Home / Fantasi / Lahirnya Kultivator Dewa Samudra / 29. Tekad yang membangkitkan tekad lain

Share

29. Tekad yang membangkitkan tekad lain

Author: VAD_27
last update Huling Na-update: 2025-05-10 19:00:54

Sesaat sebelum tulang ikan itu mengenai leher Pollux, lengan Frigel terdorong oleh ujung tombak yang menusuknya, membuat tulang ikan beracun itu terlempar dan ditarik ombak.

"Ck, sialan!" Umpat Frigel, menoleh garang pada pelakunya.

Gaila berdiri dengan tombak di tangan, menatap Frigel tajam.

"Kau—," Frigel mengernyit mendapati pemimpin Klan Dewi Malam.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Frigel dingin, emosinya meluap dan hawa membunuhnya semakin meninggi tatkala kegiatannya terganggu.

Padahal hanya tinggal sedikit lagi dia bisa mencapai tujuannya membunuh Pollux.

Sontak Gaila yang kini mengernyit. "Bukankah seharusnya aku yang bertanya? Kau siapa dan sedang apa berada di pulau ini?"

Frigel menyugar rambutnya gusar. "Memang apa urusannya denganmu? Dan lagi, mati atau tidaknya Kakek tua ini tidak menjadi urusanmu, bukan? Hubungan kalian tidak sedalam itu, hanya sebatas saling kenal karena Pangeran sialan itu berlatih di pulau
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   32. Jenings

    "Jenings! Jenings! Jenings! Jenings!" Teriakan teriakan itu menggema di atmosfer tatkala pria berbadan besar dengan otot tebal dan kulit coklat sempurna mengalahkan lawan di atas arena dengan pukulan terakhirnya. Para penonton sontak langsung heboh, mereka berteriak tentang kemenangan dan kekalahan taruhan mereka. Kael yang berdiri di antara barisan penonton, menatap dalam diam pada pria bernama Jenings yang kini sedang melakukan selebrasi kemenangan di atas arena. Kael jadi menyipit tatkala menemukan tato gagak di dadanya. "Di adalah pria paling kuat di arena ini, bahkan mungkin di negara ini. Tidak ada yang bisa mengalahkannya di atas arena maupun diluar. Itu termasuk manusia biasa ataupun kultivator tingkat menengah ke bawah." Ujar Pollux yang ada di sampingnya, memakai jubah putih yang menutupi tubuhnya. "Dia sekuat itu?" Tanya Kael tertegun. "Apakah Jenings juga seorang Kultivator?" Pollux

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   31. Selamat tinggal Campbel

    Sesaat sebelum monster itu menelannya, Pollux sudah membuat Leviathan's garps lagi. Tangan raksasa itu mencengkeram si ikan besar sampai hancur dengan tubuhnya yang menyembur ke pesisir pantai sebelum dibawa kembali oleh ombak ke tempat asalnya—lautan, dimana semua bermula dan begitu pula saat semua berakhir. Ini benar-benar sudah berakhir. Pollux menatap jauh ke lautan gelap dengan sorot mata menyendu, dia lantas menempelkan kedua telapak tangannya dan berdoa pada Dewa laut. "Semoga poseidon mengampuni semua kejahatanmu. Jika saja dia enggan, maka limpahkanlah semua dosa Frigel kepadaku karena akulah yang mengajarkan kekuatan yang dipakainya untuk berbuat jahat." Setelah setelah menggemakan requiem dan menatap lautan tempat dimana Frigel dimakamkan untuk terakhir kalinya, Pollux lantas bergegas pergi untuk menemui Kael kembali "Karena Frigel sudah tiada, harusnya esensi laut pengendali gurita itu juga mengh

