Mbak beruntung lho dapat suami ganteng banget,” kata Mia, dia anaknya Bik Atih asisten rumah yang sudah bekerja 25 tahun di rumah ini.Mia dan aku hanya beda dua tahun saja. Kami memang akrab, tidak seperti majikan dan anak art pada umumnya.“Kamu liat, Mi?”Mia mengangguk dengan senyum lebar, “menurut Mia malah lebih ganteng dari Mas Reynand, Mbak.”Mendengar nama itu membuat jantungku seperti dihujam. Andai aku tidak berpikir logis, mungkin setelah keluar dari rumah Reynand, aku hanya tinggal nama.Beruntung otakku masih bekerja meski rasa sakit yang kurasa begitu menyiksa. Aku akan membuat mereka yang menghancurkan hidupku menderita. Sudah cukup selama ini aku hidup tanp

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 2 (S2)

    Tidak terlalu kupedulikan foto itu. Kulempar ponsel sembarang. Karena dibangunkan hingga tersentak dan kepalaku berdenyut begini. Tidak hanya kepala seluruh tubuh ini pun sakit terutama hatiku yang sudah terkoyak.Kalau saja aku tidak ada kegiatan bekerja di luar, mungkin aku sudah gila lama-lama di rumah ini.Semenjak bekerja, aku tidak pernah memakai uang dari Papa. Setiap bulan memang selalu diisi tanpa aku minta. Meski mereka seperti tidak menganggapku anak, tapi kalau soal nafkah selalu lancar. Tapi kasih sayang tidak kurasakan sama sekali.Saat malamnya, aku tidak keluar meski Kak Giska memaksaku untuk makan malam bersama. “Gia, kamu kenapa? Kalau ada masalah cerita, nggak usah ngurung diri. Nggak baik lho,” bujuk Kak Giska dengan suara lembut.Bukan dibuat-buat, dia memang sebaik dan selembut itu. makanya aku tidak mau kalau sampai dia menikah dengan Reynand. Bisa ditebak kalau pria itu sudah biasa meniduri wanita.Tapi apalah dayaku. Aku yang jadi korban saja malah disalahkan

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 1 (Season 2)

    “Pernikahan Kak Giska dan Reynand harus dibatalkan, Pa!” Dengan dada bergemuruh aku berucap lantang di tengah ruang tamu.Papa yang sedang fokus dengan laptopnya langsung mengangkat kepala dengan kening mengernyit heran. “Kamu kenapa sih? Ngigo atau iri sama kakakmu karena bisa dapat calon suami seperti Reynand, berpendidikan, karir cemerlang dan yang jelas dari keluarga terhormat,” katanya dengan nada ketus.“Reynand memperkosa aku, Pa!” Suaraku pecah dan tubuh berguncang hebat. Hatiku seperti tersayat sembilu saat mengungkap semua karena terbayang saat pria laknat itu merenggut paksa kehormatanku.Papa berdiri dengan mata melebar, Mama yang ada di ambang pintu dapur sampai menjatuhkan nampan di tangannya.Aku menggigit bibir kuat-kuat, menahan tangis yang hampir pecah. Kejadian mengerikan itu terus berputar di kepala.Awalnya Reynand minta tolong untuk menyiapkan kejutan untuk Kak Giska, tanpa curiga aku datang tapi sialnya dia malah menjebakku. Kejadian itu terjadi di rumahnya send

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 47 (Ending)

    “Ifa nggak munafik, Ifa butuh waktu, Mas.”Danes mengerti. Istri lugunya yang memiliki hati lembut itu pasti tidak akan mungkin langsung memaafkan dengan mudah. Tapi setidaknya Latifa memberikan kesempatan pada Danes, wanita itu tidak menuntut pisah seperti yang kemarin dikatakannya.“Aku akan buktikan kalau memang aku serius dengan pernikahan ini, bukan cuman dengan ucapan.” Danes mengecup kembali punggung tangan sang istri. “Terima kasih karena kamu kasih aku kesempatan.”Latifa hanya mengulas senyum tipis, tenaganya belum pulih.“Istirahat ya, kalau butuh apa-apa bilang.”Wanita cantik itu mengangguk pelan.Semalaman Danes terjaga, ia begitu bahagia dengan kelahiran putrinya sampai sulit untuk memejamkan mata.Pagi harinya, orang tua Latifa datang tapi mereka bersama dengan orang tua Danes.“Lho, Mama sama Papa kok di sini?” tanya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status