"Silakan beristirahat," penuh hormat, Lisa yang menuntun Ling, Yue, dan Xing Xing ke dalam sebuah kamar besar mempermisikan diri. "Jika anda berdua memerlukan sesuatu, silakan beritahu pelayan yang ada."Ling mengangguk kepala. Memang tidak sepenuhnya, tapi dia bisa memahami sebagian besar ucapan dan maksud Lisa. Untuk Yue, dia hanya tersenyum lembut seperti biasa.Lisa yang melihat sepasang suami-istri di depannya segera membalas senyum yang ada sebelum benar-benar melangkah keluar. Langkah kakinya ringan dan senyum tidak kunjung menghilang di wajahnya, sebab mimpi buruk yang dialami tuan yang dilayaninya sejak kecil telah usai—Pangeran Ellios benar-benar telah sembuh dengan begitu ajaibnya. Apa yang dilihatnya barusan adalah sebuah keajaiban. Kemampuan penyembuh yang tidak dapat diterima akal sehat, tapi Lisa tidak mempedulikannya, sebab yang terpenting baginya adalah kesembuhan Ellios.Di dalam kamar yang disediakan untuk mereka, Ling mengamati sekelilingnya dengan saksama. Interio
"Aku bisa melihat lagi, Ibunda," ujar Ellios sambil tersenyum lebar. Walau rasa ngantuk telah memenuhi dirinya, dia tetap berusaha mempertahankan kesadarannya. "Kakiku yang diamputasi juga telah kembali, luka bakar juga telah sembuh dan aku tidak kesakitan lagi."Aica tersenyum mendengar setiap ucapan putranya. Berbaring di atas tempat tidur, dia menatap Ellios yang telah sembuh dari segala luka dan derita yang ada. Mimpi buruk mengerikan yang ada telah berlalu, hidup mereka telah kembali seperti semula."Ayahanda, " panggil Ellios dan menoleh menatap Sion yang juga berbaring di sampingnya penuh senyum. Mata birunya yang meski terlihat penuh rasa kantuk tapi tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. "Siapa wanita itu?—apakah dia Saintess? Dia cantik sekali, di mana anda bertemu dengannya, Ayahanda? Apakah besok aku masih bisa melihatnya? Aku masih belum berterima kasih padanya."Sion tertawa mendengar pertanyaan berturut-turut Ellios. Mengangkat tangan kanan mengacak-acak rambut pira
Ellios menatap paviliun timur istana. Berdiri dalam diam di depan pintu masuk, dia sedang berpikir; apakah dia boleh melangkah masuk? Jika dia melangkah masuk, apakah dirinya akan dianggap tidak sopan karena memasuki paviliun tempat tinggal penyelamatnya tanpa ijin?Menutup mata, Ellios mulai merasa menyesal. Dia seharusnya bersabar saat kedua orang tuanya meminta dirinya menunggu dan menemui penyelamatnya bersamaan untuk mengucapkan terima kasih sekali lagi dengan benar. Kejadian semalam cukup kacau, terutama tangis bahagia dirinya dan ibunya yang tidak berhenti, jadi mereka sama sekali tidak berterima kasih dengan benar.Membuka mata, Ellios menatap kedua tangan dan kakinya. Seulas senyum lebar memenuhi wajahnya—ini semua benar-benar bukan mimpi! Dia bisa melihat, kakinya lengkap dan tidak ada luka bakar sedikitpun di tubuhnya."Yang Mulia Pangeran, kenapa anda di sini?" tanya suara seorang wanita tiba-tiba dari belakang Ellios.Ellios segera menoleh ke belakang dan melihat Lisa ber
Mata biru Ellios terus mencuri lihat keluarga penyelamatnya. Duduk dalam ruang tamu paviliun timur istana pada pagi hari, membuatnya dapat melihat jelas sosok mereka. Berambut dan mata hitam yang tidak pernah dilihatnya, garis wajah yang unik, kulit putih bersih—mereka sungguh berbeda dengan orang-orang yang pernah dilihatnya selama ini. Mereka semua telah selesai sarapan, namun, sarapan pagi ini tidaklah seperti yang diharapkannya, sebab dia mengalami kesulitan berkomunikasi dengan penyelamatnya.Menatap Ling dan Sion, Ellios hanya dapat terkagum-kagum, karena dapat berkomunikasi dengan bahasa Gelion yang minim cukup baik. Menggunakan satu-dua kata yang sederhana, mereka bisa menyampaikan dan menangkap apa yang ingin diutarakan."Babababa." Suara Xing Xing kemudian menarik perhatian Ellios.Menatap ke samping, Ellios melihat Xing Xing yang duduk di pangkuan Yue tersenyum lebar sambil mengangkat tangan ke arahnya."Xing Xing suka Ellios." Ujar Yue dengan bahasa Gelion pelan. Senyum lem
