Sion menatap bangunan rumah di depannya. Kemarin dia memang tidak melihatnya jelas, tapi hari ini, saat matahari telah terbit, dia bisa melihat bahwa rumah ini dibangun dengan sihir. Tanpa paku dan pelekat lainnya, keseluruhan, rumah ini sesungguhnya lebih tepat dikatakan sebuah pohon berbentuk rumah. Menjelajahi sekeliling, Sion bisa melihat kebun kecil dengan berbagai macam sayur dan buah yang tumbuh dengan subur di halaman belakang rumah."Jika tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri, hamba tidak akan percaya ada tempat seperti ini dalam Pegunungan Terkutuk Knox." Ujar Serphen yang berada di samping Sion. Mengikuti dan manjaga tuannya dari segala kemungkinan berbahaya yang ada, dia juga mengamati sekeliling rumah.Malam telah berlalu, dan mereka melewatinya dengan tenang. Tidak ada yang aneh, dengan api unggun yang menyala serta selimut dari bulu Fire Bear, mereka berhasil melalui malam tanpa kedinginan."Apakah menurutmu mereka akan bersedia menyembuhkan Ellios, Serphen?" tanya
Pagi hari saat matahari telah terbit, Yue berdiri menatap seisi rumah kecil yang ditempatinya bersama Ling dan Xing Xing. Mereka memang tidak memiliki banyak barang, hanya saja, setelah mereka selesai mengemas barang, kekosongan tetap sangat terasa di setiap sudut ruangan. Tapi, ini adalah yang terbaik—sudah saatnya mereka meninggalkan tempat ini."Kau sudah siap, Yue," berujar pelan Ling berjalan mendekati Yue sambil menggendong Xing Xing. "Kita harus berangkat sekarang."Yue mengangguk kepala dan mengendong Xing Xing yang tertawa sambil menjulurkan tangan padanya.Tersenyum menatap Yue dan Xing Xing, Ling kemudian melepaskan kalung yang dipakainya. Kalung tersebut adalah sebuah kalung dari tali berwarna hitam dengan bandul berupa sebuah permata indah berwarna biru. Mengalungkan kalung tersebut pada Xing Xing, dia tersenyum. "Lindungi Xing Xing, bintang harapan kita semua, orang tua.""Master pasti akan melindungi Xing Xing," tawa Yue melihat apa yang dilakukan Ling. "Bukankah beliau
Meninggalkan gua penuh cahaya matahari dan memasuki kegelapan, puluhan bola cahaya terbang melayang mengikuti rombongan yang berjalan pelan. Cahaya bola sihir Ling membuat mereka dapat melihat sekeliling dengan baik. Berjalan paling depan, Ling memimpin, disusul Sion, para pengawalnya, Yue dan Xing Xing yang berada di atas punggung Yin, dan terakhir Yang. Pohon-pohon besar menjulang tinggi menutupi cahaya matahari, tanah becek dan suhu udara yang naik turun dengan dratis tanpa diprediksi—Pegunungan Terkutuk Knox.Sion dan para pengawalnya bergerak dengan kewaspadaan penuh, mata mereka yang mengikuti Ling terkadang akan menoleh ke kiri-kanan, karena mereka merasa ada yang terus mengamati mereka dari balik pepohonan yang mengelilingi. Perjalanan mereka berjalan dalam diam, tidak ada seorangpun yang mengucapkan sesuatu, kecuali Xing Xing yang kadang tertawa bahagia dalam pelukan Yue. Bayi kecil yang tidak tahu apa-apa tersebut terlihat sangat terpesona dengan bola sihir cahaya ayahnya.P
Duduk mengelilingi api unggun yang menyala, Sion maupun para pengawalnya tidak mengucapkan sepatah katapun. Meskipun sedang beristirahat, mereka sama sekali tidak menurunkan kewaspadaan mereka. Mereka juga tidak memiliki banyak nafsu untuk memakan makanan yang telah disiapkan Ling kecuali; Harris."Sir Ling benar-benar pintar memasak," puji Harris sambil melahap semangkuk besar sup jamur di:tangannya. Dia sama sekali tidak peduli pandangan mencemooh rekannya. "Aku harus meminta resep ini dengannya nanti.""Dalam pikiranmu itu sepertinya hanya ada makan saja." Ejek Reis melihat Harris yang menikmati makanannya dengan sangat baik. "Sikapnya itu memang sudah tidak tertolong," Reffa yang dari tadi diam ikut bersuara. Mata biru pria paruh baya itu menatap Harris tajam. "Cepat habiskan supmu! Dasar berengsek!!"Harris tidak mempedulikan Reffa, dia membuang muka dari seniornya tersebut. "Yang Mulia saja tidak mempermasalahkan diriku ini, kenapa kau justru marah, Pak tua?""Kau!!!" Suara Re
