Share

Langit Dan Bumi
Langit Dan Bumi
Penulis: Wenitrisanti31

BAB 1

Seorang siswi SMA berusia 17 tahun bernama Langita, biasanya dipanggil Gita. Berparas cantik, berambut panjang dan hitam. Matanya sipit dan berkulit putih. Banyak orang beranggapan Gita keturunan Cina, padahal bukan. Ia sebenarnya cewek Jawa. Orang tuanya adalah asli orang jawa. Biasanya orang jawa identik berkulit sawo matang atau kuning langsat. Mereka pindah ke Jakarta saat Gita berusia lima tahun. Sejak itu, sesekali Gita dan keluarganya menyempatkan ke Jawa kampung halaman. Itu sebabnya, Gita bahkan lupa bahasa jawa. Orang tuanya memang kadang mengajarkannya bahasa jawa, tapi Gita lebih banyak bicara dengan teman-temannya dengan bahasa indonesia ala jakarta dengan elo dan gue. Dapat dikatakan Ia cewek Metropolis.

Gita duduk dibangku  SMA tepatnya Di kelas 11. Gita anak yang sangat rajin, rajin di marahi oleh guru akan sikapnya. Gita bisa dibilang anak yang kurang displin dalam pelajaran. Terkadang ia sering Bolos dengan teman-temannya. Ia juga sering mendapat surat panggilan untuk kedua orang tuanya. Tapi apalah daya orang tuanya adalah salah satu donatur terbesar di sekolah itu. Sehingga, walaupun berkali-kali surat itu diberikan,tetap pihak sekolah tidak bisa mengeluarkannya. Gita memiliki teman atau sahabat yang juga sering diajaknya untuk bolos jika pelajaran yang ia tidak suka, yaitu Sinta, Lebbi, dan Rui. Mereka membentuk sebuah geng yang bernama Geng Cui. Geng ini bisa dibilang geng anak kolongmerat.

Suatu ketika sekolah mereka mendatangkan guru baru dari luar kota. guru itu mengajar Di kelas Gita. Guru ini berwajah tampan, tinggi dan dengan badan yang bidang, sebut saja namanya Bumi. Kesan pertama mereka melihat guru buru cukup tidak menyenangkan. Namun, Bumi tetap bersikap ramah pada mereka terutama pada Geng Cui.

Malam harinya Gita dan teman-temannya melakukan panggilan video. Mereka berbincang-bincang membicarakan guru baru yaitu Bumi.

“Eh, kalian ngerasa aneh gak sama guru baru itu.”

“Iya sih! Ganteng,” kata sinta memuji.

“Hadeh, dasar lu, gak bisa lihat cowok dikit, sudah dibilang ganteng.”

“Tapi, memang ganteng sih Git, badannya bagus, pintar, uuh idaman banget,”kata Rui sambil memeluk boneka.

“Oke, bye gue matiin nih!” kata Gita kesal.

“Memangnya ada yang aneh apa sih Git? Gue kok gak ngerasa apa-apa?” kata Lebbi.

“Ya gak tau, pokoknya aneh ajalah.”

“Sudah kita liat saja besok gimana sikap guru itu,” kata Lebbi.

Keesokan harinya Gita terlambat bangun, sehingga membuatnya tergesah-gesah pergi ke sekolah. Sesampainya disekolah pagar sudah bersiap ditutup oleh Satpam. Akan tetapi, tentu Gita bisa masuk dengan mudah. Namun, saat di kelas, dia terlambat masuk pelajaran pak Bumi atau dipanggil Bumi saja.

“Maaf pak telat.”

“Jam berapa sekarang?” kata Pak bumi sambil mendatanginya.

“Jam 8 pak!”

“Menurutmu, jam segitu terlambat atau tidak?”

“Ya terlambat! Tapi kan Cuma satu jam aja.”

“Memang sekolahan ini punya orang tuamu.”

“Pak...(sambil mengangkat tangan ) Gita anak dari donatur terbesar di sekolahan ini,” kata salah satu murid.

“Ooo... berarti seharusnya dia lebih displin daripada kalian.”

“Terus mau bapak apa?”

“Habis, pelajaran ini selesai keruangan saya! Sekarang kamu boleh duduk.”

