Beranda / Fantasi / Legenda Dewa Pedang / Tiga Wanita Terlarang

Share

Tiga Wanita Terlarang

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-26 14:39:28

“Locianpwe… aku berhasil!”

Suara Shu Jin menggema di antara tugu-tugu batu raksasa itu. Napasnya masih terengah, namun sorot matanya memancarkan cahaya baru—cahaya seseorang yang baru saja kembali dari kematian.

Tugu nisan Kaisar Pedang Abadi yang menjulang tinggi memancarkan kilatan cahaya api. Dari dalamnya, suara yang dalam dan menggetarkan kembali terdengar.

“HA-HA-HA! Aku tidak salah menilaimu, anak muda!”

Suara Luo Fei terdengar bukan sekadar puas, tapi bangga—sebuah kebanggaan yang jarang dimiliki seorang kaisar pedang abadi.

“Kau benar-benar jenius pedang yang hanya muncul sekali dalam ribuan tahun. Sebagai hadiah… Pedang Dewa Ilahi itu akan menjadi pedangmu mulai sekarang!”

Cahaya kehijauan dari pedang di tangan Shu Jin berdenyut, seakan menyambut pemiliknya yang baru.

“Kau bisa memanggil pedang itu kapan saja,” lanjut Luo Fei. “Ketika pedang itu kau arahkan ke langit… kau bisa kembali ke Makam Dewa Pedang dan meneruskan pelajaranmu. Aku akan menurunkan Jurus Pedang Naga Semesta secara langsung tapi bukan sekarang... tubuhku masih belum sempurna untuk bisa mengajarimu ilmu pedang.”

Shu Jin tercengang.

“Jadi… aku bisa kembali ke sini kapan pun?”

“Benar,” jawab Luo Fei. “Bukan hanya itu saja. Di makam ini, masih banyak tugu nisan para Dewa Pedang lainnya. Jika salah satunya aktif… kau bisa mempelajari ilmu pedang legendaris mereka. Bahkan, jika keberuntunganmu besar—kau bisa mendapatkan pedang sakti peninggalan mereka.”

Mata Shu Jin melebar.

Tempat ini bukan hanya makam—ini adalah perpustakaan kekuatan yang tak ternilai. Harta karun yang ia temukan saat diambang kematian.

Namun ada satu hal yang lebih penting.

“Locianpwe… apa aku bisa kembali ke dunia luar sekarang?”

Ada jeda sesaat sebelum suara Kaisar Pedang Abadi kembali menggelegar.

“Kau boleh kembali. Tapi ingat satu hal.”

Nada suaranya berubah, lebih serius dari sebelumnya.

“Kau… belum boleh menuntut balas atas dendammu terhadap orang-orang yang menghabisi keluargamu.”

Shu Jin menggeretakkan gigi. “Kenapa?”

“Aku sudah mengatakannya,” jawab Luo Fei dengan tekanan. “Tiga istri yang dulu menemaniku adalah wanita-wanita terlarang dari tiga sekte yang berbeda. Jika kau tidak bisa menaklukkan wanita ahli racun, tabib iblis, dan pewaris jurus sensual… jangan berharap kau bisa menguasai ilmu pedang tertinggi. Kau juga akan mati saat mencoba membalaskan dendammu sekarang!”

Shu Jin mengepalkan pedang di tangannya. Tiga wanita… tiga sekte terlarang…

Tantangan itu terasa seperti jurang lain yang harus ia turuni.

“Untuk menyempurnakan rencanamu,” lanjut Luo Fei, “aku akan memberimu Topeng Artefak.”

Sebuah benda hitam berkilau keluar dari dalam tugu—melayang perlahan dan berhenti tepat di depan wajah Shu Jin. Permukaannya licin seperti kaca, namun aura misterius berdenyut dari dalamnya.

“Wajahmu yang lama… sebaiknya mati untuk sementara,” kata Luo Fei. “Dengan topeng ini, tidak akan ada seorang pun bisa mengenalimu. Gunakan identitas baru sampai saat kau layak berdiri sebagai pendekar pedang sejati.”

Shu Jin mengangguk tanpa ragu.

“Baik, Locianpwe.”

Ia meraih topeng itu dan menempelkannya ke wajah.

Detik itu juga, topeng itu meresap dan menyesuaikan diri—melekat sempurna seperti kulit kedua. Ia bisa merasakan wajahnya berubah… bahkan struktur tulangnya terasa sedikit berbeda.

Luo Fei melanjutkan, “Aku juga memberimu Kitab Pedang Dewa Ilahi. Di dalamnya terdapat dasar-dasar pedang yang akan membangun fondasi barumu. Pelajari semuanya. Kau boleh kembali ke sini setelah tiga bulan untuk menerima jurus baru langsung dariku.”

