Share

6

David meluangkan waktu untuk membaca setiap paragraf dari instruksi manual sistemnya dengan cermat.

Banyak sekali informasi yang perlu dibaca, tapi untungnya ditulis dengan cara yang sederhana sehingga lebih mudah dipahami.

Bersyukur karena sistem manualnya tidak seperti buku pemrograman atau buku peraturan hukum yang banyak pasal.

David memejamkan mata dan mencoba memproses informasi dari instruksi manual yang barusan ia baca.

Lima menit kemudian, David membuka matanya dan David kurang lebih memahami bagaimana menggunakan sistem barunya.

Dalam pemahamannya, sistem ini hanya memiliki tiga aturan penting.

Aturan pertama, Semua makhluk hidup adalah sama.

Aturan kedua, Sebagai sesama harus saling menjaga dan menghargai.

Aturan ketiga, Tidak boleh menjatuhkan hukuman kepada orang yang belum terbukti bersalah.

Dan untuk meringkas ketiga aturan ini ke dalam bentuk yang lebih sederhana tentu saja:

"Apapun tindakanmu akan membuat Karma."

Karma disini mengacu pada karma baik dan karma buruk.

Alasan mengapa buku petunjuknya panjang adalah karena menjelaskan banyak hal tentang karma.

Bagi David yang tidak ingin membuat masalah apapun sampai ia benar-benar menjadi yang terkuat, dan memiliki sistem seperti itu tentu saja paling cocok untuknya.

Ketika David bangun dari tempat tidurnya dan melihat sekeliling kamarnya, dia merasa jengah.

Tempat ini begitu sederhana dan sempit, David merasa dunianya bukan disini lagi, ia harus keluar dari desa ini dan bergerak maju.

Karena saat ini David memiliki sistem, tentu saja sudah waktunya ia melangkah lebih maju sekarang.

David keluar dari kamar tidurnya dan membuat sarapan sederhana yang terasa hambar, merasa jengah dengan kondisi kemiskinan saat ini, David mulai membuat rencana kedepan.

Setelah selesai sarapannya. David mulai mengemasi barang-barangnya ke dalam sebuah kain besar dan bersiap memulai perjalanannya saat ini juga tidak ada alasan untuk menunda.

Karena sedari bangun tidur David sibuk memahami sistem barunya, David menyadari hari menjelang siang, dan melihat penduduk desa sudah sibuk dengan rutinitas harian.

Setelah semua dirasa siap, David pun segera keluar rumah, diluar David melihat ada tetangganya yang memperhatikan David sedang memanggul kain besar dipundaknya, dan itu membuat tetangga David bertanya.

“Hei, Nak David, apakah kamu akan pergi?” salah satu bibi tetangga David bertanya padanya.

David tidak menjawab dan hanya mengangguk pada bibi itu.

Bibi tetangga yang bertanya kepada David tertegun melihat sikap acuh tak acuhnya, dan saat dia melihat David pergi begitu saja, dia hanya mendengus dan mengumpat David.

“Hmm..., mari kita lihat sampai berapa lama kamu bisa bertahan sendirian di luar sana.”

Dalam perjalanannya keluar desa, David dilihat oleh banyak orang dan bertanya kepadanya, namun tidak satupun dari mereka yang ditanggapi oleh David.

Mereka tahu David hendak pergi jauh dan tidak ada seorangpun yang mencegah kepergian David.

Sebaliknya, banyak di antara mereka yang malah mengumpat dan memberikan senyuman sinis.

Bersamaan dengan itu Paman Pujo baru saja keluar dari rumahnya merasa gembira dan sedang menikmati sinar mentari.

Saat itu ia melihat dua orang warga desa lewat di depan rumahnya. Kemudian salah satu dari mereka berkata.

“Hoi, Pak Pujo, apa kau tidak tahu David hendak pergi jauh.”

“Anak itu akhirnya memilih meninggalkan desa ini, dan sekarang kamu tidak perlu lagi menjaganya.” Tambah yang satunya.

Mendengar ini, senyuman di wajah Paman Pujo menjadi kaku. Kilatan cahaya muncul di matanya.

Kemudian Pujo bertanya kepada dua penduduk desa di depannya dengan suara serak,

“Ke arah mana anak itu pergi?”

Kedua penduduk desa itu tidak menganggap serius perubahan yang terjadi pada Paman Pujo, dan menunjuk ke utara.

“Anak itu keluar desa melalui gerbang utara, sepertinya belum terlalu jauh.”

Sebelum yang lain sempat bertanya tentang apa yang akan dilakukan Paman Pujo, mereka melihat Paman Pujo dengan cepat bergerak mengejar David.

