Beranda / Fantasi / Langkah Di Jalan Keabadian / Bab 5 Hukuman Yang Menjadi Anugrah

Share

Bab 5 Hukuman Yang Menjadi Anugrah

Penulis: Kopi Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-21 09:28:10

"Arrgghh...!" Ye Tian berteriak kesakitan ketika tubuhnya tiba-tiba tercebur ke dalam kolam petir berwarna hitam. Giginya gemeletuk, tubuhnya bergetar hebat, seolah ribuan jarum menusuk setiap inci daging dan tulangnya.

Tak jauh dari sana, seekor naga raksasa tengah mengawasi. Sorot matanya penuh wibawa, namun tetap tenang. Dialah penjaga yang dipercaya Ye Mo Tian untuk menempa dan membimbing Ye Tian hingga kelak menjadi kultivator terkuat.

"Aku harap kau tidak mengecewakan harapan leluhurmu, Tuan Muda," gumam naga itu, sebelum memejamkan mata dan kembali tertidur.

Suara jeritan Ye Tian bergema, mengguncang seluruh dunia kecil dalam Batu Semesta.

"Rasa sakit ini… tidak ada apa-apanya dibanding penderitaan yang sudah kutanggung selama ini!" desis Ye Tian di sela-sela teriakannya. Dengan tekad membara, ia mulai menyerap energi petir yang mengalir ganas ke tubuhnya.

Aura emas perlahan menguar keluar, menyelimuti tubuhnya. Akar spiritualnya berdenyut, menyerap energi petir dengan gila-gilaan. Dantiannya berputar, memurnikan energi liar itu menjadi qi murni, lalu mengalirkannya ke titik titik meridian.

Tiga hari penuh ia bertahan. Hingga akhirnya, kolam petir yang semula mengamuk kini kering dari energi.

Shen Long membuka mata. Sorot kagumnya tak bisa disembunyikan. Naga itu kemudian berubah wujud menjadi seorang pemuda tampan yang memancarkan aura agung, berjalan mendekati Ye Tian.

" Apa kau belum puas menyerap energi petir, bocah?" suaranya terdengar ringan, namun membawa tekanan.

Ye Tian membuka mata. Meski tubuhnya lelah, ia lalu menoleh ke arah sumber suara.

"Hehe... maaf, Senior. Aku lancang menyerap energi kolam petir milik Senior. Aku sendiri pun bingung kenapa bisa tiba-tiba ada di sini."

Shen Long menatapnya tajam. Senyum samar terselip, namun ia menahan diri untuk tidak menunjukkannya.

"Sungguh lancang kau, bocah! Apa kau tahu konsekuensi dari perbuatanmu ini?"

Aura penindasan mengalir deras. Ye Tian bergidik, menelan ludah berulang kali. Wajahnya pucat pasi. Dalam hati, ia panik dan berfikir apakah ini akhir hidupnya? Bahkan dendam pada Zhou Liang, Lin Fei, maupun Mei Lan belum sempat ia balaskan.

"Haha... lihat ekspresinya, benar-benar lucu," batin Shen Long sembari menahan tawa.

Ia kemudian melanjutkan dengan nada dingin, "Sebagai hukumannya, kau harus melakukan apa pun yang kusuruh. Apa kau setuju, bocah?"

Ye Tian menarik napas dalam-dalam, lalu menjawab mantap, "Baik, Senior. Anggap saja ini bentuk penebusan atas kesalahanku."

"Bagus. Keluar dari kolam itu, dan ikuti aku."

Ye Tian segera melompat keluar, tubuhnya masih berasap tipis akibat petir hitam, lalu mengikuti Shen Long. Rasa penasaran menggelayut di pikirannya tentang siapa sebenarnya sosok misterius ini.

Hingga akhirnya mereka tiba di sebuah tanah lapang.

Wush!

Sebuah kitab tiba-tiba muncul di tangan Ye Tian.

"Pelajari kitab itu baik-baik," ucap Shen Long tenang.

Ye Tian melongo. Ia sempat menduga akan mendapat hukuman berat, tak disangka justru diberi sebuah kitab. Dan bukan sembarang kitab, itu adalah teknik pukulan naga tingkat dewa!

"I... ini..." tangan Ye Tian gemetar hebat. Matanya melebar, penuh ketidakpercayaan.

"A-apa ini tidak salah, Senior? Mengapa Anda memberiku sebuah teknik tingkat dewa?" tanyanya dengan suara bergetar.

Shen Long tersenyum simpul.

"Tidak salah, bocah. Itulah hukuman yang kuberikan padamu."

Ye Tian semakin bingung. Seumur hidupnya, baru kali ini ia mendengar ada ‘hukuman’ berupa pemberian teknik dewa.

