Share

Bab 45

LEBIH BAIK KITA BERPISAH 45

"Zara kenapa?"

Aku meraih bayi mungil itu dalam gendongan. Dia baru saja diberi obat, dan sekarang sedang dalam tahap hendak tidur. Matanya sayu menatapku. Aku terenyuh, sejak dia lahir ke dunia ini, tak sekalipun dia sempat melihat wajah sang Ibu. Menurut cerita Jonas, begitu bayi itu dinyatakan sehat, keluarga Marsya langsung menyuruh Jonas membawanya pergi. Mereka sama sekali tak mau melihatnya. Saat itu Marsya masih di ruang rawat, dan dia juga menolak melihatnya.

"Zara anak cantik, anak salihah kesayangan Mami, kesayangan Kak Vio, kesayangan Bunda." Kuciumi pipinya yang gembil. Aku menyebut diriku sendiri Bunda padanya, berharap dia akan jadi sahabat terdekat bayi yang tengah kukandung.

"Zara harus sehat dan kuat. Zara akan tumbuh dewasa nanti, dan saat itulah kamu akan tahu kenyataan yang sesungguhnya. Tapi saat itu, Bunda berharap kamu telah jadi anak yang kuat."

Zara menggeliat, matanya mulai menutup. Kuayun-ayun tubuh mungil itu, dan dia semakin n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status