Nature Squad

Nature Squad

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-11
Oleh:  seni_oktOngoing
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
10 Peringkat. 10 Ulasan-ulasan
56Bab
4.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Apa yang ada dibenakmu ketika mendengar kata Nature? Laut? Hujan? Gunung? Atau justru sebuah nama dari produk kecantikan? Namun, sayang sekali Nature di sini bukanlah tentang itu. Nature dalam cerita ini atau lebih tepatnya Nature Squad adalah sebuah nama dari para perkumpulan anak remaja SMA yang memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda. Sebut saja salah satu tokohnya Samudra. Seorang anak remaja kelas 2 SMA yang memiliki kepribadian ceria dan seperti tidak memiliki beban hidup. Dia jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Mungkin untuk sebagian orang itu adalah hal klise dan tidak akan berdampak apa-apa. Namun, bagaimana jika jatuh cinta adalah sesuatu yang dilarang untuknya? Bukan karena takut arti persahabatan hilang tapi karena sebab yang jauh lebih berat? Bahkan bisa mengancam nyawa? Jalan apa yang akan Samudra ambil? Apakah tetap mempertahankan perasaannya yang mungkin saja akan berakibat fatal untuknya, atau melepaskan perasaannya demi orang-orang yang ia sayangi? Ayo ikut bersamaku untuk menjadi saksi dari perjalanan hidup anak-anak remaja ini. Bukan hanya persoalan asmara, tapi bagaimana mereka bisa mengendalikan ego satu sama lain untuk mempertahankan 'Nature Squad' tetap ada.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1-Spidol Merah

"Aden nya belum pulang, Non," kata Teti, pekerja di rumah keluarga Aprilio, “mau nunggu di kamar aden saja?”

"Gak apa-apa Bi, aku tunggu di sini aja," balas Rain dengan ramah.

"Non mau minum apa? Biar Bibi buatkan," tanyanya menawarkan barangkali gadis cantik itu haus atau menginginkan sesuatu.

"Minuman paling sehat pastinya Bi," jawab Rain menjeda perkataannya, "air putih."

Teti langsung mengangguk lalu setelah itu pergi ke dapur untuk membuatkan pesanan dari sahabat majikannya. Rain mendengkus seraya mengerucutkan bibirnya.

Ya, Rain saat ini berniat bercanda, tetapi nyatanya tidak berpengaruh apa-apa pada wanita setengah abad itu.

"Menyebalkan. Sepertinya aku memang tidak berbakat ngelucu." Monolog gadis itu masih memasang wajah kesalnya.

Beberapa menit kemudian Teti sudah kembali dengan membawa segelas air putih dan juga beberapa camilan. Mood gadis itu yang awalnya buruk tiba-tiba kembali baik setelah Teti membawakan camilan kesukaannya. Apa lagi kalau bukan brownies coklat dengan topping keju cedaar di atasnya. Hmm so yummy!

Setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih, dalam hitungan detik ia langsung mengeksekusinya sembari menonton acara TV yang sedang berlangsung.

"Eh, ada Rain," ujar Dewi, ibunya Samudra yang baru keluar dari kamarnya dengan sebelah tangan menarik koper besar berwarna hitam.

"Cari Sam?" tanya Dewi setelahnya.

"Hehe ... iya, Tan." Jawab Rain sembari mengusap tengkuknya yang tertutupi oleh rambut hitam panjangnya.

"Tadi, Sam pamit mau ke seberang. Katanya mau beli camilan, paling sebentar lagi juga pulang. Kamu tunggu di atas aja," suruh wanita paruh baya tersebut.

"Gak papa Tan, aku tunggu di sini aja," tolak Rain dengan sopan.

Mana mungkin ia menunggu di kamar pemuda itu. Walaupun mereka telah bersahabat cukup lama bahkan keluarga mereka juga sudah sangat dekat, tetapi baik Rain maupun Samudra sangat pantang melakukannya.

"Ya sudah kalau Rain mau tunggu di sini, tapi maaf ya Tante gak bisa temani. Tante harus pergi ke Surabaya." Balas Dewi yang sudah siap dengan koper besarnya serta sesekali melirik jam tangan yang melingkar indah di pergelangan tangannya.