Ye Tian masih menatap kitab di tangannya dengan wajah linglung. Energi misterius mengalir samar dari sampulnya, seakan naga surgawi bersemayam di dalamnya.

Shen Long menyilangkan tangan di dada, lalu menatap tajam.

“Jangan hanya melongo seperti itu. Segera kau pelajari kitab tersebut. Itu bukan kitab biasa, melainkan Jurus Pukulan Naga Surga, teknik tingkat dewa yang hanya bisa dipelajari oleh pemilik tubuh sepertimu.”

Ye Tian terperanjat.

"Jurus… Pukulan Naga Surga?"

"Benar." Shen Long mengangguk pelan, lalu melangkah mendekat. Aura agungnya menggetarkan udara.

"Teknik itu adalah pukulan yang dapat mengguncang langit dan menghancurkan bumi. Sekali dilepaskan, akan muncul bayangan naga surgawi dari tanganmu. Namun, bukan sembarang orang bisa menanggung kekuatannya. Hanya Tubuh Kaisar Langit yang sanggup melakukannya tanpa binasa."

Mata Ye Tian terbelalak lebar. Ia memandang kitab itu seolah menggenggam takdirnya sendiri.

“Tubuh Kaisar Langit… jadi itu sebabnya Senior memberikannya padaku?”

Shen Long tersenyum samar, tapi tatapannya tajam.

"Jangan salah paham, bocah. Aku tidak memberikannya karena belas kasihan. Justru sebaliknya, aku ingin tahu apakah kau benar-benar pantas menyandang tubuh itu. Anggap saja… ini adalah ujian pertama yang harus kau lewati."

Ye Tian menggertakkan giginya. Tangan yang memegang kitab bergetar, bukan karena takut, tapi karena semangat membara.

"Baik, Senior! Aku akan mempelajari Jurus Pukulan Naga Surga, dan aku akan menguasainya secepat mungkin!"

Shen Long tertawa kecil, namun nadanya mengandung wibawa.

"Hmph, kita lihat saja, bocah. Jika kau gagal, kitab itu akan menelanmu bulat-bulat. Jika berhasil, maka jalanmu menuju puncak kultivasi akan terbuka lebar. Bersiaplah, karena begitu kau mulai, tidak ada jalan untuk mundur."

Ye Tian menarik napas panjang, lalu dengan hati-hati membuka kitab itu.

Srakk...

Begitu halaman pertama terbuka, sebuah sinar keemasan menyembur keluar, menyilaukan mata dan melesat ke langit. Riak energi menyebar ke segala arah, membuat tanah bergetar dan udara berdesis.

"Ukh…!" Ye Tian terpaksa menyipitkan mata, tubuhnya seakan terseret oleh kekuatan misterius dari kitab itu.

Dalam sekejap, kesadarannya ditelan cahaya. Dunia di sekelilingnya berguncang, berganti dengan sebuah ruang luas tanpa ujung. Di atasnya, bayangan naga surgawi raksasa berputar-putar di antara awan keemasan, matanya bersinar tajam seolah menembus jiwa.

Degg..! degg...!

Detak jantung Ye Tian berdentum keras, seakan mengikuti irama hembusan napas naga tersebut.

"Ini… ini bukan dunia nyata…" gumamnya.

Tiba-tiba, suara Shen Long bergema, entah dari mana datangnya.

"Itulah ruang ilusi Jurus Pukulan Naga Surga. Jika kau mampu bertahan dan menaklukkan bayangan naga itu, maka kau akan memahami inti dari jurus ini. Tapi jika kau gagal…!" suaranya mengeras, "Kesadaranmu akan terhisap selamanya, dan tubuhmu di dunia nyata akan menjadi cangkang kosong."

Ye Tian mengepalkan tinjunya, wajahnya tegang tapi matanya menyala penuh tekad.

"Kalau begitu, aku tidak punya pilihan lain selain berhasil!"

Bayangan naga surgawi meraung, suara gemuruhnya mengguncang langit dan bumi ilusi itu. Gelombang tekanannya menghantam Ye Tian, membuat tubuhnya terasa seolah dihantam palu raksasa ribuan kali.

Namun, Ye Tian menancapkan kakinya ke tanah, menolak mundur.

"Aku sudah menanggung rasa sakit yang lebih buruk dari ini… seekor naga ilusi tidak akan membuatku menyerah!"

Bayangan naga surgawi meluncur cepat dari langit, aura agungnya menekan hingga tanah ilusi retak. Ye Tian mengepalkan tinjunya, kilatan petir hitam bercampur cahaya emas meledak dari tubuhnya.

"Runtuhlah!" teriaknya.

