Share

Bab 6

Author: Gilva Afnida
last update Huling Na-update: 2024-11-19 13:09:25

Setelah perdebatan dengan Mira, akhirnya Lily bisa keluar dari mansion. Dia menyerahkan soal Mira pada Inda karena dia sudah kehilangan banyak waktu untuk pergi.

Saat menghirup udara luar, entah mengapa Lily merasakan aroma yang berbeda dibanding saat terkurung di dalam mansion, yaitu aroma kebebasan.

Sebuah mobil mewah sudah terparkir rapi di jalanan depan mansion. Lily yakin jika mobil itu pasti dari Vina. Saat Lily hampir mendekat, seorang pria berseragam keluar dari mobil dan menghampirinya.

"Apa Anda Nyonya Lily Orlantha?" tanya pria itu dengan sopan.

"Betul."

"Nona Vina sudah lama menunggu Anda."

Kemudian pria itu meminta izin untuk mendorong kursi roda Lily lalu membukakan pintu mobil.

Setelah Lily berhasil masuk dan siap, mobil segera melaju dengan kecepatan sedang. Lily mencoba menikmati suasana jalanan luar dengan membuka sedikit jendelanya untuk meredakan degup jantungnya yang terasa lebih kencang.

Angin kencang dari arah luar yang mengenai wajah membuatnya sedikit tenang.

Dulu setelah kecelakaan terjadi, beberapa kali Lily mengalami trauma saat hendak menaiki mobil. Untungnya Tuan Antony berinisiatif membawanya ke psikiater untuk segera mendapatkan penanganan. Jadi rasa trauma itu sedikit berkurang meskipun terkadang Lily dapat merasakan ketakutannya kembali.

Jika dipikir-pikir, sebenarnya Tuan Antony baik karena mampu membuat putranya bertanggungjawab meskipun berakhir mengurung Lily dalam mansion selama kurang lebih dua tahun.

Namun Lily tak lekas menemukan jawaban soal mengapa Tuan Antony tidak membicarakan soal kedua kakinya yang lumpuh? Padahal beberapa dokter sudah mengatakan bahwa Lily masih ada kesempatan untuk bisa kembali berjalan.

Lily menghela napasnya panjang. Berpikir soal masa lalu hanya akan mendatangkan keresahan. Jadi Lily memutuskan untuk menyenderkan punggungnya di kursi, berusaha untuk memejamkan mata agar bisa tenang.

Tak terasa mobil berhenti di jalanan--depan sebuah gedung mewah yang sudah terlihat ramai dari arah depan. Lily menengok suasana gedung itu dari jendela mobil.

Si sopir mobil sudah keluar dari mobil lalu membukakan pintu dan membantu Lily untuk turun.

"Nona Vina hanya mengatakan untuk mengantar Anda sampai sini saja, apa Anda keberatan?" tanya si sopir.

"Tidak apa-apa, aku bisa masuk ke sana sendiri."

"Baik, Nyonya." Si sopir segera pamit undur diri.

Lily mencoba masuk ke dalam gedung pertemuan yang bertuliskan Ocean dengan menekan tombol pada kursi rodanya.

Vina sudah memberi kabar pada Lily sebelumnya bahwa dia sudah masuk terlebih dahulu karena ada suatu urusan. Jadi dia akan masuk ke sana sendirian.

Saat dia mendekat ke arah pintu, salah satu pria berseragam mencegahnya untuk masuk. Sedari tadi dia menatap penampilan Lily dari arah kejauhan. "Maaf, Nona. Bisakah Anda menunjukkan undangan sebelum masuk?"

"Sa-saya tidak ada undangan," jawab Lily sedikit gugup. "Saya kesini bersama seorang teman dan dia sudah masuk duluan."

"Kalau begitu, Anda tidak bisa masuk. Hanya orang yang memiliki undangan saja yang bisa masuk."

Lily membuka tas untuk merogoh ponsel namun entah bagaimana ponselnya tidak dia temukan di dalam sana. "Bisakah kau memanggilkan temanku? Aku tidak membawa ponsel. Dia bernama-"

"Bisakah Anda segera menepi karena kursi roda Anda menghalangi orang-orang untuk masuk," ujar petugas yang lain memotong ucapan Lily.

Sedetik kemudian beberapa orang berjalan masuk mendahuluinya meski dengan agak susah karena jalan utama yang tidak lebar. Diantara mereka ada yang menatap Lily dengan tatapan aneh.

"Anda lihat bukan? Kursi roda Anda membuat orang-orang susah untuk masuk." Si petugas itu terlihat sedikit marah.

"Tapi aku harus masuk, temanku sudah menunggu di dalam sana."

Petugas itu tersenyum sinis. "Apa Anda pikir saya percaya? Anda bahkan tidak memiliki undangan."