"Selamat, anda telah hamil tiga minggu."Mata Yue berbinar indah mendengar ucapan Dokter kandungan di depannya. Penuh suka cita, dia menoleh ke samping menatap Ling, suaminya. Suara tawa riang penuh kegembiraan meluncur keluar dari mulutnya melihat ekspresi tertegun sang suami yang masih belum selesai mencerna ucapan Dokter. "Kau akan segera menjadi seorang Papa, Ling."Menoleh menatap Yue, Ling yang berusaha mengontrol diri tidak dapat menyembunyikan senyum kebahagiaannya. Mencium kening istrinya lembut, dia ikut tertawa. "Iya, kau juga akan segera menjadi seorang Mama, Yue."Dokter kandungan yang melihat tawa bahagia pasangan suami-istri di depannya mau tidak mau juga ikut tesenyum. Kebahagiaan mereka sungguh telah menular kepadanya. "Hindari aktivitas yang dapat membahayakan kehamilan, minum vitamin anda, perbanyak minum air putih dan konsumsi makanan dengan gizi seimbang, ok?"Yue segera mengangguk kepala cepat dengan senyum lebar di wajah cantiknya. Ling yang ada disampingnya seg
Kegelapan sangat mencekam. Pohon-pohon tinggi menjuang seakan menyentuh langit, menyembunyikan segala cahaya yang ada dari pandangan. Tidak ada beda pagi dan malam di sini. Suhu udara yang naik turun dengan dratis tanpa dipredeksi membuat siapapun sulit beradaptasi. Tanah hitam yang selalu becek tidak pernah kering serta kabut tebal yang tidak pernah menghilang—pergunungan Knox yang terkutuk.Lima orang ksatria duduk beristirahat mengelilingi api unggun kecil yang mereka nyalakan. Wajah mereka tetap penuh kewaspadaan. Jirah besi putih mereka yang indah penuh dengan darah hitam, baik yang telah kering maupun tidak, bukti mereka telah melewati banyak pertempuran sebelum ini."Terkutuklah Pergunungan Knox ini!!" salah satu kastria tersebut mengumpat. Dia adalah pria dengan badan paling besar dari semua yang ada. Rambut coklatnya yang panjang terikat rapi, dan mata hijaunya yang cemerlang penuh dengan kekesalan."Pergunungan ini memang terkutut, Harris." Balas seorang ksatria datar. Tidak
Api unggun yang tadinya dinyalakan oleh Sion dan yang lainnya menunggu kepulangan Serphen dan rekan mereka tiba-tiba padam. Membuat satu-satunya sumber cahaya yang mereka miliki sekarang adalah obor di tangan George.Suara gumaman aneh tersebut kemudian terhenti, membuat pergunungan terkutuk Knox menjadi sunyi. Namun, sedetik kemudian, suara tawa histeris yang mengerikan menggantikan. Suara tawa yang mirip sekali dengan suara tawa manusia namun sekaligus bukan.Hahahahaha!Hihihihi!Hahahaha!"Sialan, ada seberapa banyak mereka?!" penuh kemarahan, Thermis, ksatria wanita muda berkulit coklat manis mengumpat. Dia menatap sekeliling dengan mata kirinya, sebab mata kanannya tertutup penutup mata. Berambut perak panjang yang diikat satu, dia adalah ksatria bermata satu yang cukup terkenal."Mereka semakin banyak." Ophelia yang dari tadi diam membisu berujar pelan. Berambut pirang panjang dan bermata hijau cemerlang, dia adalah seorang wanita anggun berusia awal tiga puluh yang biasanya se
Serphen dan yang lainnya juga menyadari kehadiran sosok tersebut. Menatapnya, mereka tidak tahu apakah yang di samping mereka tersebut adalah manusia atau makhluk aneh lainnya. Sekilas, dia terlihat seperti manusia yang menggunakan jubah panjang berwarna hitam dengan kerudung yang menutupi kepalanya, dan juga, dua bola cahaya yang berputar di atasnya, mereka tahu itu adalah sihir. Penyihir, kah?Sosok misterius itu berjalan mendekat, dan para makhluk hitam yang ada seketika melompat ke belakang sambil menyeringai marah. Tapi, diam di tempat, mereka tidak menyerang membabi buta lagi seperti sebelumnya.Berhenti berjalan. Sosok misterius itu kemudian mengangkat tangan kanannya. Dari sekelilingnya, ratusan bola cahaya kecil bermunculan. Melayang terbang, bola cahaya tersebut menerangi kegelapan tempat mereka berada dengan jelas. Menekuk jari kelingking, manis dan tengahnya, sosok itu mengarahkan jari telunjuknya ke arah para makhluk-makhluk hitam yang semakin menyeringai penuh kemarahan,