Share

45. Duel kultivator laut

Auteur: VAD_27
last update Dernière mise à jour: 2025-05-24 05:28:54

Suara ombak menghantam karang seperti dentuman gendang perang. Angin laut menerjang liar, menyapu langit yang mulai berwarna kelam. Di tengah samudra yang bergolak, dua sosok berdiri berhadapan di atas permukaan air—Kael dan Lacres.

Di bayangan laut depan kakinya, tubuh Anna terkurung dalam gudang, tergeletaka tak bergerak. Tatapannya tertutup, wajahnya tenang—terlalu tenang, dan itu justru yang paling menyiksa. Belum lagi darah yang mengalir membasahi pelipisnya.

Jika dibiarkan terlalu lama tanpa diobati, pendarahan itu akan semakin berbahaya.

Kael mengepalkan tangan. Napasnya memburu, bukan karena lelah, tapi karena kebimbangan yang terus mencengkeram dadanya.

Apa yang harus dia lakukan?

Menyerang Lacres sekarang—dan mungkin kehilangan kesempatan menyelamatkan Anna?

Atau menyelamatkan Anna—dan membiarkan Lacres melarikan diri membawa Jenings?

Kepalanya dipenuhi suara-suara bercampur: amarah, kekhawatiran, dan ketakutan. Tapi di balik itu semua, satu hal muncul lebih kuat—tekad.

Kala
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   82. Keyanikan

    Riuhnya pertarungan, bergetarnya pulau yang sekarang menjadi medan perang, gemuruh riuh itu seolah senyap di telinga Kael yang kini hanya berisik oleh pikirannya sendiri.Napas Kael memberat sebelum langkahnya di bawa pergi dari medan pertempuran. Dia membiarkan ombak membasahi sepatunya sebelum Kael terus berjalan tanpa berhenti ke tengah lautan dan berenang masuk ke dalamnya.Kael membiarkan dirinya tenggelam, terombang-ambing oleh arus, dia pikir pikirannya bisa tenang atau suara berisik yang mempertanyakan dirinya sendiri bisa hilang begitu memasuki lautan, namun nihil.Dia menjambak rambutnya sendiri, membiarkan arus gelombang menghantamnya sebelum Kael mengerang saat tubuhnya membentur karang.Sebersit darah keluar dari pelipis dengan tubuhnya yang mulai tenggelam ke dasar lautan.Inilah akhirnya?Kael bahkan tidak menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri.Dia ini Kael.Atau dirinya ini hanya bayang-bayang Kaelthar?Dia tidak tahu."Kael."Mata Kael mengerjap dan terbuka per

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   81. Pergerakan terencana

    "Kita harus memanfaatkan keadaan ini sebaik-baiknya! Jangan sampai karena terlalu waspada, kita kehilangan momentum besar!" Tukas salah satu petinggi.Harkas mengernyit tidak setuju. "Justru dalam saat seperti ini, kita harus sangat waspada terhadap musuh. Tidak ada yang tahu, apa yang mereka rencanakan.""Tapi, bersembunyi di bawah gua laut seperti pengecut tanpa memikirkan rencana lanjutan adalah tindakan yang bodoh. Kita harus melihat peluang dan berani mengambil resiko." Tukas salah satu pemimpin pasukan."Benar," sahut Jeral dengan kening mengerut. "Bisa jadi ini adalah kesempatan emas atau mungkin petaka. Tidak pernah tahu jika tidak dicoba.""Anak muda yang ceroboh, karena itulah kalian selalu mati lebih dahulu saat perang! Karena kalian bertindak tanpa berpikir panjang! Jika gagal di sini, maka Sekte Black Ocean bisa hancur seluruhnya tanpa terkecuali! Tenangkan pikiran kalian!" Sentak Harkas dengan mata melotot tajam."Meskipun mati lebih dahulu pun, tapi kami mati di atas me

