Home / Fantasi / Legend Of Kong Lao / Bab 07 - Awan Merah Bentuk Kingkong

Share

Bab 07 - Awan Merah Bentuk Kingkong

last update Last Updated: 2023-06-08 21:28:09

“Apakah benar begitu?” Seorang pria paruh baya tengah memandang ke arah luar jendela. Tepat di belakangnya sendiri ialah sosok berpakaian serba hitam layaknya bayangan.

“Benar, Patriark. Tuan Muda sepertinya bersembunyi terlalu dalam.” Orang berpakaian serba hitam menunduk ke arah pria paruh baya tersebut.

“Menarik, awasi saja terus. Sampai Turnamen Klan di mulai. Ingat, awasi jika ada gerakan mencurigakan dari Klan lain!” Patriark memberikan perintah dengan serius.

“Dimengerti, Patriark!” Orang berpakaian serba hitam menjawab dengan patuh. Kemudian, dia melihat pria paruh baya di depannya melambaikan tangan.

Tentu hal ini dirinya ketahui. Isyarat tanda bahwa dirinya boleh pergi. Orang berpakaian serba hitam seketika berubah menjadi kepulan kabut gelap, kemudian melesat pergi dari ruangan.

Dalam ruangan sendiri, Patriark menatap keluar. Kemudian, tatapannya tertuju ke arah lembaran kertas di atas mejanya. Kertas-kertas tersebut ialah peserta yang akan ikut turnamen nantinya.

Juga, di dalam kertas itu sendiri terdapat nama Kong Lao.

Sementara itu, Kong Lao yang sudah berada di dalam rumah. Segera mengeluarkan beberapa bahan yang sudah dirinya dapatkan dari toko milik Yin Hua.

Kong Lao seketika tersenyum dan mulai mengambil penggilingan yang dirinya dapatkan dari toko sebelumnya. Dia juga tidak melupakan kristal penentu awan.

Sebelum memulai membuat ramuan, dia memasukkan sedikit energi ke dalam penentu awan. Dalam sekejap, kristal bersinar terang kemudian awan merah muncul membentuk makhluk semacam kera.

“Kingkong? Namun, ini hanya bentuk dasar.” Kong Lao mengenal sosok yang mirip kera dalam awan tersebut. Kemudian, dia memasukkan kembali kristal tersebut ke dalam cincin ruang.

“Baiklah bentuk dasar ialah Kingkong. Benar-benar sesuai dengan nama Klan.” Kong Lao segera mengambil beberapa tanaman tingkat rendah.

Dia terus menumbuk tanaman tersebut, sampai akhirnya berubah menjadi bubuk yang basah.

Selesai melakukan tumbukan, Kong Lao beralih memanaskan air. Dia mendiamkan terlebih dahulu bubuk basah tersebut agar mengering.

Tak butuh waktu lama, air mendidih. Kong Lao dengan cepat menyeduh ke dalam cangkir. Kemudian, mengambil bubuk yang berada di tumbukan.

Tepat saat bubuk masuk ke dalam air panas tersebut. Perlahan-lahan bubuk mulai mengeluarkan aroma yang membuat nyaman dan tenang.

Dua orang yang mengawasi Kong Lao tidak bisa untuk tidak memejamkan matanya. Mereka berdua menikmati aroma tersebut, selepas itu mata mereka menjadi cerah.

“Aroma yang menenangkan. Juga serangga di sekitar menghilang. Meski kita tidur di pohon, tidak perlu khawatir akan serangga kali ini!”

“Aku penasaran mengapa Tuan Muda membuat wewangian seperti ini?” Satu pengawas merasa bingung dengan tindakan tuan mudanya kali ini.

“Ya, aroma ini berbeda dari pembakaran seperti yang kita lakukan. Tidak ada efek penenang, bahkan aromanya cukup menyengat.”

Kedua pengawas penasaran apa yang dibuat oleh tuan mudanya itu. Namun, mereka tidak bisa mendekat karena tidak ingin terekspos dan gagal dalam menjalankan misi.

Kong Lao sendiri tidak mengetahui pembicaraan dua pengawasnya itu. Bahkan jika dia mendengar pun, dirinya tidak peduli sama sekali.

“Waktunya untuk minum!” Kong Lao meraih gelas yang berisi ramuan tersebut. Lelaki ini tanpa ragu-ragu, langsung meneguk seluruh air dengan cepat.

