Share

.7

Auteur: Ria Abdullah
last update Dernière mise à jour: 2024-08-01 09:12:07

"Apa ini?"

"Seperti yang ayah lihat, aku tak terima perselingkuhan," jawabku tanpa ekspresi.

Ayah mertua yang tadinya nampak ingin berteriak lagi, langsung terdiam dan menghela napas.

"Pulanglah kamu, jangan bikin aku malu," usir mertua lelakiku.

"Apa ada penjelasan tentang yang baru saja kutemukan?" Tentu saja aku penasaran Apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa ada hubungan yang terjalin tanpa sepengetahuan ku sementara mereka sendiri juga tahu kalau Mas Arga sudah punya istri. Keluarga macam apa mereka.

"Tidak ada, yang pasti kami mengetahuinya," jawab beliau.

Apa yang lebih mencabik-cabik hatiku lebih daripada perselingkuhan Mas Arga, ialah menyadari kenyataan bahwa mertua mendukung hal itu, lalu aku seperti orang bodoh yang tidak menyadari apapun.

"Mengapa Ayah membiarkannya? bukankah ayah adalah pemimpin keluarga, mengapa ayah membiarkan ketidak-adilan terjadi di sini?"

"Aku tidak melihat ada hal yang salah kenyataannya anakku memang lebih bahagia dengan perempuan itu. Kau bisa apa?"

Mendengar jawaban menyakitkan itu tubuhku langsung menggigil, entah belum bisa menerima atau memang sangat syok tapi yang pasti tubuhku menggigil kedinginan dalam arti sebenarnya, badanku panas dingin seolah akan demam, tungkaiku makin lemas dan kepalaku mendadak pusing.

Aku limbung, nyaris terjatuh menabrak lemari yang ada di belakangku, sementara wanita itu diajak mbak Feni untuk memperbaiki penampilannya.

"Ayo masuk, biarkan dia," ajak iparku dengan tatapan dingin padaku.

Aku tak menyangka bawah iparku yang dulu baik sekali dan perhatian itu ternyata dia telah berubah dalam beberapa saat saja, seingatku, aku tidak pernah berselisih paham atau membantah pembicaraan dengannya, bagaimana mungkin semua kebaikanku rusak oleh setitik cari muka pelakor tidak berguna macam Gita.

"Lalu, apa solusinya untukku dan Hafiz? jika sudah begini aku yakin suamiku tak main-main dengan hubungannya," ucapku dengan air mata yang meleleh lagi.

"Kalau kamu mau bertahan kami akan berterima kasih Tapi kalau kau ingin bercerai Makassar akan Hafiz kepada kami!"

"Kalau begitu tidak akan ada pilihan yang bisa membahagiakanku,

ayah," ucapku.

"Kamu sudah mendapatkan apa yang diinginkan seorang Istri selama 2 tahun, kasih sayang dan cintanya kurasa itu cukup untukmu," jawab pria itu sambil berlalu.

"Bagaimana jika hal yang sedang kualami sekarang terjadi juga pada Mbak Feni?"

Ucapanku barusan serentak membuat semua orang menoleh padaku, ibu mertua terlihat panik dan berusaha membuat suaminya untuk mengendalikan ucapannya padaku.

"Ayah ... gak enak sama dia ...."

"Gak enak saja, Bu, tidak ada perasaan lain?" Rasanya aku tidak bisa melanjutkan ucapanku karena air mata yang berderai, hidung tersumbat dan tenggorokanku sakit. Aku lemas, ingin terjatuh tapi sekuat tenaga kupertahankan lututku untuk menahan bobot tubuh.

"Kelihatannya aku memang tidak cocok berada di tempat ini ..." Aku langsung bergegas pergi tapi kepalaku sakit tak sengaja aku limbung dan terjatuh ke arah pintu kamar ibu.

Daun kayu itu terbuka, aku terjungkal ke kamar mertua dan membuatku menyaksikan sebuah pemandangan mengejutkan di dalam sana.

Rangkaian seserahan, ya, hantaran dengan kotak kaca yang disusun rapi, ada inisial nama Gita dan Mas Arga di dalam ornamen berbentuk pasangan pengantin, lalu ada seperangkat emas berikut juga seserahan lain yang terlihat mewah.

"Ternyata rencana mereka sudah sematang Ini, sementara bodohnya aku tidak menyadari apapun," gumamku dengan buliran bening yang jatuh ke sudut bibir. Melihatku menyaksikan semua itu, orang orang tertegun dan salah tingkah.

"Mas Arga, jadi kamu akan menikah dalam waktu dekat ...?"

Aku tak mampu untuk memaksakan diri tegar karena kali itu pertahananku bobol, aku menangis tersedu-sedu di hadapan semua orang, aku tidak mampu mempertahankan image atau bersikap seakan-akan kuat melihat semua itu, padahal perasaan ini sudah hancur lebur tak berbentuk, duniaku hancur di depan mata, aku seakan kehilangan segalanya.

