Owe... Owe... "Suara bayi menangis" terdengar suara bayi menangis sepanjang malam ini, aku yang sedang menunggu kabar dari beberapa anggota ku dalam misi penyerangan kepada salah satu geng jeruji, tangisan bayi itu sedikit mengganggu di telinga ku, Rara mencoba beberapa kali mendiamkan bayi tersebut tetapi tidak berhasil.
Anggoro : Rara coba kamu tolong diamkan bayi tersebut, sangat mengganggu sekali. Rara : Baik tuan, sepertinya bayi ini ingin dekat dengan tuan. Anggoro : Aku sedang sibuk tolong bawa dia keluar. Rara : Sudah tuan bayi tersebut masih menangis sampai saya juga bingung tuan. Anggoro : "Mencoba menggendong bayi" Bayi : Owe... Owe.. "suara tangisan", seketika diam. Rara : Tuh kan Tuan bayi ini mau digendong dengan tuan. Anggoro : Ssuutt!!! sudah sana kamu pergi. Dengan mata yang terfokus ke layar handphone, aku sambil menggendong bayi pikiran ku bertanya-tanya mengapa bayi ini saat aku gendong ia berhenti menangis dan perasaan ini sedikit menjadi lebih tenang, padahal di suasana yang sangat tegang ini mungkin ini yang namanya perasaan sosok seorang ayah "gumam ku dalam hati". Treng "suara pesan masuk" Albert mengirimkan pesan singkat kepada ku, isi pesan singkat (Bos kita sudah siap menyerang hanya ada beberapa orang dari anggota geng jeruji yang berpatroli), aku langsung memerintahkan Albert berserta seluruh anggota segera hujan ni mereka semua dengan granat, akibat ledakan tersebut seluruh geng jeruji yang berada di markas tersebut akan teralihkan, perintahkan Baret bersiap melesatkan ratusan peluru dari mesin penembaknya, setelah mereka mulai berlarian, tanpa persiapan yang matang dari geng jeruji barulah kalian masuk untuk menyerang "ucap ku melalui pesan singkat". "Kembali dimana Albert berada" Albert memberikan aba-aba bagi anggota yang memegang granat, mereka pun dengan langkah senyap pindah ke barisan paling depan, Albert juga menghubungi Baret untuk siap-siap untuk melesatkan pelurunya dari jarak jauh. Albert : "suara berbisik dalam telepon" Halo Baret setelah mereka di hujan ni granat kamu siap menembak ya. Baret : Siap Albert. Albert menghitung mundur 3... 2... 1... anggota geng gagak dengan tugas pelempar granat langsung melempari granat tersebut ke arah markas geng jeruji, DUAR... "suara ledakan 1" Duar... "suara ledakan 2", beberapa anggota geng jeruji yang berjaga seketika tewas di tempat, mendengar dua kali suara ledakan dari luar markas geng jeruji, seluruh anggota geng berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi, setelah mereka melihat apa yang terjadi, Albert berteriak Baret saatnya, mendengar teriakan Albert sekaligus perintah Baret langsung melesatkan ratusan peluru dengan cepat, hingga akhirnya banyak dari anggota geng jeruji tumbang, geng gagak pun langsung melancar kan aksinya untuk menyerang, tembak menembak pun tidak bisa di hindari lagi, tanpa persiapan untuk berperang banyak dari geng jeruji yang tewas, dua jam lamanya terjadi aksi tembak menembak antara ke dua geng tersebut, akhirnya geng gagak membuat markas dari geng jeruji porak poranda mereka pun langsung meninggalkan markas dari geng jeruji itu dan membakarnya, dari kejauhan Albert "membakar sebatang roko" berserta rombongan nya menyaksikan si jago merah yang sangat membara berkobar, mereka pun pergi untuk kembali ke markas Anggoro. Dalam