"Tapi orang-orang yang masuk tadi tidak kau mintai undangan."

"Mereka berbeda dari Anda. Mereka bagian dari keluarga Chen, salah satu keluarga terkenal yang diundang."

Mendengar itu, Lily bernapas lega. "Apa keluarga Kalandra diundang? Aku menantu dari keluarga Kalandra."

Dua petugas yang berjaga itu tertawa, membuat Lily mengerutkan keningnya.

"Kau pikir kami akan percaya? Tidak mungkin keluarga Kalandra memiliki menantu yang lumpuh sepertimu," ujar si petugas tidak sopan.

"Iya, lebih baik kau segera menyingkir," sahut penjaga satunya. "Kau pasti hanya penguntit untuk mendapatkan keuntungan dari acara ini bukan?"

"Aku bukan seorang penguntit. Aku memang anggota keluarga Kalandra," kekeh Lily. "Biarkan aku untuk masuk dan berbicara dengan temanku, Vina Prajaya."

Petugas itu kembali tertawa. "Vina Prajaya? Kau memang terlalu mengada-ada. Dia kan anak pengusaha sukses, tidak mungkin dia memiliki teman sepertimu."

Lily menahan kekesalannya. Dari mansion dia sudah mendapat hinaan dari pelayannya dan kini mendapat hinaan dari penjaga gedung?

Dunia begitu kejam untuk wanita berkaki lumpuh sepertinya.

"Sudah sana lekas pergi!" seru penjaga itu sambil mendorong kursi roda Lily dengan kencang.

Lily memegang tepian kursi rodanya dengan erat karena kursi roda milik Lily terdorong hingga nyaris ke jalanan yang ramai jika tidak ada seseorang yang menahannya. Dia juga memejamkan kedua matanya karena ketakutan.

"Kau tidak apa-apa?" Saat mendengar suara itu, perlahan Lily membuka matanya. Dadanya masih berdegup kencang dengan napas yang tersengal-sengal.

Wajah pria di depannya itu membuat Lily mengerutkan keningnya dalam. "Apa aku sudah mati?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
pelayan di tempat tinggalmu saja g menghormatimu apalagi orang yg diluar. memberontak boleh tapi harus tau diri juga, njiinngg
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 179

    Max dan Kenneth terperangah, melihat penampilan pasangan mereka masing-masing yang nampak sederhana tapi cantik dan begitu mempesona."Wow, cantik sekali," puji Max secara terang-terangan."Terima kasih, Max." Lily tersenyum malu sambil menyelipkan anak rambutnya ke arah belakang.Hari ini dia dan Wina sama-sama mengenakan gaun polos selutut dengan potongan dada yang agak rendah berlengan pendek. Lily mengenakan gaun berwarna lilac, sedang ibunya mengenakan warna merah.Desain gaun sama, yang membedakan aksesoris yang mereka pakai.Meski begitu, Lily dan Wina sama-sama mempesona dengan gaun yang memamerkan lekuk tubuh mereka yang indah."Sayang, kenapa kamu diam saja?" tanya Wina pada Kenneth. Jujur dia juga ingin mendapat pujian yang sama seperti Lily. "Bagaimana dengan gaunku? Apa bagus juga?"Bukannya menjawab, Kenneth malah berdeham dan membalikkan badannya. "Sudahlah, ayo cepat berangkat. Nanti keburu telat." Setelahnya Kenneth berjalan duluan ke arah mobil.Tak mendapat pujian

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 178

    "Aku akan segera menikah dengan Finley." Ucapan dari Vina membuat Lily sedikit terkejut. Saat ini mereka sudah duduk berdua di sebuah ruangan pribadi milik Lily. Pintu sengaja Lily kunci agar tidak ada orang yang menguping atau menginterupsi. Sebelum ini dia dan Vina sudah membicarakan soal basa-basi, hingga topik yang serius ini terlontar, membuat Lily sangat terkejut."Kau yakin dengan keputusanmu, Vina? Kau yakin akan menikah dengannya?"Vina menunduk setelah mendengar rentetan pertanyaan dari Lily, memandangi dan mengelus perutnya yang semakin membesar. "Aku harus yakin demi anak yang ada di kandunganku, Lily. Empat bulan lagi dia akan terlahir di dunia ini, aku tidak mau dia lahir tanpa ada sosok ayah di sampingnya nanti."Lily menatap iba lalu memeluk Vina dari samping. Tumbuh dewasa bersama, Lily tahu kalau sahabatnya itu hampir tidak pernah menjalin hubungan yang serius dengan seorang pria karena mementingkan pendidikan dan karir. Namun sekali dia berkenalan dengan pria, dia

