Share

Chapter 6

Author: AurumS
last update Last Updated: 2021-04-21 07:41:39

Randika melajukan Mobil nya sedikit lebih cepat, rasa lapar kini menghantuinya. Dia tidak sempat makan apa-apa di rumah tadi karena niatnya memang akan sarapan bersama Arumi. 

Tidak butuh waktu lama, Mobil Sport hitam miliknya kini sudah memasuki area parkir sebuah kafe. Namun gadis yang sedari tadi mengoceh itu malah terlelap.

Randika mengamati wajah polos gadis yang akan menjadi tunangannya itu. Rasanya sangat tidak mungkin, gadis yang sudah dianggap seperti adiknya ini akan menjadi istrinya. Apalagi jika dia harus melakukan adegan ranjang bersama Arumi.

Memikirkan adegan ranjang, tiba-tiba saja pikiran Randika bergerilya. Entah setan apa yang menghampirinya hingga membuat dirinya tidak bisa menahan hati untuk segera mencicipi bibir ranum gadis yang tertidur di depannya.

Akhirnya, dengan segala gairahnya. Satu kecupan mendarat cepat pada bibir Arumi. Gadis itu sedikit bergeliat saat bibir keduanya mulai terpaut. Namun bukannya terbangun Arumi malah tersenyum hingga membuat Randika mengembangkan separuh senyumnya.

"Kau lebih baik jika menjadi gadis pendiam seperti ini."

Randika menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Arumi, merasakan hembusan napas Arumi saat tertidur. Tiba-tiba dia merasa de javu. Dia menahan napasnya dan menjauh dari Arumi.

"Apa yang terjadi. Apa aku menciumnya? Aku mencium Adikku sendiri. Oh my God." Randika menyeka wajahnya kasar. "Ini gila!"

Randika menggodok tengkuknya dengan napas memburu, dia menyesali dirinya yang tidak bisa menahan gairahnya untuk tidak menyentuh Arumi.

Dan gadis itu dia mengerjap kaget saat hentakan pintu mobil hingga membuat dia terbangun dari mimpi indahnya.

"Membuat orang kaget saja."

Arumi bergegas keluar untuk menyusul Randika. Namun, saat hendak melangkah matanya melebar, ternyata Randika mengajaknya ke sebuah kafe.

"Cepatlah, aku sudah sangat lapar.

"Cih ... menyebalkan."

"Kenapa kita tidak sarapan di rumah saja."

"Makanan dan minuman di sini terbaik kau pasti akan ketagihan."

Sebenarnya tidak juga, Randika sengaja menyuruh Brian menyiapkan sarapan untuknya dan Arumi, karena ingin menghindari pertemuan dengan Ayahnya pagi ini. Mereka akan kembali jika Ayahnya sudah berangkat ke kantor. 

"Tempat apa ini?" tanya Arumi saat memasuki kafe miliki Brian.

"Tempat untuk bersenang-senang."

"Apa kau tidak bisa menahan gairah mu sehingga membawa ku ke tempat seperti ini? di sini terlihat seperti sebuah klab malam." 

"Apa kau sedang menggodaku," tanya Randika dengan perangai menggoda.

"Tidak."

"Aku hanya bertanya tapi kenapa Pria Robot ini malah mengira aku sedang menggodanya," Batin Arumi.

"Sepertinya kau sangat menginginkan ku?" 

"Aku ... menginginkan mu? Huh, jangan mimpi."

"Benarkah."

"Tentu saja."

"Kalau begitu boleh-kah aku mencobanya?"

"Maksudmu?"  

"Hanya ingin mencoba, " ujar Randika menatap lekat wajah Arumi.

"Mau apa kau!" Arumi menyilangkan tangan saat Melihat tatapan Randika yang seolah ingin melahabnya.  

Randika menyeringai. Tangannya menangkup kedua sisi pipi Arumi dan dengan cepat melayangkan ciuman ke bibir mungil Arumi.

"Ini baru yang namanya menggoda," ujar Randika dengan tertawa terbahak-bahak.

"Randika!"

Arumi berteriak dengar keras. Tangannya mengibas-ngibas memukul ke segala arah untuk bisa melepas wajahnya yang didekap oleh Randika.Bahkan mulutnya ikut mengutuki kelakuan tidak senonoh Pria yang katanya adalah kakak angkatnya itu.

