LOGINDengan langkah mantap, Wilson Xia berjalan menuju kediaman gubernur.
Di sepanjang jalan, Wilson Xia mengikuti kerumunan orang yang tampaknya menuju arah yang sama. Sesekali dia bertanya pada beberapa orang untuk memastikan arah yang benar. "Permisi, apakah ini jalan menuju kediaman Gubernur Wei?" tanya Wilson Xia pada seorang pedagang. "Ya, terus saja mengikuti jalan ini. Lihat kerumunan itu? Mereka semua menuju ke sana," jawab pedagang sambil menunjuk ke depan. Setelah berjalan sekitar dua puluh menit, Wilson Xia akhirnya tiba di depan kediaman gubernur yang sangat megah. Bangunan berbentuk mansion dengan arsitektur tradisional yang mewah, dihiasi ukiran-ukiran indah di setiap sudutnya. Pagar emas yang tinggi mengelilingi kompleks, dengan gerbang utama yang terbuat dari kayu jati berkualitas tinggi. Yang paling menarik perhatian adalah platform pertandingan raksasa yang berada tepat di tengah halaman kediaman. Arena tersebut sangat luas, bisa menampung pertarungan skala besar. Wilson Xia mengamati dengan seksama dan menyadari bahwa platform itu terbuat dari batu khusus yang memancarkan aura kekuatan. "Batu apa ini?" gumam Wilson Xia dalam hati. Dia tidak mengenali jenis material tersebut, namun bisa merasakan betapa kuatnya bahan itu. Bahkan serangan kultivator Alam Kebangkitan mungkin tidak akan meninggalkan bekas di permukaannya. Di sekeliling arena, hiruk pikuk orang-orang memenuhi area tersebut. Suara-suara percakapan saling bersahutan. "Hari ini adalah hari terakhir putri Lian Yu menerima tantangan, semoga saja ada jenius lain yang naik di atas panggung. Dengan begitu pertandingan ini pasti akan seru!" Seorang pemuda menatap ke atas panggung dengan antusias. "Kira-kira ada yang berani tantang Putri Lian Yu tidak ya?" orang di sebelahnya bertanya dengan penasaran. "Semoga saja ada. Sebab sudah seminggu tidak ada yang menang. Putri Lian Yu ini benar-benar monster!" "Ssst, jangan keras-keras. Nanti dengar Gubernur Wei!" Dua orang tersebut tengah berdiskusi dengan penuh semangat di antara kerumunan. . . . Wilson Xia mengalihkan perhatiannya ke area VIP di sisi utara arena. Di sana terdapat tiga orang yang duduk di kursi mewah dengan posisi terhormat. Yang pertama adalah seorang lelaki tua dengan wibawa yang kuat berusia sekitar 50 tahun, kemungkinan besar itulah Gubernur Wei. Di sebelahnya duduk pria yang lebih muda, sekitar 40 tahun, dengan pakaian formal yang rapi. Yang paling menarik perhatian Wilson Xia adalah sosok ketiga. Usianya tidak bisa ditebak dengan pasti, namun aura yang dipancarkannya menunjukkan dia sudah hidup sangat lama. Alis dan rambutnya berwarna putih keperakan, dengan mata yang tampak sangat dalam. Di tengah-tengah platform pertandingan, berdiri sosok yang menjadi pusat perhatian semua orang. Seorang wanita mengenakan gaun sutra berwarna biru muda yang sangat elegan. Kulitnya putih seperti porselen, namun wajahnya tertutup oleh kerudung tipis yang hanya memperlihatkan sepasang mata bulat yang indah. Meski tidak bisa melihat wajah lengkapnya, Wilson Xia bisa merasakan pancaran kecantikan yang luar biasa dari sosok itu. Pasti itulah Putri Lian Yu yang terkenal sebagai kecantikan nomor satu Kota Beichan. Di belakang Putri Lian Yu, berdiri seorang wanita tua yang sedikit bungkuk. Pakaiannya sederhana namun bersih, sepertinya dia adalah pengasuh atau pelayan kepercayaan sang putri. Tiba-tiba, seorang pemuda melangkah maju ke atas platform. Penampilannya sangat menawan - berjas hijau zamrud yang mewah dan memegang kipas lipat di tangan kanannya. Wajahnya tampan dengan rambut hitam yang disisir rapi. "Hey lihat, itu sudah ada yang naik di atas panggung." Suara orang tersebut langsung membuat semua orang fokus ke atas panggung pertandingan, bahkan Wilson Xia juga mengalihkan pandangannya ke arah itu. . . . Di atas panggung berdiri sosok yang sedang menatap putri Lian Yu dengan senyum ramah. "Perkenalkan, saya Chen Wulong dari Keluarga Chen, Kota Tianhe," ucap pemuda itu dengan suara lantang. "Saya datang untuk menerima tantangan Putri Lian Yu!" Seketika kerumunan mulai bergumam dengan nada terkejut. "Chen Wulong? Bukankah itu putra sulung Keluarga Chen yang terkenal?" "Keluarga