LR-19 - Just another classroom

LR-19 - Just another classroom

last updateLast Updated : 2021-02-25
By:  Breezy_Boo_Completed
Language: English
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
32Chapters
3.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Preview. After harsh and violent events that happened in past, I completely lost my faith in relationships: love and friendship both. I spent my last couple of years happily by myself and a very few people I trusted. Most of the people thought I was arrogant and self-centred and i was completely okay with that. But then a realisation hit hard, because of couple of bad people I can't stop trusting everyone. So, for a change i needed a new and fresh kick start. I transferred to another college in last year of my graduation. I loved the feeling of new and raw start. fresh me, fresh people , fresh environment and a lot better vibes. This is where the story starts... I was walking towards my class through the busy corridor just when I saw a him siting on the very first bench of Lr. 19, I saw his fair skin, his jawline, a face with a smile talking to someone on his left. My heart skipped a beat. I was petrified. He turned his face towards me while i was still standing few steps from the door of the class. He smiled. And I realised he was not the one i had a crush on but indeed he looked almost like my crush. After 6 months... The boy i saw is my only true and dearest friend in this college... After about a year, Things change so fast and harshly that you don't even get time to understand the circumstances. The change breaks you.. It hurts but hurt eventually makes you stronger. Read to find out what really happened in the last year of her graduation....

View More

Chapter 1

Kiss by the window sill

Pada hari Tamara Raveena memutuskan untuk bercerai, ada dua hal yang terjadi.

Pertama, cinta pertama Carlos kembali ke negara ini. Demi menyambutnya, Carlos menghabiskan puluhan miliar untuk memesan kapal pesiar dan menghabiskan dua hari dua malam yang penuh gairah bersama wanita itu di sana. Berita tentang mereka yang akan kembali bersama pun menyebar di mana-mana.

Kedua, Tamara menerima undangan dari seniornya untuk kembali ke perusahaan yang dulu mereka dirikan bersama dan menjabat sebagai direktur. Sebulan lagi, dia akan pergi.

Tentu saja, tidak ada yang peduli dengan apa yang akan dia lakukan. Di mata Carlos, dirinya hanyalah pembantu yang menikah dengannya dan menjadi bagian dari Keluarga Suratman.

Jadi, tanpa memberi tahu siapa pun, Tamara menghapus semua jejak keberadaannya di rumah Keluarga Suratman selama dua tahun terakhir. Dia diam-diam membeli tiket pesawat untuk pergi.

Tiga hari lagi, segala sesuatu di sini tak ada hubungannya lagi dengannya. Dia dan Carlos akan menjadi orang asing.

[ Kirimkan sup pereda mabuk, dua porsi. ]

Ponsel Tamara tiba-tiba menerima pesan masuk. Melihat nada perintah dalam pesan itu, mata Tamara sedikit meredup dan tangannya terkepal.

Sekarang pukul 9.40 malam. Carlos sedang menghadiri pesta penyambutan Verona. Dulu, Carlos tidak pernah meminta Tamara mengantarkan sup pereda mabuk. Jika ingin minum, dia akan meminumnya di rumah. Ini karena dia merasa kehadiran Tamara memalukan dan tidak ingin mengakui keberadaannya.

Jika ini dulu, mungkin Tamara akan senang, mengira Carlos akhirnya mau mengakuinya di depan orang lain. Namun, sekarang ....

Matanya tertuju pada kata "dua porsi". Dia tahu semua ini untuk Verona. Di hadapan cinta sejatinya, dia tentu bisa mengakui bahwa istrinya tidak lebih dari sekadar pembantu rendahan.

Tamara menurunkan tangannya dan pergi ke dapur untuk menyiapkan sup. Kontraknya dengan Arham tersisa 29 hari. Dia melirik ponselnya, melihat hitungan mundur yang tersisa. Begitu kontrak berakhir, dia akhirnya bisa bebas ....

Selama dua tahun pengorbanan ini, dia tidak mendapatkan sedikit pun ketulusan. Pada akhirnya, harapannya yang terlalu tinggi. Dia ... sudah tidak sanggup mencintai Carlos lagi. Ini bulan terakhirnya. Dia hanya perlu menyelesaikan tugas terakhirnya sebagai seorang "istri".

Di dalam panci, sup panas mendidih, aroma kaldu memenuhi ruangan. Ini adalah keahlian Tamara. Selama dua tahun terakhir, dia telah memasak sup ini berkali-kali untuk Carlos. Tamara melamun, hatinya diselimuti ketenangan yang dingin dan getir.

Setengah jam kemudian, termos yang berisi sup untuk dua orang pun tertutup rapat. Tamara lantas memanggil taksi menuju Hotel Tiger.

Di dalam mobil, Tamara duduk diam. Matanya tertuju pada pesan dari nomor tak dikenal yang masuk pagi tadi.

[ Rara, masih ingat aku? Aku Verona. Aku sudah kembali. Senang sekali bisa bertemu denganmu lagi. Meskipun kamu merebut Carlos dariku, kita tetap sahabat. Ayo makan malam bersama nanti! ]

Carlos memang tidak menyebutkan acara penyambutan itu. Tamara mengetahui acaranya justru dari Verona sendiri, yang mengundangnya dengan "tulus".

Melihat setiap kata dalam pesan itu, seolah-olah lawan bicaranya begitu dermawan, Tamara tak kuasa mencibir.

Merebut Carlos? Bukankah dulu kakek Carlos yang memisahkan mereka? Verona bahkan sudah menerima 20 miliar sebagai uang putus dan pergi ke luar negeri. Bagaimana mungkin itu disebut sebagai merebut?

