Home / Pendekar / Legenda Dewa Cahaya / 9.Utusan Sekte Utama

Share

9.Utusan Sekte Utama

Author: Gibran
last update Last Updated: 2024-02-07 07:34:05

"Apa maksudmu?" tanya Bara Sena.

Kahiyang Dewi tersenyum di dalam Dunia Penyimpanan yang ada di telapak tangan kanan Bara Sena.

"Pil Hati Emas itu sudah ada disini, kau hanya tinggal memgambilnya," kata Kahiyang Dewi.

Bara tertegun sejenak. Dia langsung menoleh ke arah Xiao Zen yang masih berdiri sambil mengawasi para pemuda dari keluarga Xiao.

"Kumpulkan semua anak muda dan tetua di Balai pertemuan! Aku akan menyeleksi sendiri siapa yang pantas ikut ke Sekte Utama!" kata Xiao Zen.

Mereka semua yang ada disana mengangguk. Xiao Lie pun meminta kepada semua orang yang dianggap berbakat untuk ikut masuk ke dalam balai pertemuan, termasuk Xiao Feng alias Bara Sena.

"Bocah ini? Kenapa bisa ikut ke Balai pertemuan? Dia tak mempunyai bakat apa pun." batin Xiao Zen.

Semua orang berkumpul di Balai pertemuan. Xiao Zen duduk di kursi kepala keluarga dengan pongahnya. Tiga wanita cantik berdiri di kanan, kiri dan belakangnya. Mereka terlihat menggoda mata siapa saja yang melihatnya.

"Utusan ini sepertinya hidup dengan nyaman di Sekte...Dia bisa memiliki banyak kenikmatan..." bisik salah satu dari pemuda keluarga Xiao.

"Sstt..jangan banyak omong, nanti dia dengar dan kau bisa gagal masuk ke Sekte," sahut yang lainnya.

"Pemimpin Sekte, Xiao Bie Li telah meninggalkan dunia ini karena sakit panjang yang dia derita. Aku, Xiao Zen, diutus oleh nya sebelum dia meninggal untuk membawa pesan kepada keluarga Xiao yang ada di Nanjing ini untuk menyampaikan pesan terakhirnya," kata Xiao Zen.

Semua orang saling berpandangan. Mereka tak menyangka kabar duka akan datang begitu cepat dari Sekte utama. Xiao Zen mengambil sebuah kotak lalu membukanya. Semua mata memandang tak berkedip.

"Pil Hati Emas!?" seru semuanya dengan mata sama-sama tertuju pada tiga butir pil yang mengeluarkan aura emas. Xiao Zen tersenyum kecil.

"Cih! Sepertinya para sampah ini baru pertama kali melihat Pil Hati Emas." ujarnya dalam hati.

Bara Sena tersenyum.

"Apa yang kau katakan benar adanya..." ucapnya dalam hati.

"Tentu saja, aku bisa mencium baunya dalam jarak ratusan tombak," sahut Kahiyang Dewi.

"Pil Hati Emas bisa digunakan untuk menyembuhkan meridian yang rusak." kata Xiao Zen.

Xiao Lie menatap tak berkedip ke arah Pil Hati Emas.

"Feng'er lahir dengan meridian yang rusak. Seandainya aku bisa mendapatkan Pil Hati Emas itu untuknya...Dia pasti bisa disembuhkan..." batinnya.

Xiao Zen menutup kotak tersebut lalu memberikannya kepada pengawalnya.

"Ini adalah hadiah dariku." kata Xiao Zen.

Pengawal itu pun memberikan kotak berisi pil tersebut kepada Kepala Keluarga Xiao. Xiao Lie yang hanya seorang tetua atau mantan kepala keluarga menatap tajam ke arah Kepala Keluarga.

"Yu Long, tuan Zen baru saja datang, kenapa tidak kau ajak dia jalan-jalan untuk melihat keadaan di kediaman keluarga kita?" kata Kepala Keluarga.

Yu Long mengangguk. Dia pun mengajak Xiao Zen untuk berkeliling. Setelah mereka keluar dari aula, Xiao Yu Long pun berkata,

"Tuan Xiao, meskipun kota kami ini kecil, kami memiliki segalanya. Terutama kecantikan..."

"Apa katamu!? Kau pikir aku mata keranjang!?" umpat Xiao Zen.

"Saya tidak berani berkata seperti itu tuan! Anda adalah orang yang terhormat dan mulia!" sahut Yu Long sambil membungkuk kan tubuhnya.

"Hmmph! awas kau bilang seperti itu lagi," ucap Xiao Zen.

