Setelah mobil yang ditumpangi Elok dan keluarga keluar dari parkiran Mall, Elok meminta kepada sang sopir untuk melajukan mobilnya ke arah sekolah anak perempuannya di SD Negeri 3 Kota Kumbang. Mobil melaju di kecepatan 80-100 km/jam di jalanan kota. Selama dalam perjalanan obrolan demi obrolan terjalin indah dalam canda tawa kebersamaan mereka.
Mobil yang ditumpangi oleh Elok dan keluarga pun mulai melaju pelan dan menepi, ketika mobil yang mereka tumpangi sudah berada di depan SD Negeri 3 Kota Kumbang. Setelah mobil rapi terparkir di pinggir jalan, barulah Eguh keluar dari mobil dan pergi menjemput sang ponakan.
“Om Eguh …,” teriak sang keponakan sambil berlari menghampiri Eguh.
“Sayang …,” balas Eguh yang langsung memeluknya, ketika sang keponakan sudah berada di depannya.
“Gimana Sayang tadi sekolahnya?” tanya Eguh.
“Menyenangkan sekali dong Om,” jawab sang keponakan.
“Ya sudah yuk kita balik Sayang. Bundanya Imah sudah nunggu di m
‘Ada apa sebenarnya dengan hatiku ini? Sulit sekali diri ini untuk mengontrolnya, terlebih jika sudah menyangkut yang namanya hati, mudah sekali terjebak oleh kehadiran cinta. Pandangan pertama pada sosok gadis yang aku lihat di Supermarket tadi siang, membuatku jadi penasaran pada sosok gadis itu. Tapi kenapa ada kebimbangan dalam hati? Antara rasa penasaran dengan rasa suka. Rasa penasaran yang menumbuhkan rasa suka pada pandangan pertama. Ah …, kacau,’ gumam Eguh dalam hati. Hanya melamun dan melamun Yang bisa aku lakukan saat ini Dimana pikiran otakku mulai memainkan Segala tentang imaji kehaluan Dimana tadi siang dengan ditemani teriknya mentari Bunga mawar merah mulai berkembang Memancarkan ke
Inilah hari pertama Eguh masuk sekolah di tempat barunya, di SMA Negeri 1 Kota Kumbang. Hari ini telah berlangsung Masa Orientasi Siswa Baru SMA Negeri 1 Kota Kumbang. Sebagai siswa baru tentunya Eguh harus mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa Baru SMA Negeri 1 Kota Kumbang yang akan diadakan selama 5 (lima) hari. *** “Bik, Nek, Eguh berangkat ya,” pamit Eguh, sambil menyalami dan mencium punggung tangan sang bibi dan ibu mertua sang bibi. “Iya, belajar yang rajin, jangan pacaran melulu,” ucap pesan sang bibi. “Siap bos,” ucap Eguh sambil beranjak pergi, dengan membawa tas rangsel di punggungnya. Setelah berpamitan dengan sang bibi dan ibu mertua bibinya. Eguh berangkat ke sekolah dengan diantar oleh sang paman yang juga sekalian mengantar sang keponakan dan berangkat ke tempat kerja. Memang arah jalan kantor Polsek dengan sekolah sang keponakan dan sekolah Eguh satu arah. Setengah jam sebelum bel
‘Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah sebagai seorang siswa putih abu-abu. Akhirnya apa yang pernah aku impikan kini sudah jadi kenyataan, aku sekarang bukan lagi siswa SMP, aku kini sudah menjadi siswa SMK. Dan semoga ini menjadi awal langkah kaki ini dalam menggapai impian dan cita-cita yang lama aku dambakan, menjadi seorang chef terkenal. Ya Allah dengan petunjukMu dan ridhoMu, aku berharap yang terbaik untuk semua impian dan cita-citaku ini,’ gumam Cindy dalam hati, saat dirinya memulai hari pertamanya sebagai siswa di SMK Islam Darul Hikam, Pondok Pesantren “Darul Hikam” Kota Kuncup Wangi. “Dek, yuk berangkat,” ajak kak Putri yang sudah menenteng tas ranselnya di punggung. “Iya Mbak,” ucap Cindy pelan, sambil dirinya memakai jam tangan pemberian Eguh dan menenteng tas ranselnya di punggung. Selesai bersiap-siap mereka berdua bersama dengan dua teman sekamar lainnya, Senja dan Mila melangkah keluar kamar dan berjalan pergi
Terkadang cinta butuh pembuktian nyata Bukan hanya sebuah rayuan gombal si bucin Cinta yang aku rasakan bukanlah sebatas imaji kebucinan Cintaku padamu adalah nyata yang aku rasakan Tak bisa aku pungkiri Hadirmu yang hanya sepintas terlihat mata memandang Cukup bagiku untuk menikmati keindahan Dan membuat hati merasa gelisah ‘Aku tau kita memang belum saling kenal, tapi tak bisa aku bohongi perasaan hatiku ini. Bahwa aku telah jatuh cinta padamu, cinta pada pandangan pertama. Semoga dalam kesempatan yang kembali Allah berikan, aku bisa bersatu dengannya dalam satu ikatan cinta,’ gumam Eguh dalam hati. *** “Yat, Rif, aku d
