Di kamar Eguh …
Selesai menghidangkan minuman yang dibuatnya di meja ruang tamu, Eguh langsung pergi ke kamarnya. Sambil berbaring terlentang di kasur, Eguh memainkan handphonenya, mencari nomor seorang cewek yang sangat dikenalnya di kotak telepon handphonenya. Setelah ketemu kontak nomor si cewek, Eguh pun mencoba untuk menghubungi si cewek.
Tutt … Tutt … Tutt …
Dan tak beberapa lama telepon Eguh diangkat sama si cewek.
“Hallo …, kalo cuma pengen gangguin orang doang nggak usah resek pakek telepon segala, Guh. Aku lagi sibuk ne, pless …,” bentak si cewek yang ternyata Cindy. Malam ini Cindy memang lagi beres-beres barang yang akan dibawanya besok di pesantren, memang dari sore sepulang nongkrong bareng teman-teman geng Cindy menyiapkan segala keperluan yang akan dibawanya nanti saat dirinya mondok.
“Santai dong tuan putri, ndak usah ngegas gitu napa. Emang lagi PMS ya?” goda Eguh.
“Iya kenapa emangnya, malahan aku pengen makan idup-idup cowok nggak peka kayak kamu,” bentak Cindy yang makin sebel aja sama Eguh.
‘Dasar cowok nggak peka, sebel …, sebel …,’ ucap batin Cindy.
Eguh yang mendengar ucapan amarah Cindy sedikit ketakutan.
“Ais, ngeri kali ne tuan putri, cantik-cantik galak dan sadis, takut …,” goda Eguh kembali.
“Biarin, daripada cowok nggak peka, ngeselin, nyebelin bin resek kayak kamu,” ejek Cindy dengan nada penuh amarah.
“Udah ya, kalo cuma mau godain orang doang, mending kamu matiin aja teleponnya daripada buang-buang paketanmu,” kembali Cindy berucap dengan juteknya.
“Cin, beneran ya kamu mau ngelanjutin di pesantren?” tanya Eguh dengan nada dibuat sedih.
“Iya, kenapa? Takut kehilangan ya?” ledek Cindy.
“Ish …, pede amat ne anak. Kalo kamu mondok, siapa nanti yang bisa aku godain dan isengin lagi, hihihi …,” ucap Eguh santai.
“Dasar …,” bentak Cindy dan langsung menutup teleponnya.
Tutt … Tutt … Tutt …
Dengan amarahnya Cindy langsung menutup teleponnya tanpa berucap salam sebagai akhir percakapan mereka berdua di jaringan seluler.
‘Aduh …, kenapa lagi ini anak. Tiba-tiba nutup telepon gitu aja, nggak pake ucap salam atau paling ndak say hello apa gitu. Eh, ini malah langsung tutup aja. Aduh, kenapa juga sih dia lebih milih untuk nerusin di pesantren? Kalo memang dia jadi mondok, berarti kita jauhan dong? Ah …, ndak mungkin, ini ndak boleh terjadi, aku harus sadar diri. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang terlahir di keluarga sederhana, sedangkan dia seorang anak perempuan yang terlahir di keluarga berada. Mana mungkin dia mau nerima cinta dari anak penjual mie ayam?’ gumam Eguh dalam hati yang mulai merasakan akan kehilangan seseorang yang dicintai dan disayangi.
Hati berkecamuk gelisah
Mengguncang ketentraman diri
Dalam kesedihan
Yang akan ditinggal pergi
Kemarin hadirnya masih bisa aku rasa
Hingga saat ini
Walau terkadang bagaikan Tom and Jerry
Kebersamaan kita terjalin
Namun siapa sangka
Hati memendam rasa padanya
Apa yang hatiku rasakan
Bukan hanya sekedar jalinan persahabatan
Tapi semua tentang kenyamanan
Yang aku rasakan
Ketika berada di sampingnya
Menumbuhkan benih-benih kasih
Memekarkan bunga-bunga cinta
Yang mulai menguncup di hati
Namun semua yang aku rasakan tentangnya
Hanyalah butiran mimpi
Mimpi yang sulit aku gapai
Karena tangan tak mampu menggenggam
Cinta yang ku rasakan di hati
Hanya bisa tersimpan rapi tanpa bisa kuucap
Sementara itu di sebuah kamar yang dihiasi oleh warna pink dan aksesoris bermotif hello kitty, terlihat seorang gadis cantik berkacamata sedang duduk di pinggiran tempat tidurnya dalam keadaan mata berkaca-kaca. Gadis cantik berkacamata ini adalah Cindy Eva Putri Fatimah. Cindy yang sebelumnya sedang ngobrol dengan Eguh lewat jaringan telepon, tiba-tiba dengan rasa sebel tingkat dewa menutup telepon begitu saja tanpa berucap salam.