Sebuah kitab tipis namun bercahaya muncul dan jatuh ke tangan Shu Jin. Begitu jari-jarinya menyentuh sampulnya, ia bisa merasakan energi pedang mengalir ke meridiannya.

“Jika ada tugu nisan dewa pedang lain yang aktif,” lanjut Luo Fei, “kau akan merasakannya di dalam hatimu. Kembalilah ke sini saat itu terjadi. Sekarang… aku akan kembali beristirahat.”

Sinar pada tugu besar itu meredup perlahan… hingga kembali menjadi batu yang diam.

Makam Dewa Pedang itu kembali hening.

*****

Ketika Shu Jin membuka mata, ia terbaring di halaman keluarga Shu—tempat tragedi yang menelan seluruh keluarganya. Embun pagi menyelimuti tanah. Bau debu dan darah yang sudah mengering menyentuh hidungnya.

Semua itu terasa seperti mimpi.

Namun saat ia menyentuh wajahnya…

Topeng artefak itu masih ada.

Ia bangkit perlahan, menggerakkan kakinya—dan tersentak.

Tubuhnya terasa ringan.

Kakinya… kembali normal.

Energi Qi mengalir di tubuhnya dengan sempurna mengisi merediannya.

Ia mengepalkan tangannya, merasakan kekuatan baru yang hampir meledak dari dalam dirinya.

“Aku kembali…” bisiknya.

“Aku benar-benar kembali.”

Ia menatap jauh ke arah timur—ke dunia luas yang menunggu, ke takdir baru yang memanggil.

Raut wajahnya yang tersembunyi di balik topeng berubah dingin.

“Pertama…” katanya dengan suara rendah dan mantap.

“Aku akan mencari wanita ahli racun itu.”

Perjalanan panjangnya sebagai pemburu kekuatan dan pembalas dendam… baru saja dimulai.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Legenda Dewa Pedang    Wanita Racun

    Angin pagi melintas seperti hembusan napas terakhir dari rumah besar keluarga Shu. Udara itu membawa bau lembab yang menusuk hidung, bercampur abu tipis yang beterbangan dari bangunan yang pernah berdiri megah—kini tinggal kerangka hitam yang mencakar langit kelabu. Di pasir puing dan kayu yang terbelah, seorang pemuda bertopeng berdiri tegak. Ia tidak menoleh sedikit pun. Tidak ada alasan untuk melihat ke belakang; masa lalunya sudah terkubur bersama genangan darah yang membeku tiga hari lalu.Nama Shu Jin telah mati untuk saat ini.Kaisar Pedang sudah memerintahkannya... jika ingin hidup, ia harus terlahir kembali sebagai seseorang yang bukan dirinya sampai ia berhasil menguasai ilmu pedang terhebat sepanjang masa.Pemuda itu—belum lagi terbiasa dengan wajah barunya—menunduk pada kilauan samar dari pecahan pedang tua yang tergeletak. Permukaan logam yang retak memantulkan sosok asing... topeng artefak membentuk rahang lebih tegas, garis wajah lebih keras, dan mata yang memantulkan d

  • Legenda Dewa Pedang    Tiga Wanita Terlarang

    “Locianpwe… aku berhasil!” Suara Shu Jin menggema di antara tugu-tugu batu raksasa itu. Napasnya masih terengah, namun sorot matanya memancarkan cahaya baru—cahaya seseorang yang baru saja kembali dari kematian.Tugu nisan Kaisar Pedang Abadi yang menjulang tinggi memancarkan kilatan cahaya api. Dari dalamnya, suara yang dalam dan menggetarkan kembali terdengar.“HA-HA-HA! Aku tidak salah menilaimu, anak muda!” Suara Luo Fei terdengar bukan sekadar puas, tapi bangga—sebuah kebanggaan yang jarang dimiliki seorang kaisar pedang abadi. “Kau benar-benar jenius pedang yang hanya muncul sekali dalam ribuan tahun. Sebagai hadiah… Pedang Dewa Ilahi itu akan menjadi pedangmu mulai sekarang!”Cahaya kehijauan dari pedang di tangan Shu Jin berdenyut, seakan menyambut pemiliknya yang baru.“Kau bisa memanggil pedang itu kapan saja,” lanjut Luo Fei. “Ketika pedang itu kau arahkan ke langit… kau bisa kembali ke Makam Dewa Pedang dan meneruskan pelajaranmu. Aku akan menurunkan Jurus Pedang Naga S

