Beranda / Romansa / LOVE AND TRUTH / STEFEN, APA KAU JUGA MENYUKAIKU?

Share

STEFEN, APA KAU JUGA MENYUKAIKU?

Penulis: NIESCOOL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-26 13:49:30

"Anda ingin menyewa kami untuk melakukan pekerjaan macam apa?" tanya Stefen. Kali ini Stefen mendapatkan klien dari putri bangsawan istana kekaisaran. di sampingnya ada Laura yang menemaninya sebagai asisten.

Mata putri itu menatap Laura.

"Dia seorang pria, kan? tapi wajahnya sangat cantik," ucap putri sembari menunjuk pada Laura, membuat Laura mematung karena baru kali ini dia disebut cantik.

Benarkah? Aku cantik?

"Bagaimana kalau kau jual dia padaku? Di kalangan bangsawan, ada sebuah tren dengan memiliki seorang babu untuk dipukuli," terang putri semakin membuat Stefen dan Laura tak mengerti.

"Jual dia padaku! Akan kubeli dia dengan harga yang bagus," senyum putri. Stefen yang mendengarnya langsung geram.

"Pemimpin macam apa yang menjual anggotanya sendiri?"

"Berhentilah sok suci. Di zaman sekarang, memangnya masih ada yang namanya loyalitas? yah, aku toh tidak berharap bisa membawanya pulang denganku hari ini juga," terang sang putri sembari berdiri sebelum meninggalkan tempat.

"Kalau kau ternyata tertarik menjualnya, kirimkan saja pesan ke kediaman Marquis Hauren. Namaku Astra."

Blam. Putri Astra telah pergi kembali ke kediamannya.

***

Suara angin dingin di tengah musim salju yang sudah semakin tebal. Kali ini tentara bayaran SERK mendapat pekerjaan untuk mengawal pulang pangeran ke kediamannya. Namun, ditengah perjalanan mereka yang dikelilingi oleh pohon-pohon besar. Sekelompok penjahat bersenjata yang bersembunyi berhasil menyerang. Insting Laura yang sangat kuat berhasil menangkis panah dari penjahat.

Prak.

"Perhatian semuanya! Hati-hati ada yang menyerang!" teriak Laura setelah berhasil menangkis sebuah panah.

Semuanya mengambil posisi untuk melindungi kereta pangeran.

Syut

"Arghhhh." Beberapa panah berhasil mengenai beberapa orang.

"Semuanya,  lindungi kereta kudanya!"

Para gerombol itu turun dan menghadapi anggota tentara bayaran termasuk Stefen. Seorang penjahat berhasil mengendap untuk menjatuhkan Stefen, namun Laura berhasil melihat dan menolong Stefen.

"Stefen!" Laura berhasil mendorong jauh Stefen.

"Laura!" Stefen terkejut seorang pria bertubuh besar, hampir saja akan menghunus kapak yang ia pegang ke tubuhnya, namun Laura berhasil menolong dan menangkisnya.

"Heh. Kau bisa menahannya berapa lama? Pria lemah," ujar pria jahat dengan tubuh besar. Ia terlihat seperti pemimpin gerombolan yang meluncurkan panah.

Laura menahan kapak dengan pedangnya. Namun, kekuatan pria bertubuh besar itu sangat kuat.

"Ugh!" Laura sudah tidak dapat menahan lagi.

"Hehe," penjahat itu tersenyum.

"Estel! Minggir!"

Dengan cepat penjahat itu mengambil panah.

Jleb.

Panah yang cukup tajam ia tarik hingga luka di paha Laura melebar seperti garis.

"Argghhhh!" teriak Laura kesakitan.

"Estel!" teriak Stefen, ia langsung bangkit dan mengambil belati uniknya.

Zrashhh

Tepat di leher penjahat, belati tajam itu berhasil membuat penjahat itu kesakitan dan lengah. Dengan aura yang menakutkan, Stefen mengambil pedang dan tepat di kepalanya ia berhasil membunuh kepala pemimpin para penjahat.

Darah yang mengucur di paha Laura, membuat mata Laura kabur, hingga ia terjatuh pingsan.

