Share

Part 06-Sisi baik

Clarissa terjatuh tak sadarkan diri di kantin, membuat anak-anak yang tengah makan atau mengantri makan menjadi kaget. Axcel kebetulan memang sedang melihat kearah Clarissa sehingga dia tau gadis itu pingsan. Axcel dengan malas langsung bangkit dari tempat duduknya dan pergi menuju tempat Clarissa yang tengah tergeletak di lantai.

"Dih, ini anak malah pingsan, ngrepotin aja!" gerutu Axcel kesal, lalu dia mengangkat tubuh Clarissa untuk membawanya ke UKS.

Semua murid memandang kearah Axcel saat dirinya menggendong Clarissa ala bridal style dan melangkah pergi menuju UKS. Banyak siswi yang berteriak histeris karena merasa iri hati, tidak bisa dipungkiri bahwa Axcel adalah salah satu pentolan sekolah. Dia tampan, kaya, gaul dan gayanya yang cool serta tak tersentuh membuat para siswi mengidolakannya. Dia juga terkenal sebagai pria yang setia, karena berdasarkan track record Axcel hanya pernah berpacaran satu kali dengan mantan kekasihnya yang bernama Indira.

Itulah yang menyebabkan dia semakin banyak digandrungi para gadis, apalagi saat mendengar kabar bahwa Axcel telah putus hubungan dengan Indira dan mantan kekasihnya itu kini pindah ke luar negeri. Para siswi semakin bersemangat untuk mendekati lelaki tampan yang tengah dalam masa jomblo itu. Walau mereka berteriak histeris saat Axcel menggendong Clarissa, tapi Axcel sama sekali tidak memperdulikan hal itu.

Sesampainya di UKS , Axcel langsung membaringkan tubuh lemah Clarissa di ranjang. Dia memanggil petugas UKS sekolahnya yang kebetulan seorang dokter yang khusus bekerja di sekolah ini, karena sekolah mereka terbilang elite. Pihak sekolah memiliki dokter pribadi yang bertugas di UKS atau ikut dalam kegiatan sekolah yang sekiranya akan banyak anak tumbang. Sang dokter UKS memeriksanya, dia langsung bisa menyimpulkan alasan mengapa Clarissa bisa sampai pingsan.

"Dia pingsan karena kelaparan, sepertinya sedari tadi pagi perutnya belum terisi apapun," ujar sang dokter pada Axcel yang menunggu Clarissa diperiksa.

"Dasar gadis bodoh merepotkan!" desis Axcel sinis.

“Terimakasih dok, maaf merepotkan,” ujar Axcel sopan.

“Tidak masalah, itu sudah menjadi kewajiban saya. Oh iya, usahakan saat temanmu bangun nanti berikan dia makanan dan minuman yah.” Sang dokter memberikan nasehat lalu dia kembali ke meja kerjanya.

Kini tinggal Axcel dan Clarissa di sana, dia menatap Clarissa yang masih terbaring lemas di ranjang UKS sambil memejamkan matanya. Ada sedikit rasa iba di dalam hati Axcel saat melihat gadis itu terbaring lemah tidak berdaya, tapi kemudian dia menepisnya setelah mengingat dendam serta amarahnya pada Clarissa. Perlahan Clarissa mulai sadar dan membuka matanya, nampak dia memegangi kepalanya dengan satu tangan.

"Aku dimana?" Clarissa merasa bingung saat mengetahui dirinya terbangun di ruangan yang asing baginya.

"Lo ada di UKS, tadi lo pingsan di kantin. Dasar, nyusahin aja sih jadi orang." Bukannya ditanyai keadaan atau apa yang Clarissa rasakan saat gadis itu baru sadar dari pingsannya, tapi Axcel malah memarahinya.

"Gara-gara lo, gue jadi menyia-nyiakan makan siang gue, dan sekarang gue laper!" ujar Axcel kesal.

"Maaf, Kak," lirih Clarissa lemas.

"Lo juga udah nyusahin gue tau gak, gue berat banget gendong badan lo yang kaya babi ini dari kantin sampai ke sini, tangan gue kaya mau patah rasanya!" ujar Axcel melebih-lebihkan, padahal badan Clarissa kecil dan ringan. Dia tidak merasa berat saat menggendongnya tadi, hanya saja sisi kekanakan dan menyebalkan Axcel sedang kumat saja.

"Kakak yang lemah kali, bukan badan aku yang berat." celetuk Clarissa tanpa sadar.

"APA LO BILANG? Lo mulai berani sama gue!" Axcel mencengkeram lengan Clarissa membuat sang empu meringis kesakitan, padahal tangan Clarissa memang sudah sakit karena tersiram kuah bakso tadi. Tapi Axcel tetap menarik tubuh Clarissa untuk bangun dan mengikutinya.

