Wanda tersenyum puas setelah kejadian di aula utama itu. Dia kagum dengan Lexso yang berhasil memancing amarah Asgar, sehingga berhasil membuat banyak pembesar kaum siluman mendukung argumentasinya.Namun, Wanda juga tidak dapat percaya begitu saja dengan keputusan yang di ambil oleh Asta karena dia tahu betul bagaimana tabiat dari Asta yang terkenal sangat serakah, tentu tidak akan dengan mudah merelakan pusaka itu hilang dari genggaman tangannya."Persiapkan semua pasukanmu untuk siaga, karena aku merasakan jika Asta tidak akan menyerah begitu saja." Lexso menganggukkan kepalanya, pertanda memahami kegelisahan dan kekhawatiran dari Wanda."Penasehat tidak perlu terlalu khawatir, karena aku sudah menyiapkan pasukan, jikalau memang terjadi pertumpahan darah saat upacara sakral esok hari." Senyum tipis terlukis di wajah Wanda, dia tidak pernah meragukan kemampuan Lexso, entah dalam hal kekuatan ilmu kanuragan ataupun kecerdasannya dalam mengatur strategi, serta menghimpun kekuatan d
Abinawa yang menyadari jika sebentar lagi akan terjadi perang saudara, tentu tidak ingin ikut campur. Dia lebih memilih untuk mencari tempat aman untuk berlindung.Namun, dia dengan cepat menyadari jika dia akan mengalami kesulitan untuk selamat dari tempat ini, jika kelompok Wanda mengalami kekalahan. Di tambah lagi, Abinawa tidak mengetahui di mana arah pintu keluar dari Gunung Tanpa Batas.'Aku tidak memiliki pilihan lain, seperti hanya dengan bertarung mampu menyelesaikan semuanya.' batin Abinawa.Abinawa menarik nafas panjang, sebelum menghembuskan secara berlahan. Dia melompat masuk ke area perperangan.Kehadiran dan keikut campuran dari Abinawa jelas tidak di perkirakan oleh kelompok Wanda dan Asta."Tenanglah, aku berpihak kepada Tuan Wanda." Kata Abinawa yang menunjukkan dirinya berpihak ke kelompok mana.Pernyataan dari Abinawa menjadi angin segar bagi kelompok Wanda dan menjadi sebuah kabar buruk bagi kelompok Asta.Tambahan satu orang dalam sebuah peperangan, tentu menjadi
Lexso terhempas jauh ke belakang, menghantam dinding alun-alun, tetapi Lexso dengan cepat memusatkan tenaga dalam pada kakinya guna membuatnya tidak terhempas lebih jauh lagi."Kemampuan ras Jalak Hitam benar-benar tidak dapat di remehkan." Gumam Lexso sembari mengalirkan tenaga dalam ke bagian dadanya untuk mengurangi rasa sakit dan sesak di bagian dada, akibat benturan kekuatan keduanya.Sementara itu, Asgar terhempas jauh ke belakang, bahkan menghancurkan beberapa tembok. Tak lama setelah itu, Asgar memuntahkan darah segar berwarna hitam pekat yang menandakan dirinya mengalami luka dalam yang serius.Setelah itu, Asgar kehilangan kesadarannya karena tidak tahan menahan rasa sakit di bagian dadanya. Beberapa organ tubuhnya sudah rusak, bahkan tulang-tulang tubuhnya sudah berpindah tempat dan patah.***Keadaan semakin tidak terkendali, hampir di seluruh penjuru alun-alun Kota Siluman. Darah sudah berceceran dan jerit keputusaan terdengar berkali-kali saat nyawa terpisah dari tubuh.
