Home / Pendekar / Legenda Naga Langit / 4. Serangan Kelompok Elang Hitam

Share

4. Serangan Kelompok Elang Hitam

last update Last Updated: 2022-05-09 12:09:04

Larasati yang menyadari sebentar lagi pertarungan akan terjadi, jika dia tidak menghentikan dan merendahkan emosi dari Komandan pengawalnya itu maka pertarungan di dalam Kedai itu benar-benar terjadi.

"Tidak perlu di perpanjang paman, aku yakin ini hanya sebuah kesalahpahaman saja ... " Larasati berkata dengan pelan, berusaha melerai perselisihan di antara mereka.

Pria berbadan besar dan bernama Jong itu dengan segera menundukkan kepalanya, seraya meminta maaf kepada Larasati. Tidak berselang lama, Jong kembali mengarahkan pandangannya ke arah Satria.

"Pergi dan tinggalkan tempat ini dengan cepat, sebelum aku berubah pikiran atau kau masih bersikeras tetap berada di sini dan bersiaplah menemui ajalmu." Pria bernama Jong itu mengusir Satria dengan halus.

Abinawa yang sadar jika tetap berada di dalam kedai akan membahayakan keselamatan dirinya, langsung saja melangkah pergi meninggalkan kedai dengan cepat. Dia tentu tidak cukup bodoh untuk kembali berseteru dengan pria bernama Jong itu.

Abinawa pada akhirnya memilih untuk mencari penginapan murah yang ada di di kota Bawana. Dia perlu istirahat dan hari juga sudah mulai gelap.

Penginapan kecil yang berada di ujung Kota Bawana menjadi pilihannya.

"Nona, bisakah kau berikan aku satu kamar kecil untuk istirahat malam ini ... "

"Tentu saja tuan, kami mematok harga setiap kamarnya lima keping perunggu permalamnya." Pelayan itu menjelaskan harga sewa setiap kamarnya kepada Abinawa.

Tanpa berpikir panjang, Abinawa langsung memberikan lima keping perunggu kepada pelayan itu. Lima keping perunggu sudah harga yang sangat murah untuk sebuah penginapan.

Setelah mendapatkan kunci kamarnya, Abinawa langsung bergegas. Dia tidak benar-benar ingin segera istirahat, perjalanan seharian penuh dan di tambah perselisihan di kedai membuat tubuh dan mentalnya memerlukan waktu istirahat.

Abinawa langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur, dia langsung tertidur dengan nyenyak. Karena sadar jika esok perjalanannya masih panjang.

Namun baru beberapa jam saja dia menutup matanya. Indera pendengarannya mendengar suara keributan tidak terlalu jauh dari kamar penginapannya.

"Apa yang terjadi? Kenapa di luar begitu berisik."

Abinawa langsung saja membuka pintu kamarnya dan menemukan telah terjadi pertumpahan darah di dalam penginapan tersebut.

***

Kelompok Elang Hitam adalah salah satu gerombolan penjahat yang memiliki nama besar di dunia persilatan. Bahkan, rumor yang beredar ketua dari kelompok Elang Hitam memiliki kemampuan yang tidak terlalu jauh dari beberapa jagoan ternama dunia persilatan.

Dia adalah Arya Loka yang di kenal dengan nama Topeng Elang Iblis, dia juga adalah pendiri dari kelompok penjahat elit kelas Wahid ini. Hanya dalam beberapa tahun saja, Kelompok Elang Hitam sudah berhasil mengukir nama dan menjadi salah satu momok menakutkan di dunia persilatan.

"Dwi Pangga, aku memiliki tugas untukmu ... Bawah 30 orang pendekar ahli ke Kota Bawana dan hancurkan kota itu sebagai peringatan kepada Sekte Api dan Angin agar tidak mencampuri urusan kita, aku juga ingin kau membawa Larasati tanpa terluka ke hadapanku." 

Pria bernama Dwi Pangga itu menundukkan kepalanya, "Aku akan menyelesaikan misi ini dengan cepat ketua dan membawa Larasati ke hadapanmu tanpa terluka."