Chen kan pedagang terkaya di Kota Tianhe!" "Konon dia juga di kenal sebagai jenius kultivasi yang sudah mencapai Alam Kebangkitan Puncak di usia 19 tahun!" "Wah, kali ini ada lawan yang sepadan!" Wilson Xia mendengar semua percakapan itu dengan acuh tak acuh. Dia tidak peduli siapa Chen Wulong atau seberapa terkenal keluarganya. Yang penting baginya adalah seberapa kuat kemampuan bertarung pemuda itu. Sementara itu, Putri Lian Yu menatap Chen Wulong dengan sikap dingin dan cuek. Tidak ada ekspresi terkejut atau kagum di matanya, seolah status lawan tidak berarti apa-apa baginya. "Silakan," kata Putri Lian Yu dengan suara yang merdu namun dingin seperti es. Wilson Xia yang penasaran dengan wajah asli Putri Lian Yu, mencoba menggunakan kesadaran spiritualnya untuk menembus kerudung tipis yang menutupi wajah sang putri. Namun baru saja kesadaran spiritualnya menyentuh area wajah Putri Lian Yu, tiba-tiba sebuah kekuatan kesadaran spiritual lain menyerangnya dengan cepat. *WUUSH!* Wilson Xia merasakan seperti ada palu yang memukul kepalanya. Untunglah serangan itu tidak mematikan, hanya berupa peringatan ringan yang membuatnya mundur selangkah. "Siapa yang berani mengintip?!" suara dingin wanita tua di belakang Putri Lian Yu terdengar, matanya menyapu kerumunan dengan tajam. Wilson Xia langsung menarik kesadaran spiritualnya dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Dalam hati, dia cukup terkejut dengan kewaspadaan dan kekuatan pengasuh Putri Lian Yu tersebut. "Ternyata tidak mudah untuk melihat wajah wanita cantik," gumamnya dalam hati sambil mengalihkan perhatian ke pertarungan yang akan dimulai.Pertempuran besar pecah! *Boomm! Craaashhh! Duaarrr!* Puluhan serangan mematikan melesat dari segala arah. Dinding balai lelang mulai retak dan runtuh membuat orang yang ada sebelumnya melarikan diri dengan panik. San Kong bertarung mati-matian, menahan serangan dengan cermin perunggu di tangannya. Meskipun bisa menahan serangan untuk sesaat, tapi kondisinya juga tidak terlalu baik. Dia sendirian melawan puluhan musuh. Perlahan-lahan luka di tubuhnya mulai bertambah. Dari sudut bibirnya juga mulai keluar darah segar. "Lari..." San kong melambaikan tangannya ke arah Huo Ji, lalu energi yang lembut langsung menghempaskan Wilson bertiga keluar dari bangunan lelang Bersamaan dengan itu, dia berteriak pada Huo Ji. "Tuan Muda, lari sejauh mungkin." "Paman kong." Muo Ji terlihat panik melihat paman kong terluka parah. Matanya yang bulat tak kuasa menahan air mata, lal
"Seratus tujuh puluh ribu satu kali..." Cindy Yuvia mengangkat palu kecilnya. Ruangan hening. Tidak ada yang berani menawar lebih tinggi lagi. "Seratus tujuh puluh ribu dua kali..." Masih tidak ada suara. "Seratus tujuh puluh ribu tiga kali!" *Tok!* Palu itu jatuh dengan suara yang menggelegar di seluruh ruangan. "Selamat senior!" Cindy Yuvia tersenyum cerah sambil menatap ke arah ruangan VIP Sekte Teratai Salju. "Api spiritual yang langka ini resmi menjadi milik Sekte Teratai Salju anda!" Kata-kata api spiritual yang langka jelas menekankan pada maksud tertentu. Tepuk tangan terdengar di beberapa tempat, tapi lebih banyak yang diam dengan wajah kecewa atau cemas. Di dalam ruangan, lelaki yang berasal dari sekte teratai salju itu memasang wajah muram, “Xon, gadis ini sengaja menekankan kata ’langka’ jelas ingin membuat konflik antara
Hampir semua orang menelan air liur. Hati Wilson seolah jatuh dan hancur berkeping keping. “Lima puluh ribu keping emas ini terlalu mahal. Belum lagi aku sudah hampir menghabiskan uangku setelah membeli budak.” Wajah Wilson berubah pahit. Namun kesedihan Wilson tidak berlangsung lama karena suara dari ruangan VIP nomor satu langsung menggelegar. "Enam puluh ribu keping emas!" Suasana ruangan menjadi sunyi. Hanya suara api yang bergerak di kotak terdengar. Namun ketenangan itu tidak bertahan lama. "Tujuh puluh ribu keping emas!" teriak suara dari ruangan VIP nomor empat dengan nada tegas. Seperti tersulut api, ruangan VIP lain mulai mengeluarkan penawaran. "Tujuh puluh lima ribu!" ruangan VIP nomor sembilan. "Delapan puluh ribu!" ruangan VIP nomor sepuluh. "Delapan puluh lima ribu!" ruangan VIP nomor tiga.