"Ampun Kak, maaf," cicit Clarissa sambil mengaduh minta dilepaskan.

Axcel melepaskan cengkramannya lalu berjalan ke bangku UKS, dia tidak mempedulikan Clarissa yang kesulitan berjalan karena masih sangat lemas. Kemudian dia berhenti di sebuah bangku tak jauh dari ranjang Clarissa, Axcel melepaskan cengkramannya ditangan Clarissa.

"Lo tetep disini, tadi gue udah ijin sama guru bilang kalau lo pingsan. Nanti gue bawain makanan kesini," ujar Axcel membuat Clarissa bengong.

Ternyata si devil ini masih punya hati dan sisi baik juga. Batin Clarissa.

"Lo sih jadi orang nyusahin mulu, udah bego, ceroboh, ngerepotin orang pula!" gerutu Axcel sebal sebelum benar-benar keluar.

Ternyata Axcel pergi ke kantin untuk membelikan makanan untuk dirinya sendiri dan juga untuk Clarissa. Terpaksa Axcel yang menemani Clarissa sampai jam pulang, karena dari jam istirahat sampai jam pulang hanya tinggal dua jam saja.

"Lo pulang naik apa?" tanya Axcel

"Emm, gak tau nih, Kak. Biasanya aku naik ojek atau angkot," jawab Clarissa.

"Ya udah gue anterin lo pulang, takutnya lo pingsan lagi di jalan dan nyusahin orang lain." Axcel menawarkan diri tapi nadanya memang terdengar seperti nada ejekan. Tapi Clarissa tahu kalau Axcel sebenarnya baik, mungkin dia hanya dendam saja pada kesalahan Clarissa sehingga memperlakukan dirinya begitu. Awalnya Clarissa ingin menolaknya namun pada akhirnya dia menyetujui saja, takut devil mengamuk lagi.

Akhirnya Clarissa benar-benar pulang diantarkan oleh Axcel dengan mobilnya, mereka bergegas pulang setelah bel pulang berbunyi. Sepanjang jalan hanya ada kesunyian saja membuat Clarissa merasa tidak nyaman, hingga akhirnya mereka sampai di depan gerbang rumah Clarissa.

"Kak Axcel, makasih banyak udah bantuin aku, maaf kalo aku ngrepotin Kakak," ujar Clarissa sebelum turun.

"Emang lo ngrepotin. Awas aja besok, gue bakal bales lo karena udah nyusahin gue!" jawab Axcel sinis.

Clarissa mengela napasnya mencoba untuk menahan uneg-unegnya agar tidak meledak. Padahal kan dia bisa jadi begini karena ulah Axcel juga, tapi seniornya itu malah menyalahkan oranglain. Akhirnya Clarissa memutuskan untuk langsung turun dari mobil Axcel agar tidak tambah emosi.

Sesampainya di rumah ternyata kakak dari Clarissa yang bernama Angel sudah pulang lebih dulu. Dia tengah duduk di ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Angel tadi sempat mengintip saat ada suara mobil di depan gerbang rumahnya, dia melihat adiknya turun dari sebuah mobil mewah.

"Dianterin sama siapa tadi kamu?" tanya Angel tiba-tiba saat Clarissa baru saja masuk dari pintu

"Mm…, itu, Kak, temen," jawab Clarissa gugup, dia langsung bergegas naik ke kamarnya.

Kak Axcel

Besok lo harus dateng pagi-pagi ke rumah gue, nanti gue kasih tau alamatnya. Lo juga harus bantuin bawa barang-barang gue nanti ke sekolah. Awas kalo telat!

Clarissa menghela nafasnya menahan kesal saat membuka ponselnya lalu membaca pesan yang seniornya itu kirim. Cara bicaranya selalu saja seenaknya dan penuh perintah. Akhirnya Clarissa hanya mengiyakan, dia kemudian mengambil buku pelajarannya untuk belajar dari pada sibuk emosi pada Axcel.

Kak Axcel

Temuin gue di Kafe Banana, cepetan! Awas kalo lama.

Clarissa menggerutu atas sikap Axcel yang semena-mena, tapi tetap saja dia memang sudah terikat perjanjian dengan lelaki itu, jadi Clarissa tidak bisa protes dan hanya bisa bersabar dalam menghadapinya. Dia melirik jam dinding yang berada di kamarnya, ternyata sudah jam setengah sembilan malam. Di rumahnya ada sebuah aturan yang dibuat oleh orangtuanya, yaitu tentang jam malam. Clarissa dan Angel tidak boleh pulang malam di atas jam sembilan malam.

