Pak Burhan melihat kedatangan Maman dan Simon dengan muka cemberut.
Penampilan keduanya yang sok pintar cukup mengganggu pikiran pak Burhan, terutama hari ini, tiba-tiba anak baru yang dapat jabatan bagus membuat perubahan yang tidak sejalan dengan pemikirannya. Jika saja bukan karena dukungan pak Sumardi yang merupakan atasan langsungnya ia tidak akan membuat Maman dan Simon melakukan hal-hal yang tidak dia sukai."Kalian berdua duduk...!!!"Maman dan Simon mengganguk hampir serentak lalu menarik kursi dan duduk berhadapan dengan pak Burhan, posisi mereka yang berhadapan hanya dibatas meja kayu yang di cat cokelat keemasan."Kalian baru dikasih tanduk sedikit sudah mulai menanduk ya!?" Kata pak Burhan sambil menatap Maman dan Simon bergantian. Simon melirik sedikit ke arah Maman yang tetap tenang fokus memandang ke arah pak Burhan dengan tatapan yang santai seperti tak ada sesuatu yang harus ditakutkan."Apa maksudmu menjadikan Simon untuk memeriksa semua data yang masuk? Itu posisi yang belum pernah ada, lalu kamu fungsinya apa?" Kali ini pak Burhan langsung mengarahkan kata-katanya ke Maman."Boleh saya jawab pak?" Tanya Maman sambil tersenyum, ia tahu pak Burhan akan langsung menyerang dengan menggunakan keputusan Maman tentang posisi baru untuk Simon sebagai peluru, sudah saatnya untuk menunjukkan semuanya."Jawablah...dan jangan asal menjawab!" Pak Burhan mempersilahkan dengan ketus."Baik pak saya coba menjelaskan dengan sederhana...kami menemukan bahwa banyak data yang masuk tidak akurat bahkan jauh dari kenyataan yang ada dilapangan, dan ini sudah terjadi sejak bertahun-tahun".Maman memandang sejenak ke arah pak Burhan untuk melihat reaksinya, dari reaksi sekilas yang ditampakkan pimpinannya ini Maman tahu orang yang sekarang ada didepannya paham tentang hal itu namun bermaksud menyembunyikannya."Ada empat bagian yang banyak kesalahan datanya, dan ini tidak sesuai dengan fungsi tim data yang harus memberikan data riil kepada manajemen perusahaan supaya perusahaan tidak membuat keputusan yang salah".Maman menyodorkan sebuah amplop cokelat ke pak Burhan yang berisi dokumen kesalahan data yang telah dipersiapkan oleh Simon."Didalam amplop itu ada dokumen lengkap ketidak akuratan data dari keempat bagian yang kami curigai, di situ ada juga data pembanding sehingga bapak bisa melihat pada sisi mana data tersebut dikatakan tidak akurat"Pak Burhan mengeluarkan Bundelan kecil dokumen dari dalam amplop, ia kemudian membolak-balik dokumen itu dengan seksama, raut wajah pak Burhan berubah-ubah bahkan nampak kecemasan di raut wajahnya. Tak lama kemudian ia meletakkan dokumen itu dan memandang ke arah Maman kembali."Tidak ada yang salah dengan data itu, mungkin kau saja yang mencari-cari kesalahan" Pak Burhan berusaha menutupi apa yang baru saja ia lihat dari dokumen tersebut, dalam hati pak Burhan sebenarnya membenarkan semua yang ada di dokumen itu namun ego dan rasa irinya membuat dia mengabaikan fakta tersebut.Maman sudah mengantisipasi sejak awal tindakan pak Burhan, dia sudah tahu banyak hal yang akan ditutupi oleh atasannya ini sehingga akan mempersulit langkahnya dalam memperbaiki kinerja tim data control yang ia pimpin."Saya tidak mencari-cari kesalahan pak...bapak sudah lihat sendiri bagaimana perbedaan antara data yang dihasilkan oleh keempat bagian tersebut serta data pembandingnya"."Bagaimana bisa data itu