Arya Loka tersenyum tipis, dia tidak meragukan kemampuan dari Dwi Pangga dan percaya jika dia akan menyelesaikan misi ini dengan cepat.

Dwi Pangga langsung undur diri dan bergegas menyiapkan pasukan yang akan di bawahnya. Dia tidak ingin menunggu terlalu lama, setelah semuanya selesai, Dwi Pangga langsung memimpin pasukannya untuk segera menuju Kota Bawana.

Dengan kemampuan dan ilmu meringan tubuh tingkat tinggi yang di kuasai oleh anggota Elang Hitam, membuat mereka dapat dengan cepat tiba di Kota Bawana. Tepat tengah malam, mereka sudah tiba di kota tersebut.

"Sayang sekali, kota seindah ini harus musnah ... " Dwi Pangga tersenyum tipis.

Dia langsung memerintahkan pasukannya untuk segera bergerak meratakan Kota Bawana, sementara dirinya langsung bergerak menuju kediaman utama Wali Kota.

Dwi Pangga dengan mudahnya melompat dari satu genteng ke genteng lainnya. 

Sebuah kediaman paling mewah di Kota Bawana terlihat di depan matanya. Terlihat beberapa prajurit tampak melakukan ronda malam untuk memastikan keamanan kediaman Wali Kota.

"Mari kita mulai pembantaian malam ini ... "

Sleshhhh!!!

Gerakan cepat dari Dwi Pangga dengan segera menebas batang leher dua orang prajurit yang sedang melakukan penjagaan. Dua orang prajurit itu tumbang, tanpa perlawanan.

Selanjutnya, pedang milik Dwi Pangga kembali berlumur darah dengan cepat. Pedang itu kembali merenggut banyak nyawa prajurit dengan cepat dan tanpa perlawanan.

Dalam waktu singkat, kediaman Wali Kota sudah berlumuran darah di mana-mana. Jeritan kematian terdengar semakin sering di area kediaman Wali Kota tersebut. Hal itu tentu langsung menarik perhatian Komandan Jong.

"Bedebah!!! Berani sekali kau membuat onar di area kediaman Wali Kota, kau benar-benar mencari mati!!!" Bentak Jong dengan kesal.

Dwi Pangga yang melihat kedatangan dari Komandan Jong, tampak menyambutnya dengan senyum tipis dan mengejek.

"Kau datang juga akhirnya, aku dengar kau adalah pendekar terkuat yang menjaga kediaman Wali Kota." Dwi Pangga menghunuskan pedangnya ke arah, menantang Komandan Jong.

Komandan Jong yang di tantang dan di rendahkan, tentu merasa tidak terima. "Jumawa, aku akui keberanian dirimu, tapi apa keberanianmu di lengkapi dengan kemampuan yang mumpuni juga ... " 

"Haha menarik, aku ingin melihat apakah kau masih memiliki keberanian setelah mengetahui dengan siapa kau berhadapan .... " Dwi Pangga mengeluarkan topeng hitam elang berwarna merah darah yang menunjukkan jika dirinya memiliki jabatan tinggi di Kelompok Elang Hitam.

Komandan Jong yang melihat topeng merah darah yang di gunakan oleh musuhnya, tentu langsung membuat bulu kuduknya berdiri. Dia tentu mengetahui Kelompok Elang Hitam, namun dia tidak pernah menduga akan berhadapan dengan salah satunya. Di tambah lagi, musuhnya kali ini menggunakan topeng merah yang menunjukkan jika musuhnya adalah salah satu dari Komandan utama di dalam kelompok Elang Hitam.

"Apa kau terkejut? Haha sudah aku katakan, jika kau mengetahui siapa lawanmu, kau pasti akan sangat terkejut ... " Dwi Pangga tertawa mengejek.

Komandan Jong tersenyum getir, dia sadar akan sangat sulit untuk dia dapat mempertahankan hidupnya kali ini. Namun dia juga tidak dapat lari, karena keselamatan Wali Kota beserta keluarganya berada di tangannya.

"Bagaimana? Apakah kau masih berniat untuk bertarung denganku atau ingin menyembah di kakiku dan memohon ampunan?" Dwi Pangga tersenyum mengejek ke arah Komandan Jong.

