Home / Fantasi / Legenda Pendekar Biru / Bab 102 Gadis Asing

Share

Bab 102 Gadis Asing

Author: Pujangga
last update Last Updated: 2025-08-14 19:34:32

Lintang awalnya sangat ingin menghajar rombongan Raden Dahlan, tapi saat itu akan terjadi. Dia merasakan ada suatu aura yang tidak asing membuat pemuda itu langsung mengejarnya.

Namun Lintang lupa belum membayar makanan sehingga terpaksa harus kembali lagi.

Dan ketika semua itu selesai, Lintang segera melesat lagi mengejar aura yang tadi sempat terasa.

Tapi naas, Lintang kehilangan jejaknya, membuat dia mengumpat panjang pendek memaki rombongan Raden Dahlan, menyalahkan mereka karena telah membuang waktunya.

“Sial!” umpatnya.

“Garuda merajai langit!” seru Lintang melesat jauh ke cakrawala.

“Ke mana dia? Aku sangat yakin dia tadi berada di kota ini,” Lintang mengedarkan pandangan berusaha kembali mencari.

Waktu saat itu memang sudah mulai gelap membuat pandangan Lintang menjadi semakin terbatas.

Tapi beberapa saat kemudian, telinganya mendengar suara dentingan senjata.

“Pertarungan?” Lintang mengerutkan kening.

Dia segera berbalik menyipitkan mata memandang ke arah batas kota.

“Benar!
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 108 Pelajaran

    Setelah mendengar pengakuan Lintang, sang pemilik penginapan tidak lagi berani berbicara.Dia mundur memberi jalan agar Lintang bisa keluar, sementara para pelayan menggeleng tidak habis pikir.“Dia pasti mati,” gumam sang pemilik penginapan di dalam hati.Lintang mampu mendengar itu, tapi dia tidak peduli. Alih-alih takut, Lintang malah kembali bersiul, berjalan menuju pintu seakan tidak memiliki beban.“Dasar bocah gila,” sang pemilik penginapan menggeleng.Kreeeeet!Lintang membuka pintu utama penginapan, menunjukan diri kepada Raden Dahlan dan semua pasukannya.“Hahahahahaha, akhirnya kau muncul juga pemuda siluman!” Raden Dahlan tertawa senang.Begitu juga dengan 11 berandal yang bersamanya, sementara para prajurit yang tadi menyebar segera berkumpul mengelilingi halaman penginapan sembari menghunuskan tombak dan pedang ke arah Lintang.“Sudah beruntung kemarin kau tidak mati di tanganku dasar pemuda manja. Namun sayang ternyata dirimu tetap ingin kuhajar, baiklah!” ucap Lintang

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 107 Pasukan Kadipaten Talang Bayang

    Pagi hari saat Lintang bangun dari peristirahatannya, dia dikejutkan dengan 1600 prajurit kadipaten yang mengepung penginapan.Waktu itu Balada, Cantika, Ki Larang, Wirusa dan yang lain sudah tampak panik di dalam kamar.Mereka tidak percaya masalah di rumah makan ternyata akan berbuntut sebesar ini.“Akhirnya kau bangun juga, adik nakal. Sial! Tidurmu begitu lelap seperti bangkai,” umpat Balada.“Hihihihi, aku lelah sekali kak. Ini juka karena si gadis galak itu,” tunjuk Lintang ke arah wajah Cantika.“Cih!” Cantika langsung membuang pandangan.Putri Widuri dan Nindhi terlihat tidak suka terhadap Cantika, tapi mereka tidak berani mengatakan apa-apa karena tidak mau Lintang kecewa.“Ini terlalu banyak, senior. Sekarang bagaimana?” tanya Balangbang bingung.Mereka masih bersembunyi di dalam kamar karena tidak tahu entah harus melakukan apa.“Para berandal sialan itu ya,” Lintang menarik napas dalam seakan sedang memikirkan sesuatu.“Kita tidak bisa lari dari mereka. Baiklah! Biarkan ak