****

"Aku tahu kalian dekat, tapi dia bahkan bukan saudara kandungmu, 'kan? Bagaimana bisa kamu malah meninggalkan klien kita dan memilih untuk merawatnya?" kesal Baron. Laura terluka parah dan pingsan. Stefen memilih untuk merawatnya di suatu penginapan setelah gerombolan penjahat itu berhenti menyerang dan kabur.

"Bisa-bisa penilaian terhadap kita menurun!" gerutu Baron. Samar-samar Laura terbangun dan mendengar percakapan Baron.

"Apa itu Baron? Di mana aku? Ini ... sebuah penginapan?" tanya Laura setelah melihat ruangan yang berbeda.

Selintas Laura mengingat ingatan sebelum dia pingsan. Penjahat itu hampir akan membunuhnya. Namun, belati Stefen berhasil membuatnya terluka.

Aku samar-samar ingat apa yang terjadi sebelum aku kehilangan kesadaran, tapi ... kalung belati yang sangat Stefen  jaga baik-baik. Dia tidak pernah mengeluarkannya lagi setelah menggunakannya untuk memotong rambutku, tapi dia merelakan kalungnya yang berharga itu ternoda darah demi menyelamatkanku. Mungkinkah dia memiliki perasaan yang sama denganku?

Laura kembali tertidur.

Malam harinya, Mata Laura tiba-tiba terbuka, ia mengingat bagaimana dengan tugas tentara bayaran yang sedang dilakukan Stefen.

"Sejak kapan aku tertidur?"

Namun, dilihatnya Stefen sedang terduduk dan tertidur di kursi di sampingnya. Laura sedikit tersipu malu. Wajah tertidur Stefen yang begitu terlihat damai dan tampan.

"Sepertinya dia memilih untuk merawatku." Pandangan Laura tertuju pada bibir Stefen yang tertidur. Entah apa yang terjadi, dia tidak hanya ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sangat besar pada Stefen yang selalu membantunya. Hasrat yang dia inginkan juga merasa sulit ditahan kali ini hingga ia mengecup bibir Stefen.

Deg deg deg

Stefen. Apa kamu benar-benar merasakan perasaan yang sama denganku?

Mata Stefen terbuka. Membuat Laura terkejut. Laura jadi canggung telah berbuat tidak sopan.

"Er ... anu ... maafkan aku."

Namun, Stefen malah langsung menarik kepala Laura dan menciumnya lembut.

"Mmmphh." Laura sangat terkejut. Stefen menciumnya hingga menjatuhkannya ke tempat tidur.

Tapi tiba-tiba Stefen berhenti dan mundur, lalu pergi tanpa sepatah kata pun.

"Stefen?"

Laura sedikit cemas, bahkan Stefen menutup pintu dengan sangat keras.

'AKU SUDAH MERUSAK STEFEN'.

Stefen kembali ke kamarnya. Ia merasa bingung dengan perasaan yang ada di hatinya, dadanya berdetak kencang.

"Apa ini? Aku memiliki perasaan pada  Laura? Cinta tidak pernah ada dalam hidupku! Hubungan palsu yang akan merusak semuanya! Apa Laura ... mencintaiku? Dia menciumku," Stefen kembali mengingat ciuman itu.

Sebuah surat yang masih tersegel berada di atas meja Stefen. Ia ingat dengan perkataan putri Astra, jika dia memiliki harga fantatis dengan tawaran Laura menjadi pelayannya. Dengan perlahan surat itu dibuka Stefen, Stefen membaca surat itu. Tidak ada yang aneh dengan isi surat dari putri Astra.

'Aku ingin hidup bebas' tiba-tiba saja terlintas perkataan Laura saat itu, apa dengan Laura di kediaman istana, Laura bisa hidup lebih baik? batin Stefen.

"Sepertinya aku harus melakukan sesuatu."

***

Keesokan harinya Laura merasa sangat bersalah. Ia mencoba mendatangi Stefen.

"Hei. Stefen, bolehkah aku masuk?" Tak ada jawaban dari dalam kamar, dengan pelan Laura membuka pintu dan ruangan terlihat kosong. Di atas meja terlihat dua surat, Laura hampir saja akan melihatnya, namun Stefen kembali dengan aura yang berbeda.

"Pergi kau!" pinta Stefen dengan kesal.

Deg.

Stefen masih terlihat sangat marah.