Kucoba mengumpulkan kekuatan untuk berkata sekali,

"Baiklah, dengar Mas Arga, jika kau memilih wanita itu untuk meninggalkanku aku tidak masalah dengan itu. Akan kujadikan luka dendamku sebagai cambuk agar aku bisa berhasil hidup tanpamu. Jangan datang padaku lalu menyesal dan minta kembali lagi karena aku akan menceraikanmu!" ujarku dengan ucapan berapi-api.

"Irma, dengar ....."

"Tidak! Sudah cukup!" teriakku murka kupandangi wajah semua orang dengan amarah yang membuncah, termasuk ayah mertua yang dulu amat kuhargai.

"Ada apa menatap kami seperti itu?"

"Aku melihat wajah-wajah pengkhianat yang kejam," jawabku dingin, berani dan tak ragu sama sekali.

"Berani sekali kamu, lancang ya!" Mertua lelakiku datang dan bersiap menamparku, tapi aku tak kalah jingga kutangkap lengannya lalu menghempaskan kembali tangan pria tua bertubuh tinggi tegap itu.

"Ayah tidak berhak memukulku, sementara ucapan dan perbuatanku adalah bentuk kekecewaan, kalian semua menipuku, kalian pembohong bermuka dua. Jangan coba-coba untuk mengangkat tangan Ayah lagi karena aku tidak dilahirkan untuk dipukuli!" jawabku sambil beranjak pergi.

"Irma .... Irmayanti, jika kau hentikan langkahmu maka aku akan menceraikanmu!" ancamnya.

"Siapa yang peduli dengan ancaman talakmu, tanpa kau jatuhkan pun, aku hendak menggugatnya!"

Kutinggalkan tempat itu dengan perasaan remuk redam, aku tidak akan pulang lalu meraung-raung di depan Ibuku, tapi yang harus kupikirkan adalah duduk dan merenung, memikirkan sesuatu untuk membalaskan dendam kepada mereka semua, satu persatu! Lihat balasan mengerikanku!

Continuez Ă  lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (2)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
balas semuanya irma jangan buat mereka bahagia di atas luka yg km rasakan
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
duuuh....kenapa gak diancurin itu semua serah2annya. Irma... stay cool stay staft, ada Allah bersamamu.
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYA   56

    Prang!Prak!Suara sepatuku memukul helm Mas Arga dengan kencang. Pria itu nyaris terjatuh dari motornya andai tidak menahan keseimbangan. "Astaga ... kamu kenapa Irma.""Kamu yang kenapa ngikutin aku terus? kamu dah gila ya Mas?""Aku gak ngikutin kamu, kamunya aja yang kepedean," jawabnya sambil melepas helm dan mengusap kepalanya yang kupukul tadi."Arah kantor kamu gak di sini Mas, tapi di jalur berbeda kamu gak malu mas dengan baju dinas keliling ngikutin aku dan suami, kamu gak malu pada keluargamu dan keluarga mertuamu?""Hei, aku gak ikutin kamu, aku cuma mau ke toko sparepart yang ada di jalan Ahmad Yani, kepedean kamu," balasnya."Kamu pikir aku gak lihat kamu ngikutin dari arah rumah? Awas ya Mas, kalau masih ngikutin aku, kulaporkan kamu ke polisi.""Lapor saja, aku ga takut polisi!""Hah, percuma bicara," balasku sambil membalikkan badan dan kembali ke mobil."Sombong sekali kamu, mentang mentang punya suami baru," ucapnya berteriak."Biarin!"" ... nanti juga kamu mento

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYA   55

    "Darimana Sayang?" tanya Mas Adit ketika aku baru saja masuk ke kamar."Menemui tamu yang tidak diharapkan," jawabku sambil tersenyum padanya."Apa ada tamu yang tidak diharapkan?""Ya, ada, jenis tamu pengganggu yang akan merusak segalanya.""Siapa orangnya?""Istri mantan suamiku.""Ada apa dengannya?" suamiku langsung mengerjab dan bangkit dari pembaringannya."Dia merasa bahwa Mas Arga masih denganku dan terobsesi pada diri ini. Aku sangat tidak nyaman dengan itu," balasku."Kemarilah," ujarnya memberi isyarat, kuhampiri dia, kubawa diriku ke dalam rangkulannya serta kuletakkan kepala di atas bahunya."Dengar sayang, di rumah tangga kita hanya kita yang bisa menentukan bahagia atau tidaknya, mereka orang luar hanya segelintir gangguan yang tidak perlu dianggap serius.""Aku setuju dengan ucapanmu, Mas.""Jika istri mantanmu merasa risih tapi kau sama sekali tidak berhubungan dengan suaminya, maka kau tidak perlu khawatir dengan semua tuduhan itu. Selagi tidak ada bukti, anggap sa

