Share

25. Pengakuan yang mencengangkan

Setelah membasuh wajahku, lalu aku membubuhkan make-up sedikit agar wajahku tak tampak terlalu sembab serta lusuh. Setelah dirasa wajahku pantas, aku keluar kamar dan menemui Mas Arman yang masih sedang bermain bersama putriku.

Sebenarnya aku malas menemuinya dengan keadaanku yang seperti ini, hanya saja Ibu sedari tadi selalu memaksa.

"Pergilah Indah, temui Nak Arman sebentar! Tidak enak sama dia, jika kamu tidak menemuinya. Nak Arman sudah baik banget dan keluarganya juga sudah banyak membantu kita!" nasehat Ibu tadi padaku.

Membuatku tak enak hati jadinya. Kuakui jika bukan berkat kebaikan Bu Narmi, mana mungkin hidupku jadi sebaik ini.

Hingga akhirnya terpaksa aku menuruti keinginan Ibu, aku juga heran semenjak Naira mengakui dirinya sebagai Ayah. Mas Arman jadi sering datang ke rumah ini untuk menemui Naira. Padahal selama ini kami hanya bertemu di resto saja.

Aku mengurut pelipisku, kepalaku langsung terasa nyut-nyutan sekarang. Karena melihat banya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status