Abinawa berdiri dengan gagah, dengan tangan kanannya menggenggam erat pedang naga langit. Dia berdiri menantang Asta, yang saat ini memiliki kemampuan paling tinggi berkat keris perak di tangannya."Ternyata kau anak manusia!!! Seharusnya kau memanfaatkan situasi ini untuk melarikan diri. Bukan malah nekad berhadapan denganku." Asta berkata dengan sombongnya.Sementara itu, Wanda yang sadar jika Abinawalah yang menyelamatkan dirinya merasa bersalah karena sudah melibatkan sosok Abinawa dalam internal kaum siluman, padahal Abinawa adalah tamu agung bagi Wanda."Nak, mundurlah. Kau bukan tandingan tua bangka tidak tahu diri ini." Wanda mencoba berdiri dengan gagah, walaupun dia masih merasa di beberapa bagian tubuhnya terasa sakit dan remuk. Namun, tak lama setelahnya, Wanda kembali berlutut karena luka yang di deritanya sangat serius. "Pulihkan dulu luka di tubuhmu Tuan, aku akan menahannya selama mungkin." Sementara itu, Asta yang melihat hal itu tampak sengaja menahan diri untuk ti
Wanda yang merasa yakin, jika Abinawa mampu menahan Asta. Maka Wanda langsung memusatkan konsentrasinya, dia mengambil posisi bersila dan mulai menutup mata dengan berlahan.Wanda jelas sedang melakukan meditasi, guna mengembalikan tenaga dalamnya dengan cepat. Tubuh Wanda dengan cepat di selimuti aura bening yang membentuk selubung di sekujur tubuh Wanda dan memancarkan aura yang kuat.Dalam sekejap, Wanda dapat merasakan tenaga dalamnya sudah kembali, meskipun tidak sepenuhnya."Ini sudah lebih dari cukup." Wanda membuka matanya dan melihat Abinawa masih terlibat jual beli serangan dengan Asta yang memiliki kemampuan jauh di atasnya."Mengerikan, meskipun dia kalah dalam segala hal tetapi dengan dia mampu menahan Asta, sudah menunjukkan seberapa hebat dirinya." Lanjut Wanda.Asta langsung melompat cepat masuk ke dalam pertarungan."Dia mungkin tidak mampu, tapi aku memiliki kemampuan yang berada di atas dirimu dan aku sangat percaya diri mampu merebut keris perak yang bukan hakmu i
Setelah pertarungan itu, Asta akhirnya berhasil di ringkus dan di tahan di penjara bawah tanah, serta keris perak sudah berada di tangan Wanda.Wanda juga langsung mengambil alih kepemimpinan dan memastikan semua hal dalam kendalinya dan tidak ada lagi lagi perpecahan di dalam kaum siluman yang akan menimbulkan masalah lainnya ke depannya."Aku sungguh berterima kasih kepadamu nak, karena berkat bantuan dan pertolonganmu kala itu aku dapat mengalahkan Asta." Ucap Wanda."Sudah hakikatnya kita sebagai mahkluk ciptaan tuhan untuk saling membantu paman." Jawab Abinawa.Wanda tidak ingin terlalu lama berbasa-basi, dia dengan segera memberikan Keris Perak itu kepada Abinawa. Dia jelas tidak ingin di kuasai ambisi dan nafsu sama seperti yang merasuki Asta."Ini terlalu berharga tuan, apakah tidak salah memberikannya kepadaku?" Tanya Abinawa.Wanda menggeleng pelan, "Keris Perak ini titipan dan kau adalah orang yang di tunggu oleh keris perak selama ini, karena tidak akan pernah ada manusia
Penawaran yang di berikan oleh Arga jelas sesuatu yang sangat mengejutkan. Dia tidak pernah berpikir jika Sekte Api dan Angin akan memberikan penawaran kepada dirinya untuk kembali dan menjadi bagian dari sekte itu.Abinawa yang mendapatkan tawaran tersebut jelas menolaknya. Dia jelas tidak pernah berniat kembali ke Sekte Api da Angin setelah di buang bak sebuah sampah."Kembalilah, karena aku tidak pernah sudi untuk kembali ke Sekte Api dan Angin." Ucap Abinawa."Nawa, aku harap kau memikirkan hal ini sekali lagi, karena dengan kemampuanmu sekarang, maka kau akan mendapatkan sumber daya yang besar dari sekte dan akan membuatmu berkembang dengan pesat ketimbang kau harus mengembara... " Jelas Arga yang masih mencoba membujuk Abinawa untuk kembali.Abinawa tetap pada pendiriannya, dia tidak akan kembali ke Sekte Api dan Angin, sekalipun mereka menjanjikan sumber daya yang berlimpah."Aku sudah nyaman sebagai seorang pengembara, aku juga mampu menjadi pendekar akibat sebuah pengembaraan
Stadium sudah kembali di penuhi oleh para pendekar dari berbagai kalangan. Mereka semua datang jelas ingin menyaksikan serunya pertandingan di partai semi final.Pertandingan pertama mempertemukan Ayundia dengan Batari Ambar. Ayundia yang sudah di prediksi sejak awal masuk semi final, jelas bukan menjadi kejutan bagi para penonton. Sementara keberhasilan Batari Ambar bertahan hingga babak semi final, tentu menjadi sebuah kejutan yang tidak pernah di prediksi oleh semua kalangan, di tambah lagi Batari Ambar berasal dari sekte kecil.Ayundia sudah berdiri di atas panggung arena dengan tegap dan pandangan yang tajam. Di punggungnya terselip dua pedang kecil yang menunjukkan jika Ayundia memiliki kemampuan berpedang.Semua penonton bersorak melihat sosok Ayundia, selain tampak gagah, kecantikan yang di miliki oleh Ayundia benar-benar menjadi daya tarik tersendiri bagi seorang Ayundia."Ayundia benar-benar luar biasa, aura yang di keluarkan dari tubuhnya benar-benar mengagumkan... " "Keca