"Stefen, aku ingin bicara denganmu," lirih Laura.

"Jangan melihatku dengan tatapan seperti itu dan cepat keluar dari sini!" ucap Stefen cukup menohok hati Laura.

"Dengar aku Stefen, Kalau kamu marah, aku minta maaf," ujar Laura mencoba menenangkan Stefen.

"Tidak perlu! Aku akan menjualmu ke astra!"

Deg. Laura terbelalak mendengar perkataan yang tak terduga dari Stefen.

"Hah? Apa?"

"Dia menawarkan sebuah istana sebagai ganti dirimu. Sebuah istana ditukar dengan kau, tawaran ini terlalu bagus untuk ditolak."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
RAPERSIS229 BOJONGSOANG
kesel, gereget.
goodnovel comment avatar
RAPERSIS229 BOJONGSOANG
Stefen tega banget kek buang Laura gitu aja, padahal teman sedari kecil. Mudah-Mudahan di masa depan Laura kasih pelajaran sama Stefen.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • LOVE AND TRUTH   KEMARAHAN BARON

    Kabar kritis Stefen sampai ke telinga Astra di kediamannya. "Apa katamu? Stefen tidak sadarkan diri? Apa yang terjadi padanya selama ini?" Astra kaget mendapat kabar baru tentang Stefen yang kondisinya kritis. “Saya dengar Yang Mulia mogok makan berhari-hari, seminggu hanya minum satu gelas air hangat, rutinitasnya berburu binatang dan membagikannya kepada orang miskin, namun tubuhnya yang tidak seimbang menyebabkan dia dicakar oleh seekor beruang besar." Air mata Astra mengalir cukup deras tanpa suara, kedua telapak tangannya terkepal penuh haru. "Kenapa dia tidak berselera makan? Mungkinkah dia sedang merasa kehilangan aku atau... dia dibuat sedih oleh wanita berambut biru itu?" suara Howard teringat kembali, Howard pernah mengatakan padanya jika Red adalah Laura Estelle. Tidak-tidak, tidak mungkin seperti itu. Astra menatap dirinya di cermin, mata hijaunya menghilang, emosinya terkikis, kini ia telah kehilangan kekuatan sihir pemotongannya. Menjadi manusia biasa membuat

  • LOVE AND TRUTH   MUSUH DALAM SELIMUT

    Baron berusaha membangunkan Laura dengan menepuk lembut pipinya, ia mengamati bagian tubuh Laura yang terlihat di hadapannya, ia tidak melihat satupun luka di tubuhnya, mengapa Laura sendirian dan terbaring seperti ini? dia benar-benar berniat untuk meninggalkan semuanya? Pikir Baron, yang ia tahu, Laura adalah wanita yang sangat kuat dan gigih. Untuk pertama kalinya dia melihat Laura terjatuh lemah seperti ini, melihat pahlawan wanita yang sangat berjasa atas kehidupannya, Baron merasakan sakit hati yang luar biasa karena telah gagal menjaganya dan membalas kebaikan Laura selama ini. “Laura, Laura, bisakah kamu mendengarku?!” panggil Baron dengan lembut. Tidak ada satupun pergerakan yang terlihat, di tengah hujan yang sangat deras dan angin kencang, Baron memaksakan diri untuk menempatkan Laura di atas kudanya. Meski dalam perjalanan Baron berharap Laura baik-baik saja, kini ia memikirkan keduanya dengan perasaan khawatir yang sama pada Stefen dan Laura. Mengapa kalian berdua t

  • LOVE AND TRUTH   Kebangkitan Darah Visioner Baru

    Seminggu setelah Stefen siuman, Stefen mendapat balasan dari Kirim yang kembali membawa pesan tentang Laura, namun mirisnya Stefen mendapat kabar yang menyedihkan, hadiah yang diberikannya tidak diterima dan yang lebih mengejutkannya adalah Laura meninggalkan Nest dan juga Ziarkia, dia sangat sedih mendengar hal itu, ia melampiaskan emosinya dan kembali berburu ditemani para pengawalnya, gambaran mimpi buruk selalu muncul di benaknya dan tidak pernah berhenti. "Enyahlah di hadapanku!." Kata-kata Laura sangat menusuk, membuatnya kehilangan semangat hidup, betapapun dia mengalihkannya untuk berburu, dia masih terus mengingat kata-kata itu berulang kali. Suatu ketika seekor beruang besar hampir terjatuh menimpa tubuhnya yang lebih kecil. Para penjaga sudah siap turun tangan membantu Stefen, namun dengan cepat menggunakan jurus pedang tankendon, beruang besar itu terluka. Darah kental beruang itu muncrat ke seluruh tubuh Stefen. Stefen berbalik dan pergi dengan tatapan kosong, sementar

  • LOVE AND TRUTH   LAURA, PLEASE COMEBACK!