Sensasi panas menyebar ke seluruh tubuh. Kong Lao segera mengarahkan energi panas tersebut menyebar ke seluruh tubuhnya.

Beberapa menit telah berlalu, kemudian angin segera menyebar ke segala arah dengan pusatnya yaitu Kong Lao.

Percikan listrik juga keluar dari tubuh Kong Lao tersebut. Tubuh yang dimiliki lelaki ini mulai membentuk otot-otot yang cukup keras.

Kong Lao segera membuka matanya, kemudian dia memuntahkan seteguk darah hitam yang mana merupakan darah kotor dalam tubuh.

“Racun dan kotoran dalam tubuh akhirnya keluar. Juga tingkatku sekarang menjadi lima!” Kong Lao merasakan perubahan fisik terlebih dahulu. Dia benar-benar senang akan perubahan tersebut.

“Elemenku ialah petir. Elemen yang cukup langka, apalagi fisik ini ialah fisik Kingkong. Salah satu monster yang menghancurkan sepuluh planet dalam sekali tembak.”

Kong Lao mengingat dulu ada monster Kingkong yang dengan mudah meledakkan sepuluh planet. Bahkan Galaksi yang besar dapat dirinya hancurkan dengan beberapa usaha.

“Pada akhirnya, manusia akan memanfaatkan kekuatan monster untuk melawan monster sendiri.” Kong Lao bergumam sambil mengepalkan tangannya.

Dia sebenarnya tidak terlalu membenci monster. Namun, ini sudah menjadi ketentuan atau bisa dibilang takdir dunia itu sendiri.

Kong Lao segera menggelengkan kepalanya, dia melupakan masa lalu dan kali ini dirinya mulai membuat ramuan-ramuan yang bermanfaat untuk peningkatan kekuatannya nanti.

Tak lama kemudian, malam telah tiba. Tepat pukul sembilan, Kong Lao telah menyelesaikan dua belas ramuan yang sama. Sementara itu, dia juga membuat dua ramuan penyembuh.

“Malam ini, malam yang panjang!” Kong Lao mulai meminum satu ramuan peningkatan. Kemudian, mulai kultivasi dan mencoba menerobos sebanyak mungkin.

Pengawas sendiri, akhirnya kembali ke rumah. Mereka tidak terus mengawasi Zidan dan mulai istirahat untuk menjalankan misi besoknya.

Malam seketika berlalu, pagi hari sudah mulai menampakkan diri.

Kong Lao yang berkultivasi, seketika membuka matanya. Di depan ada dua belas botol ramuan kosong.

“Menerobos, aku berada di tingkat tujuh. Seharusnya ini cukup untuk bertarung di Turnamen nanti!” Kong Lao bergumam pelan, kemudian berdiri dari duduknya.

“Tanaman tersisa beberapa saja. Namun, itu cukup untukku menerobos ke tingkat delapan.” Kong Lao menatap lurus ke depan, kemudian mulai mengambil keputusan.

“Lebih baik menyeimbangkan kekuatan yang diterima sekarang. Selepas itu baru meningkatkan level ke tingkat selanjutnya.” Kong Lao melepaskan pakaiannya, dia melangkah keluar dan pergi menuju ke belakang rumah.

Kepekaan Kong Lao lebih baik dari sebelumnya. Dia bisa merasakan bahwa dua pengawasnya tidak ada, sehingga dirinya dengan santai berendam di sungai belakang rumah.

“Teknik petir yang bagus....” Kong Lao terus memutar ingatannya. Dia memilih satu persatu kekuatan teknik yang paling bagus.

Juga, makhluk yang dirinya bangunkan ialah Kingkong. Di mana senjata yang cocok hanyalah senjata berat.

Memikirkan senjata berat, ada berbagai senjata yang cocok. Namun, menurutnya ada tiga yaitu tongkat, pedang besar dan tombak.

“Daripada memikirkan senjata apa, lebih baik memilih segera teknik yang cocok untuk serangan fisik.” Kong Lao memikirkan segera apa teknik yang cocok.

Butuh beberapa menit, sampai akhirnya kilasan menerpa pikirannya. “Hanya teknik itu yang sangat cocok untukku sekarang. Fisik ditambah elemen petir.”