Yu Long mengangguk sambil sedikit menyeringai saat Xiao Zen kembali melangkah ke depan.

"Semua orang tahu, kau orang yang seperti apa..." batin Yu Long.

Xiao Zen tertegun saat dia melewati kediaman Xiao Feng atau Bara Sena. Matanya menatap tak berkedip ke arah seorang gadis yang tengah berjalan. Yu Long pun langsung melangkah mendekati pria tersebut.

"Ada apa tuan?" tanyanya.

"Siapa gadis itu!?" tanya Xiao Zen yang tak bisa menyembunyikan rasa tertariknya.

"Dia dipanggil dengan sebutan Xia Qing Yue. Dia juga baru saja menikahi keponakanku yang tidak berguna 3 hari yang lalu. Keponakanku itu memiliki meridian yang rusak sejak lahir," jawab Xiao Yu Long.

"Apa!? Kecantikan seperti itu menikahi seorang sampah!?" umpat Xiao Zen yang langsung teringat pada pemuda yang dia lihat di halaman aula.

Yu Long mengepalkan tinjunya.

"Seharusnya dia menjadi milikku..." batinnya.

"Gadis itu harus menjadi milikku! Dia akan menjadi istri Xiao Zen! Hahaha!"

"Tuan muda, Kepala Keluaga kita berpesan untuk tidak mengambil istri orang lain. Itu akan menodai Sekte kita," kata pengawalnya.

"Bajingan! Aku menginginkan dia! Kau berani melarangku!?" gertak Xiao Zen membuat sang pengawal terdiam.

Yu Long terkejut melihat pengawal yang tiba-tiba datang dan ada disebelahnya.

"Sejak kapan pengawal itu datang? Sepertinya dia pendekar yang hebat...aku merasa dia berada di atas Xiao Lie...!" batin Yu Long.

Yu Long menatap Xiao Zen yang terlihat kesal karena ditegur oleh pengawalnya sendiri.

"Sepertinya Sekte Utama dipenuhi orang-orang hebat seperti pengawal ini. Jika aku ingin masa depan, aku bisa mengorbankan Qing Yue atau Xia Yu..." batin Yu Long sambil menyeringai.

"Tuan Xiao Zen, jika kau ingin kecantikan para gadis di keluarga kami, tidak begitu banyak, tapi ada gadis lain selain Qing Yue. Dia adalah adik saya, Xia Yu," kata Yu Long.

Kedua mata Xiao Zen membesar seketika.

"Jadi, masih ada gadis lain selain Qing Yue!? Hahaha! Aku sangat beruntung bisa datang ke tempat terpencil ini!" ucap Xiao Zen menggebu-gebu.

"Xia Yu lebih mudah ditangani daripada Qing Yue. Saya bisa mengurusnya untuk tuan..." kata Yu Long sambil tersenyum.

"Baiklah, aku akan menanti hasilnya, dasar penjilat!" sahut Xiao Zen lalu tertawa terbahak-bahak.

Geram hati Yu Long dikatakan penjilat. Namun dia tak bisa berkata apa-apa. Tekadnya cuma satu, ingin ikut ke Sekte Utama dan mendapat kehidupan yang layak.

Malam harinya, Xia Yu mendatangi sang ayah, Xiao Lie di dalam rumahnya.

"Ayah, aku mendengar utusan Sekte itu sangat hebat?" tanya Xia Yu.

"Utusan Sekte itu, bukan orang yang baik Xia Yu. Namanya Xiao Zen,"

"Apa yang dikatakan orang itu ayah?" tanya Xia Yu.

"Dia ingin kita semua berkumpul besok di halaman utama klan. Sepertinya seleksi akan segera tiba. Dan tadi siang, dia memberikan hadiah kepada kita sebuah Pil Hati Emas yang katanya bisa mengobati meridian yang rusak..." kata Xiao Lie.

Xia Yu tertegun.

"Bukankah pil itu akan sangat berguna untuk Xiao Feng kita?" tanya Xia Yu.

"Huh! Jangan pernah berpikir untuk mencurinya. Kau hanya akan mencari petaka jika berani melakukan itu!" kata Xiao Lie yang langsung tahu niat putri bungsunya tersebut.

"Tapi ayah, itu bisa mengobati Xiao Feng...! Aku merasa kasihan dengan dirinya yang selalu dijadikan bahan olok-olok anggota keluarga yang lain...." kata Xia Yu dengan mata berkaca-kaca.

Xiao Lie menghela napas.

"Tapi barang itu adalah pemberian dari Sekte Utama. Jika kau sampai ketahuan, kau tak akan selamat," kata Xiao Lie membuat Xia Yu tertunduk.