“Duh, keburu gak yah.” Akhirnya Clarissa memberanikan diri keluar rumah menemui Axcel, dia berfikir setelah sampai di sana nanti dia harus menyelesaikan urusannya dengan cepat dan pulang ke rumah.

Sesampainya di Kafe tempat Axcel berada, dia langsung memasuki Kafe itu dan mencari keberadaan dari seniornya. Tak butuh waktu lama, Clarissa sudah berhasil menemukan keberadaan Axcel yang tengah duduk dengan memakai kaos hitam dengan celana jeans. Clarissa pun bergegas menghampirinya.

"Kak, kenapa kok nyuruh aku dateng?" tanya Clarissa

"Ambilin jaket gue di mobil, gue gak mau sakit karena keluar Kafe terus kedinginan," titah Axcel datar.

Tentu saja hal itu membuat Clarissa melongo tak percaya, jadi dia malam-malam disuruh datang ke Kafe dan bertaruh dengan hidupnya karena kemungkinan melanggar aturan rumah, hanya untuk mengambilkan jaket Axcel di mobil? Segabut itukah seorang Axcel Aditama Riguela. Apa dia tidak punya kaki sendiri, ataukah tubuhnya seringkih itu sampai tidak mau kedinginan barang sebentar saja. Ah, pasti dia sengaja mengerjai Clarissa, namun pada akhirnya dia tetap mengambil kan saja jaket milik Axcel. Dia kemudian menyerahkannya pada pemiliknya.

"Terus apalagi, Kak?" tanya Clarissa

"Udah itu aja, gue mau pulang, lo juga boleh pulang. Tapi jangan harap gue bakal anterin lo!" jawab Axcel sinis, dia berlalu pergi meninggalkan Clarissa yang tengah mengelus dada menahan kesal.

Menyebalkan sekali dia, jadi aku disuruh kesini malam-malam cuma buat ambilin jaket dia di mobil doang, habis itu disuruh pulang lagi? Dasar DEVIL gak punya hati! Batin Clarissa merutuki perbuatan Axcel.

Clarissa segera memesan ojek online, dia berharap masih keburu sampai di rumah sebelum jam sembilan. Sesampainya di rumah Clarissa dikejutkan dengan kehadiran mama, papa dan kakaknya yang sudah menunggunya di ruang tamu.

"Dari mana kamu Clarissa?" tanya papanya dingin

"Emm itu, anu, Clarissa habis nemuin temen, Pah." Clarissa gugup menjawab pertanyaan dari papanya dengan gugup karena dia sadar telah melakukan kesalahan dengan melanggar jam malam.

"Ada urusan apa kalian bertemu, hingga kamu harus keluar malam-malam begini? Tidak ijin dulu lagi sama Papa." Nampak papa Clarissa marah padanya karena tadi dia pergi diam-diam tanpa meminta ijin terlebih dahulu pada orangtuanya. Clarissa akui dia yang salah disini, tapi mau bagaimana lagi dia juga saat itu sangat terdesak sampai tidak bisa berfikir jernih.

"Maafin Clarissa, Pah." Clarissa hanya bisa menunduk meminta maaf sambil menyesali perbuatannya.

"Kamu kan tau di rumah kita Papa memberlakukan jam malam pada kita berdua untuk tidak keluar rumah. Kecuali masalah kamu sangat penting, tapi itu juga harus ijin dulu sama Papa." Angel ikut menasehati adiknya.

"Maaf Kak, aku salah karena keluar malam dan tidak minta ijin terlebih dulu. Aku janji gak akan ulangin lagi." Pinta Clarissa memohon.

"Oke, kali ini kamu Papah maafkan. Tapi kalau sampai diulangi lagi, Papah pastikan akan menghukum kamu dengan berat!" ujar papanya membuat Clarissa merasa lega.

"Pah, gak bisa gitu dong. Kalo Angel yang salah aja langsung dihukum, tapi kok dia enggak?" protes Angel merasa tidak terima, karena dia merasa ini tidak adil. Perlakuan mama dan papanya tidak adil padanya dan adiknya, kalau Angel yang berbuat salah pasti akan langsung mendapatkan hukuman. Tapi lihat, saat Clarissa salah dia sama sekali tidak dihukum seperti Angel.

"Angel, kamu kan Kakak. Jadi kamu harus bisa lebih baik dari adikmu untuk memberikan contoh, makanya Papa keras padamu, Sayang," ujar papahnya.

Angel hanya mendengus dan berlalu pergi ke kamarnya, dia kesal setengah mati dengan perlakuan orangtuanya yang dia rasa sangat pilih kasih.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status