"Kau menyebalkan! ah tidak! ciuman indah ku!" jerit Arumi mengusap kasar bibirnya agar bekas ciuman Randika menghilang dan menyisahkan ciuman mimpi indahnya tadi.

"Apa sebegitu nikmatnya ciuman ku hingga kau menyebutnya ciuman indah?"

"Memangnya siapa yang menikmati berciuman dengan mu berengsek! karena ciuman mu tadi, Ciuman dalam mimpi indahku terhapus," sela Arumi mengepalkan tangan.

"Gadis bodoh, kau berani menyesali ciuman dari ku. Diluar sana banyak wanita yang menginginkannya, memang siapa Pria dalam mimpi mu yang berani mencium mu tadi ha, siapa?" tanya Randika pura-pura marah.

Raut wajah Arumi tiba-tiba berubah, dia sedikit berfikir tentang ucapan Randika tadi.

"Benar, siapa pria yang mencium ku di dalam mimpi tadi? ah bodohnya kau Arumi, wajah saja tidak bisa kau ingat. Apalagi namanya. aishh. Ini karena Pria Robot ini, kalau saja tadi tidak terbangun, mungkin wajahnya bisa aku ingat. Ah pangeran tampanku," batin Arumi. 

"Siapa?" tanya Randika lagi pura-pura penasaran.

"Apa aku harus memberitahukan namanya untuk mu?" tanya Arumi yang belum juga sadar jika ciuman indahnya tadi bukanlah mimpi, melainkan kenyataan.

"Harus ...!" jawab Randika tegas.

Harus Arumi, aku ingin tahu apakah wajahku yang terlihat di sana atau bukan. Cepat katakan. Batin Randika

"Tidak perlu. Itu adalah rahasia mimpiku, untuk apa kau ingin tahu," jawab Arumi kesal. 

"Ya sudah jika tidak mau. Tapi aku tahu itu siapa?"

"Apa!!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • LOVE BROTHER   Chapter 134

    Randika mengerutkan keningnya melihat tingkah Arumi yang sedari tadi terus gelisah. "Nikmati sarapanmu dengan benar kenapa kau terus bergerak. Apa kursinya tidak nyaman.""Ti-tidak!""Lalu?"Randika mendorong pelan kursinya mendekat pada Arumi yang sepertinya tidak nyaman dengan dudukannya. "Ada apa Sayang? Apa tempat dudukmu tidak nyaman?""I-itu. Aku ...."Randika mengerutkan dahinya mencoba mengerti dengan ucapan istrinya. Sedangkan Amirta dan Jenny hanya tersenyum kecil melihat bagaimana Arumi malu-malu mengatakan akibat dari ulah anaknya. Untuk itu dia mengambil inisiatif untuk menyudahinya, agar Randika tidak terus bertanya dan membuat Arumi terus merasa malu."Sayang, istrimu hanya merasa tidak nyaman karena ulahmu semalam. Nukan begitu Sayang." Jenny menatap ke arah Arumi yang mulai tertunduk malu."Maksud mommy aku?" Randika menu

  • LOVE BROTHER   Chapter 133

    Fajar belum menunjukan dirinya, tetapi Randika sudah terjaga. Tatapannya terpaku pada wanita yang tidur di sampinganya. Punggung putih mulus Arumi membuat Randika tidak tahan untuk mengelusnya, yang kemudian membuat Arumi bergerak dengan mata yang masih terpejam."Sayang ...."Arumi terjaga, dia mengucak kedua matanya pelan agar penglihatannya tidak kabur. Perempuan yang baru saja melewatkan malam pertama bersama suaminya itu berusaha duduk. Namun, karena tubuh mungilnya tidak berbalutkan apapun, dia kembali ke posinya dengan kebih manikan selimutnya."Kau sudah bangun?" tanya Arumi saat mendapati pria yang baru saja resmi menjadi suaminya itu menatapnya dengan ternyum."Aku tidak bisa tidur jika keadaanmu seperti ini Sayang."Arumi mengerutkan kening, tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan Randika. "Apa maksudmu dengan jeadaan sepert,i ini, Sayang. Memangnya apa yang terjad

