Home / Fantasi / Legenda Pendekar Biru / Bab 85 Kematian Zull Sang Pemimpin Penyamun

Share

Bab 85 Kematian Zull Sang Pemimpin Penyamun

Author: Pujangga
last update Last Updated: 2025-08-10 19:37:21

Selepas mendapatkan apa yang dirinya inginkan, Lintang pun seketika menghentikan serulingnya, membuat semua siluman anjing tiba-tiba menjerit kesakitan sebelum kemudian terkulai meregang nyawa.

Mereka tidak sadar entah siapa yang membunuhnya, yang jelas para siluman tersebut tahu bahwa inti energi mereka telah ada yang mencurinya.

Zull dan para penyamun lain hanya dapat mematung tanpa mampu berbuat apa-apa. Mereka tidak sanggup menghentikan Lintang karena terlalu ketakutan akan kesaktian seruling-nya.

Bagaimana tidak, 300 siluman kuat yang seharusnya mampu membunuh prajurit satu kadipaten saja tidak berkutik oleh seruling itu. Lantas apalagi dengan mereka yang jumlahnya hanya tinggal beberapa puluh orang lagi.

Lutut Zull bergetar hebat seakan tidak mampu lagi menopang berat tubuhnya, sementara para penyamun sudah berlutut sedari tadi.

Zull memegang gada dengan tangan gemetaran. Sedangkan wajahnya pucat dipenuhi keringat dingin.

“Hari ini aku sedang tidak enak hati, jadi kalianlah peli
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 572

    “Dari mana asalmu anak muda? Kau sungguh berbeda dengan kami. Dan apa yang kau bawa itu?” tanya salah satu penjaga berambut kuning tegas.“Aku berasal dari Nagari Sakuta, paman penjaga. Sementara mengenai benda yang kubawa adalah perbekalanku selama diperjalanan berupa selimut, pakaian, dan beberapa bahan obat,” jawab Lintang tenang.“Apa kau seorang tabib?” tanya salah satu penjaga berambut merah penasaran.“Benar paman, aku murid perguruan obat dari barat. Namaku Kusha,” jawab Lintang.“Apa? Hahaha, tidak kusangka, langit memang sedang berpihak kepada kita, Surua. Lihatlah! Dia seorang tabib, hahaha,” penjaga berambut merah tadi tiba-tiba tertawa kegirangan seakan dia memang sedang menanti seorang tabib, membuat Lintang langsung mengerutkan kening tidak mengerti.“Cih! Kau jangan senang dulu, Tomoa. Bisa saja dia hanya seorang penipu,” sergah penjaga berambut kuning yang sebelumnya dipanggil Surua.“Sial! Benar juga,” angguk penjaga Tomoa seraya langsung menyipitkan mata menatap Lin

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 571

    Alhasil Lintang kembali dibuat terkejut ketika mendapati batuan daerah baru yang akan dia lewati ternyata mengandung unsur batuan bintang yang sangat langka.Entah batuan apa namanya, yang jelas Lintang bisa merasakan bahwa tanah dan batuan di sana berasal dari semesta kuno jauh sebelum seluruh alam raya terbentuk.Dia mengetahui itu dari kepingan ingatan Dewa Narayan yang berhasil Kusha selami ketika bocah itu mencari informasi mengenai Kuil Wisnu.Mendapati hal tersebut, Lintang lantas menebak bahwa dunia peri yang dirinya tempati saat ini memanglah bukan bagian dari Alam Raya.Tetapi dunia kuno terpisah yang berada di dimensi berbeda yang Lintang sendiri tidak mengetahuinya.“Sial! Siksaanku akan semakin berat jika seperti ini. Haih! Mengapa paman Rodo Walo tidak menjelaskannya sedari awal,” tutur Lintang mengumpati dirinya sendiri.Dia sadar, perjalanan menuju gunung Kanukus akan memakan waktu lebih lama jika ditempuh dengan berjalan kaki. Dan itu tentu akan sangat berat bagi Lint

