Share

4. PART EMPAT

Di kamar Eguh …

Selesai menghidangkan minuman yang dibuatnya di meja ruang tamu, Eguh langsung pergi ke kamarnya. Sambil berbaring terlentang di kasur, Eguh memainkan handphonenya, mencari nomor seorang cewek yang sangat dikenalnya di kotak telepon handphonenya. Setelah ketemu kontak nomor si cewek, Eguh pun mencoba untuk menghubungi si cewek.

Tutt … Tutt … Tutt …

Dan tak beberapa lama telepon Eguh diangkat sama si cewek.

“Hallo …, kalo cuma pengen gangguin orang doang nggak usah resek pakek telepon segala, Guh. Aku lagi sibuk ne, pless …,” bentak si cewek yang ternyata Cindy. Malam ini Cindy memang lagi beres-beres barang yang akan dibawanya besok di pesantren, memang dari sore sepulang nongkrong bareng teman-teman geng Cindy menyiapkan segala keperluan yang akan dibawanya nanti saat dirinya mondok.

“Santai dong tuan putri, ndak usah ngegas gitu napa. Emang lagi PMS ya?” goda Eguh.

“Iya kenapa emangnya, malahan aku pengen makan idup-idup cowok nggak peka kayak kamu,” bentak Cindy yang makin sebel aja sama Eguh.

‘Dasar cowok nggak peka, sebel …, sebel …,’ ucap batin Cindy.

Eguh yang mendengar ucapan amarah Cindy sedikit ketakutan.

“Ais, ngeri kali ne tuan putri, cantik-cantik galak dan sadis, takut …,” goda Eguh kembali.

“Biarin, daripada cowok nggak peka, ngeselin, nyebelin bin resek kayak kamu,” ejek Cindy dengan nada penuh amarah.

“Udah ya, kalo cuma mau godain orang doang, mending kamu matiin aja teleponnya daripada buang-buang paketanmu,” kembali Cindy berucap dengan juteknya.

“Cin, beneran ya kamu mau ngelanjutin di pesantren?” tanya Eguh dengan nada dibuat sedih.

“Iya, kenapa? Takut kehilangan ya?” ledek Cindy.

“Ish …, pede amat ne anak. Kalo kamu mondok, siapa nanti yang bisa aku godain dan isengin lagi, hihihi …,” ucap Eguh santai.

“Dasar …,” bentak Cindy dan langsung menutup teleponnya.

Tutt … Tutt … Tutt …

Dengan amarahnya Cindy langsung menutup teleponnya tanpa berucap salam sebagai akhir percakapan mereka berdua di jaringan seluler.

‘Aduh …, kenapa lagi ini anak. Tiba-tiba nutup telepon gitu aja, nggak pake ucap salam atau paling ndak say hello apa gitu. Eh, ini malah langsung tutup aja. Aduh, kenapa juga sih dia lebih milih untuk nerusin di pesantren? Kalo memang dia jadi mondok, berarti kita jauhan dong? Ah …, ndak mungkin, ini ndak boleh terjadi, aku harus sadar diri. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang terlahir di keluarga sederhana, sedangkan dia seorang anak perempuan yang terlahir di keluarga berada. Mana mungkin dia mau nerima cinta dari anak penjual mie ayam?’ gumam Eguh dalam hati yang mulai merasakan akan kehilangan seseorang yang dicintai dan disayangi.

Hati berkecamuk gelisah

Mengguncang ketentraman diri

Dalam kesedihan

Yang akan ditinggal pergi

Kemarin hadirnya masih bisa aku rasa

Hingga saat ini

Walau terkadang bagaikan Tom and Jerry

Kebersamaan kita terjalin

Namun siapa sangka

Hati memendam rasa padanya

Apa yang hatiku rasakan

Bukan hanya sekedar jalinan persahabatan

Tapi semua tentang kenyamanan

Yang aku rasakan

Ketika berada di sampingnya

Menumbuhkan benih-benih kasih

Memekarkan bunga-bunga cinta

Yang mulai menguncup di hati

Namun semua yang aku rasakan tentangnya

Hanyalah butiran mimpi

Mimpi yang sulit aku gapai

Karena tangan tak mampu menggenggam

Cinta yang ku rasakan di hati

Hanya bisa tersimpan rapi tanpa bisa kuucap

Sementara itu di sebuah kamar yang dihiasi oleh warna pink dan aksesoris bermotif hello kitty, terlihat seorang gadis cantik berkacamata sedang duduk di pinggiran tempat tidurnya dalam keadaan mata berkaca-kaca. Gadis cantik berkacamata ini adalah Cindy Eva Putri Fatimah. Cindy yang sebelumnya sedang ngobrol dengan Eguh lewat jaringan telepon, tiba-tiba dengan rasa sebel tingkat dewa menutup telepon begitu saja tanpa berucap salam.

‘Dasar cowok nggak peka sama sekali kamu, Guh. Aku ngerti kita udah sejak TK berteman dan bersahabat, tapi apa salahnya jika sahabatmu ini memiliki perasaan cinta dan sayang sama kamu? Sampai kapan batasan tembok persahabatan kita ini akan bisa menyatukan perasaan aku yang terlanjur mencintai dan menyayangimu, Guh? Ah …, bisa-bisa stress dan gila aku dengan perasaanku padamu ini, Guh. Aku ingin menenangkan diri dulu, semoga dengan aku melanjutkan di pesantren dan mengabdi disana sedikit banyak bisa menenangkan hati dan pikiranku yang diracuni oleh cintaku padamu, Guh. Sekalian aku ingin hijrah, bismillah …,’ guman Cindy dalam hati.

