Share

Bab 39

***

Hari berikutnya Khana bergegas pergi ke markas sebelum Areta bangun dan menanyakan banyak hal.

Akan tetapi, kali ini Khana keliru. Ternyata Areta sudah tahu lebih dulu. Ia tersenyum miris dari jendela kamarnya menatap kepergian Khana yang terlihat begitu tergesa-gesa.

"Kau memang cerdik, Nona Khana. Namun, aku bukan bodoh untuk bisa kau kelabui," gumam Areta.

Dering ponsel yang berbunyi membuyarkan tatapan tajam Areta ke arah jalan yang membuat jejak Khana sudah hilang.

Sebuah panggilan suara tertera di layar handphone dengan bertuliskan nama 'Tuan Husein'

"Halo, Tuan! Senang sekali di telepon sepagi ini," seru Areta.

"Kamu akhir-akhir ini pandai merayu, Areta. Saya cuma mau bilang kalau saya nanti sore pulang. Tidak jadi menunggu beberapa hari," papar Husein.

"Oh, begitu. Ya sudah, saya juga mau menyampaikan sesuatu, Tuan."

"Katakan saja!"

"Nona Khana pergi pagi-pagi entah ke mana? Dia tak meminta izin atau berpamitan dengan saya."

"Biarkan saja. Tadi Nona Khana sudah meminta izi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status