Seperti biasa, Eguh yang pulang sekolah selalu dijemut oleh sopir pribadi keluarga sang bibi. Sesampainya di rumah langsung pergi ke kamar mandi untuk cuci tangan di wastafal cuci tangan yang ada di dapur. Lalu barulah Eguh pergi makan siang dengan hidangan yang sudah tersaji di meja makan. Dengan lahap Eguh menyantap makan siangnya sendiri. Karena kebetulan sang bibi, ibu mertua bibinya dan sang keponakan sudah makan terlebih dahulu. Selesai makan siang, Eguh langsung bergabung dengan sang bibi dan ibu mertua bibinya yang dari tadi sedang duduk-duduk santai di ruang keluarga sambil nonton TV. Sambil memainkan HPnya, Eguh pun ikutan nimbrung dengan sang bibi dan ibu mertua bibinya yang berada di ruang keluarga. “Bibi lihat akhir-akhir ini kamu suka senyum-senyum sendiri pas lihat HP. Kamu nggak kenapa-napa kan, Guh?” tanya sang bibi yang heran melihat perubahan sikap dan prilaku Eguh yang suka senyum-senyum sendiri. “Iya Cu, nenek juga jadi nge
Hari-hari yang Eguh rasakan kini seakan berubah, tidak seperti hari-hari sebelum dirinya jadian dengan Indah. Tiap pagi sebelum berangkat ke sekolah kini ada seorang gadis yang rela untuk menyapanya dan mengingatkannya. Hidup Eguh kini lebih berwarna dari hari-hari sebelumnya, ada aura positif yang dirasakannya saat ini. “Waduh, yang udah punya pacar. Makin rajin aja ni nerima telepon tiap pagi,” goda sang bibi yang lagi menikmati sarapan pagi. “Aih, apaan sih Bibi ini,” protes Eguh malu-malu. “Mana Om es krimnya?” pinta sang keponakan. “Iya nanti, pasti akan om belikan kok,” ucap janji Eguh. “Ya sudah yuk berangkat, nanti kamu kesiangan Guh,” ajak sang paman yang sudah siap untuk berangkat. Mendengar ajakan sang paman dengan segera Eguh dan sang keponakan menyelesakan sarapan pagi mereka. Selesai sarapan pagi, segera Eguh kembali ke kamarnya di lantai atas untuk mengambil tas rangsel sekolahnya. Sambil menenteng
“Sepertinya beberapa minggu ini, ada yang beda deh dari putri papa ini,” tebak sang papa menggoda. “Ndak ada yang beda kok, Pah,” balas Indah manja. “Biasa Mas, putri kita yang cantik ini lagi kasmaran sama teman cowoknya satu sekolahan,” jelas sang istri mengenai perubahan putrinya. “Bener ya, Nak! Yang dibilang sama Mama kamu, kamu udah punya pacar? Kenalin dong sama Papa dan Mama kamu?” tanya sang papa penasaran. “Iya Pah, udah tiga minggu kita jadian. Insya Allah Pah, Mah. Indah akan kenalin ke Papa dan Mama,” jelas Indah malu-malu. “Papa tidak melarang anak-anak papa pacaran. Yang terpenting pacarannya tidak melebihi batas, terus jangan sampek lupa waktu,” ucap sang papa menasehati. “Iya, Pah. Siap,” balas Indah. Inilah suasana kebersamaan keluarganya Indah di ruang keluarga setelah mereka semua selesai makan malam. Suasana kebersamaan yang begitu akrab terjalin dalam obrolan santai mereka semua yang berada di ruang keluar
Jam pun menunjukkan angka 5.00, saat mobil yang mereka berdua tumpangi sudah terparkir di sebuah restaurant “Maharani Putri” cabang Kota Kumbang 1. Ternyata restaurant yang Eguh dan Indah jadikan tempat untuk candle light dinner mereka adalah restaurant cabang milik neneknya Eguh. “Yang, disini tu masakannya maknyus banget. Recomendet banget deh,” jelas Indah meyakinkan, sambil melihat-lihat menu restaurant setelah sang pelayan mendatangi mereka berdua. “Bener banget, Yang,” ucap Eguh, yang juga sedang melihat-lihat menu restaurant. ‘Duh, ini makanan enak-enak sih. Tapi harganya lumayan terjangkau dikantong anak muda. Syukur deh, masih cukup uangnya buat traktir pacar, hihihi …,’ gumam Eguh dalam hati. “Oh iya, Mbak. Saya pesan ini …, ini …, dan minumnya ini …,” pesan Eguh, sambil menunjuk beberapa menu spesial restaurant itu. “Saya pesan yang ini …, ini …, tambah ini, dan minumnya ini, Mbak,” pe