Energi emas bertabrakan dengan kepala naga.

Boom!

Cahaya menyilaukan meledak, mengguncang seluruh ruang ilusi hingga hampir hancur.

Akan tetapi pukulan Ye Tian belum berhasil menghancurkan bayangan naga surgawi. Cahaya benturan memang mengguncang seluruh ruang, tetapi naga itu hanya terdorong mundur beberapa langkah di udara, lalu kembali meraung dengan lebih ganas.

Nafas Ye Tian terengah-engah, lengan kanannya bergetar hebat, seakan tulangnya retak.

"Se… sekuat ini… bahkan satu pukulan terkuatku pun tidak cukup…" gumamnya, napasnya memburu.

Bayangan naga itu kembali meluncur, tekanan auranya semakin kuat, membuat tanah ilusi runtuh sedikit demi sedikit.

Namun, alih-alih mundur, Ye Tian justru menancapkan kakinya lebih dalam ke tanah. Matanya menyala penuh tekad.

“Kalau satu pukulan belum cukup… maka aku akan menghantamnya lagi! Aku tidak akan berhenti sampai naga ini tunduk padaku!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Langkah Di Jalan Keabadian    Bab 06 Keberhasilan Ye Tian Menguasai Tinju Naga Surgawi tahap pertama

    Ye Tian menyadari, kalau bayangan naga surgawi di hadapannya memiliki ranah kultivasi jauh di atasnya. Karena itu, ia akan mengerahkan segenap kemampuan yang di milikinya. Aura emas meledak dari tubuhnya, bersatu dengan derak petir hitam yang mengelilinginya bagaikan rantai langit. Dengan teriakan lantang, tubuhnya melesat ke depan. Tinju kanan diangkat tinggi, qi terkumpul liar di kepalan tangan. "Tinju Naga Surga!" Di belakangnya, bayangan naga agung terbentuk, raungannya memekakkan telinga, bergema seakan mengguncang langit ilusi. Groarrr!!! Boommm!!! Benturan terjadi. Bayangan naga Ye Tian menghantam bayangan naga surgawi raksasa. Ledakan dahsyat mengguncang ruang ilusi. Cahaya emas dan petir hitam bercampur, menelan segalanya. Bayangan naga surgawi meraung terakhir kalinya, tubuh raksasanya retak seperti kaca, sebelum hancur berkeping-keping dan lenyap ditelan cahaya. Ye Tian terdorong mundur beberapa langkah, napasnya terengah-engah, darah segar menetes dari

  • Langkah Di Jalan Keabadian    Bab 5 Hukuman Yang Menjadi Anugrah

    "Arrgghh...!" Ye Tian berteriak kesakitan ketika tubuhnya tiba-tiba tercebur ke dalam kolam petir berwarna hitam. Giginya gemeletuk, tubuhnya bergetar hebat, seolah ribuan jarum menusuk setiap inci daging dan tulangnya. Tak jauh dari sana, seekor naga raksasa tengah mengawasi. Sorot matanya penuh wibawa, namun tetap tenang. Dialah penjaga yang dipercaya Ye Mo Tian untuk menempa dan membimbing Ye Tian hingga kelak menjadi kultivator terkuat. "Aku harap kau tidak mengecewakan harapan leluhurmu, Tuan Muda," gumam naga itu, sebelum memejamkan mata dan kembali tertidur. Suara jeritan Ye Tian bergema, mengguncang seluruh dunia kecil dalam Batu Semesta. "Rasa sakit ini… tidak ada apa-apanya dibanding penderitaan yang sudah kutanggung selama ini!" desis Ye Tian di sela-sela teriakannya. Dengan tekad membara, ia mulai menyerap energi petir yang mengalir ganas ke tubuhnya. Aura emas perlahan menguar keluar, menyelimuti tubuhnya. Akar spiritualnya berdenyut, menyerap energi petir dengan gila

  • Langkah Di Jalan Keabadian    Bab 04 Kebangkitan Ye Tian

    Ye Tian terbaring lemah di tanah, tubuhnya terasa perih di setiap bagian. Debu perlahan mengendap, menyisakan kawah kecil yang masih berasap. Dari dalam kawah itu tampak sebuah batu hitam legam, permukaannya dipenuhi simbol-simbol kuno yang samar-samar berkilau. Tiba-tiba, batu itu bergetar dan cahaya misterius memancar deras darinya, menyebarkan aura kuno yang menekan udara sekitarnya."Arghh…" Ye Tian mengerang pelan. Dadanya sesak, seolah ada gunung besar menindih tubuhnya, bahkan ia kesulitan bernapas. Namun, entah bagaimana, cahaya dari batu itu justru menyelimuti dirinya. Simbol-simbol kuno memancarkan sinar lalu perlahan-lahan masuk ke dalam tubuhnya.Mata Ye Tian membesar, tubuhnya bergetar menahan energi asing yang tiba-tiba menyerbu masuk kedalam tubuhnya, "Apa… apa yang terjadi padaku…?" gumamnya tertahan. Rasa sakit yang semula mencekik mulai berubah menjadi aliran hangat, energi itu meresap ke dalam meridian, menyembuhkan setiap luka sekaligus memperkuat tubuhnya.Tak ber

  • Langkah Di Jalan Keabadian    Bab 03 Rencana Jahat Zhou Liang.