dikatakan salah dan tidak akurat?" Pak Burhan tetap mencoba membuat Maman tersudut untuk mengacaukan rencana Maman, namun pak Burhan belum sepenuhnya menyadari jika Maman yang sekarang adalah seseorang yang punya ambisi besar untuk melakukan perubahan."Data akan menjadi salah dan tidak akurat ketika data itu diambil oleh petugas yang mengerjakan pengumpulan data tidak mengikuti prosedur yang ada, mungkin secara kasat mata tidak terlihat perbedaannya tetapi ketika data itu digunakan sebagai salah point analisa untuk mengambil keputusan maka akan nyata dampaknya terhadap perusahaan ini" Maman sengaja menjelaskan semua yang ada di dokumen itu secara garis besar, ia terlalu malas untuk menjelaskan dengan rinci karena ia tahu pak Burhan paham maksudnya namun atasannya itu pura-pura buta akan hal itu."Kalau boleh saya menambahkan pak..." Simon tiba-tiba bersuara, ia tidak mau sahabat karibnya yang sekarang telah menjadi koordinatornya terus disudutkan oleh pak Burhan."Saya beberapa hari ini melakukan uji data dari keempat bagian tersebut, saya menemukan bahwa data yang ada selama ini hanyalah data yang dibuat secara serampangan, contoh kecil saja dari bagian supply bahan, data yang muncul mengatakan semua bahan selalu tersupply secara merata ternyata data yang riil setelah saya check ada beberapa bahan yang kurang sehingga membuat komposisi bahan yang tersedia untuk satu produk tidak sesuai dengan komposisi yang diharuskan"."Siapa yang memberimu wewenang untuk menguji data?" Tanya pak Burhan dengan agak keras ke Simon.Sebelum Simon menjawab pertanyaan itu, Maman langsung menyambar dengan tegas."Saya pak!"Wajah pak Burhan semakin menegang, ia merasa kedua orang yang ada dihadapannya ini telah bersekongkol untuk melawannya, semakin nyata kebenciannya kepada Maman dan Simon."Saya juga sudah membuat keputusan untuk menempatkan Simon menjadi verifikator data, setiap data yang dihasilkan perhari dari semua bagian akan dia periksa kembali sebelum menjadi data resmi" lanjut Maman."Keputusan apa itu!?...itu hanya membuang-buang waktu...lalu fungsi kamu apa sebagai koordinator?" Tanya pak Burhan."Fungsi saya tidak ada yang berubah, justru langkah ini perlu saya ambil untuk memastikan bahwa data yang ada betul-betul valid sebelum saya masukkan ke dalam laporan data resmi".Pak Burhan hendak mementahkan kembali jawaban Maman namun terpotong karena tiba-tiba terdengar ketokan tiga kali pintu dan sebelum pak Burhan berkata pintu tersebut terbuka dan nampak sosok pak Sumardi masuk ke dalam ruangan. Sontak pak Burhan berdiri menyambut pak Sumardi diikuti juga oleh Maman dan Simon."Sebagai pemimpin harus berani melakukan dan menerima perubahan, kecuali pemimpin itu tidak mau kebiasaan lamanya diganggu" kata pak Sumardi sambil mendekat ke arah mereka bertiga, Maman lalu berinisiatif menarik sebuah kursi untuk pak Sumardi. Setelah duduk pak Sumardi lalu mengambil dokumen yang ada dihadapan pak Burhan dan membacanya dengan seksama, beberapa kali ia menghela nafas panjang sambil menggeleng-gelengkan kepala."Ini sudah terlihat kesalahannya, di dokumen ini jelas sekali...bagaimana bisa kamu mengatakan tidak ada kesalahan Burhan?".Raut pucat nampak di wajah pak Burhan dan dirinya mulai diserang keringat dingin."Bukan begitu pak...hanya saja...""Hanya saja apa!?...seharusnya kamu yang menjadi orang pertama yang menyadari hal ini bukan