Komandan Jong yang merasa harga dirinya begitu di rendahkan, tentu tidak bisa menerima hal itu begitu saja. 

"Bedebah!!! Harga diriku jauh lebih tinggi, lebih baik mati dari pad bersujud meminta ampunan kepada manusia iblis seperti kelompok kalian ini." Komandan Jong berseru dengan lantang dan keras ke arah Dwi Pangga. Walaupun saat ini dia menyadari sulit bagi dirinya untuk dapat mempertahankan nyawanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Achmad Syakir
Penyerangan Dwi pangga terhadap kediaman wali kota
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
ingin mengulang bacanya....terima kasih thor
goodnovel comment avatar
hardi annas
kok banyak nama2 yg salah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Legenda Naga Langit   135. Latihan Maung Cana

    Di saat Abinawa di sibukkan dengan melatih Maung Cana setiap harinya agar menjadi salah satu pendekar nomor satu di daratan dunia persilatan, dan akan menjadi sosok yang akan sangat di andalkan ketika perang pesar antar ras manusia dengan ras siluman nantinya.Sementara Sumbayu terlihat berkutat dengan Bebe lembar lontar di tangannya yang sudah di pembibitan oleh goresan coretan tinta. Sumbayu memang lebih banyak menghabiskan waktunya di meja kamarnya, dari pada berkutat dengan pengembangan kemampuan kanuragan dan silatnya. Hal ini tentunya, karena Sumbayu tahu betul jika kemampuan utamanya bukan pada olah kanuragan, akan tetapi di bidang konseptor/bermain di balik layar dengan strategi dan taktiknya.Seperti saat ini, Sumbayu bukan berantai, akan tetapi dia sedang menyusun beberapa bagan sekte yang harus di bangun dan juga terus di kembangkan, selain kemampuan silat dan kanuragan para murid. Hal ini tentu untuk mempersiapkan sekte ini menjadi kekuatan baru dunia persilatan di masa de

  • Legenda Naga Langit   134. Otak dan Otot

    Pasca Liwandara yang mengalami kritis dan berada d kondisi hidup dan mati, Awundara langsung memberikan perintah kepada setiap anggota Sayap Emas untuk kembali berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka.Liwandara yang sudah di kenal sangat kuat dan perkasa saja masih mampu di libas oleh dunia persilatan, apalagi mereka yang jauh lebih lemah dan malas untuk berlatih guna meningkatkan kemampuan dan kekuatan."Kalian bebas menggunakan setiap sumber daya yang kita miliki, akan tetapi jangan berlebihan dan tidak menimbulkan dampak pada perkembangan kemampuan kanuragan kalian," tutur Awundara.Awundara kali ini turun langsung memberikan perintah kepada setiap anggota, tentu hal ini membuat banyak persepsi di antara anggota mereka, apalagi berita tentang Liwandara kritis sudah menyebar dan hampir di keju oleh seluruh anggota Sayap Emas."Kemampuan kelompok kita hari ini masih belum cukup untuk membuat kelompok kita menguasai dunia persilatan, maka dari itu aku persilahkan kalian menggunakan

  • Legenda Naga Langit   133. Sosok Misterius Sayap Emas

    Awundara benar-benar murka, dia sangat sulit percaya jika sosok kepercayaannya itu menderita luka dalam yang sangat serius. Bahkan untuk menyelamatkan nyawanya, Awundara harus merelakan begitu banyak sumber daya berharganya.Misi yang sebelumnya di anggap mudah, kini malah memakan korban yang tidak sedikit bagi Sayap Emas. Padahal sebelumnya, Awundara sudah memberi perintah untuk mereka segera berkemas dan pindah ke Pulau Es Utara, karena dia meyakini jika Liwandara tidak akan mengalami kegagalannya."Kau harus selamat, Liwan. Kita masih memiliki misi besar untuk menjadi penguasa dunia persilatan bersama... Kau tidak boleh mati," ucap Awundara.Awundara dan Liwandara sudah bersama sejak puluhan tahun terakhir, di mulai dari hanya seorang pendekar perampok, kini menjelma menjadi salah satu kekuatan dunia persilatan. Awundara ingat betul, jika dalam sebuah aksi, mereka di pertemukan dengan sosok misterius yang memberikan kitab silat tingkat tinggi dan sumber daya berharga, yang pada akh