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   30. Pertarungan akhir

    Frigel menyeringai tatkala mendapati Pollux akhirnya serius. Dia mengabaikan Gaila, fokusnya hanya pada Pollux yang kini mengangkat tangannya bersamaan dengan arus laut yang terbentuk di atasnya. Tidak hanya satu, arus itu saling tumpang-tindih—layaknya ular. Pollux menyerang membuat Frigel menghindar dengan cara melompat, berlari dan sebagainya. "Tuan Gaila, kembalilah ke desa. Aku yang akan menghadapinya." Ujar Pollux tidak menoleh, dia fokus mengendalikan arus untuk mengincar Frigel. Napas Gaila memberat dengan tubuh sempoyongan dan bekas darah di sekujur tubuh. "A-aku tidak akan lari lagi! Kali ini aku harus memastikan dia terbunuh di tanganku!" "Bagus sekali, Pollux!" Teriakan terdengar dari Frigel yang berlari sebelum masuk ke laut, dia menggerakan tangan di udara—seperti menarik kain ke atas—membuat air laut naik dan menghantam kelima arus milik Pollux. "Ayo! Hibur aku lebih banyak, Pollux! Kau belum

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   29. Tekad yang membangkitkan tekad lain

    Sesaat sebelum tulang ikan itu mengenai leher Pollux, lengan Frigel terdorong oleh ujung tombak yang menusuknya, membuat tulang ikan beracun itu terlempar dan ditarik ombak."Ck, sialan!" Umpat Frigel, menoleh garang pada pelakunya.Gaila berdiri dengan tombak di tangan, menatap Frigel tajam."Kau—," Frigel mengernyit mendapati pemimpin Klan Dewi Malam."Apa yang kau lakukan?" Tanya Frigel dingin, emosinya meluap dan hawa membunuhnya semakin meninggi tatkala kegiatannya terganggu.Padahal hanya tinggal sedikit lagi dia bisa mencapai tujuannya membunuh Pollux.Sontak Gaila yang kini mengernyit. "Bukankah seharusnya aku yang bertanya? Kau siapa dan sedang apa berada di pulau ini?"Frigel menyugar rambutnya gusar. "Memang apa urusannya denganmu? Dan lagi, mati atau tidaknya Kakek tua ini tidak menjadi urusanmu, bukan? Hubungan kalian tidak sedalam itu, hanya sebatas saling kenal karena Pangeran sialan itu berlatih di pulau

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   28. Selamat jalan

    "Jawab aku!" Bentak Kael dengan napas memburu. "Kau siapa? Apa yang kau lakukan pada diriku?"Anna tersenyum—tidak, dia menyeringai licik. Raut wajah Anna sekarang bukan dirinya, Kael tahu itu. Dia tidak pernah bisa membayangkan temannya Anna beraut wajah mengerikan dan penuh rencana jahat seperti sekarang.Maka dari itu dia bukan Anna yang asli."Aku kira wanita ini adalah kekasihmu karena wajahnya sering muncul di pikiranmu dan tersimpan di memori Thal Energy milikmu." Jawab Anna menunjuk dirinya sendiri.Kael tersentak samar, dia jadi menoleh ke sekitarnya sebelum tersadar sesuatu. Benar! Ini adalah pesisir pantai dan lautan dengan gelombang besar! Ini memang Thal Energy milik Kael!"Ternyata bukan. Kalian tidak memiliki hubungan spesial." Tukas Anna, sudah jelas dia membicarakan dirinya seperti orang lain yang membuktikan bahwa dia memang Anna. "Lantas kenapa kau memikirkan tunangan orang lain, Pangeran?""Apa?" Kae

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   27. Ancaman

    Ombak meninggi di pesisir pulau Campbel seolah merespon kedua orang kultivator laut yang kini tengah bertarung habis-habisan. Frigel menembakan sisik ikan sambil berlari ke samping.Lima sisik ikan itu melesat ke arah Pollux, sebuah gelombang air keluar dari kelima ujung sisiknya dan menyerang ke arah Pollux secara bersamaan.Pollux menghindar dari sana dengan cara melompat, meninggalkan kelima gelombang air tadi yang menghantam pasir sampai membuat debu membungbung tinggi.Frigel terus berlari tatkala Pollux mengejarnya, pria tua itu menggerakam tangan membuat genangan air muncul di bawah kaki Frigel, menenggelamkannya ke bawah.Genangan air itu lenyap sebelum muncul kembali di depan kaki Pollux, airnya berputar dan memunculkan Frigel ke atas dengan tubuh terbelit arus."Sepertinya semangat bertarungmu masih tinggi, ya?" Sindir Frigel setelah tersedak air dengan rambut dan wajah basah."Tentu saja aku harus untuk mengalahkan mur