Tamara mengakui bahwa dia pernah serakah dan mengikuti arus yang ada, tetapi dia tidak pernah ikut campur dalam hubungan mereka.

Mengenai sifat Verona yang tulus dan baik hati ini, dulu mungkin Tamara masih akan percaya. Namun, saat mereka masuk SMA, dia baru menyadari bahwa semua itu hanya topeng Verona.

Sayangnya, saat itu sudah terlambat. Tamara telah dijauhi semua temannya, dikucilkan, bahkan ditindas. Setelah itu, dia menyadari bahwa Verona juga ikut andil di balik itu semua.

Banyak teman SMA mereka juga hadir di pesta malam ini, termasuk "teman baik" yang dulu mengkhianati Tamara. Tanpa perlu diragukan, mereka pasti masih berdiri di pihak Verona.

Tamara tidak ingin menghadiri acara itu. Dia tahu itu hanya jebakan. Dia juga tidak ingin melihat wajah teman-teman lamanya yang menjijikkan. Jadi, dia hanya akan mengantar sup dan pergi.

Setibanya di depan ruang privat, Tamara menarik napas dalam-dalam, menenangkan diri, lalu mengetuk pintu.

Beberapa detik kemudian, pintu terbuka. Bukan Carlos yang muncul, melainkan Verona yang mengenakan gaun putih elegan.

"Tamara, kamu datang juga! Ayo masuk, semua orang nungguin kamu!" Verona tersenyum cerah, riasannya sempurna, seperti seorang tuan putri.

Di lehernya tergantung kalung safir berwarna biru laut. Itu adalah kalung yang Tamara lihat di rumah beberapa hari lalu. Carlos baru saja membelinya dalam lelang dan ternyata itu untuk Verona.

"Nggak perlu, aku cuma antar sup ini," timpal Tamara dengan ekspresi tenang dan nada dingin.

"Tamara, kita cuma nggak ketemu dua tahun, kenapa kamu jadi begitu dingin padaku? Aku saja nggak menyalahkanmu karena merebut Carlos dariku," kata Verona yang menggigit bibirnya dan berpura-pura sedih.

Tamara benar-benar muak dengan akting jalang ini. Dia berniat masuk untuk menaruh sup, tetapi Verona menghalanginya. Tangannya memegang termos itu, lalu ibu jarinya diam-diam bergerak.

"Kalau kamu nggak ingin masuk, biar aku saja yang kasih ke Carlos," kata Verona dengan ramah.

Tamara mengerutkan alis. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres, tetapi dia memang tidak ingin berlama-lama. Dia lantas menyerahkan termos itu. Dalam hitungan detik, termos itu malah terjatuh.

Tutupnya terbuka, sup panas tumpah ke lantai. Verona langsung melangkah mundur dan menjerit, "Ah! Kakiku! Sakit sekali!"

Jeritan itu langsung menarik perhatian semua orang di dalam ruangan. Carlos segera bangkit dan berjalan ke arah mereka. Sementara itu, Verona mulai menangis kesakitan.

"Tamara, kenapa ceroboh sekali sih? Hal sepele seperti ini saja nggak bisa dilakukan dengan baik!" Suara Carlos dingin dan penuh teguran. Dia berjongkok, lalu melepaskan jasnya yang dibuat secara khusus untuk menyeka kaki Verona.

"Aku ...." Tamara hendak menjelaskan, tetapi Verona segera menyela, "Carlos, jangan salahin Tamara. Aku yang nggak memegangnya dengan baik."

Carlos menatap termos di lantai, mengambil tutupnya, lalu memelototi Tamara. "Tutup ini masih utuh, bahkan nggak ada retakan. Jadi, ini benar-benar tangan Verona yang licin atau kamu sengaja membukanya?"

Tamara menunduk dan tertegun mendengar pertanyaan itu. Termos itu berkualitas tinggi. Kalau jatuh, seharusnya tidak akan terbuka semudah itu. Namun, sekarang tutupnya bukan hanya terbuka, tetapi juga tidak rusak ....

"Aku nggak pernah membukanya. Kalau nggak, mana mungkin aku bisa membawanya ke sini tanpa tumpah?"

"Ngaku saja kalau sengaja, untuk apa berdalih?" Suara Carlos semakin dingin.

Baginya, Tamara hanya wanita yang menggunakan segala cara agar bisa menjadi bagian dari keluarga kaya. Dulu, pasti wanita ini yang menghasut kakeknya untuk menyingkirkan Verona dan membujuk kakeknya agar menikahkan mereka berdua. Jadi, bagaimana mungkin dia memercayainya?

Tanpa berkata apa-apa lagi, Carlos bangkit dan menggendong Verona. Seketika, matanya menangkap kulit kaki Tamara yang juga memerah karena terkena sup panas. Wanita ini juga tersiram, bahkan lebih parah daripada Verona.

Alis Carlos berkerut. Sebuah pemikiran melintas di benaknya, tetapi hanya sesaat. Pada akhirnya, dia tetap pergi. Bukankah itu akibat dari perbuatan Tamara sendiri? Siapa suruh dia ingin mencelakai orang?

Verona yang digendong pun merangkul leher Carlos. Dengan malu dan cemas, dia berkata, "Carlos, Tamara ...."

"Biarkan saja, dia nggak bakal mati. Dia juga bisa ke rumah sakit sendiri," sela Carlos dengan tidak acuh. "Kamu ini model, kakimu nggak boleh terluka sedikit pun."
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Comments

No Comments
32 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status