Gita di persilahkan Bumi untuk mengikuti pelajarannya. Wajah gita begitu kesal dengan guru, yang menurutnya tidak punya akal sehat. Waktu istirahat sudah tiba Gita diperintahkan untuk keruang guru. Disana Gita di introgasi hingga mendapat surat peringatan agar memanggil orang tuanya ke sekolah besok, dengan wajah yang sangatlah marah Gita keluar ruangan dan memanggil gengnya. Gita merencanakan sebuah rencana untuk membalas sikap bumi padanya. Geng Cui membocori semua ban mobil bumi, dan memecahkan kaca mobilnya.

Ketika waktu pulang sekolah, Bumi bergegas pulang, akan tetapi, dia terkejut dengan kondisi mobilnya yang sudah rusak. Di mobil itu ada tulisan “ killer “. Bumi sudah mengetahui siapa yang menghancurkan mobilnya. Akan tetapi, Bumi hanya diam dan tidak memberi respon , dia pergi menggunakan taksi. Sedangkan Geng Cui sangatlah puas mengerjain guru tak berakal sehat itu.

Saat berada di rumah Gita menunjukkan Surat panggilan guru yang kesekian kalinya. Orang tuanya hanya menghela napas panjang. Setelah memberikan surat itu Gita langsung masuk ke kamar dan menelpon gengnya.

“Hai, guys! Elo pada ngapain nih?” kata Gita sambil nyemil.

“Biasa git, Gue lagi mau maskeran,” kata sinta.

“Kalau gue lagi, bikin jus nih!” kata Lebbi sambil menyalakan blender.

“Kalau gue lagi memandangi foto oppa gue, ganteng banget,” kata Rui.

“Eh, guys! Gue ada rencana bagus banget untuk ngerjain si Bumi itu."

“Elo, belum puas git? Kita sudah keterlaluan banget loh!,” kata Lebbi.

“Gue masih jengkel sama si Bumi itu, pokoknya kalian harus bantuin Gue."

“Atur aja deh,” kata Lebbi.

Di pagi yang mendung Gita sudah mulai pergi ke sekolah, kali ini dia datang lebih awal karena akan merencanakan sesuatu. Gita dan the geng membuat jebakan-jebakan untuk guru killer. Pada saat Bumi masuk ke kelas, Bumi sudah di hadang dengan tepuk yang jatuh diatas kepalanya. Akan tetapi, Bumi diam dan hanya senyum kecil di hadapan muridnya, namun, Semua murid menertawakannya. Kemudian saat Bumi ingin duduk, kursinya patah dan membuat semua siswa menertawakannya kembali. Lalu, ketika Bumi ingin membuka laci meja tangannya tak bisa dilepas dari gagang laci. Semua itu adalah rencana Gita dan teman-temannya untuk mempermalukan Bumi didepan murid. Bumi pun keluar dari kelas menuju ruang guru. Terpampang jelas wajah guru itu di papan mading, dengan berbadan mengenakan pakaian dalam wanita.

Gita tertawa lepas dengan rencananya yang sudah berhasil dilaksanakan. Jam menunjukan waktu istirahat, Gita dan temannya pergi kekantin untuk merayakan keberhasilannya. Tidak lama, mereka makan dan minum, salah satu murid memberitahu bahwa orang tuanya datang kesekolahan. Gita langsung meluncur pergi keruang Guru. Di ruang Guru terlihat jelas orang tuanya berbincang-bincang dengan Bumi atau di tujuki Guru Killer. Bumi melihat Gita dan teman-temannya mengintip saat pertemuan itu. Kemudian, Bumi menutup pintu dan jendela, sehingga Gita dan yang lain tidak bisa menyaksikan dan mendengarkan pembicarannya Bumi dan orang tuanya. Sekitar satu jam orang tuanya keluar dengan wajah yang sangat marah.

“Ma, gimana?” kata Gita takut.

“Nanti kita bahas di rumah ya sayang,” kata mamanya.

Mereka pergi tanpa penjelasan apapun. Sedangkan Gita penasaran apa yang sudah dibicarakan Bumi dengan orang tuanya. Sesampainya di rumah, Gita langsung masuk kekamar dan berbaring. Kebetulan orang tuanya belum pulang dari kantor. Gita begitu memikirkan tentang apa yang terjadi. Dia berpikir sejak kapan orang tuanya mau kesekolah dan semarah itu padanya. Di dalam fikirannya Gita bahwa Bumi atau guru itu sudah memengaruhi orang tuanya agar tidak membelanya lagi. Gita membuka Instragram dan membuat story tentang keluh kesahnya. Tiba-tiba seseorang membalas storynya tersebut. Gita merasa risi akan hal itu, menurut dia itu hal konyol, membalas story orang yang tidak dikenal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status