‘Dasar cowok nggak peka sama sekali kamu, Guh. Aku ngerti kita udah sejak TK berteman dan bersahabat, tapi apa salahnya jika sahabatmu ini memiliki perasaan cinta dan sayang sama kamu? Sampai kapan batasan tembok persahabatan kita ini akan bisa menyatukan perasaan aku yang terlanjur mencintai dan menyayangimu, Guh? Ah …, bisa-bisa stress dan gila aku dengan perasaanku padamu ini, Guh. Aku ingin menenangkan diri dulu, semoga dengan aku melanjutkan di pesantren dan mengabdi disana sedikit banyak bisa menenangkan hati dan pikiranku yang diracuni oleh cintaku padamu, Guh. Sekalian aku ingin hijrah, bismillah …,’ guman Cindy dalam hati.
Sahabat …
Akankah selamanya sebagai sahabat
Hati yang mencintai
Akan selalu tersiksa
Bagaikan debu yang terhempas angin
Akhirnya menjadi luka
Tapi tak berdarah
Dengan hati yang sedih Cindy kembali merapikan beberapa barang yang belum dia masukkan ke dalam koper, sehingga semua yang dia butuhkan untuk di pesantren nanti sudah lengkap dan masuk di dalam 2 (dua) koper. Setelah membereskan semua barang-barang yang dibutuhkannya di pesantren, Cindy mencoba untuk membaringkan badannya terlentang di kasur. Dia pun mengambil handphonenya yang tergeletak diatas meja yang berada di samping kiri tempat tidurnya.
Lalu dengan jemarinya Cindy mencoba untuk mengetik pesan w******p pada seseorang yang disayanginya, meskipun bukan kekasihnya.
“Assalamu’alaikum. Maaf ya tadi aku kebawa emosi, habisnya kamu juga sih jadi cowok nggak peka banget,” ucap salam Cindy dalam pesan singkat smsnya.
“Wa’alaikumussalam. Iya nggak apa-apa tuan putri, aku juga minta maaf kalo candaanku tadi bikin kamu sebel dan jutek,” balas salam Eguh dalam pesan singkat smsnya.
“Sama-sama. Oh ya, Guh, gimana pengumuman Bidik Misinya?” tanya Cindy dalam pesan singkat smsnya.
“Alhamdulillah diterima, Cin. Gimana Cin, sudah ta ni beres-beres barang bawaannya yang akan dibawa ke pesantren?” balas Eguh dalam pesan w******p.
“Sudah kok, ini lagi rebahan di kasur sambil nunggu abah dan umik datang,” jelas Cindy dalam pesan singkat smsnya.
“Ya udah met istirahat, dan jangan tidur terlalu malam,” ucap Eguh dalam pesan singkat smsnya.
“Siap bos. Oh ya, besok kamu ikut kan ngantar aku ke pesantren?” tanya Cindy berharap dalam pesan singkat smsnya.
“Pasti dong, sampai besok ya? Assalamu’alaikum,” jawab Eguh dalam pesan singkat smsnya, sambil mengakhiri obrolannya dengan Cindy di pesan singkat sms.
“Ok. Wa’alaikumussalam,” balas salam Cindy dalam pesan pesan singkat smsnya.
Hingga akhirnya kesedihan yang dirasakan oleh Cindy berangsur-angsur memudar, setelah tau kalo besok Eguh ikut mengantarnya ke pesantren.
‘Ya Allah …, Ya Robb …, semoga Engkau selalu menjaga perasaan hatiku ini pada seorang lelaki bernama Eguh Hendrawan Putra, agar suatu waktu nanti di waktu yang tepat Engkau menyatukan cinta kami berdua,’ gumam do’a Cindy dalam hati yang mulai bahagia.
Jam 9.00 malam tepat akhirnya kedua orang tua Cindy datang. Mengetahui kedatangan kedua orang tuanya, Cindy bergegas keluar kamar dan turun untuk membukakan pintu depan rumahnya. Setelah kedua orang tuanya pulang, barulah Cindy pergi tidur dikarenakan besok dirinya akan berangkat ke pesantren.
