Mag-log inAlhasil Lintang kembali dibuat terkejut ketika mendapati batuan daerah baru yang akan dia lewati ternyata mengandung unsur batuan bintang yang sangat langka.Entah batuan apa namanya, yang jelas Lintang bisa merasakan bahwa tanah dan batuan di sana berasal dari semesta kuno jauh sebelum seluruh alam raya terbentuk.Dia mengetahui itu dari kepingan ingatan Dewa Narayan yang berhasil Kusha selami ketika bocah itu mencari informasi mengenai Kuil Wisnu.Mendapati hal tersebut, Lintang lantas menebak bahwa dunia peri yang dirinya tempati saat ini memanglah bukan bagian dari Alam Raya.Tetapi dunia kuno terpisah yang berada di dimensi berbeda yang Lintang sendiri tidak mengetahuinya.“Sial! Siksaanku akan semakin berat jika seperti ini. Haih! Mengapa paman Rodo Walo tidak menjelaskannya sedari awal,” tutur Lintang mengumpati dirinya sendiri.Dia sadar, perjalanan menuju gunung Kanukus akan memakan waktu lebih lama jika ditempuh dengan berjalan kaki. Dan itu tentu akan sangat berat bagi Lint
“Hahaha, bodoh! Belajar jurus tingkat tinggi tanpa pernah mempraktekannya dipertempuran nyata masih merasa dirimu paling benar? Sungguh menyedihkan,” tutur Lintang membuat wajah putri Purbararang semakin pucat.“Ba-bagaimana kau tahu? Cepat lepaskan aku berengsek! Ayo kita kembali bertarung!” teriak Putri Purbararang berusaha melawan energi cahaya berharap bisa melepaskan totokan Lintang.Tetapi semakin dilawan, energi cahaya milik Lintang malah mengikatnya semakin erat membuat sang putri mengerang merasa kesakitan.“Kau harus tahu gadis muda, konsentarsi ratusan juta lingkaran energi tidak hanya akan menghancurkan wilayah hutan ini saja. Tetapi seluruh daratan bersama semua penghuninya juga akan turut binasa,” ungkap Lintang.“A-apa? Ti-tidak mungkin, dasar pembual!” putri Purbararang melebarkan mata.“Haih, kau memang angkuh ternyata. Percuma saja, semua penjelasanku tidak akan pernah kau terima,” Lintang menggeleng.Mendengar itu, jantung putri Purbararang seketika berdetak kencang
“Sial! Oii, tunggu dulu! Apa yang akan kau lakukan gadis galak?” tanya Lintang sebelumnya sembari melebarkan mata.Namun putri Purbararang ternyata tidak menggubrisnya. Alih-alih menanggapi pertanyaan Lintang, dia malah tetap melanjutkan proses pembentukan jurusnya.“Benar-benar gadis angkuh, sial!” umpat Lintang.Tidak ingin celaka oleh seorang gadis tidak dikenal, Lintang pun terpaksa harus mengeluarkan Cakra Sudarsana.“Darsa!” seru Lintang.Wush!Sebuah piringan cahaya berputar seketika muncul dari punggung Lintang.Awalnya piringan cahaya itu sangat kecil, tetapi dengan kuasa Lintang, dia tiba-tiba membesar menjadi sebuah pusaran raksasa.Daratan berguncang karena tekanan energinya, sementara langit bergemuruh mengeluarkan suara mencekam seperti sedang terjadi badai lautan, membuat tubuh putri Purbararang seketika bergetar dengan wajah pucat dipenuhi ketakutan.“Pu-pu—pusaka macam a-apa itu? Ce-celaka? Si-siapa dia sebenarnya?” gumam putri Purbararang terbata.Kali ini keadaan be
Selepas membantu Rodo Walo menyelesaikan kemelut hatinya, Lintang kemudian tiba-tiba menghilang, membuat semua orang langsung berdiri terkejut mengedarkan pandangan.“Kusha?” teriak Rodo Walo merasakan Lintang melesat ke arah barat.Sementara yang lain melirik kesana-kemari berusaha menemukan titik keberadaan Lintang.“Kalian pergi saja duluan, paman, aku nanti menyusul,” seru Lintang jauh dari ketinggian.“Kau hendak kemana, Kusha?” teriak Rodo Walo cemas khawatir Lintang masih menyimpan amarah terhadapnya. “Aku memiliki sedikit urusan dulu, paman. Jangan menungguku, pergilah!” sambung Lintang menjelaskan.“Dasar aneh, baiklah!” teriak Rodo Walo pasrah.Tetapi bersamaan dengan itu, dia juga merasa tenang karena ternyata Lintang benar-benar telah memaafkannya.“Pemuda itu sungguh misterius,” ungkap perompak tua berbadan tegap menggeleng.“Dia memang seperti itu, Gana. Sejak pertama kali bertemu aku tidak pernah bisa memahami sikapnya. Namun meski begitu, dia memiliki hati yang begitu
Dia bahkan sempat bertekad akan mengubur cerita tersebut bersama kematiannya kelak. Di mana apa yang dirinya lakukan di hari saat akan membunuh Maha Prabu Tapa Mukti bisa menyakiti hati seluruh bawahannya, termasuk Kasana dan para perompak yang ada di sana.Namun pertanyaan dari Lintang sudah terlanjur membuat Kasana curiga, sehingga mau tidak mau Rodo Walo terpaksa harus mengungkapnya.Tetapi sebelum bercerita, Rodo Walo sangat penasaran mengapa Lintang bisa memahami masalah sampai ke titik itu?“Itu mudah saja paman,” jawab Lintang.“Sejak awal, aku memang sudah memiliki firasat tentang hubungan dirimu dengan raja penguasa Nagari Sakuta,” ungkap Lintang membuat Rodo Walo semakin terkejut.“Ka-kau? Ba-bagaimana kau ...?” Rodo Walo tidak bisa berkata-kata.“Ada beberapa alasan yang mendasari firasatku. Pertama saat paman menjemputku, aku tidak menemukan adanya dendam di mata Prabu Tapa Mukti. Hal ini tentu sangat aneh, karena sebagai penjahat besar yang pernah ingin membunuh raja, seh
“Aku tahu paman, lupakanlah,” angguk Lintang.Selanjutnya tanpa diminta, Rodo Walo kemudian menceritakan seperti apa hubungan dirinya dengan kelompok peri kegalapan, termasuk mengapa dia sangat memusuhi Nagari Sakuta.Ternyata, dahulu Nagari Sakuta adalah Nagari yang kejam. Mereka tega membunuh siapa pun yang diduga memiliki keterkaitan dengan nagari peri kegelapan.Termasuk membumi hanguskan desa-desa kecil di kerajaan peri merah. Yang salah satunya merupakan desa tempat keluarga Rodo Walo berada.Waktu itu Rodo Walo kecil menyaksikan sendiri, bagaimana Nagari Sakuta membantai ayah, ibu, kekek, nenek, kakak, dan adiknya, bersama seluruh penduduk desa secara brutal.Tidak peduli, tua renta, anak kecil, wanita, bahkan bayi yang baru lahir pun turut menjadi korban keganasan mereka.Sementara pihak kerajaan peri merah tidak mampu berbuat apa-apa. Mereka terlalu takut untuk melawan, sehingga membiarkan sebagian rakyatnya mati begitu saja di tangan pasukan nagari lain.Beruntung saat itu R