Melihat Paman Pujo berlari, salah satu dari mereka berkata,

“Orang tua yang aneh, dia tidak memiliki hubungan apapun dengan keluarga Lee kecuali sebagai tetangga, kenapa dia terlihat sangat peduli pada kedua bersaudara itu?”

Yang lain menggelengkan kepalanya. "Biarkan saja, mungkin dia sudah menganggap keduanya sebagai anggota keluarganya."

Paman Pujo berlari sekuat tenaga mengejar David.

Karena David tidak berlari atau berjalan cepat. Paman Pujo yang berlari cepat berhasil menyusulnya dalam sekejap.

Paman Pujo dengan cepat mendekati dan langsung meraih bahu David.

"Dasar bocah nakal. Beraninya kau lari dariku!"

Paman Pujo kehabisan napas tetapi tangannya mencengkram bahu David dengan kuat, wajahnya garang seperti binatang lapar.

David menjatuhkan kain besar di pundaknya dan berbalik, karena merasakan sakit di bahu kirinya. David memandang Paman Pujo.

Melihat wajah acuh tak acuhnya David, hanya menyebabkan kemarahan Paman Pujo meningkat ke tingkat yang lebih tinggi.

Di sisi lain, David sebenarnya sedang memperhatikan panel sistem di depannya.

[Ding.]

[Terdeteksi bahwa tuan rumah telah menjalin karma dengan Pujo. Ping.]

[Opsi 1: Melepaskan karma dengan Pujo.]

[Opsi 2: Menetapkan karma dengan Pujo.]

Meskipun sistem memberikan pilihan dengan jelas, David tidak perlu terlalu memikirkan pilihannya, karena dia sudah mengambil keputusan.

David tanpa ragu memutuskan pilihan dan memilih opsi nomor dua.

Saat itu juga, David merasakan tubuhnya tiba-tiba dipenuhi kekuatan yang belum pernah dia miliki sebelumnya.

Cengkeraman di bahunya tidak lagi membuatnya sakit.

Sebelum Paman Pujo sempat bergerak karena amarahnya yang meletus seperti gunung berapi, dia melihat David mengedipkan mata padanya lalu langsung memukul Paman Pujo.

Pukulan David begitu cepat sehingga Paman Pujo tidak mampu bereaksi. Pukulan itu mendarat telak di perutnya.

Sebelumnya Paman Pujo melihat saat David mengambil ancang-ancang untuk melawan, dan Paman Pujo berpikir apalah artinya pukulan dari seorang bocah.

Namun saat pukulan tersebut mengenai perutnya, ia terdorong ke belakang dan rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya sebelum akhirnya jatuh terlentang.

Masih kesakitan Paman Pujo tidak bisa memikirkan apa yang baru saja terjadi, kemudian melihat David mendekatinya dengan cepat.

Paman Pujo melihat wajah tenang David, tiba-tiba dia tidak lagi merasa marah dengan wajah tenang David, melainkan muncul ketakutan dalam diri Paman Pujo.

Paman Pujo melihat David bukan lagi anak laki-laki yang menyendiri dan tertutup, melainkan seorang petarung kuat.

Di hadapan seorang petarung, tidak ada satupun yang dapat Paman Pujo lakukan, karena tiba-tiba ia merasa ketakutan serta berteriak kesakitan.

“Argghh...” teriak kesakitan dari Paman Pijo.

WUSHH...

David menendang dagu Paman Pujo supaya berhenti berteriak.

Tendangan David menyebabkan beberapa gigi Paman Pujo patah dan gusinya berdarah.

Paman Pujo tidak tahan terhadap rasa sakitnya karena rasa takut menguasai pikirannya.

Tapi sebelum dia bisa berbuat apa-apa, dia melihat David mengangkat kaki kanannya dan menginjak lehernya.

Cahaya di mata Paman Pujo perlahan memudar.

Dengan satu gerakan, David mematahkan leher Paman Pujo, mengakhiri hidupnya.

[Ding.]

[Selamat kepada tuan rumah karena telah menyelesaikan karmanya.]

[Memperoleh 326 poin karma.]

Melihat jendela pop up dari sistem, David tidak lagi berniat melanjutkan menginjak leher Paman Pujo yang patah.

Sistem sudah memberikan konfirmasi bahwa karma antara dia dan Paman Pujo telah diselesaikan.

David kemudian berbalik dan berjalan mengambil bungkusan kainnya dan terus berjalan pergi tanpa merasa menyesal.

'Tidak ada bedanya dengan instruksi manual yang aku baca sebelumnya. Selama aku menyelesaikan Karma yang ditetapkan sistem, dan dengan bantuan sistem aku tidak terkalahkan!'.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status