Share

17. Di masa depan

Bagas, pria yang masih menatap ponselnya itu menarik nafas dalam. Tangannya terus memegangi ponsel yang menyala dengan pesan yang masuk berkali-kali dari Maya. Sampai wajah carmen yang sembab dengan hidung merah dan dengkul di tempeli plester terlihat di layar ponsel. Membuat perasaannya yang sudah tak menentu makin kacau saja.

"Arimbi nakal, Pi. Aku didorong sampai jatuh."

"Sakit banget, Pi."

"Keluar darah banyak."

"Tapi, Arimbi gak mau minta maaf sama aku."

"Arimbi, jahat sama aku, Pi."

Ucapan carmen yang menelponya beberapa saat lalu membuat hatinya gusar. Apalagi ucapan Maya yang tampak sangat tak terima anak mereka disakiti Arimbi yang juga putri Bagas dengan wanita yang sedang berbaring diatas bangsal rumah sakit.

Wanita yang mungkin tak akan lagi bangun karena mati otak.

"Apa yang diajarkan Arum pada putrinya itu?" ucap Bagas pelan mengulang ucapan Maya, yang membuat Bagas s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status