gelapnya malam Ruben yang dalam perjalanan kembali ke markasnya sejauh mata memandang terlihat cahaya merah berkobar dengan begitu gagah, sedikit panik Ruben mencoba menghubungi beberapa anggotanya ingin menanyakan apa yang terjadi disana, karena tidak ada yang menjawab telepon dari Ruben, Membuat sang ketua dari geng jeruji ini menjadi panik dan keringat dingin, Ruben memerintahkan anak buahnya untuk melaju lebih cepat ia sangat penasaran apakah kobaran api itu berasal dari markasnya, benar saja saat ruben tiba disana seluruh anggota dari geng jeruji yang berjaga di markas habis luluh-lantang tak tersisa beserta bangunan markasnya itu, saat Ruben mengecek apakah masi ada anggotanya yang masih hidup, dari kejauhan terdengar suara meminta tolong, Tolong... Tolong... "Suara teriakan sambil merintih", ternyata itu Dodi salah satu dari anak buah Ruben yang sekarat. Ruben : "Mengangkat kepala Dodi" Siapa yang berani melakukan ini ? Dodi : "Dengan nada yang terbata-bata" Saya tidak tahu pasti bos, mereka semua mengenakan penutup kepala. Ruben : Jam berapa ini terjadi? Dodi : "Dengan nada sangat berat" Se.. be.. lum.. mat.. aha.. riii... ter.. bit, "Dodi langsung tewas". Ruben : Brengsek!!!! "Berteriak". Angga : Ulah siapa ini bos? Ruben : Apakah mungkin kita sudah di jebak oleh Tejo. Angga : Kurang ajar Tejo. Ruben : Karena jam penyerangan sama seperti jam penyerangan ketempat Anggoro, jadi saat dia tahu markas kita kosong, Tejo sudah menyuruh orang untuk menyerang markas kita. Angga : Sangat licik sekali Tejo, Brengsek !!! Ruben : Kita harus membalas ini, besok saat Tejo datang kesini tanpa basa basi kita langsung serang dia dengan beberapa anggota yang kita punya saat ini. Angga : Baik bos saya akan siapkan, persenjataan terlebih dahulu. Ruben : Oh iya, tolong taruh beberapa orang di area-area tersembunyi agar kita bisa menyerang tejo dari segala arah. Angga : Baik bos. Geng jeruji yang sibuk menyusun strategi untuk menyerang anggota dari Tejo ke keesokan harinya, karena Ruben merasa telah di hianati oleh Tejo berbeda dengan geng gagak dalam perjalanan mereka kembali ke tempat Anggoro untuk berpesta, brum... brum... "suara mobil" Albert berserta rombongan nya telah tiba di kediaman Anggoro untuk memberikan informasi kalau misi yang ia jalankan sudah selesai dengan baik, satu persatu anggota geng gagak menuruni mobil dan masuk kedalam, Albert langsung menghampiri ku yang sedang menggendong bayi di ikuti beberapa anggota ku yang tadi ikut dalam penyerangan. Albert : "Muka sedikit bingung" Lapor bos kami sudah selesai. Anggoro : Bagaimana yang terjadi di sana saat penyerangan ? Albert : Sesuai instruksi yang anda perintahkan bos. Anggoro : Kerja bagus Albert, berapa orang anggota kita yang tewas? Albert : Tidak ada bos, hanya luka-luka biasa. Anggoro : Bagus ya sudah mari kita berpesta, tolong siapkan untuk acara kita berpesta. Albert : Maaf bos... apakah bayi itu akan ikut berpesta dengan kita ? Anggoro : "Sambil menggendong bayi berteriak" Rara tolong pegang bayi ini. Rara : "Menghampiri" Ada apa Tuan. Anggoro : Tolong kamu pegang bayi ini "memberikan bayi kepada Rara". Bayi : Owe.. Owe... "bayi Menangis". Rara : Maaf tuan bayi ini tidak mau dengan ku, sepertinya bayi ini ingin bersama tuan. Anggoro : Ya sudah sana kamu pergi. Akhirnya beberapa