  • Legenda Naga Langit   132. Sekte Naga Langit

    Detik berganti menit, dan menit berganti pula menjadi jam. Tidak terasa satu hari telah berlalu. Abinawa dan dua rekan seperjalanannya bergegas menuju wilayah bagian selatan yang akan di jadikan lokasi berdirinya sekte mereka.Hutan luas menyambut mereka, pepohonan menjulang tinggi, tidak jauh dari lokasi mereka berdiri terdapat air terjun yang akan menjadi sumber penghidupan sekte ini nantinya. "Di sinilah kita akan mendirikan Sekte, Sekte Naga Langit. Jadi sekarang waktunya untuk bekerja... " Seru Abinawa dengan semangat.Abinawa dengan pedang pusakanya mampu memotong pohon-pohon tinggi itu dengan mudahnya, dia bahkan tidak mengalami kesulitan memindahkan dan membelahnya. Pekerjaan yang harus memakan waktu lama, mampu di selesaikan oleh mereka hanya dalam waktu kurang dari satu hari.Sebuah komplek bangunan sudah berdiri dengan kokohnya. Terdapat tiga bangunan utama yang di fungsikan sebagai tempat latihan dan pembelajaran jurus-jurus. Sementara dua ruangan lainnya di fungsikan seb

  • Legenda Naga Langit   130. Perpisahan

    Ini harusnya Bab 230. "Siapa dirimu sebenarnya anak muda!!! Aku tidak pernah memiliki urusan denganmu, aku mohon ampunilah aku, aku akan menjadi orang baik dan akan hidup dengan bertanam dan berkebun, aku berjanji," Sorkan memohon ampunan dari pemuda yang berdiri dengan pedang di genggaman tangan kanannya itu. "Mengampuni orang seperti dirimu hanya akan membuat masalah di masa depan, bisa jadi kau akan mencari cara untuk menjadi lebih kuat, setelah itu kau akan menciptakan banyak kekacauan yang akan membuat umat manusia menjadi sengsara, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi... Jadi sebaiknya orang-orang seperti dirimu ada baiknya di lenyapkan saja, " ucap pemuda itu dengan sorot mata yang tajam. Sorkan hanya bisa meneguk selivanya, semua bulu yang ada di tubuhnya berdiri dengan serempak. Pemuda di hadapannya seolah-olah menjelma menjadi iblis haus darah yang akan mencabut nyawanya sebentar lagi. Sorkan menggenggam erat pedangnya, dia tentu tidak ingin mati tanpa memberikan p

  • Legenda Naga Langit   230. Kota Mentari Kuning

    Setelah semua masalah yang mendera Kota Tanjung Hitam selesai dan kota itu kembali seperti sediakala, barulah Abinawa melanjutkan perjalanan menuju salah satu desa yang berada di ujung barat yang akan di jadikan berdirinya sekte yang akan mereka dirikan.Tujuan mereka kembali melanjutkan perjalanan memang untuk menuju ujung barat tepat hampir di bawah sinar matahari terbenam. Abinawa akan mendirikan sebuah sekte di sana dan di kemudian hari akan menjadi salah satu kekuatan utama dunia persilatan.Selain itu, Abinawa memiliki tujuan lain, yaitu pusaka legendaris milik salah satu pendekar kera bijaksana, yaitu tongkat Mahadewa. Konon kekuatan pusaka ini hampir sama kuatnya dengan kemampuan pedang naga langit milik Abinawa saat ini.Berita tentang pusaka tongkat Mahadewa tidak banyak di ketahui oleh para pendekar dunia persilatan, karena 100 tahun yang lalu sudah di lakukan pencarian akan tetapi tidak di temukan sehingga di anggap hanya mitos belaka.Namun, Banyu Aji yang memiliki banyak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status