koordinatormu" pak Sumardi berkata sambil menatap pak Burhan dengan serius. Dalam hati pak Burhan mengumpat kenapa pak Sumardi tiba-tiba muncul dan melihat semuanya, saat ini kecemasan semakin membuat pak Burhan tidak nyaman."Mulai besok kamu saya pindahkan ke staff pemasaran, saya tidak tahu apakah itu sementara atau permanen tergantung dari keseriusan dan komitmen kamu dalam bekerja" pak Sumardi memutuskan nasib pak Burhan yang hanya tertunduk dan penuh dengki sekaligus dendam."Kepala produksi untuk sementara saya jabat rangkap sampai saya menemukan orang yang pas untuk menjadi kepala produksi yang baru" ujar pak Sumardi sambil berdiri, dan sebelum berbalik keluar ruangan ia berkata ke Maman dan Simon."Kalian berdua lanjutkan rencana yang sudah kalian buat, jangan sampai kesalahan yang sama terjadi lagi".Kelima sekuriti itu benar-benar berada dalam dilema besar. Hanya August yang sejak awal menentukan sikap untuk berada di sisi Maman.Mendengar hal itu, wanita pemilik kantin menatap Maman dengan tak percaya.Dari tadi ia mengira Maman hanya seorang karyawan yang terlalu ingin tahu. Tapi melihat tatapan dan kepercayaan diri lelaki tersebut, ia sedikit takut jika salah mengambil kesimpulan. "Kamu sebenarnya siapa? Apa hakmu untuk...""Diam kataku!." August kembali membentak sebelum wanita itu bisa menyelesaikan kata-katanya.Bentakan tersebut terdengar lebih menakutkan dari yang pertama. Wanita itu terlihat pucat, begitu juga dengan para pelayan yang ada di sampingnya. Beberapa karyawan yang masih ada di kantin itupun terkejut.Suasana menjadi hening, August menatap tajam ke arah pemilik kantin. Ia kemudian mengalihkan tatapannya ke para karyawan yang masih ada di tempa itu. "Kalian semua segera keluar dari sini!."Para karyawan yang tersisa segera beranjak meninggalkan kantin tersebut.
Setelah merasa keadaan Pak Sumardi baik-baik saja, Maman kemudian pamit. Tujuan berikutnya adalah langsung menuju ke tempat kerja, beberapa hal harus ia selesaikan selain mempersiapkan proses pengalihan jabatan manajer.Saat ini Maman telah berada di ruang kerjanya, di atas meja kerja bertumpuk sejumlah dokumen. Peristiwa penculikan Pak Sumardi membuat Maman belum sempat memeriksa isi dari dokumen-dokumen tersebut.Maman dengan seksama membaca isi beberapa dokumen. Beberapa kali ia mengangguk kagum saat melihat grafik data yang ditampilkan, kenaikannya cukup signifikan. Itu menandakan sistem yang sudah ia terapkan berjalan dengan baik. Selain itu, orang-orang yang ia pilih untuk menjadi garda terdepan untuk melakukan perbaikan telah bekerja dan berusaha untuk memberikan yang terbaik.Melihat hal tersebut, Maman menemukan komposisi yang tepat untuk mengisi sejumlah jabatan penting jika saatnya proses pengalihan jabatan manajer itu terjadi. Ia tahu mana orang yang bisa ia percaya setela
Keesokan harinya, Maman hari ini tidak langsung menuju ke tempat kerja, ia ingin bertemu dengan Pak Sumardi.Maman saat ini telah sampai di halaman rumah Pak Sumardi. Suasana di situ terasa lengang, tak ada orang yang terlihat berada di luar rumah. Maman menyimpulkan Pak Sumardi belum mencari pembantu dan tukang kebun yang baru.Maman mengetuk pintu rumah tersebut tiga kali, ia menunggu seseorang dari dalam membukakan pintu. Setelah merasa tak ada respon, Maman kembali mengetuk pintu. Lagi-lagi belum ada pergerakan dari dalam.Apakah terjadi sesuatu pada pasangan suami istri itu?.Harusnya mereka aman sekarang?.Maman merasa khawatir, ia segera menuju ke arah samping rumah dan menyusurinya. Seingatnya ada pintu penghubung di arah samping menuju ke dapur.Saat ia menemukan pintu itu, ia memutar kenop pintu, ternyata terkunci dari dalam. Dalam hati Maman semakin gelisah, seharusnya Pak Sumardi dan istri ada di rumah saat ini."Maman? Aku kira penjahat!."Mendengar suara itu, dengan refl