Sebelum beranjak tidur Cindy menyempatkan diri untuk mengirim sebuah pesan melalui pesan w******p smartphonenya pada lelaki yang dicintai.
***
Kembali ke kamar Eguh …,
‘Alhamdulillah, sepertinya Cindy sudah tidak marah lagi denganku, terima kasih Ya Allah …, atas pertolonganMu aku bisa kembali beraikan dengan perempuan yang kucintai,’ gumam Eguh dalam hati.
Cinta selalu datang dengan seketika
Tanpa harus permisi pada sang pemilik hati
Seperti apa yang aku rasakan saat ini
Tidak tahu kapan datangnya cinta di hati ini
Perasaan hati
Tak bisa dipungkiri
Engkau yang aku anggap sebagai sahabat
Telah menumbuhkan benih cinta di hati
Jujur aku mencintaimu
Jujur aku menyayangimu
Tapi,
Aku hanya bisa menyimpannya
Memendamnya dalam hati
Dan mungkin akan selamanya terdiam dalam hati
Tak bisa aku ungkapkan
Karna aku hanyalah manusia biasa
Tak mungkin bisa memeluk gunung
Hanya bisa menikmati kemegahannya
Tak mungkin bisa menggapai bintang
Hanya bisa mengagumi keindahannya
Bagaikan ilusi yang terbayang dalam angan
Merangkai mimpi-mimpi
Karna kuingin memiki hatimu seutuhnya
Agarku bisa menam benih cintaku disana
Dengan segala gejolak yang mendera hatinya, malam pun semakin larut dan esok dirinya juga harus mengantarkan sahabat yang dicintainya ke pesantren, Eguh akhirnya memilik untuk merebahkan tubuhnya di kasur untuk pergi menjemput sang bunga tidur.
‘Dua insan manusia yang sebenarnya saling jatuh cinta namun sulit untuk berkata jujur tentang perasaannya karena sesuatu hal yang mengombang ambingkan pikiran masing-masing, sehingga membuat mereka berdua membelenggu perasaan cinta mereka berdua di hati hingga datangnya waktu yang tepat untuk mereka berdua bisa berkata jujur tentang perasaan hatinya, bahwa mereka saling mencintai dan menyayangi,’
***
Keesokan harinya…Hari jum’at ini Eguh pergi ke sekolah seperti biasa. Selesai mandi dan mengenakan seragam sekolah warna cokelat serta sepatu hitam Eguh segera pergi ke sekolah. Sebelum berangkat ke sekolah, Eguh mampir dulu ke warung nasi di depan kosannya untuk sarapan. Sengaja pagi ini dia sarapan nasi uduk.Selesai sarapan barulah Eguh berangkat ke sekolah dengan jalan kaki. Saat Eguh sampai di depan gerbang sekolah, dia bertemu dengan Indah yang baru turun dari mobil yang mengantarnya.“Hai …,” sapa Eguh ramah, saat dirinya bertemu dengan Indah.“Hai juga!” balas sapa Indah.“Gimana kabarnya ni? Kok sepertinya sekarang jarang ke kantin?” lanjut Indah bertanya.“Ya begini ini …, Alhamdulillah baik. Kamu sendiri apa kabarnya?” jawab Eguh, lalu balik bertanya.“Lu bisa lihat sendiri kan kondisiku …, Alhamdulillah baik juga
Sore hari menjelang, pukul 16:20. Di sebuah kosan… BRAAKKK! Suara pintu kosan tertabrak sesuatu dari luar. Eguh, Andre, Baron, Heru, dan Alek yang lagi nyantai di ruang tengah sambil nonton TV. Tiba-tiba kaget mendengar suara gaduh akibat benturan dari sesuatu yang menabrak pintu kosan. “Lek, tolong lu cek ada apa diluar!” pinta mas Andre. Lalu segera Alek beranjak melangkah menuju keluar untuk mengecek apa yang terjadi di luar kosan. Namun ketika Alek membuka pintu kosan. Betapa terkejutnya dia melihat Jay sudah tergeletak di tanah dengan muka lebam penuh luka. Darah membasahi wajahnya. “JAYY …,” teriak Alek kaget. Eguh, Andre, Baron dan Heru yang mendengar teriakan Alek, langsung beranjak melangkah ke depan. “Bro, ada apa lu teriak-teriak!” ucap mas Andre agak berteriak kepada Alek. “Iya ne! seperti kagak ada kerjaan!” timpal mas
