Home / Fantasi / Lahirnya Kultivator Dewa Samudra / 66. Pertemuan lama yang baru

Share

66. Pertemuan lama yang baru

Author: VAD_27
last update Last Updated: 2025-06-01 07:56:32

"Jendral Shipor terlihat aneh." Bisik salah satu penjaga yang berdiri di sudut benteng.

Menatap lurus pada Shipor tengah termenung dengan raut gelisah sambil menatap jauh ke lautan beberapa meter di bawahnya.

"Kau benar. Dia sering melamun bahkan beberapa kali berteriak dalam tidurnya. Raut wajahnya terlihat ketakutan dan gelisah setiap saat. Dia terlihat menekan perasaannya saat memberi pasukan perintah namun sorot matanya terlihat jelas bahwa dia tidak baik-baik saja. Menurutku, ada sesuatu yang menganggu pikiran dan mentalnya." Bisik rekan penjaga yang lain.

"Keanehan Jendral terjadi setelah dia berbicara dengan Pangeran Mahkota Riverin." Ujar si penjaga. "Aku melihatnya sendiri mereka tengah bercakap di atas benteng ini pada malam hari. Entah apa yang merekan bicarakan, tapi nampaknya Jendral sampai ketakutan setelah Putra Mahkota berbicara."

"Jangan bilang ... apa ini tentang penurunan jabatan? Tidak mungkin, kan?" Sahut rekan penjaga—menolak asumsinya sendiri.

Bibir mereka sont
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   80. Vaeli VS Riverin

    Langit malam bergetar di bawah sinar rembulan yang menerangi peperangan besar malam ini. Ombak terus meninggi dengan angin malam berhembus kencang seolah merespon berbagai tekad dan amarah dari setiap orang yang mengangkat senjatanya untuk bertarung demi kehormatan masing-masing.Riverin menebas perisai air dengan pedang miliknya sebelum ikut menebas kultivatornya. Dia bergerak lincah seolah sedang menari, gerakannya tidak terlihat bagai daun jatuh saat dia bergerak lurus sambil menebas para kultivator laut.Bruk!Beberapa kultivator laut tumbang bersamaan dengan Riverin yang mengibaskan pedangnya dari darah mereka yang menempel."Lemah." Komentar Riverin. "Untuk apa kalian terus bersembunyi jika selemah ini?" Tukas Riverin berdecih sambil menatap para kultivator air dengan wajah mencemooh."Bahkan setelah memakai ajaran kultivasi terlarang pun, kalian tetap lemah. Bermimpi ingin menempati tahta? Jangan bercanda di depanmu!" Bentak Riverin sebelum menebas arus air yang mengarah padan

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   79. Kael atau Kaelthar?

    Dunia seolah berhenti. Semua suara mendadak hilang dari pendengarannya, hanya suara dari detak jantungnya yang memenuhi gendang telinga.Matanya membelalak namun tatapannya kosong sebelum Vaeli menjambak rambutnya sendiri dengan napas terengah.Menyadari fakta yang seolah menamparnya berulang kali."Artefak Voidscale Pearl ... jadi itu kegunaannya." Gumam Vaeli, tentu saja dia juga tahu artefak itu."Apa buktinya?"Kael mengernyit samar mendengar pertanyaan itu."Apa buktinya kalau artefak Voidscale Pearl bisa membangkitkan jiwa lain?!" Bentak Vaeli.Gadis itu memukul dada Kael sebelum terisak dengan hati perih saat mengingat bahwa Kaelthar sudah mati.Kael yang dia cintai.Kael yang begitu dia sayangi.Sudah tidak ada lagi di dunia yang sama dengannya.Ini begitu menyiksa batin dan atmanya. Vaeli terisak sebelum menjerit dan menangis sejadi-jadinya. Kael meremas dadanya sendiri saat sebuah gelombang rasa berdenyut seolah menyahut tangisan sedih Vaeli.Kael tahu betul bahwa itu adalah