geng gagak yang ikut dalam misi penyerangan hari ini merayakannya dengan berpesta bersama ketua mereka Anggoro sambil menggendong bayi karena bayi tersebut tidak mau lepas dari tangan dari sang pemimpin geng gagak, karena akhirnya nanti yang akan berperang adalah Tejo dan Ruben, Trang "suara gelas beradu" anggota geng gagak bersulang dan mereka juga tidak sabar menantikan besok peperangan antara anggota kepolisan yang dipimpin oleh Tejo dan geng jeruji yang di pimpin oleh Ruben, karena ketua dari geng jeruji merasa telah di hianati oleh Tejo akibat penyerangan markas geng jeruji oleh geng gagak, mereka menganggap itu semua adalah jebakan dari rencana licik Tejo.Mentari yang perlahan memudarkan cahayanya solah-olah ia merasakan ketegangan enggan untuk menyaksikan dua kelompok yang menyimpan dendam akan berperang, di sini kekuatan lah menentukan siapa yang masih pantas menginjakan kaki di atas bumi ini, langkah senyap dari ke 16 anggota geng gagak perlahan mulai memasuki gedung terbengkalai dimana di dalam gedung tersebut kelompok Tejo yang sedang mengincar Semi, tetapi di posisi mereka juga sedang di incar oleh geng gagak, Baret seorang sniper handal mengarahkan moncong senjata api miliknya itu dan memantau pergerakan dari kejauhan, melihat ke 16 anggota geng gagak tiba di lokasi sekaligus memantau perkembangan ia segera melaporkan kepada Albert kalau anggota geng gagak yang di tugaskan sudah memasuki ke gedung terbengkalai dimana saat ini tempat Semi bersembunyi dari kejaran kelompok Tejo.Albert yang sudah mengetahui berita terkini di tempat kejadian ia segera melaporkan hal tersebut kepada pemimpin geng gagak Anggoro, bos anggota kita
Albert yang kebingungan melihat Roy yang tiba-tiba menjatuhkan ponsel miliknya dengan raut wajah panik, Albert segera menghampiri dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, baru saja Albert beranjak dari tempat duduknya itu terdengar suara pintu terbuka dari dalam kamar Anggun, ternyata itu Anggoro, melihat di teras rumahnya ada Albert dan Roy yang sedang duduk Anggoro pun segera datang menghampiri.Anggoro : Akhirnya aku bisa melihat kalian berdua lagi.Albert : Aku dan Roy tidak mati semudah itu bos.Anggoro : Bagaimana dengan Robby dan Semi?Albert : Saat kami di kejar oleh kelompok Tejo Aku dan Roy terpisah oleh mereka ber dua bos.Anggoro : Kamu kenapa Roy terlihat sangat syok begitu?Roy : "Menundukkan kepala dan terdiam".Albert : "Berteriak" Roy apa yang sebenarnya terjadi?Roy : "Nada gugup dan lemas" Baru saja aku melihat berita dari ponselku Robby terbunuh oleh kelompok Tejo.Albert : Apa!!!Anggoro : Kamu jangan bercanda Roy.Roy : "Memberikan ponsel miliknya".Anggor
Semi yang melihat rekan satu gengnya itu telah di habisi oleh kelompok Tejo, seketika membuat jantungnya berhenti sejenak, karena ia menyaksikan langsung di depan mata kepalanya, Robby yang mencoba melakukan perlawanan dengan senjata api miliknya dan beberapa kali Robby melesatkan tembakan ke arah kelompok Tejo tapi selalu meleset oleh sebab itu Tejo mengambil keputusan untuk menembak Robby di tempat yang mengakibatkan ia tewas seketika.Robby yang tak mau teman seperjuangannya itu mati terbunuh dengan sekuat tenaga mendorong Semi agar ia bisa menyelamatkan nyawanya, Semi terus berlari sambil menahan kesedihan terlihat dari air yang menggenang di matanya ia sangat terpukul, tetapi bagaimana pun yang terjadi Semi harus tetap berlari dari pengejaran kelompok Tejo, ternyata jalan yang di ambil Semi adalah gang buntu yang menyebabkan ia kebingungan, langkah apa yang harus di ambil, apa aku harus nekat berperang melawan kelompok Tejo "gumam Semi dalam hati".Anggota Tejo : Bagaimana pa