Di atas tanah maupun di atas pohon, ratusan semut raksasa mengelilingi Yue, Xing Xing, Yin,Yang, Sion dan para pengawalnya. Semut tersebut berukuran sekitar dua sampai tiga meter, berwarna hitam dan bermata merah. Kaki mereka yang besar sangat runcing bagaikan pedang. Mulut mereka yang terus terbuka dan tertutup mengeluarkan suara ringkihan aneh dan meneteskan air liur yang terlihat jelas berbisa. Namun yang paling penting—mereka semua terlihat sangat agresif."Monster apa ini?" Tiffa menatap bingung dan tidak percaya monster semut yang ada. Dia yang memiliki pengetahuan luas akan monster-monster di Benua Avelon tidak pernah mendengar adanya monster semut seperti ini."Pengetahuanmu tidak berguna di sini, Tiffa," ujar Alexis menjawab kebingungan Tiffa. Matanya terarah pada para monster semut yang kian mendekat. "Bukankah kau juga tidak dapat mengindentifikasi makhluk hitam yang sebelumnya memutuskan lenganku?—pengunungan ini memang terkutuk."Tiffa tidak dapat membalas ucapan Alexi, s
Meloncat tinggi keluar dari dinding sihir pelindung, Ling mengayunkan tongkat sabit hitam dalam genggamannya. Dia mengincar kepala para monster semut yang ada di bawahnya. Monster semut ini adalah salah satu jenis monster yang cukup merepotkan dalam pegunungan ini, bukan karena mereka kuat dan cukup kebal akan sihir, tapi karena mereka selalu bergerombolan dengan jumlah mencapai ratusan.Mendarat di atas bangkai monster semut yang dibunuhnya, Ling tidak berhenti, dia kembali bergerak maju menyerang para monster semut yang masih sangat banyak. Kali ini, dia mengincar kaki mereka yang bagaikan pedang, dan meski kaki para monster semut cukup kuat dan tajam, mereka tetap saja tidak akan dapat menahan serangan tongkat sabit yang ada.Kehilangan keseimbangan, badan para monster semut jatuh ke bawah, dan kesempatan itu digunakan oleh Ling untuk memenggal kepala mereka. Hanya saja, meski telah banyak rekan mereka mati di tangan Ling, para monster semut tetap bergerak maju dengan agresif menye
Sion dan para pengawalnya bisa melihat sosok-sosok yang berjalan mendekati mereka dari dalam kegelapan di depan adalah manusia. Namun, semakin dekat sosok-sosok itu dengan mereka, mereka tidak dapat menyembunyikan ekspresi terkejut yang ada. Bau busuk tercium jelas membuat bulu kuduk mereka berdiri dan perasaan ngeri memenuhi hati. Sosok-sosok yang mendekat adalah manusia sekaligus bukanlah manusia lagi. Rupa dan wujud mereka tidak beda dengan para penduduk manusia penghuni Benua Avelon, namun kulit pucat penuh luka dan darah kering, daging yang membusuk dan tatapan mata kosong—mereka terlihat bukanlah manusia yang hidup."Ikut...""Ikut...""Ikut...""Ikut..."Gumam para sosok yang mendekat. Mereka berjalan dengan pelan sambil menyeret kaki, tidak ada ekspresi sedikitpun di wajah mereka. Ling segera membuka jubah hitam yang dikenakannya untuk menutupi Yue dan Xing Xing. Menyatukan kedua telapak tangannya, aksara-aksara sihir yang bercahaya muncul dan mengelilingin mereka berdua. Li
Sion dan para pengawalnya tidak mengerti apa yang terjadi. Kegilaan semua makhluk yang mereka tidak tahu lagi manusia atau bukan membuat mereka tidak berani bergerak."Milikku!!""Cahaya!!""Cahaya!!""Kehidupan!!""Milikku!!"Suara teriakan mereka memenuhi tempat. Menabrak dinding pelindung kasat mata, mereka mulai memukul dan mencakar sekuat tenaga untuk menghancurkannya. Vbh Darah bercucuran, namun mereka tidak berhenti sedikitpun, mata mereka yang penuh kegilaan terpusat pada Yue yang memeluk Xing Xing."Berengsek!! Apa yang kalian lihat!!" berteriak keras dengan bahasa yang tidak dimengerti Sion dan pengawalnya, Ling menyerang para jiwa raga korup yang berlari ke arah Yue dan Xing Xing. Namun, mereka semua sama sekali tidak peduli. Dalam pandangan mata mereka semua hanya ada ibu-anak dalam pelindungan sihir dinding pelindung.Yue sendiri juga tidak bergerak, dia menatap para jiwa raga korup yang menggila. Dia tidak dapat mengpungkiri rasa takut yang memenuhi dirinya—dunia ini sun