Kong Lao tersenyum, kemudian dia mulai bangkit dari berendamnya.

Lelaki ini segera melangkah santai ke rumahnya, kemudian mengambil pakaian yang berada di lemari. Kali ini bukanlah pakaian lusuh dan berlubang, akan tetapi pakaian yang dirinya beli di kota sebelumnya.

“Di bukit seingatku ada monster kecil yang cocok untuk berlatih.” Kong Lao segera keluar dan melesat pergi menuju ke bukit.

Butuh beberapa menit untuk dirinya tiba di atas bukit. Hamparan rumput benar-benar membuat kagum dirinya. Kemudian, dia melesat lurus dan akhirnya tiba di hutan lebat.

“Hutan Musibah, cocok untuk pelatihan Teknik Surga Petir.”

To be Continued.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Legend Of Kong Lao   Bab 22 - Putaran Kedua

    "Anak ini...." Seluruh orang tergerak, terutama Hu Yan Hao. Ia yang melihat ke dalam debu tersebut, cukup terkejut dengan tindakan Kong Lao.Terlihat Kong Lao menghancurkan paksaan Hu Rong, agar tidak merusak Meridian perempuan itu. Namun, itu tidaklah mudah dan harus terkena oleh serangan lawan.Beruntung serangan yang diluncurkan Kong Lao mampu menghilangkan kekuatan lawan, sehingga serangan tersebut hanyalah serangan biasa.Sementara itu, debu mulai menghilang. Seluruh orang yang menonton melihat bahwa serangan Hu Rong melukai Kong Lao. Namun, mereka tidak tahu kisah dibaliknya itu.Hu Rong sendiri terkejut, ia yang mengalami barusan. Jelas jika dirinya tidak dihentikan oleh Kong Lao, Meridian dalam tubuhnya akan hancur."Kamu...." Hu Rong tidak bisa berkata-kata kembali, ia jelas tersentuh dengan tindakan Kong Lao. Jika itu orang lain, kemungkinan tidak peduli.Kong Lao dengan cepat menarik pedang Hu Rong. Semburan darah keluar membasahi pakaiannya. Namun, ekspresi lelaki ini teta

  • Legend Of Kong Lao   Bab 21 - Kong Lao Vs Hu Rong

    Arena pertandingan...Kong Lao memasuki ring pertandingan, sorot matanya penuh akan rasa tertarik. Lihatlah ring yang begitu besar, berbeda dari ring yang sebelumnya dirinya gunakan."Kalian berdua, apakah sudah siap untuk pertandingan kali ini?" Wasit yang berdiri di tengah-tengah kedua orang itu, menatap dengan cermat.Kong Lao mengangguk, begitu juga Hu Rong. Mereka tidak ada yang perlu dipersiapkan, hanya membawa pedang di tangan mereka masing-masing sudah cukup.Wasit mendengar itu, seketika melompat k3 tempat dirinya berada. Kemudian tangan terangkat dan mulai mengumumkan pertandingan."Para hadirin sekalian, pertandingan antara Kong Lao melawan Hu Rong akan dimulai selepas tiga hitungan mundur!"Seluruh penonton mulai menghitung mengikuti arahan dari wasit tersebut."Tiga! Dua! Satu!" Wasit segera mengayunkan tangan ke bawah, kemudian ia berteriak keras. "Mulai!"Kong Lao dan Hu Rong memiliki ekspresi serius, mereka melesat dan berbenturan satu sama lain. Kemudian, membuka jar

  • Legend Of Kong Lao   Bab 20 - Membunuh Pembunuh

    "Kalian terlalu lemah untuk kami berdua!"Dua belas orang berpakaian hitam terkejut ketika mendengar suara Kong Lao di belakang mereka itu.Masing-masing orang memandang ke belakang, tetapi mereka tidak mendapati adanya Kong Lao di tempat itu."Respons yang lambat. Shin, mari kita bunuh segera!" Kong Lao memberikan perintah dengan nada tenang, tetapi cukup serius.Tae Shin tidak menjawab, ia bergegas ke salah satu orang berpakaian hitam.Pedang terhunus, kemudian menusuk tepat jantung orang berpakaian hitam tersebut."Arh!" Orang berpakaian hitam melebarkan matanya, kemudian terlihat darah keluar dari sudut mulutnya.Pedang dikeluarkan dan Tae Shin memandang ke arah empat orang di depannya. Ekspresi wajah lelaki ini mengerut dalam sekejap.Ia merasakan bahaya dari belakangnya. Kemudian, pedang dengan cepat ia putar ke belakang. Suara benturan dua logam terdengar jelas.Ding!Orang berpakaian hitam tersentak dan mundur beberapa meter. Namun, Tae Shin segera muncul tepat di depannya."M