Wilson memandang budak yang berdiri di sebelahnya dengan tatapan iba. Pria itu terlihat masih terkejut dengan keputusan Wilson membelihnya dengan harga sangat mahal. "Siapa namamu?" tanya Wilson dengan nada santai. "Nama saya... Juan Wei," jawab budak itu dengan suara pelan dan bergetar. "Juan Wei," Wilson mengulangi nama itu. "Bagaimana bisa kamu berakhir menjadi budak?" Juan chen menundukkan kepalanya kemudian berkata, "Keluarga saya adalah keturunan terakhir Kerajaan Daxia, aku tidak begitu jelas, hanya ayah saya sebelum terbunuh mengatakan bahwa aku memiliki darah dari keturunan kaisar Daxia. Setelah kerajaan itu runtuh berabad-abad lalu, keturunannya hanya tersisa sedikit. Beberapa generasi yang lalu, keluarga saya dijual sebagai budak untuk membayar hutang. Sejak itu, kami menjadi budak turun-temurun." “Sebelumnya ayah saya berusaha membuat saya kabur, agar tidak menjadi budak seumur hidup, namun hasiln
Mata pria itu bertemu dengan mata Wilson. Di sana, Wilson bisa melihat keputusasaan dan harapan kecil untuk hidup terpancar dari wajahnya. Beberapa orang mulai mengangkat papan mereka, sekadar untuk bersenang-senang. "Tiga ribu dua ratus!" seorang pria berteriak dengan nada bercanda. "Tiga ribu lima ratus!" yang lain menambah. Orang-orang ini mulai menawar harga meskipun Cindy Yuvia belum menyebutkan harga.. Namun Huo Ji dan Muo Ji tidak mengangkat papan mereka. Justru, mereka menatap Wilson dengan penuh pertanyaan. Sebab ekspresi Wilson terlihat ragu-ragu dan bimbang, berbeda dengan sikapnya yang tenang sebelumnya. Tanpa berpikir panjang, Wilson Xia mengangkat papannya. "Berapa harga awal budak ini?" tanyanya langsung pada Cindy Yuvia, suaranya terdengar biasa saja setelah dia menenangkan diri, tapi dari tatapan matanya dia terlih
Jie San dan Tian Bai terus menaikkan harga sambil saling mencela satu sama lain. "Dua puluh empat ribu! Dan dengarkan baik-baik, Tian Bai," Jie San menyeringai, "siapa yang kalah harus mengakui dirinya sebagai cucu!" "Apa?! Kamu yang akan jadi cucuku, Jie San!" Tian Bai menggertakkan gigi. "Dua puluh lima ribu!" Sembari terus menaikan harga, mereka bahkan mulai saling menghina dengan kata-kata kasar, membuat beberapa orang di sekitar mereka menggelengkan kepala. "Saudara Huo Ji," Wilson tiba-tiba bertanya sambil melihat Huo Ji yang masih serius, "berapa harga pedang spiritual tingkat tujuh pada umumnya?" Huo Ji menoleh sejenak. "Harga umumnya mencapai lima belas ribu keping emas jika kualitas biasa. Jika kualitas lebih tinggi bisa mencapai dua puluh ribu atau bahkan lebih." "Kualitas itu terletak pada atribut dari







