Share

Bab 22

“Aku boleh ikut, Dok?“ tanyaku.

“Tentu. Kita jemput Kak Mahes dulu, baru ke lapas.“

Kami bersiap. Meski rasa sakit masih terasa di tubuhku, tetapi aku tidak ingin melewatkan pertemuan antara Ibu dan Om Mahesa. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Siapa tahu, Om Mahesa bisa membantu Ibu.

Setiba kami di rumah Dokter Darel. Om Mahesa sudah menunggu di depan rumah. Wajahnya terlihat lebih segar dari saat aku bertemu dengannya tempo hari. Beliau mengenakan sweater hitam dengan warna celana yang senada. Tampan, bahkan sangat tampan menurutku. Bisa jadi Om Mahesa juga sebaik Dokter Darel. Inikah orang yang sangat mencintai Ibu? Betapa beruntungnya Ibu jika bisa bersama dengan Om Mahesa.

Om Mahesa menatapku lama, matanya berkaca. Mungkin, beliau seperti melihat Ibu ada dalam diriku. Aku memang sangat mirip dengan Ibu, hanya tinggi badan dan warna kulit saja yang berbeda.

“Kak Mahes yakin hari ini mau bertemu dengan Mbak Ningsih?“ tanya Dokter Darel sebelum masuk ke dalam mobil.

“I
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status