  • Legend Of Kong Lao   Bab 19 - Disergap

    Terlihat banyaknya Stan yang berdiri memenuhi sisi kanan kiri jalanan.Kong Lao memandang beberapa stan, ia sama sekali belum menemukan sesuatu yang menarik minatnya. Kemudian, pandangan matanya tertuju ke arah stan yang terlihat biasa.Sorot matanya juga tertuju ke arah barang-barang yang dijual oleh stan biasa tersebut. Meski tidak ada yang menarik minatnya. Namun, stan tersebutlah yang menurut dirinya bagus dalam hal barangnya."Apakah kita akan pergi ke sana?" Mendengar pertanyaan Tae Shin. Dirinya mengangguk dengan ringan."Tidak ada yang menarik menurutku, hanya saja kualitas barang di sana lebih baik."Kong Lao menjelaskan beberapa hal yang membuat rekannya itu mengangguk paham. Selepas memberikan pemahaman singkat, ia dan Tae Shin telah tiba di depan stan tersebut.Tentu pemilik stan melihat pelanggan datang, matanya bersinar. Dengan cepat ia memulai mode bisnis layaknya pedagang biasanya."Selamat datang, Tuan dan Tuan terhormat. Stan milik saya ini hanya menjual ini saja, si

  • Legend Of Kong Lao   Bab 18 - Bayangan Misterius

    Kong Lao merasakan tatapan dari perempuan di depannya, ia mengerut. Kemudian matanya berkilat sebentar dan tepat saat melihat perempuan tersebut berbalik dan pergi. Dirinya memejamkan matanya kembali.***Ring ketiga, Lin Dong dan Sun Nan saling berbenturan terus-menerus. Ring yang semula utuh dan bagus. Kini berantakan penuh akan lubang di mana-mana.Tak lama kemudian, keduanya terpisah dan berlutut satu kaki. Mereka terengah-engah dan saling memandang satu sama lain. Ekspresi keduanya penuh akan semangat, tetapi tekanan dalam tubuh membuat mereka harus menyerah."Sepertinya kita sudah berada di ambang batas.""Ya!" Lin Dong menjawab sambil mengangguk, apa yang dikatakan Sun Nan benar. Dirinya sudah mencapai batas yang sama dengan lawannya itu."Bagaimana kalau kita akhiri dengan satu serangan?" Sun Nan memberikan saran terbaik. Ia ingin melihat seberapa jauh jarak antar dirinya dengan lawan di depan.Lin Dong sama sekali tidak menolak, ia mengalirkan qi ke dalam lengannya tersebut.

  • Legend Of Kong Lao   Bab 17 - Pertarungan Tangan Kosong

    Ring kedua....Debu bertebaran, perlahan-lahan mulai menghilang. Terlihat seluruh medan dalam ring tersebut benar-benar kacau.Can Jian berdiri di tengah ring. Nafasnya menderu penuh kelelahan, pakaian yang ia kenakan compang-camping. Tatapannya sendiri tegas fokus ke arah depan.Garis pandang lelaki itu sendiri ialah sosok lawan yang tengah berlutut satu kaki. Kedua tangan memegang pedang. Pakaian sendiri sudah hilang hanya bagian bawah yang masih utuh.Ru Lan menatap ke arah Can Jian, ia benar-benar tidak menyangka dengan kekuatan yang dikeluarkan lelaki itu sebelumnya. Serangan begitu ganas, seakan-akan mencabik dirinya.“Beruntung aku memiliki waktu untuk mengatasi serangan itu. Jika tidak, kemungkinan besar aku sudah berada di alam lain.” Ru Lan tersenyum tak berdaya.“Sepertinya ini batasanku.” Ru Lan dalam sekejap jatuh ke lantai. Ia terbaring pingsan di tempat, kemudian wasit mendekat dan mengecek keadaannya itu.“Pemenang Ring kedua ialah Can Jian!”Mendengar suara wasit, are

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status