"Anggap aja rumah sendiri ya, Sayang." Lanjutnya seraya mengusap lembut surai panjang Rain yang dibiarkan tergerai.

"Siap Tante." Rain mengangkat tangannya membuat gerakan hormat, kemudian kembali asyik dengan camilan-camilan di depannya. Bosan menunggu, Rain merebahkan tubuh mungilnya di sofa dan dalam hitungan menit ia sudah pergi ke alam bawah sadarnya. Benar-benar mendengarkan kata mamanya Sam, anggap rumah sendiri.

***

“Assalamualaikum, Sam pulang,” ucap salam pemuda itu seraya berjalan santai ke dalam rumah sembari menjinjing sekresek besar berbagai camilan yang ia beli di toko torseba di seberang.

Samudra mendengkus kala tidak ada seorangpun yang menjawab salamnya. Pemuda itu yakin jika ibunya telah berangkat ke Surabaya seperti yang ibunya katakan tempo hari padanya, sedangkan Bi Teti pasti sedang berada di dapur.

“Huh, dahlah lebih baik aku ke kamar,” pikir Samudra.

Namun, saat di ruang keluarga ia melihat televisi menyala dan seseorang yang sedang tertidur di atas sofa.

“cantik,” gumam Samudra seraya memperhatikan bagaimana damainya gadis itu tertidur. Namun, hanya beberapa detik ia memperhatikannya. Karena setelah itu ia pergi ke atas untuk mengambil sesuatu dan kembali ke bawah setelah menemukan barang yang dicarinya.

“Aku akan membuat karya terbaik di sini,” bisik Samudra menahan agar tidak terkikik saat melakukan aksinya. Ia mencoret-coret wajah Rain menggunakan spidol merah dan gadis itu sama sekali tidak terusik.

***

"Selamat pagi Tuan Putri," sapa Samudra memberikan senyuman terbaiknya.

"Uh … selamat pagi? Ini sudah sore astaga," balas gadis itu masih setengah sadar.

Samudra mendengkus seraya menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. "Sudah tahu sore kenapa Anda malah tertidur mana ngiler lagi."

"Saya kan menunggu Anda bapak Samudra yang terhormat!" Jawab Rain mengikuti gaya bicara pemuda itu kemudian bangun merubah posisinya menjadi duduk berhadapan dengan Samudra.

"Lagian pergi jajan aja kaya pergi ke hutan belantara … lama banget." Protes Rain sembari mengerucutkan bibirnya.

Lagi-lagi Samudra hanya mendengkus serta mencondongkan tubuhnya ke arah Rain. "Pasti lagi kesal sama abang kamu kan?" tebaknya.

Gadis itu sama sekali tidak berminat untuk menjawab pertanyaannya. Ia hanya diam kemudian sedetik kemudian merebut bingkisan yang ada di tangan pemuda itu dan membuka camilan tersebut lalu memasukannya ke dalam mulutnya padahal sebelum tidur Rain sudah menghabiskan sepiring kue brownies keju. Badan kecil tapi makannya banyak kalimat untuk mendeskripsikan si cantik Rain.

"Oke, karena kamu diam berarti aku anggap jawabannya iya," putus Samudra.

"Iya. Puas?" jawab sekaligus tanya Rain dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Udah sana pulang! Ini rumah bukan tempat wisata yang bisa menghilangkan bad mood." Timpal Samudra seraya merebut kembali bungkus makanannya dan langsung memasukan semuanya ke dalam mulutnya.

"Ngusir?" tanya Rain bertambah kesal, tetapi masih mencoba untuk menahannya.

"Iya," jawab Samudra dengan nada datar.

Gadis itu mendengkus sembari menghentakkan kakinya ke lantai. "Sam nyebelin!"

Setelah memastikan gadis itu benar-benar telah pergi, Samudra tertawa terbahak-bahak membayangkan hasil karyanya di wajah gadis itu.

***

Rain pergi dari rumah Samudra dengan perasaan marah dan juga kesal. Belum juga kesalnya pada sang kakak hilang kini harus ditambah lagi dengan sikap menyebalkan sahabatnya tersebut.