    Ke esokan paginya, nampak Ye Tian sedang berlatih tanding bersama Lin Hao di belakang rumah. Setiap ayunan pukulan yang dilayangkan Ye Tian begitu cepat dan tepat mengenai anggota tubuh Lin Hao. Bahkan Lin Hao yang berada di ranah dasar tahap tujuh kesulitan menghindarinya.Meng Han yang menyaksikan itu tersenyum bangga, sebab teknik pukulan yang dia turunkan berhasil dikuasai dengan sempurna oleh Ye Tian. Padahal, teknik itu merupakan jurus tingkat tinggi yang tidak mudah dikuasai."Ughh… cepat sekali pukulanmu, Ye Tian!" seru Lin Hao sambil mundur selangkah, mencoba mengatur napasnya. "Aku di ranah dasar tahap tujuh, tapi masih saja kesulitan menghadapi seranganmu."Ye Tian menurunkan tangannya dan tersenyum tipis. "Aku hanya memanfaatkan celahmu, Hao. Kalau kau lebih tenang, seranganku tak akan mudah mengenaimu.""Haha, jangan merendah! Kau jelas sudah jauh melampaui diriku," jawab Lin Hao sambil tertawa kecut.Meng Han kemudian melangkah mendekat, matanya berbinar puas. "Bagus sek

  • Langkah Di Jalan Keabadian    Bab 2 -- Hinaan Menjadi Tekad

    Perjalanan yang ditempuh Ye Tian, Lin Hao dan Meng Rou kembali ke desa Qinghe memakan waktu hingga dua hari. Jika malam tiba, mereka memilih beristirahat dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Sewaktu memasuki desa, para penduduk menatap Ye Tian dengan sinis.Mereka sudah mendengar kabar bahwa Ye Tian gagal dalam tes akar spiritual dan menjadi bahan tertawaan orang banyak. Bahkan tetua setiap sekte tak satu pun mau menerima pemuda itu sebagai murid."Apa kamu nggak sadar diri, Ye Tian? Sudah tahu akar spiritualmu cacat. Mengapa masih mengikuti perekrutan murid empat sekte besar, kalau ujung-ujungnya kamu hanya mempermalukan dirimu sendiri?" cibir salah seorang pemuda seraya mengangkat sudut bibirnya."Pemuda macam dia mana mungkin sadar diri! Sekali sampah tetaplah sampah! Mau sekeras apapun kamu berlatih, nggak mungkin bisa menyaingi Tuan Muda Zhou Liang, Lin Fei, apalagi Mei Lan!" kata-kata pedas nan menusuk terlontar begitu saja tertuju pada Ye Tian."Owh, jelas aku sangat be

  • Langkah Di Jalan Keabadian    Bab 01 Perekrutan Murid Empat Sekte Besar

    Pagi itu, alun-alun kota Yunzhou dipenuhi ribuan orang. Suasana meriah, namun juga penuh ketegangan. Bendera besar empat sekte besar berkibar gagah di udara: Sekte Awan Putih, Sekte Pedang Es Abadi, Sekte Tombak Petir, dan Sekte Teratai Emas.Hari ini adalah hari perekrutan murid baru. Bagi pemuda maupun gadis, ini merupakan kesempatan emas untuk mengubah nasib."Perhatian! Perekrutan murid empat sekte besar dimulai sekarang!" suara seorang tetua Sekte Awan Putih bergema, membuat semua mata tertuju pada panggung utama.Tahap pertama adalah tes kekuatan tubuh.Batu uji berdiri di tengah alun-alun. Pemuda dan gadis maju satu per satu, memukul batu itu. Kebanyakan hanya menghasilkan cahaya samar, menunjukkan kekuatan rata-rata. Beberapa pemuda yang rajin berlatih fisik mampu membuat batu itu bergetar lebih kuat, tapi tetap dalam batas wajar.Di antara peserta, tampak beberapa tuan muda dari keluarga besar kota Yunzhou. Mereka berpakaian mewah, sikapnya angkuh, dan setiap kali maju selalu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status