    Max tersulut emosi dengan ucapan Kirim, semua hanya karena ikrar ketika wilayah kekuasaannya berhasil diambil alih menjadi milik Ziarkia. Mau tak mau ada beberapa penegasan yang menjadikan dirinya tak bisa melawan balik. Kirim bisa menatap mata tegas itu sebagai emosi Max yang sangat kontras, sehingga ia memberi cibiran padanya. "Kalau tatapan itu bisa membunuh! Aku yakin bahwa itu sudah bisa menebak keinginan hasrat untuk membunuhku!" Terdengar kasar jika kalimat itu dilontarkan di hadapan wanita yang dicintai Max. "Dengar, Kirim, aku bisa mengusirmu sekarang juga dan melarangmu untuk datang kemari lagi!" Max tidak ingin jika wanita yang ia cintai melihat emosi dirinya yang berapi-api dia sungguh menjaga martabat itu, agar Laura bisa memandangnya sebagai pria yang baik dengan penuh ketulusan. Tapi tak bisa dipungkiri lagi jika perang saling tatap terus berlanjut antara dirinya dan kirim. "Coba saja kalau bisa!" ucap Kirim melawan balik dengan menatap matanya.. Laura ha

  • LOVE AND TRUTH   PENJEMPUTAN

    Seminggu kemudian, kehidupan di Nest aman terkendali, Laura mulai mendapatkan pelajaran baru tentang pedang, guru yang melatihnya terlihat tangguh dan juga lincah, wajahnya terlihat sangar dan menakutkan namun ternyata pria itu sedikit periang dan juga suka bercanda dengannya. Laura yang sudah sangat lama tidak berlatih pedang merasa gerakannnya kembali kaku, ia mendapatkan kesulitan mengimbangi tubuh saat berlatih bersama gurunya yang berkulit sawo matang, rambutnya panjang hingga di kucir di belakang, namun ia memiliki penampilan yang sangat gagah dan juga telaten. Bunyi perlawanan pedang masih terus berlanjut, Laura sudah merasa terintimidasi oleh serangan gurunya, hingga dalam gerakan terakhir berhasil membuat pedangnya terjatuh, sang guru memintanya beristirahat. hah hah hah suara helaan nafas Laura. "Luar biasa, Nona. Ini baru perlatihan pertama, tapi gerakanmu terlihat sudah terbiasa memakai pedang," puji guru. Laura tersenyum setelah mendengar pujian dari gurunya, rasa

  • LOVE AND TRUTH   MEMBUKA HATI

    Pencarian Ritim masih terus dilakukan hingga malam hari, Max telah memerintahkan seluruh bawahannya untuk tidak menyerah dan mengeluh sampai Ritim ditemukan. Terlalu lama menunggu, ia akhirnya kembali menemui Laura di kamarnya. Di belakang pintu, ia hendak mengetuk tapi perlahan ia urungkan niatnya karena merasa gagal melindungi Laura dari bahaya, karena merasa malu untuk bertatap muka, Max hanya mampu berkata dibalik pintu mencoba memanggil namanya. "Laura, apa kau sudah tidur?" tanyanya dengan suara yang rendah. Laura masih terisak, hatinya masih mengingat segelintir ingatan yang kembali padanya, mendengar suara Max, ia langsung membuka pintu dan menyenderkan kepalanya. Max tertegun sebentar hingga ia perlahan membalas Laura dengan pelukan. Saat ini Laura merasa sedikit stress antara keberuntungan dan kesedihan yang membuatnya bertahan hidup selama ini ternyata telah lama dalam lingkaran ramalan ibunya. Ia membutuhkan sandaran untuk hatinya yang sedang bersedih, dan Max tepat di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status