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYA   54

    Tentu saja orang-orang langsung berkerumun memperhatikan pria yang baru saja selesai bernyanyi tiba tiba langsung pingsan saja. Terlebih pingsannya di pelaminan tentu makin mengundang perhatianlah dia."Astaga dia siapa?""Arga mantan suami Irma," jawab seorang pria yang mengenal."Ya ampun, kasihan ....""Mungkin gak kuat menerima kenyataan," ujar yang lain. Reaksi orang beragam, ada yang tertawa, ada yang menatap miris dan lain pula reaksi kedua orang tuaku yang berdiri berdampingan sebagai pendamping pengantin mereka nampak sangat marah dengan keberadaan Mas Arga."Lagipula ngapain sih harus datang ke sini, nyusahin aja!" geram ayah dengan kesalnya."Mungkin dia ingin melihat Irma," jawab Ibu sambil mendekat dan memperhatikan mantan menantunya."Kayaknya bapak ini kelelahan, stress dan dehidrasi, mungkin seseorang bisa hubungi ambulans," ucap seorang temanku yang merupakan seorang petugas kesehatan, dia tadi memeriksa nadi dan wajah Mas Arga dan langsung menyimpulkan."Iya mari g

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYA   53

    Tadinya aku akan melangsungkan pesta pertunangan dan memberi waktu lebih banyak untuk penjajakan hubungan dengan Mas Adit. Tapi karena Mas Adit tidak sabar untuk segera menghalalkan hubungan, ditambah dia juga sudah dekat dengan ayah dan ibu, maka aku tak punya alasan untuk menolak.Bukankah, sebaiknya pernikahan dipercepat dan perceraianlah yang harus ditunda. Ada kalanya niat baik memang tak harusnya dipendap lebih lama. Khawatir gagal atau malah tertikung orang lain."Calon Nyonyaku, maukah kita percepat niat baik kita untuk merajut hubungan ke jenjang yang lebih serius?" Tiba tiba kekasih tampanku menghampiri dengan secarik kertas yang ditulis demikian."Apa ini?""Ya, itu ...." Dia mengangkat alis memintaku membaca ulang memo tempelnya. Bayangkan ... dia menempel itu di layar komputerku."Astaga, Mas Adit, lebay tahu gak sih, dilihat orang ...." Kucabit segera memo sambil tertawa."Ya enggak apa apa, aku cuma butuh jawaban.""Secepatnya," jawabku singkat."Kapan, kamu sih, PHP te

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYA   52

    Karena tidak mau terburu-buru menikah sebelum puas saling menjajaki, kuputuskan untuk melakukan acara lamaran dan pertunangan agar tali kasih di antara kami bisa diikat dalam satu janji.Kubagikan undangan pertunangan pada teman teman kerja di lingkungan kantor, kuminta dengan ramah dan sopan agar mereka berkenan datang untuk memberikan doa serta dukungan mereka. Kuserahkan amplop bersampul hitam putih dengan gambar bunga itu kepada Dina dan Reni, termasuk Ivanka, wanita yang menaksir pada calon suamiku. Dia yang kebetulan lewat kuhentikan dan dengan santun kusodorkan undangan itu."Mbak, aku mengundangmu," ucapku pelan. Sesaat wanita itu tertegun namun dia tetap menerima undanganku. Ditimbangnya amplop berukuran sedang itu dengan senyum miris, kalau dia menggumam sambil menggeleng pelan."Terima kasih, tapi sepertinya, aku tak bisa hadir," jawabnya dengan senyum kecut. Bahkan dia belum membukanya sehingga bisa tahu kapan dan hari apa, dia menunjukkan penolakan itu karena sudah jelas

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYA   51

    Benar saja, sekitar dua puluh menit kemudian, aku bisa melihat pantulan cahaya motor di jendela kamar. Aku bangun memeriksa dan benar saja, itu adalah motor Gita. Sayup sayup kudengar mereka berdebat dengan teriakan, diantara rinai hujan dan petir malam.Kucoba menajamkan pendengaran dan memindai apa yang mereka lakukan."Aku nanya Mas, kamu lagi ngapain di sini?""Udahlah, itu bukan urusanmu, aku lagi mau ngomong sama ibunya Hafiz!""Tapi, ini hujan dan sudah malam, Mas. Ada apa kamu Mas?"Wanita itu mencengkeram bagian depan baju suaminya dengan kesal. Jilbab, wajah dan cardigannya basah tersapu hujan yang turun deras."Aku harus bicara. Itu tidak ada kaitannya denganmu," jawabnya sambil menghempas tangan sang istri."Kalau kamu gak ikut pulang sama aku, kita cerai aja Mas, itu artinya kamu gak mentingin aku!""Ya Allah, kamu pulang aja, aku masih ada urusan!"Mas Arga membentak Gita dengan kesal. "Oh ya ... jadi mau aku panggilkan Mbak Irma ke dalam, mau aku bilangin ke dia kala

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status