Keesokan harinya, halaman utama keluarga Xiao nampak ramai. Semua anggota keluarga termasuk para tetua kelurga Xiao berkumpul di halaman yang luas pagi hari itu.

"Selamat pagi kakek," sapa Bara Sena kepada Xiao Lie yang baru saja datang bersama Xia Yu.

Bara menatap Xia Yu lalu tersenyum. Gadis itu pun membalas senyuman tersebut. Xia Qign Yue pun menyapa Xiao Lie.

"Kau juga datang Qing Yue?" tanya Xiao Lie.

"Saya menemani suami saya kesini kakek..." sahut Qing Yue dengan suara yang halus.

Bara tersenyum kecil.

"Sial, saat seperti ini aku seolah menjadi suaminya. Tapi saat di dalam rumah, aku malah menjadi seperti patung!" batin Bara.

"Semua kembali ke barisan! Tuan Muda Xiao Zen ingin berkata!" teriak Kepala Keluarga Xiao.

Semua orang pun segera berbaris dan menatap ke arah panggung di depan sana dimana Xiao Zen duduk sembari menatap sinis ke arah semuanya.

"Seharusnya kalian merasa beruntung dan berterimakasih padaku karena aku mau mengunjungi tempat sampah ini!" kata Xiao Zen membuat semua orang terkejut dan geram.

"Bahkan, kepala keluarga kalian bukan apa-apa di mata Sekte Utama..." ucap Xiao Zen membuat Xiao Lie meradang. Namun pria tua itu tak berani bertindak gegabah.

Kepala kelurga tersenyum.

"Benar apa yang dikatakan oleh tuan muda Xiao Zen, kami merasa sangat beruntung bisa dikunjungi oleh anda..." kata Kepala Keluarga membuat Bara Sena ikutan meradang.

"Bajingan ini....! Bagaimana dia tetap bisa tersenyum meski keluarga kita tengah direndahkan!?" umpat Bara marah.

"Ini sungguh berlebihan...! Bagaimana bisa kepala keluarga kita menjadi seorang pengecut!?" timpal Xia Yu yang ikutan kesal.

"Menurut Tetua Xiao Bie Li, aku dapat membawa salah satu dari kalian kembali ke Sekte Utama. Tapi kalian sendiri tahu, Sekte Utama tidak menerima sampah. Itu sebabnya aku ingin melihat sendiri, pertarungan tenaga dalam di keluarga kecil ini," kata Xiao Zen.

"Oh iya, Kepala Keluarga Xiao Yun, gunakan Pil Hati Emas itu sebagai hadiah untuk pemenang," kata Xiao Zen.

Tiba-tiba kepala keluarga langsung berlutut di depan Xiao Zen.

"Maafkan saya tuan muda! Saya telah berdosa! Pil Hati Emas itu telah hilang tadi pagi!" kata kepala keluarga.

Xiao Zen bangkit berdiri. Wajahnya merah padam mendengar kabar tidak mengenakan tersebut.

"Apa katamu!? Pil Hati Emas hilang!?" umpatnya marah.

Xia Yu menoleh kearah ayahnya, Xiao Lie yang memandang dirinya dengan tatapan penuh curiga.

"Aku tidak mengambilnya ayah...! Aku tak pernah melakukan itu..." kata Xia Yu.

Xiao Lie menganggukkan kepalanya.

"Aku yakin, anakku adalah gadis yang jujur. Ini aneh sekali, kepala keluarga bukanlah orang yang lemah dan selalu waspada. Bagaimana dia bisa kemalingan?" gumam Xiao Lie.

Bara Sena mengepalkan tinjunya.

"Keparat! Sandiwara macam apa yang tengah mereka lakukan? Aku belum mengambil barang itu, mustahil jika ada orang yang berani mencurinya!" batin Bara.

"Kita lihat saja apa yang akan terjadi. Sepertinya ada sesuatu antara utusan itu dengan Kepala Keluarga. Kita akan tahu sesaat lagi," sahut Kahiyang Dewi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hendra Ruhyana Ruh
bagus juga alur nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Legenda Dewa Cahaya   674.Probo Lintang(TAMAT)

    Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B

  • Legenda Dewa Cahaya   673.Kalinggapura

    Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan

  • Legenda Dewa Cahaya   672.Kabar Bahagia

    Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih

  • Legenda Dewa Cahaya   671.Jurus Ilusi

    Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke

  • Legenda Dewa Cahaya   670.Keluar Dari Lembah

    Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa

  • Legenda Dewa Cahaya   669.Para Penghadang

    Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status