Share

03. Pengintai!

"Jika itu adalah suatu hal yang meresahkan hati ibu dan ayah, maka Qing Yuan ini hanya perlu bertindak tanpa harus bertanya apa alasannya." Qing Yuan menjawab tanpa keraguan sedikit pun.

 Qing Fuyu membelai rambut anaknya dan menangkupkan kedua tangannya di pipi Qing Yuan. "Bagus! Bagus, Anaku! Ibu suka atas sikapmu, Ah Yuan-ku!"

"Suatu saat kamu akan mengerti, mengapa ibumu ini sangat menginginkan Yu Shan mati di tanganmu," ujarnya lagi sembari menatap dalam-dalam pupil mata sewarna giok hitam dari Gunung Que milik anak lelakinya.

"Bunuh Shen Ming untuk laoshi!" geram Qing Yuan dalam hati. "Dan bunuh Yu Shan untuk ibu!"

"Habisi semua orang bermarga Shen!" teriak hati Qing Yuan. "Habisi juga semua orang dari Marga Yu!"

Suara-suara dari ayah angkat dan ibunya bagai memenuhi kepala Qing Yuan.

Suara itu bagai terus mendesak dan menuntutnya untuk segera bertindak malam itu juga.

"Shen Ming, Yu Shan! Aku, Yang Yuan yang akan menghabisi kalian atas nama ibu dan guruku!" gumam Qing Yuan dengan gigi saling bergemerutuk.

Pemuda itu lalu mengepalkan tangannya kuat-kuat sambil menyeringai sinis. Wajah tampan itu seketika dipenuhi oleh aura pembunuh yang sangat menakutkan. "Kalian tunggulah kedatanganku! Aku akan mencabut kepala kalian berdua dan mempersembahkannya untuk ibu dan guruku!"

Qing Yuan kemudian tertawa lepas berkepanjangan. Suaranya bagai membelah langit yang mulai berhiaskan warna jingga. Senja itu, telah tersusun sebuah rencana pembunuhan atas dua keluarga yang cukup terpandang di wilayah Propinsi Guangbei.

Pada saat yang sama, ternyata ada beberapa pasang mata tengah mengawasi mereka dari balik rerimbunan semak belukar. Para sosok manusia misterius itu saling berbisik.

"Cepatlah kau laporkan pada ketua kita, bahwa Kelompok Topeng Iblis akan bergerak menyergap kediaman Keluarga Guo malam ini juga. Aku tetap di sini untuk terus mengawasi pergerakan mereka!" bisik salah seorang dari para pengintai.

"Ingatlah, sebagian dari kalian harus bisa memancing kelompok yang dipimpin oleh Yang Shui. Jangan sampai kelompok itu mendahului kita. Kita akan berpura-pura menjadi mereka sesuai perintah dari ketua."

"Baiklah. Kami akan mengatur hal ini sebaik mungkin. Kau berhati-hatilah di sini!" ujar salah seorang dari para pengintai sembari beranjak pergi dari tempat itu.

"Kelompok Topeng Iblis, sekarang mari kita berlomba-lomba, kau atau kami yang memenangkan penyerangan malam ini." Pria yang masih tinggal di semak-semak dan terus mengawasi pergerakan pasukan milik Qing Yuan terlihat begitu sinis menatap sosok-sosok di hadapannya. "Humph, kalian hanya sekelompok bandit hutan yang hanya akan mendapat kesia-siaan belaka!"

Malam itu di kediaman Keluarga Guo. Tepatnya di kaki Gunung Que sebelah timur.

Malam perjamuan tengah dipersiapkan oleh pihak Keluarga Guo dengan sesempurna mungkin. Sepanjang jalan menuju aula dalam yang diperuntukan bagi para tuan dan nyonya tamu undangan telah digelari permadani tebal berwarna merah nan lembut.

Dekorasi ruangan pun ditata sedemikian rupa, hingga seluruh permukaan dinding dipenuhi oleh helaian kain sutra merah panjang berhiaskan huruf hanzi keemasan. Kain-kain itu menjuntai dari atap sampai ke bawah.

Tampak pada bagian atas pintu masuk, juga telah terpasang beberapa papan kayu berukir bertuliskan ucapan selamat datang disertai kalimat ungkapan rasa syukur atas tercapainya sebuah harapan seseorang tertera di sana.

Acara perjamuan besar di Keluarga Guo diadakan guna mengungkapkan kegembiraan Guo Jin dan istrinya, dikarenakan putra mereka yang bernama Guo Han baru saja diangkat menjadi seorang jenderal muda di Kekaisaran Chu.

Meskipun Guo Han sendiri tidak bisa hadir dalam acara perjamuan tersebut, karena sedang menjalankan tugas dari Yang Mulia Kaisar Chu Qi untuk menjaga benteng selatan di perbatasan antara Kekaisaran Chu dan Kekaisaran Liang.

Di Aula Dalam. Para pelayan Keluarga Guo terlihat sibuk menata berbagai macam makanan dan minuman di atas meja kayu berukir yang memiliki panjang delapan jengkal dan lebar empat jengkal seukuran jari orang dewasa. Meja itu diperuntukan untuk seorang kepala keluarga beserta pasangannya.

Aula luar pun juga tak kalah indahnya dari aula dalam. Tempat itu sengaja dipersiapkan untuk para tuan dan nona agar saling bertemu. Meja mereka pun saling berhadapan dalam jarak tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh supaya mereka bisa saling bertatap muka satu sama lain.

Di atas meja berukir indah berselimutkan kain satin telah tertata berbagai hidangan makan malam yang sangat istimewa. Satu piring ayam panggang utuh berwarna coklat, karena dimasak dengan menggunakan saus kedelai hitam. Satu piring besar cah sayuran, satu piring besar buah-buahan segar berjajar dengan beberapa piring kue basah dan kering sebagai camilan.

Semuanya terlihat begitu cantik dan berkesan mewah. Satu set peralatan minum teh serta beberapa guci arak yang terbuat dari beras dan buah dari kedai arak Sungai Anggur milik Yu Shu, juga turut menjadi sajian istimewa dalam perjamuan di malam tersebut.

Sepertinya, ini akan menjadi malam yang tak akan dilupakan oleh mereka yang datang ke sana, karena sesuatu yang besar sedang mengintai dari balik kegelapan!

Kelompok Qing Yuan mulai beraksi....

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Qian San Tang
Nagih ceritanya
goodnovel comment avatar
Lafiza
Seru, Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status