Di keramaian pusat perbelanjaan aksi kejar-kejaran antara kelompok Tejo dan kedua anggota milik Anggoro terjadi, terlihat di beberapa sudut barang-barang berserakan di lantai akibat benturan dari ke dua kelompok, hingga mereka berada di pintu keluar pusat perbelanjaan itu tetapi kelompok Tejo yang masih belum kehilangan jejak masih mengejar dua orang dari anggota geng gagak yaitu Semi dan Robi.Semi : Bagaimana ini apa yang harus kita lakukan sekarang? "Sambil berlari".Robby : Terus saja berlari.Semi : Kemana perginya Roy dan Albert?Robby : Entahlah yang terpenting bagaimana pun kita jangan sampai tertangkap oleh kelompok Tejo.Semi : Baik.Di tengah kebingungan Semi dan Robby ia tak tau ke mana tempat yang ia tuju untuk bersembunyi dalam pikiran mereka ia hanya perlu berlari cepat hingga kelompok Tejo tidak lagi melihat kemana arah ia berlari, dalam kerumunan orang banyak dan kendaraan yang berlalu lalang kelompok Tejo kebingungan mencari Semi dan Robby berlari.Anggota Tejo :
Dimana Anggoro yang sedang asik bermain dengan Anggun ia sudah menugaskan Albert untuk memantau pergerakan satu keluarga yang sudah memaki-maki Anggoro di salah satu tempat wahana bermain anak.Albert : Bos target sudah terlihat "berbicara melalui telepon".Anggoro : Segera lakukan tugas kamu Albert.Albert : Baik Bos.Albert pun segera mengikuti satu keluarga tersebut, lalu Roy dan beberapa anggota yang lain bertugas untuk mengawasi Anggoro yang sedang asik bermain bersama Anggun, ditengah asik bermain Anggun berlari menghampiri Anggoro yang sedang memperhatikan dirinya dari ke jauhan.Anggun : Papah "berteriak" maafin Anggun ya pah, atas kejadian tadi, papah jadi di marahi.Anggoro : Tidak apa-apa Anggun, sana kamu lanjut bermain kembali.Anggun : Tetapi anak tadi kasian pah, soalnya anak itu selalu mengalah untuk Anggun bermain.Anggoro : "Terdiam" Oh jadi begitu, Yah sudah Anggun main lagi habis ini kita langsung pergi makan.Mendengar pengakuan Anggun barusan seketika hati
Mentari yang sudah terbangun dari tidur nyenyak malam itu membangunkan seisi bumi, terlihat dari dalam kediaman Anggoro Rara yang sudah terbangun lebih awal dari yang lain Rara pun sudah beres menyiapkan sarapan untuk Anggoro, karena malam itu Anggoro sempat berucap saat malam pesta ulang tahun Anggun, kalau hari ini ia ingin mengajak Anggun pergi ke salah satu pusat perbelanjaan.Rara : Tok-tok (suara pintu di ketuk) maaf tuan kalau sarapan sudah saya siapkan di meja makan "ucap lembut sedikit takut".Anggoro : Ya nanti saya kesana.Rara : Baik tuan.Krek (suara pintu di buka) Anggoro yang baru keluar dari kamar tidurnya itu ia pun langsung melangkah berjalan menuju meja makan, satu persatu anak tangga di turunin oleh Anggoro, dimana dalam langkahnya sudah ada Anggun yang menanti Anggoro di meja makan bersama Rara.Anggun : Papah... (Berteriak) ayah sudah bangun.Anggoro : (hanya tersenyum senang).Rara : Silahkan duduk tuan "menarik bangku".Anggoro : Terima kasih "menatap