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   78. Vaeli

    Whus! Bam!Tubuh Riverin dan para pasukan kultivator Bumi terlempar jauh dari Kael saat arus spiral turun lurus dari langit seperti angin puting beliung. Menghantarkan hujan lebat yang menusuk kulit dan angin kencang yang membuat tubuh terbawa.Sayangnya, efek dahsyat itu hanya sebentar namun mampu membuat beberapa kultivator Bumi tumbang.Riverin masih berdiri kokoh dengan sekujur tubuh basah, tidak tergoyahkan. Matanya menyipit saat seorang wanita berlari dari arah lautan kepada Kael, diikuti dengan sebuah pasukan di belakangnya yang kini berhadapan dengan Riverin dan pasukan Ardor."Cih, bala bantuan, ya?" Tukas Riverin, melirik Kael mencemooh."Levelmu masih sangat lemah dibanding aku, Kael!" Gumamnya sebelum mengangkat tongkat batu."SERANG! HABISI SEMUA KULTIVATOR TERLARANG HARI INI!"Teriakan Riverin bagai genderang perang, memicu semangat juang, keganasan dan kebrutalan para petarung untuk memperjuangkan ideologinya masing-masing.Para kultivator berbeda elemen itu saling meng

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   77. Pasukan Ardor

    Sinar biru dari lapisan pelindung air di pintu masuk gua berpendar lemah, bergetar tak stabil seperti napas orang yang kelelahan. Di dalam gua itu, Demata berdiri tegak di depan formasi pertahanan, sementara Gyra, penasihat utama sekte, terbaring lemah di atas permukaan batu yang dibentuk dari esensi laut, masih belum sadarkan diri. Di sampingnya, tabib wanita terus merapal mantra pemulih, tangannya basah oleh air bercahaya yang mengelilingi tubuh Gyra.Namun ketenangan itu tak bertahan lama.“Kenapa pelindungnya bergetar?” tanya tabib panik, matanya melirik ke arah dinding air yang mulai retak halus.Demata memicingkan mata, tubuhnya tegang. “Ada sesuatu di luar...”Ia berlari ke mulut gua. Dari balik celah sempit di balik pelindung air, ia bisa melihat bayangan hitam besar mulai bergerak. Ombak pecah. Pasir beterbangan. Suara terompet panjang dan berat menyayat udara.Dan saat cahaya bulan menyusup masuk melalui kabut laut, Demata melihatnya.Kapal-kapal Kekaisaran Ardor. Puluhan.“

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   76. Terpojok

    Langit di atas pesisir mulai berwarna merah, bukan karena senja, tapi karena debu, air asin, dan darah yang beterbangan ke udara. Ombak menggulung liar, memukul tebing dan pasir pantai tanpa henti. Kael berdiri di atas batu karang yang pecah, tubuhnya diselimuti aura biru kehijauan, sisa dari teknik pertahanan Tide Armor yang sudah melebur menjadi tetesan air. Napasnya memburu, pelipisnya berdarah, tapi matanya masih menatap tajam ke depan.Di seberangnya, Riverin, sang putra mahkota Kekaisaran Ardor, berdiri dengan tubuh bersimbah debu dan tanah. Jubah kebesarannya robek di beberapa bagian, tapi aura spiritual dari tubuhnya masih kokoh—dalam dan berat seperti batu karang yang sudah berabad-abad mengakar.Dua saudara kandung namun berbeda ibu. Dua kutub kekuatan. Laut dan bumi.Dan hanya satu dari mereka yang akan tetap berdiri setelah pertarungan ini usai.“Masih bisa berdiri?” Riverin menyeringai, darah menetes dari sudut bibirnya.Kael tidak menjawab. Tubuhnya melayang turun dari k

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   75. Hambatan

    Di ruang pasukan bagian timur markas bawah laut Sekte Black Ocean, suara denting senjata dan langkah tergesa menggema. Di antara prajurit yang sedang bersiap, berdirilah Vaeli, perempuan pemimpin pasukan ke tujuh, rambutnya yang dikuncir panjang bergerak pelan bersama arus sekitarnya. Jubah tempurnya berwarna biru gelap dengan garis perak di lengan dan lambang Sekte di dada.“Siapkan seluruh unit pasukan,” perintah Vaeli. “Kita naik ke permukaan. Pangeran Kaelthar sedang bertarung seorang diri. Kita tak bisa membiarkan dia sendiri lagi.”Prajurit di sekitarnya langsung bergerak. Tak ada yang bertanya. Nama Kaelthar, putra buangan yang kini menjadi harapan sekte, adalah alasan yang cukup untuk membuat jantung mereka bergetar.Vaeli melirik ke kejauhan, ke arah koridor utama yang mengarah ke arus pelontar—jalan tercepat menuju permukaan."Tunggu aku, Kael… kali ini aku tidak akan tinggal diam lagi." Gumam Vaeli dengan sorot mata menyendu....Namun ketika Vaeli dan pasukannya meluncur m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status