  • Legenda Dewa Pedang    Kebangkitan Dewa Pedang

    “Bangun!”Suara itu menggelegar seperti guntur yang meledak tepat di samping telinga Shu Jin. Suara Kaisar Pedang Abadi… suara yang sejak tiga hari terakhir tak kunjung memberi tanda kehidupan.Tiga hari.Shu Jin bahkan tidak tahu bagaimana ia mampu bertahan selama itu—bersujud di tanah lembab, dingin menusuk tulang, perut melilit kosong. Bibirnya pecah, kulitnya kering, tetapi ia tidak bergerak sedikit pun dari posisinya.Maka ketika suara itu datang, meski lemah dan nyaris kehabisan tenaga, ia berhasil menegakkan tubuhnya.“Terima kasih… Locianpwe,” ucapnya dengan suara serak, namun mata yang redup itu bersinar penuh tekad.Dari dalam tugu nisan raksasa itu, suara Kaisar Pedang Abadi terdengar lebih jernih, lebih hidup—seakan ia akhirnya mengakui keteguhan hati Shu Jin.“Keluarga Shu,” ujar Luo Fei pelan namun menggetarkan, “telah melahirkan banyak Dewa Pedang terhebat. Untuk menghormati garis keturunan itu… aku akan memberimu satu kesempatan.”Kata-kata itu membuat jantung Shu Jin

  • Legenda Dewa Pedang    Makam Dewa Pedang

    PLAAAK!Suara tamparan itu menghantam udara dengan keras, memantul di antara pilar-pilar paviliun yang berlumuran darah. Tepukan telapak tangan Wu Chao-Xing begitu kuat hingga kepala Shu Jin terpelanting ke samping. Debu dan serpihan tanah beterbangan dari pipinya ketika wajahnya menghantam tanah.Sayup-sayup pandangannya terbuka. Suara-suaranya kembali, namun tidak membawa kelegaan—hanya kengerian yang membakar dadanya. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah genangan darah pekat milik keluarganya yang mulai mengering di tanah. Bau amis yang menyengat masuk ke hidungnya, membuat perutnya teraduk-aduk.Kesadaran yang baru kembali seketika menusuk jantungnya seperti pedang.Wu Chao-Xing menyeringai tepat di depannya, rambut hitamnya berkilau tertiup angin. Mata wanita itu berkilat puas.“Sekarang kau lihat, Shu Jin…” katanya sambil tertawa terbahak-bahak, suaranya memantul seperti gema iblis. “Keluarga kebanggaanmu… sudah musnah!”Tawa itu mengiris telinga Shu Jin, merontokkan sisa-

  • Legenda Dewa Pedang    Tragedi Berdarah

    Shu Jin seketika duduk tegak, rasa lelah dan sakitnya seolah lenyap ditelan gelombang kecemasan. “Apa yang sedang terjadi? Katakan!”“Nona Wu… dia... datang menemui Tuan Besar. Dia datang bersama begitu banyak Tetua Keluarga Wu yang berilmu tinggi! Sepertinya Tuan Besar marah besar dengan pembatalan sepihak pertunangan Tuan Muda! Tuan Besar juga sudah tahu semua yang dilakukan Nona Wu terhadapmu, Tuan Muda!”“Tuan Muda harus menghentikan Nona Wu sebelum semuanya terlambat! Sudah lama Keluarga Wu hendak menghancurkan Keluarga Shu yang menjadi keluarga nomor satu di Kota Lin’an ini agar keluarga mereka bisa naik,” jelas Lian Hua.“Maksudmu... semua kejadian ini adalah rencana besar dari Chao-Xing, iblis betina itu? Ia mencuri Darah Pedang Spiritual Keluarga Shu, mempermalukanku di hadapan seluruh cultivator ierutama di depan Patriark Wang Chengtian saat seleksi di Sekte Pedang Surgawi?” tanya Shu Jin.Tanpa menunggu jawaban Lian Hua, Shu Jin langsung berlari keluar ke halaman utama temp

  • Legenda Dewa Pedang    Pengkhianatan Sang Kekasih

    "Argh!" Shu Jin terbatuk keras, tubuhnya terpental beberapa langkah sebelum jatuh berlutut di tanah berbatu.Sebuah pukulan yang tak terduga dari kekasihnya, Wu Chao-Xing dengan telak mendarat tepat di perutnya, tepat di bawah pusar—dantian, inti kekuatan spiritual seorang cultivator.Rasa sakit yang menusuk menjalar dari pusat tubuhnya, membuatnya menggigil. Napasnya memburu, tangannya refleks meraba perutnya, seolah berharap itu hanya mimpi buruk. Tapi kenyataan lebih kejam dari yang bisa ia bayangkan.Dantian-nya… hancur.Mata Shu Jin melebar tak percaya. Keringat dingin mengalir di pelipisnya saat ia mendongak menatap Wu Chao-Xing. "Xing'er… apa yang telah kau lakukan...?"Namun, gadis yang selama ini ia anggap sebagai belahan jiwanya kini berdiri dengan tatapan yang berbeda."Shu Jin!" Wu Chao-Xing mendengus, melipat tangannya dengan ekspresi jijik. "Aku sudah bersabar selama tiga tahun ini hanya demi hari ini!"Shu Jin terhuyung, matanya masih mencari secercah harapan bahwa ini

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status