Sedikit informasi Rain kesal pada kakaknya karena tadi pagi dia meninggalkannya hanya karena Rain terlambat bangun, dan akibat kelakuan sang kakak ia jadi terlambat sekolah serta mendapat hukuman membersihkan perpustakaan yang luasnya seperti dua bahkan tiga kali lebih besar dari ruangan kelasnya.

"Mbak Rain?" tanya ojol ketika melihat seorang gadis cantik berpenampilan sedikit aneh sedang berdiri di depan gerbang rumah seseorang.

"Iya. Gas, Mas," ujar Rain jutek, lalu langsung mengambil helm dari ojol tersebut serta naik ke atas motor.

"Mbak, maaf, itu mukanya kenapa?" tanya ojol dengan hati-hati.

"Mas bisa langsung jalan aja gak? Saya lagi gak mood jawab pertanyaan Mas nya," balas gadis itu masih saja dengan nada jutek.

Ya, ini salah satu sifat buruknya. Marah kepada siapapun jika perasaannya sedang jelek.

Di dalam pikirannya Rain hanya ingin cepat sampai rumah lalu diam di dalam kamar, berharap tidak bertemu dengan kakaknya ataupun Siapapun.

***

"Mbak," panggil mas ojol setelah mereka sampai ke tempat tujuan.

"Kembaliannya ambil aja Mas, makasih," kata Rain hendak masuk ke dalam rumah.

"Eeuuu ... bukan itu Mbak, tapi itu …." Mas ojol menunjuk helm putih yang masih terpasang dengan aman di kepalanya.

Rain langsung mengikuti arah tunjuk mas ojol tersebut. Setelah menyadari ada sesuatu di atas kepalanya ia langsung berdeham seraya langsung melepaskannya dan buru-buru masuk karena tidak mau malu lebih dalam lagi.

Ternyata keadaan tidak berpihak kepadanya. Baru membuka pintu ia sudah disambut oleh tawa keras Dirgantara, sang kakak.

"Ih gila ya? Diem! Gak ada yang lucu. Aku masih kesal ya sama Bang Di," ujar Rain memasang wajah galaknya.

"Kamu habis main di TK mana?" tanya pemuda yang dianggil Bang Di, atau lebih tepatnya Dirgantara.

"Apaan sih gaje!" sewot Rain seraya ingin naik ke atas untuk segera masuk ke dalam kamarnya seperti yang sudah ia rencanakan sebelumnya.

"Ya ampun ngegas mulu. Ngaca sana!" Perintah pemuda bertubuh jangkung itu sembari menunjuk cermin dengan dagunya.

Gadis itu memutar bola matanya dengan malas seraya mengikuti perintah dari sang kakak dan saat pantulan wajahnya terlihat di cermin, mata Rain membulat sempurna ketika melihat wajah cantiknya penuh dengan coretan abstrak dengan spidol merah menyala. Oh semoga ini bukan pkai spidol permanen, harapnya.

Rain langsung tahu siapa yang melakukan ini padanya. Dan dugaannya tepat sekali ketika ponselnya berbunyi tanda ada pesan masuk. Rain mengeceknya dan tertulis kontak Samudra di sana.

Sam si jail |18:00

Gimana mahakaryaku? Bagus kan😁

Melihat ekspresi sang adik, Dirgantara langsung memundurkan langkahnya untuk melindungi gendang telinganya.

“Satu … dua … ti ...,” hitung pemuda itu.

"Samudra!" Teriak Rain kepada ponsel malangnya yang tidak bersalah karena harus menjadi pelampiasan kemarahan gadis cantik itu.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Ulasan-ulasanLebih banyak

Kariani Sukadi
Kariani Sukadi
Aku mampir ya thor
2022-02-09 21:08:06
1
0
Dede S
Dede S
typo 🥲 you can do it
2021-08-10 13:21:56
0
0
Dede S
Dede S
you can di it!
2021-08-10 13:21:29
0
0
youarestarsx
youarestarsx
nice story thor, next ya!
2021-07-19 13:38:55
1
0
Fitriani Nastar
Fitriani Nastar
Cerita kak Seni keren banget, sih. Ini gila bagus banget!!!❤️😆
2021-05-28 18:25:36
1
0
56 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status