Sahabat …

Akankah selamanya sebagai sahabat

Hati yang mencintai

Akan selalu tersiksa

Bagaikan debu yang terhempas angin

Akhirnya menjadi luka

Tapi tak berdarah

Dengan hati yang sedih Cindy kembali merapikan beberapa barang yang belum dia masukkan ke dalam koper, sehingga semua yang dia butuhkan untuk di pesantren nanti sudah lengkap dan masuk di dalam 2 (dua) koper. Setelah membereskan semua barang-barang yang dibutuhkannya di pesantren, Cindy mencoba untuk membaringkan badannya terlentang di kasur. Dia pun mengambil handphonenya yang tergeletak diatas meja yang berada di samping kiri tempat tidurnya.

Lalu dengan jemarinya Cindy mencoba untuk mengetik pesan w******p pada seseorang yang disayanginya, meskipun bukan kekasihnya.

“Assalamu’alaikum. Maaf ya tadi aku kebawa emosi, habisnya kamu juga sih jadi cowok nggak peka banget,” ucap salam Cindy dalam pesan singkat smsnya.

“Wa’alaikumussalam. Iya nggak apa-apa tuan putri, aku juga minta maaf kalo candaanku tadi bikin kamu sebel dan jutek,” balas salam Eguh dalam pesan singkat smsnya.

“Sama-sama. Oh ya, Guh, gimana pengumuman Bidik Misinya?” tanya Cindy dalam pesan singkat smsnya.

“Alhamdulillah diterima, Cin. Gimana Cin, sudah ta ni beres-beres barang bawaannya yang akan dibawa ke pesantren?” balas Eguh dalam pesan w******p.

“Sudah kok, ini lagi rebahan di kasur sambil nunggu abah dan umik datang,”  jelas Cindy dalam pesan singkat smsnya.

“Ya udah met istirahat, dan jangan tidur terlalu malam,” ucap Eguh dalam pesan singkat smsnya.

“Siap bos. Oh ya, besok kamu ikut kan ngantar aku ke pesantren?” tanya Cindy berharap dalam pesan singkat smsnya.

“Pasti dong, sampai besok ya? Assalamu’alaikum,” jawab Eguh dalam pesan singkat smsnya, sambil mengakhiri obrolannya dengan Cindy di pesan singkat sms.

“Ok. Wa’alaikumussalam,” balas salam Cindy dalam pesan pesan singkat smsnya.

Hingga akhirnya kesedihan yang dirasakan oleh Cindy berangsur-angsur memudar, setelah tau kalo besok Eguh ikut mengantarnya ke pesantren.

‘Ya Allah …, Ya Robb …, semoga Engkau selalu menjaga perasaan hatiku ini pada seorang lelaki bernama Eguh Hendrawan Putra, agar suatu waktu nanti di waktu yang tepat Engkau menyatukan cinta kami berdua,’ gumam do’a Cindy dalam hati yang mulai bahagia.

Jam 9.00 malam tepat akhirnya kedua orang tua Cindy datang. Mengetahui kedatangan kedua orang tuanya, Cindy bergegas keluar kamar dan turun untuk membukakan pintu depan rumahnya. Setelah kedua orang tuanya pulang, barulah Cindy pergi tidur dikarenakan besok dirinya akan berangkat ke pesantren.

Sebelum beranjak tidur Cindy menyempatkan diri untuk mengirim sebuah pesan melalui pesan w******p smartphonenya pada lelaki yang dicintai.

***

Kembali ke kamar Eguh …,

‘Alhamdulillah, sepertinya Cindy sudah tidak marah lagi denganku, terima kasih Ya Allah …, atas pertolonganMu aku bisa kembali beraikan dengan perempuan yang kucintai,’ gumam Eguh dalam hati.

Cinta selalu datang dengan seketika

Tanpa harus permisi pada sang pemilik hati

Seperti apa yang aku rasakan saat ini

Tidak tahu kapan datangnya cinta di hati ini

Perasaan hati

Tak bisa dipungkiri

Engkau yang aku anggap sebagai sahabat

Telah menumbuhkan benih cinta di hati

Jujur aku mencintaimu

Jujur aku menyayangimu

Tapi,

Aku hanya bisa menyimpannya

Memendamnya dalam hati

Dan mungkin akan selamanya terdiam dalam hati

Tak bisa aku ungkapkan

Karna aku hanyalah manusia biasa

Tak mungkin bisa memeluk gunung

Hanya bisa menikmati kemegahannya

Tak mungkin bisa menggapai bintang

Hanya bisa mengagumi keindahannya

Bagaikan ilusi yang terbayang dalam angan

Merangkai mimpi-mimpi

Karna kuingin memiki hatimu seutuhnya

Agarku bisa menam benih cintaku disana

Dengan segala gejolak yang mendera hatinya, malam pun semakin larut dan esok dirinya juga harus mengantarkan sahabat yang dicintainya ke pesantren, Eguh akhirnya memilik untuk merebahkan tubuhnya di kasur untuk pergi menjemput sang bunga tidur.

‘Dua insan manusia yang sebenarnya saling jatuh cinta namun sulit untuk berkata jujur tentang perasaannya karena sesuatu hal yang mengombang ambingkan pikiran masing-masing, sehingga membuat mereka berdua membelenggu perasaan cinta mereka berdua di hati hingga datangnya waktu yang tepat untuk mereka berdua bisa berkata jujur tentang perasaan hatinya, bahwa mereka saling mencintai dan menyayangi,’

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status