Share

3. PART TIGA

DRRRTTT …

Suara HP Eguh yang teletak di samping kanan bergetar dan membangunkan tidurnya yang nyenyak di sore hari. Saat dilihatnya layar HP tertulis nama wali kelasnya, Pak Sodik. Lalu segera Eguh bangun dan mengangkat telepon dari sang wali kelas.

“Assalamu’alaikum. Iya bapak ada apa ya?” salam sapa Eguh pada sang wali kelas.

“Wa’alaikumsalam. Maaf bapak ganggu tidak ne?” balas salam sapa sang wali kelas.

“Tidak bapak, kebetulan baru bangun tidur,” jawab Eguh.

“Begini, Guh. Tadi siang bapak baru terima pengumuman dari SMA Negeri Kota Kumbang terkait Bidik Misi. Dan Alhamdulillah nama kamu masuk dan lolos lewat jalur Bidik Misi di SMA Negeri 1 Kota Kumbang,” jelas sang wali kelas.

“Beneran itu informasi, Pak?” tanya Eguh yang kaget dengan kabar dari sang wali kelas.

“Iya dong, masak bapak bohong, hahaha …,” ucap sang wali kelas becanda.

“Alhamdulillah, terima kasih,” ucap Eguh bahagia dan mulai berkaca-kaca.

“Besok jangan lupa ke sekolah, nanti akan bapak bantu persiapkan semua berkas yang dibutuhkan untuk kamu daftar ulang,” pinta sang wali kelas.

“Siap bapak,” ucap Eguh semangat.

Obrolan Eguh dengan sang wali kelas pun berlanjut dengan obrolan ringan dan santai. Begitu lama Eguh mengobrol dengan sang wali kelasnya lewat jaringan telepon seluler, hingga tak terasa hari pun mulai mendekati malam dengan terlihatnya senja di ufuk barat.

Karena Aisyah belum melihat keberadaan sang anak yang belum keluar kamar, akhirnya Aisyah mendatangi kamar sang anak untuk membangunkannya dikarenakan jam sudah pukul 5.00 sore.

Tok … Tok … Tok …

Suara ketokan pintu kamar Eguh terdengar dibarengi dengan teriakan memanggil sang ibu. Sehingga membuat Eguh mengakhiri obrolan dengan sang wali kelas yang terjalin lewat telepon seluler. Selesai menutup teleponnya, barulah Eguh membukakan pintu kamarnya dan menyapa sang ibu.

“Iya, Bu,” sahut Eguh sambil membuka pintu kamarnya.

“Jam berapa ini, Nak. Sana cepat mandi dan shalat Ashar,” perintah sang ibu.

“Siap,”

Bergegas Eguh mengambil handuk dan pergi mandi, sedangkan sang ibu kembali lagi ke dapur untuk menyiapkan masakan buat makan malam. Dan sang ayah terlihat sedang menyiapkan bahan-bahan untuk membuat mie dan yang lainnya. Begitulah suasana setiap sore di keluarga sederhana ini.

***

Malam hari selesai makan malam seperti biasa Eguh dan kedua orang tuanya ngumpul bersama di ruang keluarga sambil nyantai dan nonton TV, dengan ditemani beberapa camilan di toples, kue di piring dan es sirup di teko air plastik. Obrolan santai tersaji dalam kebersamaan keluarga sederhana itu.

“Maaf, Nak! Gimana dengan pengumuman Bidik Misinya?” tanya sang ibu mengawali obrolan santai.

“Alhamdulillah, Yah, Bu. Tadi sore dikabari sama Pak Sodik kalo Eguh lolos Bidik Misi,” jawab Eguh.

“Alhamdulillah, Nak,” ucap sang ibu.

“Alhamdulillah, nanti ayah coba kasih kabar ke om dan tante kamu,” ucap sang ayah menambahi.

Tok … Tok … Tok …

“Assalamu’alaikum,”

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu depan dan salam dari seseorang. Sehingga membuat obrolan santai keluarga sederhana ini terhenti. Tanpa disuruh Eguh pun beranjak dari tempatnya duduk dan pergi membuka pintu depan yang diketuk oleh seseorang.

Saat pintu Eguh buka, ternyata tamu mereka adalah juragan H. Mansur dan istrinya Hj. Fatimah. Lalu langsung Eguh menyuruh H. Mansur dan Hj. Fatimah masuk dan mempersilahkan duduk.

“Wa’alaikumsalam. Pak haji, bu hajah silahkan masuk dan duduk,” pinta Eguh sambil menyalami dan mencium punggung tangan H. Mansur dan Hj. Fatimah bergantian.

“Bapak dan ibumu ada, Le?” tanya pak H. Mansur.

“Ada di dalam, sebentar saya panggil,” jawab Eguh dan langsung melangkah ke dalam memanggil kedua orang tuanya.

Eguh pun langsung memberi tahu kedua orang tuanya kalo tamunya H. Mansur dan Hj. Fatimah. Lalu sang ayah langsung menemui H. Mansur dan istrinya di ruang tamu, sedangkan ibunya pergi ke kamar untuk memakai jilbab. Setelah memberi tahu kedua orang tuanya, Eguh langsung pergi ke dapur untuk membuatkan minum.

“Assalamu’alaikum, dek kaji,” sapa Hendra sambil menyalami H. Mansur dan istrinya.

“Wa’alaikumsalam, mas,” balas sapa H. Mansur dan istri berbarengan.

“Oh ya, mas, mbak Aisyah kemana?” tanya Hj. Fatimah.

“Ada kok, lagi ganti baju,” balas Hendra.

Tak beberapa lama Aisyah keluar dan bergabung dengan mereka bertiga di ruang tamu, begitu pun dengan Eguh datang membawa nampan yang berisi empat cangkir teh. Dan setelah menyajikan minum diatas meja tamu, Eguh langsung kembali ke dalam dan masuk ke kamarnya.

Obrolan santai pun mengawali kebersamaan sahabat lama ini di ruang tamu keluarga Hendra, hingga akhirnya sebuah obrolan serius mengenai maksud dan tujuan H. Mansur dan istri datang bertamu ke rumah Hendra. Ternyata tujuan H. Mansur dan istri datang bertamu ke rumah Hendra adalah untuk meminta bantuan Aisyah istri Hendra agar bisa mendaftarkan anaknya Cindy masuk di Pesantren tempat H. Mansur dan istrinya dulu mondok.

“Mbak, mas, maaf sebelumnya. Kedatangan kami berdua kemari ingin minta bantuan mbak Aisyah,” ucap H. Mansur dengan serius.

“Waduh, emang mau minta bantuan apa ne ke kami yang hanya keluarga sederhana, tidak seperti keluarga dek kaji yang mampu,” ucap Aisyah merendah.

“Ah, bisa aja mbak ini,” balas Hj. Fatimah.

“Begini mbak, kedatangan kami kemari ingin minta bantuan untuk mendaftarkan Cindy di pesantren yang diasuh oleh kedua orang tua mbak,” jelas H. Mansur menambahi.

Dan obrolan kedua keluarga di ruang tamu rumah keluarga Herman berlanjut ke obrolan santai hingga malam semakin larut, H. Mansur dan istrinya ijin pamit untuk pulang dikarenakan malam hari semakin larut dan kasihan pada sang anak sendirian di rumah.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status