  • LOVE BROTHER   Chapter 132

    "Kau sudah selesai membuka bajumu Sayang?"Randika keluar dari kaca pembatas antara bagian shower dan buthup dengan handuk yang melilit di pinggangnya, dada kekarnya membuat dia terlihat jantan dengan kulit yang basah.Cukup lama wanita itu mengagumi suaminya hingga tidak sadar pria itu kini sudah berdiri tetap di hadapannya. "Sayang?""Huh?"Randika tergelak melihat ekspresi istrinya yang malu-malu. "Berhenti merada malu, dan singkirkan tanganmu itu. Apa yang ingin kau tutupi, bukankah kita sudah sah."Arumi tidak bisa apa-apa, dia membiarkan Randika membersihkan dirinya, dan membuka sisa pakian dari tubuhnya. Sambil mandi, dia melihat bayangan Randika pada cermin besar yang sedang serius membersihkan bagian belakang tubuhnya. Tanpa sadar dia tersenyum dan bergumam. "Suami ku ternyata sangat tampan."Setelah selesai membersihkan tubuh, dan memakai handuk Ran

  • LOVE BROTHER   Chapter 131

    Meninggalkan keramaian pada Ballroom hotel, Randika dan Arumi memilih untuk lebih dulu beristirahat. Perempuan itu kelelahan karena lama berdansa bergantian dengan 3 pria. Randika, lalu Amirta, kemudian saudara laki-laki semata wayangnya, Mr Cool, Rilan Harrper. Dan Brian, dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk berdansa dengan Arumi, karena sibuk menenangkan Aurela yang sedang merajuk.Randika menggendong Istri tercintanya ala-ala bridal. ( Biar kaya pengantin yang lain gengs 😆.)Arumi menyembunyikan kepalanya di dada Randika karena malu, beberapa orang yang berada di lobi memperhatikan keduanya karena Arumi yang masih memakai gaun pengantin."Sayang, turunkan aku. Banyak orang di sini.""Memangnya kenapa kalau banyak orang.""Aku malu," bisik Arumi."Tidak perlu malu, kita sudah sah.""Tetap saja, ini memalukan Randika." Arumi sedikit meront

  • LOVE BROTHER   Chapter 130

    Ballroom hotel di penuhi dengan orang-orang berdansa. Dan Evanya, dia hanya bisa menahan kesalnya melihat dari jauh bagaimana Randika begitu lembut memperlakukan Arumi. Adegan ciuman keduanya bahkan membuat perempuan berdarah Jepang itu merasa jijik hingga meninggalkan titik di mana dia dan Damian bersembunyi untuk memantau keadaan.Kalimat janji suci yang di ucapkan Randika bahkan masih terngiang-ngiang di telinganya. Bagaimana pria itu kini menjadi milik orang lain, mengucapkan janji dengan sempurnah tanpa ada keraguan. Sedangkan dia, kini harus hancur dengan pata hati yang luar biasa. Kehancurannya itu semakin menjadi saat Damian mengatakan semua rencana mereka untuk menghancurkan pernikahan Randika dan Arumi telah gagal.Semua ranjau yang mereka siapkan ternyata sudah di bersihkan tetapi Evanya dan Damian tidak sadar akan hal itu, Detik setelah Arumi memasuki gedung, seharusnya perempuan itu jatuh pingsan karena terkena gas beracun di da

  • LOVE BROTHER   Chapter 129

    Cantiknya Arumi membisukan dunia Randika, wanita itu muncul dengan begitu anggun. Gaun putih yang melekat pada tubuh rampingnya, membuat dia semakin terlihat cantik. Gaun yang di gunakan Arumi memang terlihat polos. Namun, sangat memukau. Bagian dadanya terlihat sedikit terbuka, tetapi itu yang membuat Arumi terlihat mempesona karena terdapat beberapa swaroski yang menempel di bagian itu.Arumi datang di temani Daddy Amirtha sebagai pendampingnya. Mereka mendekat dan Daddy Amirta menyetahkan Arumi kepada Randika. Hal pertama yang di lakukan wanita itu adalahpp menatap manik Randika yang seperti kebingungan, lalu menggenggam jemarinya erat, agar pria yang memiliki manik mata hitam itu bisa meredahkan ketegangannya.Randika mulai tersadar ketika terdengar seseorang memberikan pertanyaan. "Apa kalian siap?"Keduanya pun menjawab secara bersamaan. "Ya, kami siap.""Baiklah! ... Randika Garrett, ête

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status