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   26. Guru & Murid

    Saat ujung tombak akan menusuk jantungnya, pergerakan Gaila terhenti tatkala sebuah tangan mencekal tombaknya.Krak!Tombak itu patah menjadi dua membuat Gaila mundur, menatap Pollux sang pelakunya."Apa yang terjadi di sini?" Wajah Pollux mengeras sebelum menoleh pada Kael yang sudah bergerak untuk menyerang dirinya."Kaelthar, kau—," ujar Pollux terkejut melihat keadaan dan lukanya, dia beralih memukulnya sampai tidak sadarkan diri dan ambruk ke tanah."Kau menghianati kami! Pangeran bajingan itu sudah membunuh dua orang rakyatku!" Bentak Gaila.Pollux terhenyak sebelum memeriksa leher belakang Kael untuk memastikan dan perkiraannya benar tatkala gurita menempel di sana."Ini ... alat pengendali." Ujar Pollux membuat Gaila mengernyit."Apa katamu?""Ini adalah mahluk laut yang dikendalikan oleh seorang kultivator. Gurita ini membuat inangnya menjadi budak tanpa kesadaran yang menuruti perintah." Ujar

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   25. Realitas

    Setelah menjatuhkan Kael, Gaila mengambil kembali tombaknya sebelum menusuk Kael di beberapa titik yaitu perut, dada dan kakinya membuat Kael bersimpuh ke tanah.Dia menusuknya dengan brutal dan geram tatkala Kael terus-terusan bangkit, rasanya seperti berhadapan dengan batu!Meskipun Gaila sudah memblokir kakinya, dia tetap memaksakan diri dengan berjalan pincang dan mencoba memukul Gaila."Padahal aku berniat untuk melumpuhkan pergerakanmu, namun sepertinya aku akan membunuh, Kaelthar." Gaila mendesis sebelum menusukan tombak ke arah jantungnya....Kael membuka netranya paksa, napasnya memburu dengan debaran jantung menggila. Dia barusan bermimpi buruk telah membunuh dua orang rakyat Campbel lalu Gaila membunuhnya untuk balas dendam."Haaahh," Kael membuang napas berat, dia menatap langit biru di atasnya sedangkan tubuhnya terbaring terlentang di atas pasir.Benar.Kael sedang latihan bela diri menggunak

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   24. Pesta berdarah

    "Nah, ambil pisau ini dan bunuh mereka semua." Titah Frigel membuat Kael menerima uluran pisaunya."Karena kau baru mempelajari mengendalikan esensi laut pada bela diri dan fisik, maka lakukanlah— apapun yang sudah kau bisa untuk melenyapkan rakyat Campbel." Tukas Frigel, dia tertawa keras sampai pundaknya naik turun melihat punggung Kael yang memasuki hutan kelapa."Bunuh dan menderitalah setelahnya, Kaelthar."..."Pangeran? Darimana saja anda? Harusnya kau tidak pergi dari pesta begitu saja." Sapa seorang lelaki yang baru memasuki hutan dengan temannya. Keningnya mengernyit tatkala Kael bungkam dan wajahnya tidak seramah biasa.Keduanya jadi saling pandang bingung. "Apa anda baik-baik saja?" Tanyanya sebelum netranya membola, darah keluar dari bibir tatkala pisau menusuk perutnya.Si teman terkesiap sampai tersungkur sedangkan pria tadi ambruk ke tanah."To-tolong!" Si teman menjerit sambil berlari dari sana

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status