Keesokan harinya… Di pagi hari yang cerah, angin pagi berhembus sepoi. Burung-burung bernyanyi dengan kicauannya yang merdu. Mentari bersinar dengan senyum cerianya menyinari pagi. Rutinitas pagi hari yang selalu Eguh kerjakan, belajar dan bersih-bersih kamar. Terkadang dia juga ikutan memasak sarapan pagi dengan teman-teman kost lainnya. Setelah mengerjakan semua itu, barulah Eguh pergi mandi dan bersiap-siap untuk ke sekolah. Selesai sarapan Eguh pun berangkat ke sekolah seperti biasanya dengan berjalan kaki. Sesampainya di dalam kelas, Eguh segera berjalan menuju ke bangkunya yang berada di belakang. Setelah menaruh tas ranselnya diatas meja, dia pun duduk santai dan mengambil buku pelajarannya untuk jam pelajaran pertama di hari kamis. Sambil menunggu bel masuk Eguh pun meluangkan waktu untuk membaca novel karya Kahlil Gibran yang dipinjamnya di perpustakaan beberapa hari yang lalu. Dan saat sedang as
Hari berlalu, minggu berganti, tak terasa sudah dua minggu berlalu setelah Eguh putus dengan Indah. Dua minggu yang menguras hati dan pikiran sudah Eguh lalui dengan kesabaran dan keikhlasan. Bagaimana dia belajar untuk menenangkan hatinya dengan cara mengikhlaskan kepergian orang yang seharusnya pergi. Agar dia bisa move on dan kembali menjadi kepribadian yang ceria. Sehingga di masa depan dia bisa membuka hatinya untuk cinta yang lain. Rutinitas yang Eguh lalui seminggu kemarin pun lebih terasa semakin nyaman. Sehingga bisa membuatnya berdamai lagi dengan hatinya. Kini dirinya juga bisa kembali fokus dengan pelajaran di sekolahnya. Kini Eguh sudah tidak lagi merasa canggung ketika di kantin sekolah ngumpul dan ngobrol dengan Indah. Obrolan di antara Eguh dan Indah sudah terlihat lebih nyaman kembali, bahkan tak jarang juga mereka bercanda bersama. Eguh terlihat benar-benar sudah bisa move on dari sang mantan. Seiring be
Eguh melangkah berjalan menuruni tangga menuju ke lantai satu restoran. Saat Eguh melintasi lantai dua, tak sengaja Eguh melihat Indah dan ketiga sahabatnya sedang makan dan ngumpul. Lalu dengan rasa sedikit ragu dia menghampiri sang mantan yang sedang makan plus ngobrol santai dengan ketiga sahabatnya. “Hai semua …,” sapa Eguh ketika sudah berada di hadapan Indah dan ketiga sahabatnya. “Eh, Guh! Lagi ngapain ni?” sapa Erna agak terkejut dengan kehadiran mantan sahabatnya. Maklum aja, kalo mereka berempat sedang asyik ngobrol pasti tidak begitu peduli dengan situasi sekitar mereka. Indah yang membelakangi Eguh, tiba-tiba salah tinggakah saat sang mantan berdiri tepat di belakangnya. Lalu dia segera menoleh ke belakang. “Guh, kok kamu disini?” tanya Indah. “Iya Er! Ini aku lagi ada acara dengan teman-teman kosan. Gabung yuk?” ajak Eguh. “Kangen sama kamu yang pernah mengisi hatiku dengan keindahan cinta …,” goda Eguh ke Indah sambil sen
Dalam heningnya malam…Di kamar kost, terlihat Eguh terdiam dalam hening dan sunyi. dia memikirkan perubahan yang terjadi pada sang mantan. Dia seakan tak percaya dengan sikap sang mantan siang tadi di kantin sekolah. Situasi siang tadi di kantin sekolah, seakan telah membawa kembali kebahagiaan hati yang telah lama dinodai kegalauan.‘Aku kira dia tidak mau lagi mengenal diri ini yang hanya seorang anak penjual mie ayam. Tetapi tadi siang tidak! Saat aku melihatnya di kantin sekolah, dia malah memanggil dan mengajakku untuk gabung satu meja dengannya. Huffttt …, sepertinya berteman dengannya adalah pilihan terbaik buat kebersamaan kita!’ gumam Eguh dalam hati.Karena suntuk di dalam kamar, Eguh mencoba untuk bersantai di teras depan kamarnya. Sambil bersandar ke pagar tembok tepian teras bangunan lantai dua, dia bisa menikmati indahnya cahaya rembulan dan kerlip bintang-bintan