Haris mengerang dengan keras, tamparan Maman kali ini rasa sakitnya lebih besar terasa.Wajah Haris terlihat semakin membengkak.Maman berkata dengan dingin. "Aku tidak segan-segan menamparmu lebih keras lagi. Apakah kau masih bisa bertahan menahan sakitnya?."Haris tahu saat ini pertahanannya semakin rapuh, ia sendiri tidak yakin pada kemampuan tubuhnya untuk menahan rasa sakit yang lebih jika Maman menamparnya semakin keras. Mau tak mau ia harus menyerah. "Baiklah aku akan katakan yang sebenarnya."Maman menatap tajam ke wajah Haris sambil menarik paksa rambut pria itu ke arah belakang. "Katakan segera!."August yang sedari tadi hanya berdiri menyaksikan Maman menginterogasi Haris ikut membentak. "Jangan buang-buang waktu, cepatlah!."Haris semakin pucat, kedua pria yang membentaknya itu sama-sama hebat. Ia tak akan bisa melawan mereka meskipun punya kesempatan. "Aku...aku yang memberikan jalan pada para penculik itu masuk ke rumah."Mendengar penjelasan Haris, Maman semakin tajam m
Pak Rudi merasa cemas, bagaimanapun hal seperti ini tak pernah ia prediksi. "Keadaan semakin gawat, kita bisa jatuh dengan cepat." Kata Pak Rudi dengan nada bergetar.Semua petinggi keluarga yang hadir saling berpandangan, mereka jelas memahami situasi saat ini namun tak satupun yang punya ide untuk mengatasi hal tersebut.Sudah sejak lama mereka menikmati semua kemewahan yang didapatkan dari sejumlah proyek. Berbagai trik digunakan untuk mendapatkan keuntungan dari mempermainkan dana proyek.Kemewahan itu sebentar lagi akan lenyap jika mereka tak bisa mengembalikan keadaan. Ketika para investor mundur maka mereka tak punya lagi kekuatan untuk menjalankan proyek yang sedang dikerjakan oleh Pratama Grup. Mereka tidak siap untuk mengalami kejatuhan saat ini.Pak Rudi menatap tegas ke arah para petinggi keluarga. "Kalian semua harus membantuku untuk berpikir, jika ada yang mempunyai ide segera katakan sekarang!."Saat mendengar perintah Pak Rudi, para petinggi keluarga itu kemudian sali
Maman kemudian mengeluarkan ponselnya, ia harus segera menghubungi Pak Suryawan. "Halo Maman, Bagaimana?." Tanya Paman Suryawan di ujung telepon."Aku mau bertanya Paman, apa sudah ada petunjuk tentang siapa yang berada dibalik penculikan Pak Sumardi?.""Menurut informanku, beberapa anak buah Gordo semalam berencana menculik seseorang." Jawab Pak Suryawan. "Kemungkinan besar itu adalah Pak Sumardi."Gordo? Mendengar nama itu Maman langsung teringat dengan apa yang diinfokan Odie tadi siang. "Gordo ini merupakan pemasok bodyguard sekaligus penyedia orang-orang yang bisa melakukan pekerjaan kotor untuk Pratama Grup." Sambung Pak Suryawan."Berarti cocok dengan dugaanku." Balas Maman. "Karena lokasi Pak Sumardi disekap ada di pelabuhan yang dipenuhi barang-barang dengan tulisan Pratama Grup.""Kata Pak Sumardi tadi, Paman Suryawan harus segera bertindak." ***Saat ini, di rumah Pak Rudi terlihat para petinggi keluarga sudah hadir. Mereka sedang m