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 570

    “Hahaha, bodoh! Belajar jurus tingkat tinggi tanpa pernah mempraktekannya dipertempuran nyata masih merasa dirimu paling benar? Sungguh menyedihkan,” tutur Lintang membuat wajah putri Purbararang semakin pucat.“Ba-bagaimana kau tahu? Cepat lepaskan aku berengsek! Ayo kita kembali bertarung!” teriak Putri Purbararang berusaha melawan energi cahaya berharap bisa melepaskan totokan Lintang.Tetapi semakin dilawan, energi cahaya milik Lintang malah mengikatnya semakin erat membuat sang putri mengerang merasa kesakitan.“Kau harus tahu gadis muda, konsentarsi ratusan juta lingkaran energi tidak hanya akan menghancurkan wilayah hutan ini saja. Tetapi seluruh daratan bersama semua penghuninya juga akan turut binasa,” ungkap Lintang.“A-apa? Ti-tidak mungkin, dasar pembual!” putri Purbararang melebarkan mata.“Haih, kau memang angkuh ternyata. Percuma saja, semua penjelasanku tidak akan pernah kau terima,” Lintang menggeleng.Mendengar itu, jantung putri Purbararang seketika berdetak kencang

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 569

    “Sial! Oii, tunggu dulu! Apa yang akan kau lakukan gadis galak?” tanya Lintang sebelumnya sembari melebarkan mata.Namun putri Purbararang ternyata tidak menggubrisnya. Alih-alih menanggapi pertanyaan Lintang, dia malah tetap melanjutkan proses pembentukan jurusnya.“Benar-benar gadis angkuh, sial!” umpat Lintang.Tidak ingin celaka oleh seorang gadis tidak dikenal, Lintang pun terpaksa harus mengeluarkan Cakra Sudarsana.“Darsa!” seru Lintang.Wush!Sebuah piringan cahaya berputar seketika muncul dari punggung Lintang.Awalnya piringan cahaya itu sangat kecil, tetapi dengan kuasa Lintang, dia tiba-tiba membesar menjadi sebuah pusaran raksasa.Daratan berguncang karena tekanan energinya, sementara langit bergemuruh mengeluarkan suara mencekam seperti sedang terjadi badai lautan, membuat tubuh putri Purbararang seketika bergetar dengan wajah pucat dipenuhi ketakutan.“Pu-pu—pusaka macam a-apa itu? Ce-celaka? Si-siapa dia sebenarnya?” gumam putri Purbararang terbata.Kali ini keadaan be

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 578

    Selepas membantu Rodo Walo menyelesaikan kemelut hatinya, Lintang kemudian tiba-tiba menghilang, membuat semua orang langsung berdiri terkejut mengedarkan pandangan.“Kusha?” teriak Rodo Walo merasakan Lintang melesat ke arah barat.Sementara yang lain melirik kesana-kemari berusaha menemukan titik keberadaan Lintang.“Kalian pergi saja duluan, paman, aku nanti menyusul,” seru Lintang jauh dari ketinggian.“Kau hendak kemana, Kusha?” teriak Rodo Walo cemas khawatir Lintang masih menyimpan amarah terhadapnya. “Aku memiliki sedikit urusan dulu, paman. Jangan menungguku, pergilah!” sambung Lintang menjelaskan.“Dasar aneh, baiklah!” teriak Rodo Walo pasrah.Tetapi bersamaan dengan itu, dia juga merasa tenang karena ternyata Lintang benar-benar telah memaafkannya.“Pemuda itu sungguh misterius,” ungkap perompak tua berbadan tegap menggeleng.“Dia memang seperti itu, Gana. Sejak pertama kali bertemu aku tidak pernah bisa memahami sikapnya. Namun meski begitu, dia memiliki hati yang begitu

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 567

    Dia bahkan sempat bertekad akan mengubur cerita tersebut bersama kematiannya kelak. Di mana apa yang dirinya lakukan di hari saat akan membunuh Maha Prabu Tapa Mukti bisa menyakiti hati seluruh bawahannya, termasuk Kasana dan para perompak yang ada di sana.Namun pertanyaan dari Lintang sudah terlanjur membuat Kasana curiga, sehingga mau tidak mau Rodo Walo terpaksa harus mengungkapnya.Tetapi sebelum bercerita, Rodo Walo sangat penasaran mengapa Lintang bisa memahami masalah sampai ke titik itu?“Itu mudah saja paman,” jawab Lintang.“Sejak awal, aku memang sudah memiliki firasat tentang hubungan dirimu dengan raja penguasa Nagari Sakuta,” ungkap Lintang membuat Rodo Walo semakin terkejut.“Ka-kau? Ba-bagaimana kau ...?” Rodo Walo tidak bisa berkata-kata.“Ada beberapa alasan yang mendasari firasatku. Pertama saat paman menjemputku, aku tidak menemukan adanya dendam di mata Prabu Tapa Mukti. Hal ini tentu sangat aneh, karena sebagai penjahat besar yang pernah ingin membunuh raja, seh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status