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 106 Mahluk Astral

    Cantika Ayu memang memiliki watak keras, kejam, serta haus akan darah. Tapi sebagai seorang wanita, dia juga sesungguhnya memiliki kelembutan hati serta rapuh akan rasa sakit.Terbukti, kali ini Cantika benar-benar menunjukan sisi lain pada dirinya. Gadis itu menangis lirih di dalam pelukan Lintang.“Sekte Iblis Darah?” Balada, Ki Larang dan yang lain sama-sama melebarkan mata tidak pernah mendengar nama organisasi semacam itu.Bagi Lintang sendiri, nama iblis sudah tidak asing di telinganya, dia bahkan memiliki beberapa teman dari bangsa iblis di dalam pusaka pagoda. Pusaka masa lalu yang bisa ia panggil ketika telah mencapai tingkat kanuragan tertentu.Namun pusaka itu masih tersimpan di dalam dunia dimensi yang belum bisa dirinya buka.Tapi mendengar kata iblis dari mulut Cantika, Lintang langsung mengerti bahwa di dunia ini juga ternyata ada mahluk-mahluk astral layaknya di semesta Narapada dan Mayapada.Ini membuktikan bahwa alam para dewa juga pasti sangat dekat, membuat Lintang

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 105 Sekte Iblis Darah

    Balada, Ki Larang, Bagas, Balangbang, Jaka, Wirusa, dan semua murid gadis padepokan di penginapan terkejut mendapati Lintang membawa seseorang.Terlebih ketika tahu yang dibawanya ternyata seorang gadis muda, membuat Nindhi dan putri Widuri sempat memasang tatapan marah.Bahkan Balada sampai memakinya karena Lintang selalu bergerak sendiri tanpa persetujuan kelompok.Balada tidak sadar bahwa gadis di sana adalah Cantika di mana saat terakhir bertemu dulu, Cantika masih sangat kecil.“Aku bangga kau sudah menjadi pendekar sakti, Kusha. Tapi prilaku sesuka hatimu itu bisa menggagalkan misi kita. Kau harus sadar bahwa kita ini adalah kelompok!” Balada benar-benar marah kepada Lintang.Dia marah karena khawatir akan keselamatan adiknya, di mana Lintang kerap gegabah dengan selalu mencampuri urusan orang lain.Lintang hanya menunduk menerima semua makian Balada, sementara Ki Larang dan yang lain tidak berani berbicara.Baru setelah Balada selesai, Lintang mulai menjelaskan bahwa gadis yang

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 104 Satu persen kekuatan Lintang

    Mendapati serangan dari berbagai sisi, Lintang masih berdiri tenang sembari memegangi serulingnya.Namun ketika semua serangan itu akan tiba, dia mulai menarik salah satu kakinya, membentuk kuda-kuda jurus pertahanan petapa.“Mati kau sialan!” teriak sang pemimpin sembari menebaskan pedang.Wush! Wush! Wush!11 pedang berkekuatan tinggi menderu hampir mengenai Lintang. Tapi sebelum semua serangan itu berhasil mengenai sasaran, Lintang segera membentuk segel tangan yang sudah lama tidak dirinya lakukan.“Kubah energi!” guman Lintang.Wush!Sebuah kubah transparan tiba-tiba muncul dari tubuh Lintang, mengurung pemuda itu membuat semua senjata lawan langsung berhamburan terpental.Trang! Trang! Trang! Traaaaaang!Percikan api dari benturan pedang-pedang lawan menyebar menerangai malam, membuat mata Cantika Ayu kembali melebar.“Ju-ju—jurus macam apa itu!” bibir Cantika Ayu terbata.Sementara 11 pendekar yang memburunya ikut berhamburan terpental bersama senjata mereka.Brak! Brak! Brak!

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 103 Cantika Ayu

    Gadis cantik yang sedang Lintang cari itu tenyata adalah Cantika Ayu, cucu dari Pendekar sakti bergelar Aki Pancarasa atau lebih sering di panggil Ki Keling.Usia Cantika Ayu kini telah menginjak 13 tahun, dia menjelma menjadi seorang gadis cantik berperangai keras yang senang akan pembunuhan.Namun akibat sifat buruknya tersebutlah gadis itu kerap diburu banyak pendekar untuk dilenyapkan.Satu bulan yang lalu, Cantika bersama Ki Keling tengah mengembara di sebuah nagari bernama Ateja.Mereka terus berpindah-pindah tempat untuk menghindari para pendekar yang memburunya.Namun pada suatu malam, tempat persembunyian keduanya ditemukan oleh salah satu kelompok pemburu.Mereka dikepung oleh ribuan pendekar sakti, membuat Cantika dan Ki Keling mengalami kekalahan.Cantika kabur seorang diri ke arah utara, sementara Ki Keling berusaha menahan musuh agar cucunya bisa lolos.Cantika terus berlari selama berhari-hari tanpa henti, hingga pada akhirnya dia sampai ke wilayah kerajaan Ampera.Tapi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status