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 177

    Hari-hari terus berlalu semenjak kasus Jauhari mencuat di berbagai media sosial. Media terus membahas kasus itu namun bukan tentang Jauhari, melainkan Lily Orlantha yang menjadi pusat perhatian banyak publik.Mulai dari kisah hidupnya bahkan bakatnya yang luar biasa soal merancang gaun wanita.Melihat hal itu, Lily bersyukur setidaknya dampak dari pemberitaan soal dirinya lebih condong ke arah positif. Dia banyak mendulang simpati dari berbagai kalangan bahkan banyak dari kaum menengah ke atas yang berlomba-lomba untuk memesan gaun darinya.Alhasil, Lily menjadi sangat sibuk dan cukup kewalahan. Max yang selalu ingin bertemu dengan Lily pun jadi tidak bisa karena saking sibuknya. Selain itu, karena pemberitaan soal Lily, Max jadi mendapat banyak kecaman dari warga sosial media atas langkahnya dulu yang menceraikan Lily.Mau tak mau, Max harus menjauhkan diri dulu dari Lily agar Lily tak ikut terkena dampaknya. Selain Max, ada Fernita yang juga ikut terkena imbasnya. Banyak teman sosia

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 176

    "Jika di pikir-pikir, ini semua memang kesalahanku yang selalu menutupi segala perbuatannya," lanjut Kenneth berbicara. Penyesalan memang selalu datang di akhir.Jika diingat-ingat, sudah dari dulu Wina mencurigai Jauhari namun Kenneth selalu tutup mata dan tidak mau menyelidikinya.Bagi Kenneth, Jauhari adalah saudara yang cukup dekat dengannya meski mereka hanyalah saudara tiri. Namun karena Lily terus dalam bahaya dan dia menyadari ada sesuatu yang salah, maka Kenneth mulai menyelidikinya.Hasil penyelidikan tidak disangka-sangka. Banyak kejahatan yang diperbuat Jauhari dan keluarganya di belakang Kenneth. Mulai dari penculikan Lily sejak bayi, penggelapan dana, mencelakakan Lily dan masih ada kejahatan lain yang sulit bagi Kenneth untuk terima.Beberapa bukti kejahatan masih ada yang belum bisa Kenneth kumpulkan, seperti saat penculikan Lily sewaktu bayi. Itu karena kasusnya yang sudah lama dan Jauhari benar-benar menghapus jejak keterlibatan dengan rapi.Tetapi tetap tidak akan

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 175

    Sebuah tamparan keras juga melayang di pipi Melani setelahnya, kali ini dari Wina."Cukup! Tutup mulutmu yang kotor itu!" Melani memegang pipinya yang berdenyut nyeri sambil tertegun ke arah Wina. Tak pernah dia sangka, wanita yang selama ini diam kini nampak murka bahkan berani menampar wajahnya.Leni, Lubis dan Layla juga terkejut lalu mendekati kedua orang tua mereka untuk membela."Kenapa Paman dan Tante tega melakukan ini? Apa kesalahan kami?" tanya Leni dengan kedua mata yang berkaca-kaca."Kesalahan kalian?" Tiba-tiba ada suara yang menyahut dari belakang kerumunan.Semua orang menoleh dan melihat Lily berjalan mendekat dengan Max yang menggandeng tangannya."Kamu ingin tahu kesalahan keluargamu apa?" tanya Lily begitu dia sudah berada di depan kerumunan.Melihat Lily datang bersama Max, orang-orang yang mengetahui hubungan diantara keduanya kembali bergosip."Kudengar pria yang ada di sampingnya itu mantan suaminya, kenapa tiba-tiba dia datang dengan pria itu? Apa mereka suda

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 174

    Pesta yang diadakan oleh keluarga Leni telah tiba. Beberapa hari sebelumnya, Lily sudah menyelesaikan pesanan gaun-gaun yang dipesan oleh saudara sepupunya--termasuk Leni. Dia juga sudah menyuruh orang untuk mengantar gaun ke rumah masing-masing.Malam ini Lily datang terlambat ke tempat acara. Sedang Kenneth dan Wina telah datang terlebih dahulu.Suasana di dalam aula pesta sudah nampak ramai oleh banyak tamu. Para pelayan juga nampak sibuk berjalan ke sana kemari mengantar minuman untuk para tamu.Awalnya Kenneth tidak menjumpai sesuatu yang aneh saat dia baru pertama kali masuk. Beberapa kenalan rekan kerja datang menyambut dan berbincang santai dengannya. Namun begitu dia dan Wina sudah berjalan ke arah yang lebih tengah, dia baru menyadari telah terjadi sesuatu sejak sebelum dirinya datang."Ada apa ini?" tanyanya begitu melihat kerumunan orang-orang yang nampak berisikPara tamu menoleh ke arah Kenneth lalu salah seorang keponakan Kenneth mendatanginya sambil berkata, "Paman sud

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status