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   80. Vaeli VS Riverin

    Langit malam bergetar di bawah sinar rembulan yang menerangi peperangan besar malam ini. Ombak terus meninggi dengan angin malam berhembus kencang seolah merespon berbagai tekad dan amarah dari setiap orang yang mengangkat senjatanya untuk bertarung demi kehormatan masing-masing.Riverin menebas perisai air dengan pedang miliknya sebelum ikut menebas kultivatornya. Dia bergerak lincah seolah sedang menari, gerakannya tidak terlihat bagai daun jatuh saat dia bergerak lurus sambil menebas para kultivator laut.Bruk!Beberapa kultivator laut tumbang bersamaan dengan Riverin yang mengibaskan pedangnya dari darah mereka yang menempel."Lemah." Komentar Riverin. "Untuk apa kalian terus bersembunyi jika selemah ini?" Tukas Riverin berdecih sambil menatap para kultivator air dengan wajah mencemooh."Bahkan setelah memakai ajaran kultivasi terlarang pun, kalian tetap lemah. Bermimpi ingin menempati tahta? Jangan bercanda di depanmu!" Bentak Riverin sebelum menebas arus air yang mengarah padan

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   79. Kael atau Kaelthar?

    Dunia seolah berhenti. Semua suara mendadak hilang dari pendengarannya, hanya suara dari detak jantungnya yang memenuhi gendang telinga.Matanya membelalak namun tatapannya kosong sebelum Vaeli menjambak rambutnya sendiri dengan napas terengah.Menyadari fakta yang seolah menamparnya berulang kali."Artefak Voidscale Pearl ... jadi itu kegunaannya." Gumam Vaeli, tentu saja dia juga tahu artefak itu."Apa buktinya?"Kael mengernyit samar mendengar pertanyaan itu."Apa buktinya kalau artefak Voidscale Pearl bisa membangkitkan jiwa lain?!" Bentak Vaeli.Gadis itu memukul dada Kael sebelum terisak dengan hati perih saat mengingat bahwa Kaelthar sudah mati.Kael yang dia cintai.Kael yang begitu dia sayangi.Sudah tidak ada lagi di dunia yang sama dengannya.Ini begitu menyiksa batin dan atmanya. Vaeli terisak sebelum menjerit dan menangis sejadi-jadinya. Kael meremas dadanya sendiri saat sebuah gelombang rasa berdenyut seolah menyahut tangisan sedih Vaeli.Kael tahu betul bahwa itu adalah

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   78. Vaeli

    Whus! Bam!Tubuh Riverin dan para pasukan kultivator Bumi terlempar jauh dari Kael saat arus spiral turun lurus dari langit seperti angin puting beliung. Menghantarkan hujan lebat yang menusuk kulit dan angin kencang yang membuat tubuh terbawa.Sayangnya, efek dahsyat itu hanya sebentar namun mampu membuat beberapa kultivator Bumi tumbang.Riverin masih berdiri kokoh dengan sekujur tubuh basah, tidak tergoyahkan. Matanya menyipit saat seorang wanita berlari dari arah lautan kepada Kael, diikuti dengan sebuah pasukan di belakangnya yang kini berhadapan dengan Riverin dan pasukan Ardor."Cih, bala bantuan, ya?" Tukas Riverin, melirik Kael mencemooh."Levelmu masih sangat lemah dibanding aku, Kael!" Gumamnya sebelum mengangkat tongkat batu."SERANG! HABISI SEMUA KULTIVATOR TERLARANG HARI INI!"Teriakan Riverin bagai genderang perang, memicu semangat juang, keganasan dan kebrutalan para petarung untuk memperjuangkan ideologinya masing-masing.Para kultivator berbeda elemen itu saling meng

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   77. Pasukan Ardor

    Sinar biru dari lapisan pelindung air di pintu masuk gua berpendar lemah, bergetar tak stabil seperti napas orang yang kelelahan. Di dalam gua itu, Demata berdiri tegak di depan formasi pertahanan, sementara Gyra, penasihat utama sekte, terbaring lemah di atas permukaan batu yang dibentuk dari esensi laut, masih belum sadarkan diri. Di sampingnya, tabib wanita terus merapal mantra pemulih, tangannya basah oleh air bercahaya yang mengelilingi tubuh Gyra.Namun ketenangan itu tak bertahan lama.“Kenapa pelindungnya bergetar?” tanya tabib panik, matanya melirik ke arah dinding air yang mulai retak halus.Demata memicingkan mata, tubuhnya tegang. “Ada sesuatu di luar...”Ia berlari ke mulut gua. Dari balik celah sempit di balik pelindung air, ia bisa melihat bayangan hitam besar mulai bergerak. Ombak pecah. Pasir beterbangan. Suara terompet panjang dan berat menyayat udara.Dan saat cahaya bulan menyusup masuk melalui kabut laut, Demata melihatnya.Kapal-kapal Kekaisaran Ardor. Puluhan.“

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status